Mendadak Kaya Raya - Bab 398 Teman Lama

Semua ini salah Desta, kalau bukan karena sifatnya yang suka pamer, aku tidak mungkin dipandang rendah oleh Feliza .

Seandainya sesuai dengan rencana, malam ini dia akan berhasil mendapatkan Feliza, malah dibuat kacau oleh Pajri dan sebenarnya Pajri kemari untuk mencari masalah dengan Desta, jadi secara tidak langsung rencananya gagal karena Desta.

“Desta sialan, aku tidak akan memaafkanmu !”

Wang tampak berang memikirkan hal itu, terus memanggil sebuah taksi, segera menuju ke stasiun LRT kota Yunhai.

Disisi lain, Desta sedang bersama Vero,juga Citra mengunjungi sepuluh toko terakhir, kali ini Vero tidak hanya berbelanja pakaian untuk dirinya, namun juga berusaha memilih pakaian yang cocok untuk Desta.

Sambil memilih sambil menceritakan hal-hal yang terjadi beberapa waktu ini dengan Desta.

“Kak Desta, apakah kamu tahu, yang sebelumnya ada di sekolah kita, teman lama kita waktu sekolah yang bernama Wendah ?” Tiba-tiba, Vero mulai bergosip.

“Aku tahu kok, kenapa ?”

Desta sempat tercenung, terus bertanya balik seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Saat itu orang tersebut mendambakan Lalisa, dibuat pingsan oleh Desta terus diserahkan ke Gayus, bermaksud untuk memastikan orang tersebut akan menutup mulut, tidak membocorkan soal kepulangan Lalisa dari luar negeri untuk mencarinya.

Lantaran ada urusan genting yang harus dikerjakan, dia lupa menanyakan ke Gayus soal kelanjutan kejadian ini, dia hanya ingat pernah menerima sebuah pesan dari Gayus, yang menyampaikan masalah sudah terselesaikan.

Sekarang mendengar Vero menyebut orang itu, membuatnya sangat penasaran.

“Tahukah kamu, orang itu kelihatannya amat sopan, juga seorang paman yang sangat berkarisma, saat itu banyak menjadi perhatian teman-teman wanitaku, akan tetatpi ternyata dia seorang gay !” Vero mendekatkan dirinya ke telinga Desta, berbisik kepadanya.

Desta tercengang, lalu memegang-megang kepalanya, “Apa maksudmu, kok bisa dia dibilang seorang gay ?”

“Itu karena pada malam acara wisuda kalian berakhir, beberapa teman wanitaku yang nekat, bermaksud untuk menaksir paman sekuriti yang berkarisma itu, akhirnya mereka mengikutinya, sampai menemukan sebuah mobil milik Wendah di parkiran sebuah hotel mewah, yang kebetulan sekali, bibi dari salah satu teman wanita bekerja di hotel tersebut. “

“Setelah itu melalui bujukannya yang halus dan panjang, akhirnya mereka mendapatkan kamar yang ditinggal oleh Wendah, serta bergegas ke sana untuk menunggunya terlebih dahulu, berharap pada saat bertemu dengan Wendah, bisa mencari kesempatan untuk memulai percakapan dengannya, lalu saling menyimpan kontak telepon masing-masing.

“Tetapi siapa sangka penantian mereka tersebut, telah sampai larut malam, masih belum melihat kedatangan Wendah, namun pada saat mereka mengira Wendah tidak akan pulang malam hari ini, saat bersiap-siap untuk pergi dari sini, pintu lift terbuka, Wendah tampak seperti sedang mabuk, dibantu oleh dua pria besar ke dalam kamarnya. “

“Saat itu, mereka mengira bahwa dua pria besar itu merupakan pengawalnya Wendah, masih belum berpikiran aneh, begitu pada saat mereka berpikiran untuk mencari alasan memulai percakapan, mereka menyadari bahwa pintu kamarnya Wendah tidak tertutup dengan rapat.”

“Salah satu teman wanita dengan penasarannya mendorong pintunya dan melihat, mendapati dua pria besar tadi sedang ......”

Kelanjutan ceritanya, Vero sudah tidak sanggup melanjutkan lagi, dia juga tampak merinding, sedikit gemetaran.

Desta menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum menyeringai, dalam pikiranya akhirnya dia mengetahui juga trik yang dipakai Gayus untuk membereskan masalah Wendah saat itu, mungkin saja dua pria besar itu adalah gay yang sebenarnya, membiarkan mereka melahap habis LWB, kemudian baru memotret beberapa foto “seksi” sebagai bukti. Sepertinya meski Wendah dipukul sampai mati sekalipun, dia pun tidak akan berani membocorkan kata-kata yang berkaitan dengan Lalisa.

Bagaimanapun cara ini termasuk kejam juga.

Desta tidak bisa menahan diri, setiap membayangkan ilustrasi “Badan penuh dengan keringatan”, dia merasa sedikit mengerikan.

Mengakhiri pikirannya itu, Desta kembali menemani dua wanita berbelanja, tiba-tiba sebuah suara teriakan muncul dari belakang mereka, “Vero, apakah kamu Vero ? !”

Mendengar teriakan tersebut, Vero menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

Di belakang mereka, ada sekitar empat sampai lima pemuda-pemudi, tangan mereka menenteng beberapa tas belanjaan, kelihatannya seperti juga sedang berbelanja.

Yang meneriaki Vero barusan, adalah salah satu wanita muda diantara mereka.

“Kamu....... Davia !”

Vero sekilas tampak ragu, akan tetapi saat dia sudah mengenalinya, wajahnya meluapkan ekspresi bahagia yang sulit disembunyikan.

“Davia Song, apakah ini benar-benar kamu ? !”

Vero tanpa berpikir panjang langsung menggantungkan tas belanjaanya ke badan Desta, dengan wajah tersenyum lalu berlari menuju ke hadapan wanita yang bernama Davia itu.

“Ya, aku juga tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini !” balas Davia dengan emosi yang sama.

Setelah itu, dia melirik Desta yang berpakaian sederhana, juga Citra yang cantik menawan bak bidadari, dengan spontan berbisik : “Vero, apakah dia kakak perempuan kamu Vina ? Kenapa bisa ada perubahan demikian besar, dulunya bukan seperti begitu !”

Ekspresi Vero sekilas menjadi kaku, lalu dia menggelengkan kepalanya sambil berkata : “Dia bukan Vina Chen, tetapi dia juga kakak perempuanku, Citra .”

Mendengar itu, Davia termenung-menung sambil mengangguk-angguk kecil kepalanya dan tidak melanjutkan bertanya mengapa Vero memanggil Vina Chen, akan memanggil dengan nama lengkapnya.

“Vero, kita sepertinya tidak pernah bertemu lagi semenjak lulus SMA, setidaknya sudah hampir 3 tahun !” Saat bersamaan, Davia memandang Vero dari atas sampai bawah, berkata dengan emosionalnya : “Waktu dulu masih sekolah kamu paling cantik di kelas kita, tidak menyangka setelah beberapa tahun, kamu menjadi makin cantik lagi, oh iya, cepat beritahu aku, apakah kamu punya pacar ?”

Kedua pinggiran bibir CMY sedikit terangkat, lalu berbalik arah menarik lengan Desta, dengan bangganya berkata : “Tentu saja ada, ini pacarku, Desta !”

“Apa, dia pacar kamu ? !”

Mendengar hal tersebut, tiba-tiba wajah Davia menunjukkan ekspresi tercengang.

Tadi dia melihat penampilan Desta yang begitu sederhana, masih sempat mengira bahwa Desta adalah supirnya.

Bagaimanapun pada masa SMA, Keluarga Chen dimana Vero berada, juga tergolong terkemuka di Distrik Sanbaku,setidaknya di Sekolah Menengah Atas mereka, keluarganya sudah terbilang bagus.

Akan tetapi setelah itu dia melanjutkan kuliah di luar daerah, lantaran jarak yang terbilang jauh, dia sama sekali tidak pulang kemari beberapa tahun ini,sehingga dia sama sekali tidak mengetahui bahwa Keluarga Chen telah kehilangan pengaruhnya.

Jadi dia mengira bahwa Desta adalah supirnya, juga bukan tanpa alasan.

“Ya ..... Apa kabar, aku teman SMA-nya Vero, namaku Davia !”

Atas etika dan sopan santun, Davia akhirnya menyapa Desta juga.

Setelah Desta memperhatikan ekspresi wajah Davia yang syok, dia sudah bisa menebak kira-kira apa yang dipikirkan oleh Davia, akan tetapi dia juga tidak begitu peduli soal ini, malahan menyapa balik dengan wajah tersenyum, sambil mengulurkan tangannya kepada Davia .

Namun Davia mengalihkan pandangannya, seolah-olah tidak melihat itu, sehingga membuat Desta merasa sedikit canggung.

“Oh iya Vero, ketua kelas kita dulu yang bernama Jens Futon sedang menghubungi kembali teman-teman kita yang seangkatan, rencananya mau mengadakan acara reunian, dia masih mengkhawatirkan kalau dia tidak dapat menghubungimu, siapa sangka aku malah bertemu denganmu disini, kebetulan sekali !”Kata Davia .

“ Jens ?” Vero sedikit mengernyit, tampak seperti tidak mempunyai kesan yang baik terhadap orang itu.

Davia juga tersenyum nakal dan berkata : “Vero, aku ingat bahwa dulu Jens juga pernah mengejarmu untuk waktu yang lumayan lama bukan ?”

“Kamu mungkin tidak mengetahuinya, dulu orang itu berhasil diterima oleh universitas ternama, belum lulus sudah direkrut sebagai karyawan eksekutif oleh perusahaan Satus Jaya di Kota Yunhai, saat ini sudah memiliki rumah ataupun mobil, waktu itu kamu menolaknya, apakah kamu menyesal sekarang ?

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu