Mendadak Kaya Raya - Bab 107 Kenapa Tidak Percaya Denganku

Budi mendengarnya lalu tak sadar pun tertawa.

Eling Bening adalah komplek mewah, orang biasa mau beli rumah komersial saja pun susah, kecuali pemasukan pertahun ratusan sampai miliaran baru akan mempertimbangkan tempat ini, anak ini hanya orang yang tak berguna, dia sudah terkenal dilingkaran ini, 3 tahun tidak ada prestasi apapun, dan juga tahun ini belum tamat kuliah, atas dasar apa dia membeli rumah di Eling Bening ?

Tapi Budi tidak langsung membongkarnya, malah tertawa dan mengejek, "Kalau ada kesempatan harus ajak kami pergi duduk-duduk, aku masih ingin melihat rumah Eling Bening didaerah mana kamu beli?"

"Perumahan komersial? Ruko? Atau villa?"

Orang sebelah melihat Budi Zhang berhitungan dengan seorang anak kecil, satu per satu datang kemari, bercanda, " Pak Zhang, kamu benar-benar masih berhati polos, untuk apa memikirkan perkataan anak kecil? Kalau aku bilang aku ada villa di Mount Carmel, kamu berani percaya tidak?"

"Hahaha, anak muda sekarang suka sekali membandingkan, Pak Zhang, anakmu begitu berprestasi, kamu mau menyuruh anak orang bagaimana hidup? Kamu masih tidak mengizinkannya bermulut besar lagi?"

Orang-orang yang seumuran ini mungkin teman sekolah Gito, kamu satu kata aku satu kata, cepat sekali menghilangkan kecanggungan suasana, hanya saja tidak ada orang yang memberikan Desta muka.

Disini semuanya orang tua yang berbicara, atas dasar apa memberi dia si anak kecil ini muka?

"Desta, kamu bisa diam ya diam saja, apakah kamu bisa mati kalau tidak berbicara? Siapa yang menyuruhmu bermulut besar? Kalau orang benar-benar mau pergi lihat rumahmu, kamu tidak bisa mengeluarkannya, nantinya kamu bisa memalukan." Wulan menyalahkan Desta dengan suara kecil.

"Aku benar-benar membeli rumah disini." Desta tak berdaya sekali.

Desta tidak berbicara untungnya perkataan ini dipancing Budi kembali.

"Kamu bocah ini, aku tidak memalukanmu, kamu malah sok hebat, dulu waktu berebut istri dengan anakku, aku sudah tidak senang melihatmu, bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan anakku? Anakku tamatan master, sekarang gajinya pertahun miliaran, ada mobil ada rumah, kedepannya karirnya akan lebih bagus lagi."

"Kamu hanya 3 tahun di keluarga Chen, aku tidak tau bagaimana kamu masuk ke universitas, sekarang malah bilang kamu juga membeli rumah di Eling Bening."

"Baiklah, hari ini kebetulan semuanya ada disini, Gito kamu juga jangan diam lagi, kita pergi lihat rumahmu bagaimana?"

"Benar, Gito, perkataan yang diucapkan seperti air yang dibuang, Desta adalah menantu rumahmu, perkataannya berbagi keuntungan bukan?"

Semua orang sebenarnya ingin melihat Gito malu.

Diumur mereka ini, Gito sebagai anak keluarga Chen, juga termasuk seorang anak orang kaya, hanya saja sayanganya tidak ada prestasi, keluarga Chen juga tidak mungkin diserahkan kepadany, jadi sekarang Gito adalah seorang miskin tak berguna, ada kesempatan seperti ini untuk menertawainya, orang-orang ini tentunya tidak akan melepaskannya dengan mudah.

”Untuk apa tidak senang dengan anak kecil? Kalian ini juga benar-benar." Wajah Gito penuh senyum canggung, melototi Desta.

Namun Desta seperti tidak melihat apapun, langsung menyetujuinya, "Boleh, ada waktu nanti bawa kalian kesana lihat-lihat."

"Hari minggu depan saja, kebetulan hari minggu semua orang juga sedang santai, kami keluarga Chen mentraktir kalian makan, sekalian lihat-lihat rumah baru kami."

Gito merasa wajahnya tidak tau harus letak dimana, Wulan marah sampai wajahnya memerah, darimana mereka mempunyai rumah? Apakah sanggup membeli rumah komersial yang luasnya lebih dari 100 meter persegi? Dan juga itupun harus ditugaskan keluarga Chen.

Beberapa tahun ini, Gito juga tidak punya prestasi, kedua anak perempuannya masih belum tamat, uang yang dikerjakan Vero si bungsu juga tidak tau kemana, tidak ada satupun yang hebat, bagaimana bisa dibandingkan dengan Budi ?

Tunggu semua orang selesai melihat rumah Budi, mereka semua bergabung menjadi kelompok membawa mobil masing-masing pergi ke hotel besar di samping.

"Hehe, si Desta itu benar-benar tidak tau diuntung, masih mau melawan anakku? Lihat saja minggu depan kalau tidak bisa mengeluarkan rumah Eling Bening, aku akan mengejeknya sampai mati." Budi juga duduk di BMW 5s nya, mobilnya ini adalah bekas mobil anaknya, sekarang anaknya sudah membeli porsche.

"Gito juga kasihan, dijual oleh menantu sendiri, lihat ekspresi dia tadi, aku hampir mau tertawa, jelas-jelas tidak ada rumah, masih mau mempertahankan gengsi."

Teman yang duduk semobil dengan Budi berkata dengan tertawa.

Perkumpulan kali ini, Gito tidak senang, dari awal merasa tertekan.

Tunggu perkumpulan selesai nanti, Gito dan Wulan memarahi Desta.

"Kalau tidak ada kemampuan itu ya jangan bermulut besar, aku lihat bagaimana kamu bisa mengatasinya nanti.

"Malah menarik kami sekeluarga masuk pula, aku ingin sekali memukulmu sampai mati." Wulan menunjuk hidung Desta.

Vina dan Vero di samping hanya melihat, Vina tidak peduli, bocah ini bermulut besar bukan hal yang baru terjadi, dia hanya menunggu melihat Desta dipermalukan.

Sedangkan Vero juga tidak tau mau bagaimana membantu Desta, kali ini memang Desta berbuat salah.

"Memang aku sudah membeli rumah, di Eling Bening, awalnya tidak berencana memberitahu kalian, siapa tau hari ini terjadi hal seperti ini, aku memang membeli rumah untuk Vero tempati, dia di sekolahnya sering sekali diganggu temannya, kalian tidak perhatian, tapi aku perhatian."

Desta dengan tenang berkata, "Tapi sementara masih tidak bisa pergi melihat rumah, minggu depan sudah hampir selesai, beberapa hari ini aku desak dulu, suru mereka ganti perabot, buat gaya yang disukai Vero."

Perbato yang di sediakan marketing Eling Bening, Desta tidak menyukainya, lebih baik ganti hal yang sukai sendiri baru mirip seperti rumah.

"Kamu bercanda? Kamu tau harga Eling Bening seberapa menakutkan? Darimana kamu dapat uang sebanyak itu? Kamu masih bilang tidak menyuruh Vero mengkorupsi uang proyek, setidaknya harus berapa miliar!" Wulan terkejut sekali, matanya melotot dan memandang lurus.

"Kalian tidak perlu kehawatirkan ini, Vero tidak pernah memberiku sepeser uangpun, aku bisa menjamin ini."

"Lagipula, kalian mengira Vero memberiku berapa miliar, kalau begitu kalian terlalu melihat proyek ini tinggi sekali, Vero baru berapa lama mengerjakan proyek ini? Total proye saja tidak sampai berapa miliar." Desta tertawa, dia juga malas menjelaskan bagian belakangnya, tunggu hari minggu setelah melihat rumah, semuanya tidak perlu dijelaskan lagi.

Wulan dan Vero saling berpandangan, akal sehat memberitahu mereka, Desta sangat tidak bisa diandalkan, tapi sekarang tidak bisa pergi melihat rumah, mereka juga tidak tenang, bagaimana juga minggu depan teman sekolah datang kemari, kalau Desta berbohong, mereka akan sangat malu.

Dengan penuh kecurigaan, semua orang pulang kerumah, Vina memanggil Desta keluar duluan sebelum Vero, wajahnya serius melihat Desra, "Ucapanmu tidak benar bukan? Bukankah kamu memberitahuku, uang lotre kamu sudah mau habis?"

Ekspresi Vina sangat menakutkan, seperti Desra menipu perasaannya berapa lama saja.

"Kamu bukankah tidak percaya aku menang lotre?" Desta melejitkan bahunya, senyumannya penuh makna yang tak bisa dijelaskan.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu