Mendadak Kaya Raya - Bab 365 Sudah Tidak Ada Kesempatan Lagi

Tepat ketika terlintas pikiran yang konyol itu dalam benaknya.

Permukaan tanah di bawah kaki Desta, mendadak menjadi sebuah lubang besar, tanah melontar ke mana-mana, hampir setiap lontaran bagaikan tembakan peluru, mengandung kekuatan yang sangat besar.

Kali ini, Tetua Desa itu segera paham.

“ Tanpa Tenaga, ini adalah Tanpa Tenaga jurusku! Sejak kapan kamu mempelajarinya?” Tetua Desa menarik diri ke belakang dan berteriak kaget.

Desta menyeringai dan mengayunkan pergelangan tangannya yang kebas, lalu berkata tersenyum dingin, “Tadi ketika bertarung denganmu, tidak sengaja aku mempelajarinya.”

“Sebenarnya juga tidak ada susahnya, hanya memperluas aliran darah di dalam tubuh dengan tenaga dalam untuk sementara waktu saja, membuat kekuatan jurus mengikuti tulang dan aliran darah sampai ke permukaan tanah, melihat beberapa kali pun aku sudah bisa.”

Mendengar perkataan ini, Tetua Desa seketika tercengang.

Tidak hanya karena Desta mampu merenungkan dan menyadari titik kunci dari jurus Tanpa Tenaga dalam waktu yang begitu singkat.

Terlebih lagi, jurus Tanpa Tenaga ini, memiliki tuntutan yang sangat besar terhadap kebugaran fisik penggunanya. Karena semua orang paham, aliran darah dalam tubuh manusia sangat rapuh, jika tidak sengaja maka akan putus.

Apalagi jika putus, sangat sulit sekali untuk diperbaiki.

Mana ada begitu mudah seperti yang dikatakan Desta, hanya memperluas aliran darah di dalam tubuh untuk sementara waktu saja.

Bercanda!

Suruh saja petarung mana pun untuk mencobanya, dia tidak percaya jika orang itu tidak putus semua aliran darahnya.

Namun kenyataannya, ini hanya karena dia tidak tahu akan identitas Desta saja.

Desta sebagai tuan muda dari garis keturunan utama Keluarga Chu, sejak kecil tumbuh dan besar di Keluarga Chu yang kekayaannya bisa menandingi negara. Kondisi kehidupan di sana, adalah adegan yang belum tentu bisa dibayangkan oleh semua orang, tidak peduli seberapa besar daya imajinasinya.

Seperti halnya dalam beberapa novel, adegan di mana biasanya tokoh utama perlu mengalami berbagai halangan dan rintangan untuk mengumpulkan berbagai bahan obat-obatan yang berharga, lalu menggunakan satu porsi bagaikan dua porsi, berendam di dalam permandian obat-obatan dengan sangat menghargainya dan berjuang mati-matian untuk menyerap khasiat obat itu.

Namun, pada Desta, bukankah berendam di dalam permandian obat-obatan adalah perlengkapan yang paling rendah?

Terlebih lagi, obat yang digunakan adalah yang paling bagus dan langka di seluruh dunia, bahkan pada masa kecilnya, dia sama sekali tidak paham apa itu petarung, juga tidak tahu harus menyerap khasiat obat, sehingga hanya menyia-nyiakan saja.

Tetapi Keluarga Chu kaya, meskipun kamu tidak paham untuk menyerap, namun berendam setiap harinya, bahkan seekor babi pun juga akan berendam menjadi dewa babi!

Oleh karena itu, bagi petarung lainnya, memperluas aliran darah mungkin adalah sangat berbahaya, bahkan adalah tindakan bunuh diri. Namun, dengan tingkat ketahanan aliran darah Desta, itu hanyalah masalah sepele.

Maka dari itu, ketika dia bertarung dengan Tetua Desa, dia mulai mengamati dalam diam mengenai cara dan trik pengoperasian tenaga dalam Tetua Desa ketika melancarkan jurus Tanpa Tenaga. Segera, dia pun menyadari jejaknya.

Sementara di tengah perjanjian tiga jurus itu, dia terpukul terbang, menabrak patah batang pohon dan selainnya, sebenarnya adalah kesengajaan yang dia tampilkan.

Karena jika langsung memaparkan bahwa dia telah mempelajari jurus Tanpa Tenaga, takutnya Tetua Desa akan langsung menggunakan segenap tenaganya. Pada saat itu, dia masih belum benar-benar mempraktekkannya, dia tidak tahu apakah dirinya bisa menggunakan teknik ini dengan baik.

Sekarang kelihatannya, sepertinya tidak ada masalah.

Puluhan ribu pikiran melintas dengan kilat, wajah Tetua Desa menjadi sangat masam.

Dia menatap Desta sambil menggertak gigi dan berkata dengan senyum keji, “Sama sekali tidak terpikirkan, kamu ini adalah jenius dalam ilmu petarung, dengan melihat sebentar pun bisa mempelajari jurus orang lain, sungguh mencengangkan!”

Desta mengangkat bahu, tidak berkata apa-apa.

Dia juga tidak tahu bagaimana datangnya keterampilan ini, namun sampai sekarang, sepertinya benar bahwa hanya dia sendiri yang bisa melakukannya.

“Dengan demikian, maka aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja. Dengan usia muda saja sudah begitu, jika membiarkanmu terus berkembang, takutnya tidak ada orang yang bisa menahanmu di dunia ini!”

Detik berikutnya, sebuah hawa membunuh yang kuat bangkit dari tubuh Tetua Desa, langsung menyerbu ke arah Desta.

“Kakek tua, kita memiliki perjanjian tiga jurus, apakah kamu ingin melanggar perjanjian?”

Pada saat itu, Kirito berteriak di samping.

Wajah Tetua Desa berubah dingin dan dia berkata dengan remeh, “Perjanjian tiga jurus apa, aku tidak ingat ada masalah ini, daripada membiarkan kamu terus berkembang, kenapa memangnya jika aku melanggar perjanjian?”

Sambil berkata, badannya bergerak dan dia beraksi.

Namun, Desta tetap bertampang tenang, kedua tangannya berada di dalam saku dan sudut bibirnya membentuk senyum kecil.

Tepat ketika tinjuan Tetua Desa hendak mengenai tengah dahi Desta, tangan kanan Desta dikeluarkan dari saku, dia menjulurkan dua jari dan mengayun pelan.

“Ppff!”

Terdengar suara kecil yang hampir tidak terdengar.

Muncul sebuah bekas darah di wajah Tetua Desa, terasa sakit membara.

Dia terkejut dan segera menarik diri mundur ke belakang, lalu menatap Desta dengan pandangan bengong.

Desta menatapnya, senyuman di sudut bibirnya semakin melebar, membawa sedikit kegilaan, “Tua bangka, tadi bermain perjanjian tiga jurus denganmu, hanya karena orangku belum sampai kemari!”

“Sekarang memberimu kesempatan untuk pergi, kamu juga tidak menghargainya, bahkan ingin melanggar perjanjian? Dengan demikian, kamu tinggal di sini saja selamanya!!”

Detik berikutnya, delapan titik kecil merah mengarah keluar dari hutan lebat di kejauhan, semuanya menargetkan pada tengah dahi Tetua Desa.

Ini… senapan penembak jitu!!

Pada detik ini, jantung Tetua Desa melompat sampai ke pangkal tenggorokan.

Keningnya sekali lagi dipenuhi dengan keringat dingin, dia tidak berani untuk bertindak ceroboh. Meskipun kekuatan fisik petarung sudah jauh lebih kuat daripada orang biasa, tetapi yang Desta bawa kali ini semuanya adalah elit dari Keluarga Chu.

Tembakan tadi, melesat bergesekkan pada pipi Tetua Desa, tidak tahu itu dilesatkan dengan tidak sengaja, atau sengaja memberinya peringatan.

Jika yang kedua, maka berarti kekuatan dari penembak jitu itu sangat kuat, mereka bisa membunuhnya dengan satu tembakan kapan pun, hanya saja masalah bersedia atau tidak.

“Saudara kecil, aku merasa, kita masih bisa mendiskusikannya.”

Di bawah zona kekuatan mereka, Tetua Desa sudah tidak tegas lagi seperti tadi. Dia memasang senyum dengan susah payah dan berkata sambil menatap Desta.

Desta mencibir, “Sekarang tahu untuk berdiskusi, bukankah tadi kamu sangat ingin mengakhiri aku?”

“Tadi hanya bercanda saja, saudara kecil, kamu jangan mengambil hati dengan tua bangka seperti aku.” Tetua Desa juga tidak takut canggung, dia berkata sambil tersenyum lebar.

Benar bahwa jika seseorang tidak menginginkan mukanya, maka dia tidak ada lawan di dunia ini. Muka tua bangka ini benar-benar tebal bagaikan dinding tembok.

Desta menatapnya dengan dingin dan ragu sesaat dalam hatinya, lalu mengayun tangan dengan pelan. Titik kecil merah yang awalnya berkumpul di kepala Tetua Desa, langsung hilang tak berjejak.

“Pergilah, jangan biarkan aku melihatmu lagi!” ujar Desta dengan nada marah.

Tetua Desa bagaikan melepaskan beban berat, kepalanya mengangguk bagaikan ayam yang mematuk beras, lalu berbalik badan melesat pergi.

Melepasnya pergi, bukan karena Desta berhati lunak, melainkan tua bangka itu telah berkecimpung di dalam lingkaran petarung selama bertahun-tahun, tidak ada yang tahu sebenarnya dia memiliki jaringan dan koneksi yang seperti apa.

Apabila membunuhnya karena kesenangan sesaat, lalu mengundang masalah yang tidak terhitung ke depannya, itu tidak sepadan bagi Desta.

Terutama sekarang, kedua wanita di sisinya, sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melindungi diri sendiri.

Jika bisa, dia tidak ingin terus mencari musuh.

“Baiklah, misi hari ini selesai dengan sempurna, kalian cepatlah pergi, perhatikan jangan sampai meninggalkan jejak.” Desta mengeluarkan alat komunikasi dari dalam sakunya dan berpesan dengan nada santai.

Kemudian, para elit Keluarga Chu di seluruh gunung, beserta adik-adik dari Gayus, semuanya mulai meninggalkan Gunung Kurama.

Sementara di bukit di sisi lain, Tetua Desa sedang berdiri di sana dengan tatapan bengis, menatap arah kepergian Desta dan berkata sambil menggertak gigi, “Keparat kecil, melepaskanku adalah keputusanmu yang paling salah dalam seumur hidup. Tunggu saja, lain kali ketika bertemu, adalah hari kematianmu!”

Tepat ketika dia hendak pergi, tiba-tiba terdengar suara yang serak berbunyi di belakangnya.

“Heh, kamu sudah tidak ada kesempatan lagi.”

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu