Mendadak Kaya Raya - Bab 289 Situasi Keluarga Chen Sekarang

Sedangkan mengenai bayi itu, siapa yang tahu dari mana asalnya. Keluarga Chen yang hanyalah keluarga kecil, tentu saja tidak mau bayi itu.

Tapi biksu di kuil itu tidak tega melihat bayi perempuan kecil itu ditinggal sendirian. Jadi dia pun mengatakan kalau Vero dapat mengusir roh jahat. Hal inilah yang baru membuat nenek Chen yang sangat gila dan terobsesi dengan hal ini menggertakkan gigi memaksakan diri untuk menggendong Vero untuk dibawa pulang bersama mereka.

Jadi untuk menyelidiki asal usul Vero yang paling penting adalah menemukan giok dan jaket emas itu.

“Di mana jaket dan batu giok itu?” Tanya Desta sambil menyipitkan matanya.

“Bagaimana mungkin kami tahu hal itu. anggota keluarga Chen yang membawanya pulang. Mana mungkin kan mereka memberitahu kami?” kata Rezka memutar matanya.

Lalu dia pun mencium kartu bank yang ada di tangannya lalu tersenyum senang kepada Desta dan berkata, “Sudahlah, uangnya sudah aku dapatkan. Informasi juga sudah aku beritahu padamu. Setelah ini kita pergi menjalani jalan masing-masing saja.”

Begitu ucapan ini keluar, Rezka melirik ke Rezki memberikan isyarat untuk segera pergi dari sini. Tapi tiba-tiba pintu ruang kantor dibuka oleh para polisi, mereka pun langsung masuk ke dalam!

“Hai kamu yang bermarga Chu, kamu berani menjebakku!”

Begitu melihat banyak polisi masuk ke dalam, dia baru tahu kalau dia dijebak. Dia pun berteriak dengan marah ke Desta.

Desta menyeringai lalu berkata, “Apa yang kalian katakan sih. Tidak boleh mengisap obat terlarang, tidak boleh menyembunyikan obat terlarang, tidak boleh juga bergaul atau pun berkomplotan dengan orang-orang yang menjadi pecandu seperti kalian. Begitu tahu ada orang yang menggunakan obat terlarang harus waktu itu juga melapor ke polisi. Bukannya ini adalah tugas dan kewajiban semua warga negara ya?”

Begitu mendengar itu, Rezka pun sangat marah dan rasanya mau muntah darah.

Dia meraih asbak di atas meja teh dan berniat melemparkannya ke Desta. Tapi sudah dihentikan dulu oleh polisi. Polisi itu langsung memutar lengan Rezka dengan cepat lalu menekannya dengan keras ke bawah.

“Jangan bergerak, patuhlah!”

Polisi membentak dengan keras.

Rezka pun tidak sanggup melawannya, kartu bank yang ada di tangannya jatuh di depannya.

Matanya memerah dan menjulurkan lehernya berniat untuk menggigit kartu bank itu. Tapi ketika dia mau berhasil meraih kartu bank itu, ada tangan yang tiba-tiba lebih dulu mengambil kartu bank itu.

Pada saat itulah, Rezka merasakan emosi marahnya sudah meningkat sampai ke otak dan membuatnya pusing dan matanya kabur.

Ketika penglihatannya mulai tidak kabur lagi, dia baru menyadari kalau yang berdiri di depannya mengambil kartu bank itu adalah Desta.

“Desta, ucapanmu tidak bisa dipercaya. Mati saja kamu!” makinya dengan sangat keras.

Desta menyeringai lalu berkata, “Menghadapi orang-orang semacam kamu yang ucapannya tidak akan bisa dipercaya. Dan lagi mau mengambil uang dariku untuk membeli obat-obat terlarang. Apa kamu tahu, sepeser uang yang kalian habiskan itu merupakan peluru yang ditembakkan oleh polisi narkotika perbatasan!”

“Mereka demi melindungi beratus juta warga kita ini harus kehilangan banyak nyawa yang berarti, Kalian malah seenaknya mengambil narkoba dari para pengedar narkoba. Benar-benar sampah mengerikan!”

“Sialan, kalian mau jadi pahlawan itu urusan kalian ya! aku tidak minta kalian lindungi kok!”

“Menurutku, kalian itu memang pantas mati. Siapa yang menyuruh kalian terlalu ikut campur?”

Teriak Rezki yang ditekan di lantai.

Begitu ucapan ini keluar, semua ekspresi wajah para polisi di sana langsung berubah. Beberapa di antaranya adalah polisi yang pemarah dan tempramennya meledak-ledak. Dia melemparkan tinjunya kepada mereka berdua.

“Tolong! Polisi memukulku!”

Begitu Rezki melihat tinju itu, tiba-tiba dia berteriak tidak karuan.

"Berhenti!"

Pada saat ini, suara yang familiar datang dari luar pintu.

Desta menoleh dan mendapati bahwa orang yang datang itu ternyata adalah Xucardi.

Tampaknya setelah dia menang dari Pota, situasi di Daerah Sanbaku telah banyak berubah. Xucardi awalnya kehilangan pekerjaan dan sekarang dia telah berhasil mengambilnya kembali.

"Selamat selamat ya."

Desta berjalan di depannya dan tersenyum sambil berjabat tangan.

Xucardi mengedipkan mata padanya, seolah hanya mereka yang tahu arti dari kedipan mata itu.

Melihat adegan ini, mata Rezka memerah, "Kalian ternyata sudah lama kenal. Kelihatannya ini adalah jebakan yang sudah kalian rencanakan sebelumnya untuk meringkus kami berdua!”

Begitu mendengar ini, Desta tidak bisa menahan tawanya.

Apa perlu membuat rencana untuk meringkus dua orang yang bodoh ini?

Pecandu narkoba yang lain pasti hidup dengan cara yang sama seperti tikus, selalu hidup bersembunyi di jalanan untuk menghilangkan keberadaan mereka, bersembunyi di sudut ruangan dan setiap harinya selalu panik dan bingung.

Kakak beradik ini malah aneh, mereka tidak hanya tidak bersembunyi, tapi mereka juga beraninya memeras Desta secara terbuka dengan minta uang sebanyak empat puluh milyar?!

Mereka mungkin menganggap pengawasan dan CCTV di jalan-jalan Daerah Sanbaku itu buruk apa?

Ketika Paman Ding menelepon keuangan barusan, dia juga menerima telepon dari resepsionis yang mengatakan kalau banyak polisi berkumpul di depan perusahaan. Sepertinya mereka mau naik ke atas.

Paman Ding pun dengan tenang membiarkan mereka naik ke atas dan jangan dihentikan atau dihalangi.

Maka dari itu ada adegan seperti ini sekarang.

Pada saat ini, Xucardi menghampiri Rezka dan Rezki lalu menatap mereka dan berkata dengan santai, "Tenang saja, pahlawan selamanya tidak akan menaruhkan nyawa mereka demi orang semacam kalian ini. Mereka ingin melindungi orang-orang yang baik hati dan memang pantas untuk dilindungi!”

"Kalau kalian ini, tidak pantas sama sekali untuk dilindungi!”

Selesai bicara, Xucardi pun melambaikan tangan memberi isyarat kepada dua polisi lain, lalu dengan segera menarik dan mengawal Rezka dan Rezki berdiri lalu membawanya turun ke bawah.

“Tuan Desta, terima kasih banyak telah membantu kami menangkap orang-orang yang melanggar hukum ini!” kata Xucardi memandang Desta dengan nada yang tulus.

Desta tersenyum dan berkata, "Ini yang harus saya lakukan, pak polisi dan keluargaku."

Xucardi memutar matanya dan mencibir, "Jangan beri aku tatapan mata begitu menggelikan. Selama ini pengedar narkoba sudah merajalela melintasi perbatasan dan penjualan di daerah kami jauh lebih besar."

"Seperti Rezka dan Rezki yang begini, kami telah menangkap banyak baru-baru ini. Kami memiliki satu set lengkap mekanisme yang memberikan mereka pelajaran yang tidak akan membuat mereka merasa baik sama sekali."

"Baguslah. Jika membuat orang-orang bodoh dan kurang ajar seperti mereka merasa baik-baik saja, itu terlalu mengecewakan para polisi yang sudah mengorbankan nyawanya.” Kata Desta.

Kemudian, mereka berdua pun mengobrol dengan santai sebentar lalu kembali melakukan kesibukan masing-masing.

Desta mau melanjutkan menyelidiki jaket benang emas itu dan mencari dimana keberadaan giok itu. Sedangkan Xucardi mulai bekerja lagi menanggap pelanggar hukum di berbagai tempat dan jalan.

"Paman Ding, bagaimana situasi Keluarga Chen sekarang?"

Tanya Desta sambil duduk dan bersandar di bangkunya.

“Tuan muda kedua, setelah nenek Chen meninggal, keluarga Chen tidak punya kekuatan pusat lagi. Orang-orang di bawahnya satu persatu bersaing dan harta yang tersisa dijadikan uang.”

Jawab Paman Ding.

Desta mengerutkan kening, "Itu artinya, Dua barang ini kemungkinan akan dijual juga?"

"Ini……"

Paman Ding tidak bisa menjawabnya, lalu dia berkata, “Begini saja tuan muda kedua, saya akan mengirim pengawal berani mati terlebih dahulu untuk diam-diam pergi ke rumah tua Keluarga Chen untuk mencari barang-barang itu. Selain itu, aku akan menemui staf keuangan perusahaan untuk menghubungi anggota Keluarga Chen dan menanyakan apa mereka pernah melihat dua barang itu.”

"Sekarang anggota keluara Chen sudah takut akan kehidupan masa depan. Mereka sekarang gila-gilaan mencari uang. Selama memberi mereka sedikit keuntungan saja, tidak usah khawatir untuk bertanya lebih ke mereka.”

“Em, kalau begitu atur seperti itu saja.” kata Desta setelah memikirkan kalau cara ini bagus untuk digunakan. Dia pun membiarkan Paman Ding melaksanakannya.

Pada saat ini, sekretaris wanita tiba-tiba datang dari luar.

“Tuan muda kedua, manajer umum Ding, ada orang di bawah yang ingin bertemu.” Sekretaris perempuan itu masuk lalu membungkuk dan baru melaporkan hal ini.

“Siapa yang mencariku?” Desta tertegun.

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu