Mendadak Kaya Raya - Bab 66 Bisakah Memberi Keluarga Kami Satu Mobil Saja?

“Eh, kalian ini jangan begitu tidak tahu malu ya.” Desta mengerutkan kening dan wajahnya sangat muram. Dia merasa IQ-nya telah diserang dengan beribu serangan. Masalah seperti ini juga bisa-bisanya melemparkan kesalahan kepadanya?

“Bagaimana caramu bicara ini hah? Hanya seorang menantu yang bergantung ke calon istri saja bisa-bisanya berani berdebat? Percaya atau tidak, aku akan menyuruh adikku untuk mengusirmu agar kamu tidur di jalanan?” Nobu maju ke depan dan langsung berdiri di depan Desta dengan tubuhnya yang tegap dan memandang rendah Desta.

“Benar sekali, bisa-bisanya marah? ayo pergi. Aku akan bicara kepada Wulan. Pria yang tidak punya etika seperti ini masa masih mau saja? Bukannya ini sama saja bencana untuk Vina ya? Lebih baik menikahkan Vina dengan putraku.” Liani berkata seperti penuh teori yang masuk akal. Dia melingkis lengan bajunya lalu naik dan masuk ke rumah.

Desta sangat malas sekali memedulikan mereka. Dia langsung mengendarai mobil Mercedez Benz yang satunya untuk pergi ke perusahaan tempat Vero bekerja.

Rezka dan Rezki menatap Desta yang mengendarai mobil Mercedez Benz itu pergi. Mereka mau menghalangi tapi tetap tidak bisa menghalangi sehingga hanya bisa marah-marah dan ikut naik masuk ke rumah.

Pokoknya masalah ini jelas akan dilemparkan kepada Desta. Siapapun yang datang tidak akan gunanya dan pasti yang lain akan berpihak kepada mereka.

Setibanya di perusahaan, hanya ada Vero seorang yang ada di kantor. Begitu melihat Desta menghampirinya, Vero pun tersenyum dan mulai merapikan meja kantornya, “Sudah dijemput ya? mereka tidak menyulitkanmu kan? Paman dan sekeluarganya adalah orang yang paling tidak masuk akal. Kamu harusnya juga sangat tahu ini dengan jelas.”

Melihat Vero tersenyum, Desta pun memanyunkan bibirnya tak berdaya lalu dia mengatakan kejadian yang baru saja terjadi kepada Vero. Vero bahkan membelalakkan matanya mendengar ini semua.

“Masa sih? Bisa-bisanya setidak punya malu itu sampai ke tahap seperti itu? mereka sendiri yang merusakkan mobilnya tapi malah menyalahkanmu? Apalagi, mobilnya kan milikmu. Lalu untuk apa mereka melaporkannya ke ibuku?” senyum di wajah Vero begitu canggung dan dia sangat kesal sekali. Keluarga itu benar-benar selalu membuat marah saja, entah kenapa ibunya masih saja begitu rajinnya menghubungi mereka setiap tahun.

“Sudahlah, aku juga tidak mempermasalahkannya. Tapi mereka masih tidak tahu kalau perjanjian pernikahan antara aku dan kakakmu sudah dibatalkan. Dia kira aku masih menantu yang bergantung dengan calon istri di keluarga Chen. Mereka juga malah tidak tahu mengenai hubunganku denganmu. Kalau tidak, entah mereka akan bicara apa lagi.” kata Desta santai sambil merentangkan tangannya.

“Urusan kita berdua tidak perlu sampai harus mereka yang khawatir. Tapi masalah mobil yang rusak itu, aku harus mengatakannya dengan jelas kepada ayah dan ibu. Kalau tidak, mereka pasti akan melemparkan kesalahan padamu.” Vero mengerutkan kening. Vero yang terkenal sabar saja juga tidak punya kesan yang baik dengan keluarga Liani . Dia merasa sepenuhnya sangat memiliki sudut pandang yang sangat berbeda dengan mereka. Mereka terlalu serakah sekali. Dan tidak ada batasnya. Mereka juga benar-benat tidak punya malu. Terkadang sebagai yang hanya melihat saja, Vero merasa sangat canggung sekali.

“Kita pulang yuk.” Desta membantu merapikan meja Vero lalu mereka berdua pun pergi meninggalkan perusahaan.

Tapi mereka tidak melihat, seseorang yang berdiri dari kejauhan sedang mengawasi mereka pergi. Orang itu memotret sosok mereka berdua yang pergi dengan ponsel di tangannya.

“Hanya dengan kemampuan kalian berdua, masih mau bersaing denganku? Jika belum membuat keluarga kalian hancur dan mati di jalanan, lalu bagaimana bisa aku Wendi untuk menjadi kepala dari Keluarga Chen?”

Kemudian, Estrada juga perlahan berjalan dan memegang sebuah dokumen di tangannya.

“Ini adalah bukti kejahatan korupsi dan penjualan obat-obatan palsu sesuai dengan jadwal kerja Vero selama akhir-akhir ini. Tidak dapat mengeluarkan dan memilih kesalahan logis. Selama kita membuat-buat sebuah adegan buruk yang nantinya tertangkap basah maka itu akan sangat mudah," kata Estrada.

"Oke, mari kita beri kejutan dalam beberapa hari kedepan ini kepada mereka." Kata Wendi sambil tersenyum.

“Apa mau memberi tahu Vina?” tanya Estrada.

"Tidak usah terburu-buru, Vina lebih ingin berurusan dengan mereka daripada kita. Mungkin saja dia juga punya rencananya sendiri. Paling bagus, jika Vina dulu yang bergerak. Dengan begitu, kita tidak perlu menanggung resiko atau bahaya apapun.” Wendi tersenyum dingin.

“Kamu berniat melakukan apa? Nenek bilang kalau Group Diamond Blink yang menunjuk Vero sendiri untuk menjadikannya sebagai penanggung jawab proyek. Jikapun kita berhasil menurunkannya tapi kita juga tidak punya cara lain untuk menjadi penanggung jawab proyek ini.” tanya Estrada lagi.

“Aku jelas tahu mengenai hal ini. karena itulah tidak bisa menggunakan cara biasanya. Jika ingin menjadikan mereka boneka maka harus didasari dengan mengancam lebih dulu sehingga membuat mereka putus asa. Membuat mereka merasakan tidak punya kekuasaan untuk menghadapi dan berurusan dengan kita.” Wendi menggenggam erat kepalan tangannya, “Aku sendiri punya rencana. Kamu tidak perlu banyak bertanya. Untuk beberapa hari ini, kamu jangan mencari masalah dan berurusan dengannya dulu agar dia tidak curiga.”

“Bahkan sudah bisa mengendarai Mercedez-Benz. Aku membiarkan kalian menikmati hari-hari ini dengan baik setelah itu baru membuat kalian jatuh ke dalam neraka. Semuanya ini adalah milikku!” kata Wendi diam-diam bersumpah dalam hati.

Setelah mereka berdua meninggalkan perusahaan. Mereka langsung pulang ke rumah Keluarga Chen.

Setelah Desta pergi, Liani , Nobu dan dua anaknya naik lalu masuk ke dalam rumah Gito. Setelah sepanjang jalan berkeluh kesah, begitu membuka pintu langsung jadi semakin marah saja. Begitu melihat Wulan, dia pun menarik tangan Wulan.

“Kakak Liani kenapa?” Wulan bingung dan tidak tahu apa yang sudah terjadi sampai Liani bisa semarah ini.

“Wulan adikku. Kenapa kamu masih belum mengusir Desta itu? Malah menyuruhnya menjemput kami? apa kamu ini tidak mengerti menghargai ya. Baru saja kembali malah menabrakkan mobilnya, depan mobil sampai penyok dan rusak. Setelah memarahinya, dia malah tidak terima. Mana ada orang yang seperti itu? Dia tidak sedih melihat mobilnya rusak, tapi kami yang ikut sedih.” Kata Liani dengan marahnya.

Nanti kalau dia akan mengatakan mau mobilnya, jika keluarga Chen malah memberikan mereka mobil yang rusak, bukannya malah rugi besar? yang ada mereka malah merogoh uang mereka sendiri untuk memperbaiki mobilnya? Ini sama saja dengan mencabut nyawa mereka kan?

“Apa? bocah tengik itu merusakkan mobilnya?” Wulan terkejut, “Apa parah rusaknya?”

Walaupun mobil itu dibeli oleh Desta tapi Wulan sudah menganggap mobil itu salah satu aset dan harta pribadi keluarga Chen. Dia tidak akan mungkin mengijinkan orang lain merusaknya.

“Tidak terlalu parah. Tapi kedepannya jangan membiarkannya mengambil kunci mobil dan mengendarai mobil itu. Status bocah tengik itu apa coba, bisa-bisanya mau mengendarai mobil Mercedez-Benz? Sial memang, dia sama sekali tidak tahu bagaimana mengendarainya.” Cibir Liani .

Gito dan Wulan saling melirik. Mereka berdua tidak mengatakan kalau mobil itu Desta yang membelinya. Satu, karena mereka tidak akan percaya, kedua mereka sangat mencintai sanjungan jadi kalau kenyataan ini mereka bisa sangat kehilangan muka. Di depan kerabat sendiri pura-pura, kepuasannya seberapa kuat? Itu tidak perlu dikatakan lagi.

“Begitu pulang, aku akan menasehati dan memarahinya baik-baik. Begitu keluar langsung menabrakkan mobilnya, apa masih bisa mengendarai mobilnya? Terus untuk apa punya mata?” Wulan marah.

Kemudian, dua keluarga ini pun mengobrol mengenai keseharian mereka. Rezka memberikan isyarat mata kepada ibu dan ayahnya. Liani mengerti maksudnya dan batuk sejenak, “Adikku Wulan, Untuk apa keluargamu membeli dua Mercedez Benz?”

Wulan dan Gito saling melirik lagi. Mereka tidak tahu apa maksud dari Liani menanyakan hal ini?

Tapi Wulan masih saja menjawab, “Eh, kita juga merasa kalau itu terlalu boros dan sia-sia sekali. Tapi bagaimana pun sudah terlanjur membelinya. Toko 4S juga tidak mau menerima pengembalian mobil.”

Mengenai masalah ini, Wulan benar-benar ingin bertanya kepada Desta. Dia punya ratusan juga bukannya lebih baik diberikan ke mereka ya? Beli dua mobil yang sama, bisa untuk makan apa?

Begitu mendengar inilah, muncul senyuman bahagia di wajah Liani , “Iya kan. Aku juga merasa terlalu boros dan sia-sia saja.. Satu keluarga mana butuh membeli dua mobil? Satu mobil kan cukup digunakan untuk melakukan apapun. Aku dan kakakmu saja seumur hidup belum pernah membeli mobil.”

Nobu melambaikan tangan, “Ini, adikku, coba kamu lihat dua mobil Mercedez-Benz di bawah itu, Bisakah memberikan keluarga kami satu mobil saja?”

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu