Mendadak Kaya Raya - Bab 426 Sudah Dibawa Oleh Perusahaan Rental Mobil

“Apa, Rolls Royce?”

Janiston dan beberapa penyiar di belakangnya tertegun, melihat Gayus dengan tatapan kosong.

“Tadi pria berkepala besar itu, memanggil bocah ini siapa, tuan muda Chu?”

Mata Janiston penuh rasa tidak percaya, “Apakah teman sekelas Vania ini adalah generasi kedua yang kaya? Tidak mirip juga, tidak pernah melihat generasi kaya kedua yang mengenakan pakaian jalanan tanpa merek ini, selain itu kartu kamar yang ada di tangan kedua orang ini, bukankah hanya kamar ganda biasa, orang seperti ini mampu mengendarai Rolls Royce, sedang bohong bukan?”

Vania mengerutkan kening juga, mata indahnya penuh kejutan.

Meskipun Desta tidak sekelas dengannya, tapi karena identitasnya sebagai menantu yang tinggal di rumah mertua, membuat Desta cukup terkenal di kalangan para siswa.

Menantu yang tinggal di rumah keluarga Chen, bagaimana mungkin seorang generasi kaya kedua? Diganti dengan kata lain, generasi kaya kedua mana yang mau jadi menantu yang tinggal di rumah mertua, ini demi menjaga harga diri, baru mendadak membuat sebuah identitas bukan?

Memikirkan ini, Vania menggeleng dan menghela nafas.

Meskipun ketika kuliah dia dan Desta tidak sering berhubungan, tapi sesekali pernah bertemu, kesannya terhadap Desta masih cukup baik, merasa dia adalah orang yang pendiam dan baik.

Tapi tidak menyangka setelah lulus, berubah mengejar ketenaran dan kekayaan, demi sedikit harga diri terus berbohong di sini.

Desta juga merasa sangat tidak berdaya, bagaimana mungkin dia tidak tahu pikiran Gayus, bukankah hanya demi membuat dia terlihat lebih hebat, tapi dia tidak ingin berdebat dengan orang-orang ini.

Apanya yang penghasilan bulanan hanya beberapa puluh juta, walaupun mereka menghasilkan uang seumur hidup, mungkin tidak cukup untuk Desta jadikan hadiah buat para bawahannya, ini sama sekali bukan perbandingan kekuatan dalam level yang sama, tidak ada arti apa pun.

“Sudahlah, Gayus, kembali ke kamar saja.”

Desta menggeleng kepala, berkata dengan suara berat.

Kemudian, dia menoleh untuk melihat Vania sejenak, menyerahkan selembar kartu nama, “Vania, industri siaran langsung memang menguntung, tapi juga hanya selama beberapa tahun ini saja, jika kamu ingin memiliki sebuah pekerjaan stabil dalam jangka panjang, bisa datang mencariku.”

Siapa yang menyangka begitu kata-katanya dilontarkan, Janiston segera maju ke depan merebut kartu nama dan langsung merobeknya.

“Apa maksudmu, apakah mau menggali orangku di hadapanku?”

Janiston melototi Desta, melempar sobekan kertas ke arah Desta, “Aku lihat kamu bukan generasi kaya kedua, kamu juga orang dari perusahaan siaran langsung itu bukan, cukup mirip juga aktingmu, tapi aku juga telah berkecimpung lama dalam bisnis ini, sungguh mengira bisa menakutiku?”

Pikiran Desta bergerak sebentar, tenaga dalam menyebar di luar tubuh, menyingkirkan robekan kertas yang terbang dari depan.

Janiston tidak menyadarinya, masih berpikir tidak tahu dari mana datangnya hembusan angin yang membantu Desta.

Dia mencibir mengatakan: “Oh iya, bukankah kalian memiliki Rolls Royce? Bawa kami pergi melihatnya, agar kami bisa memperluas pengetahuan, tidak masalah bukan?”

“Benar, aku belum pernah melihat Rolls Royce yang sebenarnya, bagaimana kalau kakak bawa kami pergi melihatnya?”

“Apa yang dikatakan benar, sudah tiba saat seperti ini untuk apa masih takut, langsung keluarkan mobil untuk mempermalukanku, aku paling suka dipermalukan orang lain!”

“Kalian berbicara terlalu keras, begitu bisa membuat orang tidak bisa keluar dari situasi yang memalukan, betapa canggungnya.”

Seiring kata-kata Janiston, beberapa penyiar di belakangnya segera berbicara.

Raut wajah Vania juga penuh dengan raut tidak berdaya, dia menarik lengan baju Desta dengan lembut, berkata dengan suara pelan: “Desta, kamu seperti ini memang tidak benar, Janis cukup baik terhadapku, walaupun kamu…..”

Dia menggigit bibirnya, merendahkan suara berkata: “Walaupun kamu ada pekerjaan yang lebih baik untuk dikenalkan padaku, juga tidak boleh melakukannya di depan Janis , cepat minta maaf pada Janis , dalam bidang ini Janis berkecimpung dengan baik, mengenal banyak orang, jika hubungan dengan Janis sampai kaku, itu bukan suatu keputusan yang bijak.”

Mendengarnya, Ekspresi wajah Desta tidak banyak berubah.

Dia memandang beberapa orang dengan acuh tak acuh, berkata: “Aku tidak sedang menggali orang, aku hanya secara rasional memberi tahu Vania bahwa pekerjaannya ini kelak akan menghadapi masalah seperti apa, perkenalkan sebuah pekerjaan padanya, juga hanya karena hubungan teman sekolah, bukan untuk menggali personel orang.”

“Aduh, kali ini nada bicara jadi begitu lembut, tadi bukan bersikap seperti ini loh!”

Beberapa penyiar itu sedang menyindir.

Di antara beberapa orang itu masih mengeluarkan ponsel, memotret tampang Desta dan Gayus, dikirim ke gruop fans mereka.

“Saudara saudari, dua pecundang ini tinggal di hotel dengan kamar ganda biasa, tapi mengatakan dirinya mengendarai Rolls Royce, kamu percaya atau tidak, pokoknya aku tidak percaya?”

“Kakak-kakak, nanti aku akan membuka sebuah taruhan dalam siaran langsung, semua bertaruh sebenarnya dia memiliki Rolls Royce atau tidak, satu mobil sport sudah bisa bertaruh, semuanya cepat mulai isi saldo!”

“Para Saudari, hari ini tidak merekomendasikan kosmetik pada kalian, hari ini membawa kalian mengenal apa yang dinamakan pura-pura sok kaya tapi gagal, barusan dua orang ini…….”

Berbagai macam suara sindiran mulai bergema, Gayus sudah tidak bisa menahannya lagi, berkata dengan suara keras: “Sekelompok orang yang tidak memiliki pandangan, sekarang juga bawa kalian keluar melihatnya, tuan muda kami memiliki mobil Rolls Royce atau tidak!”

Begitu kata-kata dilontarkan, dia berbalik dan berjalan keluar, Desta bahkan tidak sempat menghentikannya.

Tidak berdaya, dia hanya bisa ikut ke sana, biasanya Gayus juga termasuk orang yang tenang, kali ini benar-benar dibuat kesal oleh sekelompok orang ini, bisa dilihat orang-orang ini sudah keterlaluan sampai batas tertentu.

“ Janis , Desta adalah teman kuliahku, kita jangan begini boleh tidak?”

Vania masih memohon demi Desta, memandang Janiston dengan tampang sedih.

Janiston tersenyum jahat, menatapnya sambil berkata: “Vania, kamu juga sudah melihatnya, kali ini temanmu yang tidak setia duluan, aku Janiston sudah sampai pada titik ini, apakah tidak menginginkan harga diri lagi?”

“Tapi, karena kamu ingin aku tidak mempermasalahkan semua ini dengan dia, bukannya tidak bisa, itu harus lihat malam ini kamu bersedia datang ke kamarku atau tidak, baik-baik melakukannya…..”

Berbicara sampai di sini, tatapan mata Janiston, tanpa henti terus bergerak melihat lekuk tubuh Vania yang menggoda dengan sangat tidak bermoral.

Raut wajah Vania pucat sekali, muncul kebimbangan dan keraguan dalam matanya.

Sebenarnya dari awal dia sudah merasakannya, Janiston memiliki sedikit pemikiran terhadapnya, hanya saja tidak menyangka, dia bahkan mengajukannya pada saat seperti ini, ini benar-benar mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Tapi jika bukan dia yang duluan menyapa Desta, bagaimana bisa terjadi konflik antara Desta dan Janiston, pada dasarnya semua ini disebabkan olehnya.

Selain itu, tampang Desta dan Gayus disebarkan ke grup penggemar, tidak semudah hanya ditertawakan oleh orang lain, sekarang banyak para penggemar yang tidak masuk akal, kemungkinan akan melakukan tindakan keterlaluan dengan mengungkap identitas dan informasi seseorang.

Tiba saat itu semua informasi tentang Desta akan diekspos orang, lalu, masalah dia sebagai menantu yang tinggal di rumah mertua, bukankah akan ikut terekspos?

Mungkin pada saat itu, dia akan dibanjiri oleh hinaan dan pelecehan.

Begitu memikirkan kemungkinan seperti ini, Vania merasa sangat bersalah.

Dalam hati kacau sekali, Vania ikut di belakang kerumunan orang untuk pergi ke depan pintu hotel, bersiap pergi melihat mobil Rolls Royce milik Desta itu.

Beberapa penyiar itu segera melakukan siaran langsung, bersama para penggemar mereka menyaksikan lelucon yang akan segera terjadi.

Ekspresi Gayus tidak berubah melambaikan tangan ke petugas parkir yang ada di depan pintu, berkata dengan suara berat: “Adik kecil, di mana mobil Rolls Royce Phantom yang tadi kami parkir di sini, kamu bawa ke sini.”

“Apanya mobil Rolls Royce Phantom?”

Wajah bocah parkir itu tampak menghina, “Maksudmu mobil sewaan itu ya, sudah dibawa oleh perusahaan rental mobil, kamu mau aku pergi ke mana ambilnya?”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu