Mendadak Kaya Raya - Bab 480 Malaikat dan Iblis

Meskipun mereka tahu betul, Miki tidak mungkin selamanya menjadi bayangan Lalisa, jadi tidak akan ada kesempatan untuk melampaui Lalisa pendahulunya itu.

Perubahan Miki adalah masalah yang cepat atau lambat akan terjadi, dan mereka sudah menyiapkan ini dari awal.

Tapi mereka sama sekali tidak menyangka kalau perubahan Miki ternyata dilakukan pada saat ini. Apalagi, perubahan ini merupakan perubahan yang sangat besar seperti ini. melihat pesona indah yang ada di diri wanita itu, penonton di bawah panggung sampai tercengang, bahkan sampai lupa bernapas.

Pada akhirnya, di bawah beberapa teriakan, terdengar sorakan dan tepuk tangan yang lainnya.

Dengan dimulainya dentangan musik yang berbunyi, tatapan mata Miki pun berubah menjadi lebih centil dan tajam, tubuhnya mulai menggeliat menari dengan gemulai mengikuti iringan musik, memancarkan pesona, kecantikan dan keindahan yang tak terbatas.

Ini adalah perubahan percobaan gaya menari Miki yang pertama kali. Apalagi, perubahan ini langsung dilakukan di atas panggung konser pertunjukannya. Taruhan perubahan ini sangat besar sekali, tapi hasil akhirnya untungnya masih bisa diterima.

Kebanyakan penonton masih bisa menerima gaya menari semacam ini, Tapi juga ada beberapa dari penonton menatap dengan tidak senang pertunjukan ini.

Alasan mereka menyukai Miki adalah karena Miki yang begitu polos, lugu dan bersih. Tapi jika harus melihat gaya semacam ini, bukankah semua girl band di korea sudah banyak yang memamerkan paha indah mereka seperti ini? jadi perubahan seperti ini apa bagusnya dilihat?

Mereka cukup tidak puas, sehingga sebagian penonton ini pun berbalik dan meninggalkan tempat konser pertunjukan ini.

Adegan ini dilihat dan masuk dalam penglihatan Iniesta, tapi hal ini sudah dia duga sebelumnya. Perubahan gaya Miki ini adalah idenya serta ditangani oleh dirinya sendiri. Kehilangan beberapa penggemar adalah hal yang wajar, tapi ini membuktikan penonton yang masih bertahan di sana adalah penggemar setia Miki.

Dalam hal jumlah mungkin berkurang, tapi dalam kualitas jelas lebih meningkat.

Ada dukungan dari sekelompok orang ini, dia yakin setelah pertunjukan ini berakhir, penggemar Miki dan penggemar Lalisa pasti akan memulai pertarungan kata-kata lewat online, kemudian mereka akan jadi kekuatan utama yang mutlak!

Iniesta tersenyum sinis penuh kemenangan dalam hati.

Di saat yang sama, Desta yang sedang berada di gym juga mendapat kabar ini.

Dia memegang sebuah tablet di tangannya, dia menyaksikan video Miki yang menggeliatkan tubuhnya dengan seksi dan penuh perasaan di atas panggung sambil mengedipkan mata ke penonton yang ada di bawah panggung, Desta merasa geli melihat ini.

Dia awalnya mengira kalau orang yang bernama Iniesta ini pintar, tapi sekarang sepertinya tidak lebih dari ini.

Perubahan gaya seorang artis atau seniman itu boleh saja. Tapi, perubahan gaya yang dilakukan itu adalah hanya sekedar percobaan dulu. Kalaupun ingin merubah gaya, seharusnya selangkah demi selangkah atau perlahan-lahan merubahnya.

Pepatah mengatakan kalau tidak ada orang yang sekali makan langsung jadi gendut, sama juga dengan artis. Tidak ada artis yang langsung sukses ketika merubah gayanya dalam sekali waktu.

Apalagi gaya yang awalnya begitu polos, lugu dan murni, dibandingkan dengan gaya yang sekarang ini. Kedua gaya ini sangat berlawanan sekali. Perubahan yang begitu besar dan kontras ini malah akan menurunkan kesuksesan jalan kedepannya sebanyak delapan puluh persen.

“Tuan muda kedua, Nona Vania sudah datang.”

Pada saat ini, terdengar suara seseorang dari luar ruang istirahat.

Desta pun mematikan live streaming di ponselnya, lalu berkata dengan santai, “Masuklah.”

Begitu ucapan ini keluar, sosok Vania yang lucu masuk ke dalam.

“Bos, apa kamu mencariku?” katanya kepada Desta sambil mengedipkan matanya yang begitu jernih dan bersinar.

Desta mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, “Ada urusan apa mencarimu, pasti manajermu sudah mengatakannya kepadamukan?”

“Iya memang sudah mengatakannya padaku. Tapi aku tidak berani percaya dengan apa yang aku dengar, jadinya aku datang kemari untuk bertanya padamu untuk memastikannya.” Kata Vania sambil menggigit bibirnya. tampak ekspresi gugup di wajah bulat dan cantik Vania.

“Percayalah dengan apa yang telah aku atur, Tapi tentu saja kamu harus percaya dengan dirimu dulu.” Kata Desta memberinya semangat.

“Tapi....aku baru latihan beberapa hari saja.”

“Sudah cukup kok. Jangan lupa kalau di dirimu sendiri sudah punya pesona tersendiri. Cepat sana pergi.” Kata Desta lagi.

Karena sudah bicara sampai seperti ini, walaupun Vania masih saja malu, tapi dia sudah tidak tahu harus berkata apa lagi.

Dia pun mengangguk lalu meninggalkan ruangan itu.

Sedangkan di panggung, Lalisa dengan penuh kasih dan perasaan sedang menyanyikan beberapa lagu populer yang telah dia rilis selama bertahun-tahun.

Penonton di bawah panggung terdengar terpesona, seolah sudah tenggelam dalam mimpi yang diciptakan oleh nyanyian Lalisa. Dalam mimpi ini, mereka melepaskan kepura-puran di dalam diri mereka, meletakkan dan membebaskan segala beban yang mereka tanggung, tidak lagi khawatir, tidak lagi jengkel dan marah, yang ada hanyalah suasana hati untuk menikmati alunan musik.

Setelah nada terakhir jatuh, kebanyakan penonton masih tenggelam dalam perasaannya masing-masing dan tidak ingin terbangun.

“Hei, ayo bangun bangun.”

Tiba-tiba, terdengar suara Lalisa yang bercanda.

Seluruh penonton pun terbangun dengan ketidakpuasan, namun saat melihat Lalisa yang menatap mereka sambil terkekeh, ketidakpuasan di dalam hatinya tiba-tiba menghilang.

Inilah pesona Lalisa, dia hanya butuh senyuman untuk menyelesaikan emosi negatif di hati banyak orang.

Bahkan penonton di bawah panggung itu bisa berbicara dengan Lalisa seperti sedang dalam percakapan sehari-hari, terasa begitu dekat. Cara mengobrol dan bicara yang sangat intim itu membuat penonton dan penggemar Lalisa yang menonton lewat TV jadi iri.

“Em, kalian semua mau tidak melihat gayaku yang berbeda dari biasanya?”

Tiba-tiba Lalisa bertanya dengan suara lembutnya.

“Gaya yang tidak terlalu polos dan murni, tidak terlalu lembut, tapi aku yang malah lebih terlihat kuat dan bersemangat.”

Begitu ucapan ini keluar, seluruh penonton di bawah panggung terdiam sejenak.

Jika hari-hari biasa, mereka pasti tidak akan mengiyakan ataupun menyetujuinya. Bahkan merasa jika perubahan gaya Lalisa tidak lagi begitu polos dan murni, mereka akan melepaskan titel penggemar Lalisa di diri mereka.

Tapi kali ini, Lalisa hampir saja diretas dan dijelek-jelekkan di internet.

Ketika teringat awal konser pertunjukan akan dimulai, dimana netizen-netizen yang mulai melukai Lalisa, para penggemar Lalisa ikut sangat terluka dan sedih akan hal ini.

Lalisa yang lemah di tengah gelombang pelecehan verbal dan fitnah, seperti perahu kecil yang terisolasi dan tidak berdaya, dan kapan saja berisiko ditelan habis oleh ombak besar.

Jika Lalisa bisa mengambil gaya yang lebih kuat dan keras, maka dia pasti akan bisa berdiri tegak melawan hal-hal yang tidak adil untuknya. Dia pasti berani berseru atas ketidakadilan yang diterima olehnya. Sehingga pemandangan dan keadaan sebelum ini, seharusnya tidak akan muncul lagi kan?

Dengan berpikir seperti ini, hampir seluruh penonton mengangguk menunjukkan persetujuan mereka, serta mendukung Lalisa merubah gayanya.

Pergilah kepolosan dan kelemahan terkutuk. Di dalam masyarakat di mana ada hukum yang lemah akan dimakan oleh yang kuat, maka kebaikanmu hanya akan menjadi alasan bagi orang lain untuk menindasmu. Dan kesabaranmu hanya akan menjadi alasan bagi orang lain untuk melakukan batas-batasan mereka yang tidak seharusnya dilewati.

Mereka mencintai Lalisa dan menikmati ‘tanah suci’ yang diberikan Lalisa kepada mereka, tetapi dengan cara yang sama, mereka juga ingin melindungi ‘tanah suci’ ini dari ancaman dan kehancuran dari orang lain.

Mendengar suara-suara dukungan, mata Lalisa memerah karena terharu.

Dalam alunan musik keras yang tiba-tiba, Lalisa langsung merobek setengah rok panjangnya sehingga memperlihatkan sepasang kaki ramping seputih dan selembut giok.

Di saat yang sama, panggung yang bisa naik turun di tengah panggung tiba-tiba beroperasi.

Tepat ketika orang-orang itu mengira yang muncul adalah Rose atau Jisoo, tiba-tiba yang muncul adalah sosok asing untuk mereka.

Baju yang seksi, rambut panjang yang lembut, paras wajah yang dingin.

Jika Rose sering dikatakan sebagai gadis anggun yang begitu angkuh dan terlihat sangat bermartabat dan dingin, maka wanita di depan mata mereka ini seperti angin kematian.

Kecantikannya seperti sebuah kecantikan yang tidak mudah didekati seseorang, membuat napas yang melihatnya jadi terasa berat bahkan rasanya sesak napas. Tapi juga seperti racun yang membuat ketagihan hingga tidak bisa menahan diri.

Orang ini jelas adalah Vania.

Di depan mata mereka saat ini, Vania mengenakan gaun hitam panjang yang memancarkan aura dingin dan glamor yang seolah tidak memperbolehkan siapapun mendekatinya.

Meski Lalisa telah mengubah gayanya, tapi gaun putihnya tetap memberikan kehangatan dan semangat bagi orang-orang.

Dua wanita cantik di atas panggung yang memiliki gaya berbeda, saling berdiri berhadapan.

Sebuah istilah tiba-tiba muncul di benak semua penonton.

Malaikat dan iblis!

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu