Mendadak Kaya Raya - Bab 399 Permintaan Citra

Mendengar ucapan itu, raut muka Vero mulai sedikit berubah.

Dengan spontan dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata dengan nada tegas : “Aku sama sekali tidak menyesali hal-hal yang sudah berlalu dan pacarku saat ini juga sangat baik, aku sudah merasa cukup bahagia dengan hidupku saat ini.

Mendengar hal ini, kedua pinggiran bibir Desta terangkat sedikit melengkung, gadis muda ini, ternyata sangat membelanya di hadapan orang-orang luar.

Davia mengedutkan bibirnya, dengan acuh tak acuh berkata : “Baik, kamu tidak menyesal, meskipun kamu menyesal pun tidak ada artinya, karena saat ini pandangan Jens dalam memilih pasangan sudah meninggi, beberapa waktu lalu beberapa teman-teman seangkatan kita sempat menaksirnya, namun dia menolak semuanya.”

“Sudahlah, jangan membahas lagi, acara reunian kita diadakan pada pukul delapan besok malamnya, di Hotel Marriot, kamu harus hadir ya !”

“Aku mungkin tidak sempat menghadirinya.”

Saat Davia membicarakan sosok Jens di hadapan Desta, Vero sebenarnya tidak terlalu senang, sehingga dengan lantas dia menolak.

Davia tampak tidak terlalu menghiraukan, namun masih berpura-pura tampak menyayangkan, berkata : “Vero, kamu jangan begitulah, bersusah payah akhirnya kita bertemu kembali, kenapa kamu bisa menolakku begitu saja ? Bila ketua kelas sampai tahu bahwa aku pernah bertemu denganmu, tapi tidak berhasil mengundangmu, dia pasti akan marah padaku !”

“Atau jangan-jangan, kamu sebenarnya kamu masih memikirkan soal kamu menolaknya waktu itu, makanya kamu tidak ingin hadir ?”

“Aku tidak memikirkan itu, aku hanya tidak punya waktu !”Vero dengan segera membalasnya.

“Kalau begitu maka kamu hadir saja !”

Bibir Davia sedikit terangkat, kemudian dia memandang Desta yang disebelahnya, “Tentunya, kamu juga bisa hadir bersama pacarmu, biarkan dia pergi melihat-lihat dunia luar.

“Apa maksudmu ?”

Raut muka Vero tampak sedikit kesal, tepat saat dia mau membalas ucapan tadi, Desta tiba-tiba memegang tangannya.

“Kami sudah mengingatnya dan kami pasti akan menghadirinya !”Desta tersenyum membalasnya.

Sekali lagi Davia memandang Desta dari atas sampai ke bawah, berkata dengan melipat kedua tangannya di dada : “Baiklah kalau begitu, akan tetapi tuan Desta, Hotel Marriot merupakan hotel mewah berbintang lima, orang-orang biasa tidak akan pantas ke sana, namun jika kamu ingin ke sana, setidaknya kamu harus menyiapkan pakaian yang lebih berkelas. “

Desta melirik pakaian yang dikenakannya, “Pakaianku ini lumayan kok, tidak bisakah ?”

Pakaian yang dikenakannya itu dirancang khusus oleh perancang-perancang busana terkemuka di kalangan Barat, bahan yang digunakan untuk busananya juga bisa dikatakan yang terbaik dari semua bahan, Scabal, sangat nyaman untuk dikenakan, namun karena dirancang khusus, makanya tidak ada diberi label merek, sehingga dikira pakaian murahan yang dibeli dari kios tepi jalan.

Davia tertawa kecil, kemudian menatap Desta dengan iba.

“Tuan Desta, aku pikir jika kamu punya waktu lebih, kamu harus lebih rajin melihat-lihat di Internet, lebih banyak berinteraksi dengan hal-hal yang berkaitan dengan tren-tren terkini, dengan begitu setiap kamu mengatakan sesuatu, maka orang-orang tidak akan merasa konyol.

“Sudahlah, bagaimanapun hari ini aku juga senang dapat bertemu kembali dengan teman lama, jadi aku tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal yang tidak penting dengan orang yang kurang berwawasan.”

Davia mengalihkan perhatiannya, ke Vero yang sedang tampak cemberut, “Vero, kamu juga tahu bahwa aku ini selalu terus terang, kalau aku sempat mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan, jangan kamu memasukkan ke hati, aku masih mau pergi berbelanja lagi, kita berbincang-bincang lagi pada acara reuni besok malamnya, sampai jumpa !”

Setelah itu, Davia dengan beberapa temannya, pergi sambil berbincang riang.

“Kak Desta, kenapa kamu langsung menyanggupi untuk hadir ke acara semacam itu tanpa menanyakan ke aku.” Vero memandang Desta dengan bingung.

Desta tertawa, lalu mengelus-elus rambut panjang gadis itu dan berkata : “Itu hanya sebuah acara reuni, tidak jadi masalah kalau hanya menghadirinya.”

Sebenarnya, Desta merasa dirinya sudah lama tidak menemani Vero dengan baik, walaupun hari ini akhirnya bisa menemaninya sekali, namun belum cukup untuk menebus semua kesalahannya, yang telah mengabaikannya sehingga membuatnya hatinya terluka.

Karena ada acara reuni tersebut, maka dia pasti akan menghadiri bersama Vero,juga bisa dikatakan sebuah kebersamaan.

Bagaimanapun, dia juga tidak bisa selalu menemani Vero pergi berbelanja, berpergian juga melelahkan.

“Tetapi mereka .....”

Vero tidak ingin mengatakan bahwa orang-orang seperti Davia memandang rendah orang lain.

Desta meletakkan jari telunjuknya ke bibirnya, lalu mendesis ringan, melihatnya menyeringai, kemudiam berkata : “Gadisku yang lugu, menurutmu apa manusia akan peduli dengan pandangan semut-semut ?”

Mendengar ucapan itu, Vero tercenung sejenak, lalu menjadi riang kembali.

Hal ini benar, mengingat status dan martabat Desta saat ini, teman-teman seangkatannya Vero, hanyalah sekumpulan semut kecil bagi Desta.

Sekawanan semut kecil yang beromong kosong di hadapannya, membahas soal tren-tren terkini, itu hanyalah tong kosong nyaring bunyinya, tidak aneh jika Desta tidak menghiraukannya.

“Kalau begitu maka kita hadiri saja !”

“Memahami hal ini, senyuman kembali menghiasi wajah Vero.

Sejujurnya, dia sebenarnya juga berharap dapat menghadiri acara tersebut,karena dengan tersebut dia dapat mengenalkan Desta pada teman-teman lamanya, membiarkan teman-temannya tahu bahwa dia memiliki seorang kekasih yang sangat menyayanginya.

Setelah itu, mereka bertiga kembali ke rumah dengan menggunakan mobil.

Perjalanan tadi membuat Vero sangat gembira, begitu saat Vero sedang mandi di kamarnya, Desta datang pada Citra yang sedang merapikan barang-barang, dengan pelan berkata : “Kak Citra, aku sedang berusaha memenuhi keinginannya Vero, bagaimana denganmu, kamu menginginkan apa ?”

Citra tidak menyangka bahwa Desta akan menanyakan hal semacam ini dengannya, seiring dengan perasaan tercengang, hatinya juga merasa sedikit bahagia.

Dia berpikir-pikir, lalu berkata : “Aku sedikit lebih dewasa dibanding dengan Vero, aku justru lebih tertarik untuk mengetahui penyebab kesibukanmu sehari-hari, sehingga aku bisa menerimanya jika kamu tidak memiliki waktu untuk menemaniku, cukup dengan melihatmu pulang ke rumah sehabis kerja, lalu menyiapkan makanan yang hangat untukmu dan hanya dengan begitu aku sudah merasa cukup.”

“Namun jika kamu ingin menanyakan apa keinginan aku, bagaimana jika kamu mengajariku ilmu bela diri, akhir akhir ini aku sangat giat dalam menekuni ilmu bela diri dan aku pun telah mendapatkan beberapa pemahaman baru, hanya karena tidak ada yang menemaniku berlatih, aku pun tidak bisa memastikan apakah pemahaman -pemahamanku ini telah benar.”

“Tentunya tidak masalah kalau hal ini.” Desta tertawa-tawa, “Apabila aku memiliki waktu luang, kamu dapat mengajakku berlatih bersama setiap saat pun untuk memastikan pemahaman kamu.”

Citra tersenyum gembira, lalu mencium pipi Desta dengan lembut.

Saat Desta bermaksud untuk balas kelakuannya, dengan balas menciumnya,namun Citra dengan lekas menghindar sambil tertawa, sama sekali tidak mau memberinya kesempatan untuk membalasnya.

Pada siang hari keesokan harinya, Desta masih tetap mengenakan pakaian yang membuat Davia memandang rendah dirinya, berangkat menghadiri acara reuni di Hotel Marriot bersama Vero menggunakan mobilnya.

Pamor Hotel Marriot tergolong cukup terkenal di Kota Yunhai, gaya dekorasi hotelnya secara keseluruhan, menyerupai istana-istana di negara Eropa pada abad pertengahan dan tentunya makanan ala barat yang dijadikan sebagai menu utama oleh pihak hotel, namun hal yang paling penting, hotel ini merupakan aset properti milik Gedung Sky.

Namun kedatangan Desta kali ini, justru tidak menghubungi siapa-siapa, dia tidak ingin melibatkan orang-orang lain dalam acara yang sederhana ini, karena itu bukan suasana yang diharapkannya.

Di depan Hotel Citra, sudah tidak sedikit mobil yang memarkir, kebanyakannya adalah mobil-mobil yang lazim dijumpai di jalanan, yakni Hyundai, Civic dan juga Mazda.

Namun kebetulan Desta hari ini mengendarai mobil BMW Series 7 miliknya, mobilnya baru saja berhenti, sudah menarik banyak perhatian di sekitanya.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu