Mendadak Kaya Raya - Bab 118 Tidak terduga

“Des...Desta, apa ini benar-benar rumahmu?”

Tanya Wulan dengan sangat enggan dan dengan ekspresi wajah Wulan seperti sedang melihat hantu.

Desta meliriknya dengan dingin lalu langsung menjatuhkan pandangannya ke Vero yang juga terkejut, “Vero, ayo masuk dan lihat-lihat rumah kita.”

“Kakak, kakak Desta, ini rumah kita?”

Vero baru tersadar dari keterkejutannya dan masih syok.

“Apa kamu tidak percaya?” Desta berkata sambil tersenyum. Kemudian langsung memberikan kunci remot vila itu dan meletakkannya di tangan Vero.

Begitu melihat adegan ini, seluruh orang sangat terkejut. Mereka sama sekali tidak berani percaya kalau Desta bukanlah sampah menantu yang bergantung pada calon istrinya. Padahal baru saja dia diusir dan didepak oleh Wulan dari keluarga Chen. Dia mana mungkin sanggup untuk membeli Vila pusat yang ada di Eling Bening ini?

anak dan ayah Zhang saling memandang lalu di wajahnya penuh dengan kekhawatiran dan rasa malu. Baru saja mereka tidak hentinya memaki dan menghina Desta sebagai sampah tidak berguna. Di setiap ucapan mereka terlihat jelas hinaan dan cibiran yang kejam. Tapi sekarang pada akhirnya, Desta membalikkan keadaan dengan langsung menunjukkan vila pusat di depan mereka.

Jika orang seperti ini adalah sampah lalu bagaimana dengan mereka, mereka tidak lebih baik dari sampah?

Deddy tiba-tiba teringat kalau dia di depan semua orang sudah menyombongkan diri dengan berkata selama Desta bisa menunjukkan rumahnya maka dia langsung akan membelikan orang tuanya rumah yang lebih baik dari rumah Desta. Sekarang Desta sudah menunjukkan rumah yang dibelinya, tapi Deddy bagaimana mungkin sanggup membeli rumah yang lebih baik dari vila pusat ?

Di saat inilah, wajah Deddy berasa panas seperti ditampar berpuluh kali oleh seseorang, rasanya sakit sekali.

Dia berusaha sekuat tenaga memberi isyarat dengan tatapan matanya kepada Pak Zhang. Dia berniat untuk kabur dari sana ketika perhatian semua orang tidak tertuju padanya. suami istri Zhang mengerti yang dimaksud oleh anaknya jadi dia sudah tidak peduli dengan melihat-lihat pemandangan di dalam vila itu. mereka pun buru-buru menundukkan kepala lalu melarikan diri dari tempat itu.

Tapi pada kenyataannya, memang saat ini tidak ada orang yang sedang memperhatikan mereka.

Setelah segerombol orang itu tersadar, mereka satu perdatu berjalan ke depan Desta dan mulai memuji dan cari muka kepada Desta.

“Desta, memang kamu ini luar biasa. Bisa-bisanya sanggup membeli vila pusat ini, aku ternyata tidak salah menilai orang!”

Kata seorang pria botak yang perutnya besar sambil menepuk pundak Desta. Tapi padahal barusan dia tadi ketika menghina Desta, tidak ada belas kasihan sedikitpun. Yang lainnya pun juga langsung belajar darinya. Mereka mulai mengakui dan memuji Desta mencoba cari muka di depan Desta agar menghindari Desta tidak senang.

“Aku juga merasa kalau Desta ini anak berbakat. Dia pasti adalah salah satu orang hebat dan luar biasa, mana mungkin dia ini seorang sampah kan. Yang perlu disalahkan itu ya ucapan keluarga Zhang yang begitu besar, aku sampai bisa tertipu oleh mereka!”

“Eh, mana keluarga Zhang , tidak mungkin mereka kabur kan. Mereka itu benar-benar tidak tahu malu. Barusan tadi begitu luar biasanya ketika mengatakan hal-hal buruk mengenai Desta. Sekarang kenapa cepat sekali kaburnya? Padahal baru saja aku mau meminta mereka membayar kesalahan mereka!”

“Sudahlah, untuk apa cari perhitungan dengan orang seperti itu. Mereka tidak layak kita begitukan. Iya kan Desta?!”

Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berbuat apapun demi hal baik dan keuntungan. Desta awalnya sangat kesal dan jengkel kepada orang-orang itu tapi begitu mendengar pujian ini, Desta akui kalau suasana hatinya jadi berubah cukup baik.

Walaupun tahu mereka begini karena melihatnya sanggup membeli vila pusat tapi Desta tidak terlalu memedulikan hal itu. Dia sudah terlatih selama tiga tahun, dia sudah kenal dan tahu jelas mengenai sifat jahat dan buruk manusia yang begitu dalam. Terkadang kebaikan munafik ini masih cukup dapat diterima.

“Tidak usah banyak bicara lagi, ayo masuk dan lihat-lihat dalamnya. Selesai melihat-lihat, kita pergi makan!”

Kata Desta sambil menepuk tangannya di antara semua orang.

Begitu mendengar ini, semua orang pun langsung mengeluarkan ponsel mereka dan mengarahkannya ke vila pusat ini. Mereka mau merebut kesempatan pertama selfie di vila ini dan mengirimnya ke status wechat.

Desta tersenyum dan tidak ada niat sedikitpun menghalangi atau menghentikan mereka. Dia menarik tangan Vero. Begitu mau masuk ke dalam vila tiba-tiba dia mendengar cibiran keras dari belakang.

Dia pun langsung menoleh dan melihat Wulan berjalan maju. Lalu dengan kerasnya memukul lengan Vero.Seketika itu mengecap bekas tangan warna merah di tangan lembut Vero dan kunci remot pun jatuh di tanah.

“Aduh!” teriak Vero kesakitan. Dia mengerutkan kening di dekapan desta.

“Vero, apa kamu baik-baik saja?” Desta sangat tidak tega melihat bagian tangan Vero yang bengkak dan kemerah-merahan. Dia pun menatap tajam ke Wulan!

Wulan sama sekali tidak peduli. Dia membungkukkan pinggang dan mengambil kunci remot itu. Lalu memegangnya erat di tangannya seolah takut akan ada orang yang merebut kunci remot itu.

Kemudian, dia melotot dengan kesal ke Desta. Lalu berkata sambil menggertakkan gigi, “Hei Desta, di sini sudah tidak ada orang lain lagi. Lebih baik kamu menjelaskan dengan sejujur-jujurnya padaku ya. Uang untuk membeli rumah ini sebenarnya berasal dari mana?! Kalau tidak jangan pernah berpikir untuk mengambil lagi kunci remot ini. aku akan merampas kunci ini!”

“Atas dasar apa kamu merampas kunciku?”

Kesabaran Desta sudah sampai batasnya jika menghadapi wanita tua itu. Rasanya sekarang juga dia ingin menampar wanita tua itu.

“Jangan-jangan kamu masih mengira aku menggunakan uang Vero untuk membeli rumah ini?” tanya Desta dengan tersenyum dingin dan ekspresi menghina.

“Kalau tidak?” kata Wulan menegang sambil bertolak pinggang. Sebenarnya dia sangat tahu jelas karena dia tidak bodoh. Dia sudah pernah mendengar harga dari vila ini yang diperkirakan dua ratus milyaran. Dua ratus milyar loh! Walaupun semua hasil kerja keras dan keuntungan dari proyek keluarga Chen ditambahkan, itu tidak akan mungkin bisa mencapai uang sebanyak itu!

Meskipun menjual obat anti kanker sangat menghasilkan uang banyak, tapi juga tidak mungkin bisa sebanyak dua ratus milyar! Apalagi, kemarin malam Vero yang begitu membanggakan Desta dengan mengatakan Desta telah membeli sebuah perumahan elit yang harganya beberapa milyar saja! Dia mengira saat itu dia mendengarkan lelucon saja. Sekarang baru tahu kalau ini sebuah kebenaran!

Vila pusat yang harganya dua ratus milyar, ini memang perumahan elit ratusan milyar!

Ya Tuhan, apa bocah tengik ini merampok bank? Dia mana mungkin punya uang sebanyak ini?

Wulan rasanya sulit sekali bernapas, tapi semakin di saat seperti ini, dia juga semakin tidak boleh mundur. Kalau tidak, karena perilaku dan sikap buruknya selama bertahun-tahun ini kepada Desta maka yang ada Desta akan mendepak mereka begitu saja lalu pergi dan hidup sendirian bersama Vero. Hal seperti itu jelas tidak akan baikkan? Jadi dia harus mengambil inisiatif dalam memulai percakapan berikutnya!

Yang terbaik adalah menggunakan beberapa trik untuk membuat Desta selamanya terikat dan terbelenggu di Keluarga Desta. Dengan begitu, tidak peduli uang yang didapatkannya dari mana, cepat atau lambat pasti akan diambilnya sedikit demi sedikit!

“Eh, uangku berasal dari mana sepertinya tidak ada sedikitpun hubungannya dengan keluarga Chen kan? Bukannya kamu di depan banyak orang sudah mengumumkan kalau keluarga Chen kalian sudah tidak ada hubungan lagi denganku, apa kamu lupa?”

Tanya Desta balik sambil tersenyum dingin.

Wulan langsung tersentak. Dia baru ingat memang dia tadi berkata seperti itu. Apalagi tidak hanya mengatakannya sekali, wajahnya seketika itu memerah dan mulutnya ternganga cukup lama, tidak tahu harus mengatakan apa.

Gito yang ada di sampingnya akhirnya juga tersadar dari keterkejutannya. Dia batuk sejenak lalu maju dan mulai mencoba menenangkan situasi, “Desta, kamu jangan bilang seperti itu. Barusan tadi itu tante Wulanmu ini jadi marah karenamu sendiri maka dari itu ucapannya jadi cukup kasar dan tidak enak didengar, tapi dia tidak ada niat buruk kok. Siapa juga yang suruh kamu mengatakan hal-hal jelek mengenai Vina?”

“Apa aku salah bicara? Ketika Vina masih dalam masa perjanjian pernikahan denganku, apakah dia dekat dan mesra dengan Andre, keluar belanja bersama sambil bergandengan tangan, malam hari tidak pulang ke rumah? Semua ini, apa namanya bukan tidak menjaga etika wanita?!”

Begitu membahas peristiwa-peristiwa itu, nada suara Desta jadi semakin tinggi dan mudah tersinggung. Karena bagaimana pun dulu Desta benar-benar berharap dan telah membayangkan kalau dia akan melanjutkan hidup bersama Vina dengan baik-baik. Tapi semua khayalan dan bayangan indah itu begitu saja dihancurkan sendiri oleh Vina dan Keluarga Chen!

Wajah Gito langsung berubah tidak menyenangkan dan dia hanya bisa diam saja.

Wulan malah sebaliknya, dia berkata, “Walaupun Vina bersalah kepadamu, terus mau bagaimana lagi. Kalian bukannya sekarang sudah memutus perjanjian pernikahan. Sekarang apa ada artinya mempermasalahkan ini?”

“Kamu sekarang mau bersama dengan Vero, apa tidak ada keharusan untukmu menjelaskan situasi sebenarnya sejelas-jelasnya kepada kami? kalau tidak mana mungkin aku bisa tenang menyerahkan anakku padamu. Vero adalah anak kesayangan yang sudah aku besarkan dari kecil. Bagaimana mungkin membiarkannya begitu saja dibawa oleh orang lain pergi?”

Sulit tidak megakui kalau kemampuan Wulan yang tidak punya malu ini dengan semua anggota keluarganya itu benar-benar sama dan tak ada bedanya. Memang sudah dasarnya satu keluarga pasti punya pola pikir yang sama. Baik dan buruknya dia terhadap Vero, apa dia sendiri tidak tahu? anak kesayangan apanya coba.

Tapi Wulan cukup masuk akal memberikan alasan ini. Jika Desta mau menikahi Vero, ada beberapa hal yang memang tidak boleh dirahasiakan ataupun disembunyikan.

“Baiklah, aku bisa memberitahumu identitasku sebenarnya.” Desta berpikir sejenak lalu memutuskan mau mengatakan semua dengan sejujur-jujurnya, “Identitasku sebenarnya adalah....”

“Tuan Desta, Tuan Desta!”

Ketika Desta berniat untuk mengatakan identitas aslinya tiba-tiba dia mendengar teriakan staf Eling Bening yang memanggilnya sambil berlari dari kejauhan menghampirinya dengan ekspresi cemas.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu