Mendadak Kaya Raya - Bab 201 Mendapatkan Ide

Ketika Citra masih ragu-ragu, Vero sudah melepaskan baju di tubuh Citra.

Barusan tadi, dia buru-buru mau menghadapi Destag jadi dia pun mengenakan baju dengan asal-asalan. Jadi dia sama sekali tidak mengenakan apa-apa di balik bajunya. Akhirnya sekarang tidak ada yang tertutup sama sekali.

Citra rasanya hampir gila. Dia ingin sekali menghentikan Vero tapi Vero sendiri sudah melepaskan piyamanya sendiri. Dan seketika itu memperlihatkan keindangan lekuk tubuh yang berisi dan sempurna bagai giok.

Begitu melihat pemandangan ini, Citra tahu kalau semuanya sudah terlambat. Sekarang hanya bisa berharap kalau Desta masih punya hati nurani dan tidak akan mengintip mereka.

Segera suara shower kembali terdengar. Dua gadis di luar tirai bathtub itu benar-benar sudah telanjang dan saling membasuh dalam air hangat yang terus mengguyur.

Desta sangat gelisah di balik tirai kamar mandi. Ada suara setan jauh di dalam hatinya yang menggodanya. Dia memintanya untuk mengintip mereka. Lagi pula, itu hanya melihat sebentar dan tidak akan ada yang tahu.

Apalagi, dia sudah melihat tubuh telanjang Ci dua kali. Jadi, tidak apa-apa untuk melihatnyalagi. Vero adalah pacarnya. Melihatnya malah tidak tidak masalah.

Dengan pemikiran seperti itu, Desta merasa ini masuk akal juga. Ketika dia ingin membuka celah tirai bathtub dan diam-diam melihat pemandangan indah di luar sana, Vero tiba-tiba berkata, " Kak Cit, ayo kita berendam di bathtub sebentar. Jika sekarang berendam sebentar, hari ini pasti akan merasa sangat nyaman!”

Begitu mendengar ucapan ini seketika itu juga, ekspresi wajah Desta dan Citra langsung berubah dalam waktu yang bersamaan.

“Vero, tidak usah berendam deh. Kita kan ada kelas. Nanti malam saja begitu pulang, kita berendam bersama, oke?” bujuk Citra.

Vero malah berkata, “ Kak Cit, sekarang masih jam setengah tujuh. Pelajaran kelas pertama kan dimulai jam sembilan. Waktu yang kita miliki masih banyak sekali. Aku pergi isi air dulu ya.”

Dia bicara sambil berjalan ke arah bathtub.

Pada saat ini, Citra rasanya putus asa sekali. Jika Vero membuka tirai itu dan melihat Desta yang bersembunyi di dalam sana. Apa yang akan terjadi, lalu bagaimana harus menyelesaikan kesalah pahaman itu?

Meskipun Vero begitu lugu dan polos, tapi dengan begitu Vero pasti tahu kalau Desta sudah bersembunyi di balik tirai dari tadi. Kalau begitu jadinya, bagaimana dia akan menjelaskan masalah dia dan Desta yang berada di dalam kamar mandi di waktu bersamaan?

Jika masalah itu mencapai ke tahap itu, takutnya hubungannya dengan Vero akan hancur saat itu juga. Tapi dia benar-benar menyukai wanita yang dianggapnya adik ini, yang begitu bodoh, polos dan lugu!

Di keadaan mendesak ini, mata Citra bersinar dan dia sudah membulatkan tekad.

Dia menggigit bibirnya lalu buru-buru berjalan ke depan dan merebut posisi Vero untuk duluan pergi ke bathtub sebelum Vero sampai, “Vero, aku saja yang mengisi airnya. Aku kan tadi sudah membasuh tubuhku dengan shower. Kamu baru saja masuk kan, jadi lebih baik kamu mengguyur tubuhmu lebih lama dulu di shower.”

Pada saat itu juga, Citra dan Desta yang sudah putus asa di balik tirai saling berhadapan.

Ditambah dengan ukuran bathtub yang tidak begitu besar, saat itu juga, tubuh Citra sudah menempel di tubuh Desta.

Paras wajah yang begitu cantik itu sudah sangat memerah bagaikan hampir berdarah. Tatapan matanya bahkan lebih kabur dan begitu menawan.

“Baiklah, kalau begitu aku membasuh tubuhku dulu lagi ya.”

Vero merasa itu masuk akal. Dia pun berjalan lain ke bawah shower lalu mulai mengguyurkan air ke tubuhnya.

Di dalam bathtub, tubuh Citra dan Desta saling bersandar dengan pose yang begitu mesra. Tubuh Desta menegang dan sepenuhnya tidak berani bergerak. Mereka berdua saling berhadapan. Napas yang dihembuskan begitu menjerat, menyebabkan indeks mesra di udara jadi naik dengan liarnya.

Butuh waktu lama bagi Desta untuk menenangkan diri. Dia membuka mulutnya tapi tiba-tiba mulutnya ditutup oleh Citra.

“Jangan bicara, atau kepolosanku akan hancur begitu saja, tahu tidak?” Citra memelototkan matanya yang memerah, bibir merahnya membuka menutup dan berkata perlahan dalam bahasa yang diucapkan.

Desta mengangguk, tidak berani bergerak lagi dan bahkan tidak berani mengeluarkan suara apapun.

Tapi mereka berdua tahu dengan jelas kalau ini hanyalah rencana tindakan sementara. Karena sebentar lagi, Vero pasti bertanya lagi apakah airnya sudah terisi, lalu masuk lagi ke dalam sini.

Jika memang begitu, maka dia dan Citra tetap akan ketahuan.

Ketika mereka berdua bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Desta tiba-tiba mendapatkan ide, dia ingat kalau ponselnya masih ada di sakunya!

Tanpa sempat berpikir lagi, dia mengambil ponselnya dan menelepon nomer Vero.

Vero yang sedang mandi mendengar nada dering ponselnya, dia berkata dengan bahagianya, “ Kak Cit, ponselku berdering, pasti Kakak Desta yang menelepon. Kamu tunggu sebentar ya, aku naik dulu untuk mengambil ponselnya!”

Begitu ucapan ini keluar, Vero berlari keluar dari kamar mandi lalu naik ke lantai atas mengangkat telepon masuknya.

Pada saat ini, Desta dan Citra langsung bernapas lega. Citra mencubit Desta dengan keras, lalu berkata dengan emosi, “Bajingan ya kamu, ternyata kamu membawa ponsel lalu kenapa tidak daritadi mengeluarkannya?!”

Desta juga tak berdaya. Bukannya ini karena dia baru saja ingat. Jika dari awal dia ingat, pasti dari awal dia sudah menggunakan cara ini.

Tapi sekarang, menjelaskan lebih banyak akan sia-sia saja. Citra sudah buru-buru keluar dari bathtub, tapi sebelum itu dia berkata dengan suara sedikit malu-malu, “Desta, malam ini aku akan menunggumu di loteng kampus. Saat itu, aku harap kamu akan memberiku sebuah penjelasan. Kalau tidak, aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku!”

Selesai bicara, dia berbalik dan keluar dari kamar mandi.

Desta masih tercengang berdiri di tempatnya. Teleponnya diangkat oleh Vero. Begitu mendengar suara Vero yang begitu bahagia sekali, hati Desta merasak bersalah.

Dia ini melakukan apa saja coba!

Setelah mengobrol sebentar, Desta pun langsung pergi meninggalkan Villa. Dia memanggil taksi lalu pergi ke Gedung Sky.

Dia sepertinya tidak bisa mengikuti kelas hari ini. Karena dia benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi Citra.

Untungnya di Gedung Sky ini, ada ruang istirahat khusus untuknya. Setelah mandi, dia mengambil satu stel baju bersih dan rapi dari lemari baju lalu mengenakannya. Kemudian, dia duduk melamun.

Kebetulan di saat ini, Paman Ding berjalan masuk dari luar ruangan, “Tuan muda kedua?”

Dia terkejut begitu melihat Desta, tersenyum dan berkata, “Tuan muda kedua, kenapa hari ini datang sepagi ini, apa jangan-jangan kemarin malam tuan muda istirahat di sini juga ya?”

Desta merasa canggung, dia tersenyum lalu berkata, “Iya, cukup larut aku menyelesaikan urusankku kemarin malam, aku tidak ingin mengganggu Vero dan Citra, akhirnya aku memutuskan tidur di sini.”

Paman Ding tidak meragukannya, dia mengangguk dan berkata, “Tuan muda kedua benar-benar sangat menjaga dan mencintai nona Vero. Dia bisa bertemu denganmu, itu adalah berkah dari tiga perbaikan kehidupan!"

"Tidak seperti itu."

Desta menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ini adalah berkahku dari tiga perbaikan kehidupankku sehingga bisa bertemu dengan Vero. Jika dia tidak menemaniku selama ini, takutnya aku yang sekarang sudah tidak tahu berubah jadi seperti apa.

Mendengar itu, Paman Ding mengangguk.

Kehidupan Desta menjadi menantu tidak berharga selama tiga tahun, Paman Ding selalu mengawasi dan memperhatikan itu semua. Bagaimana sikap dan perilaku keluarga Chen memperlakukan Desta, Paman Ding sangat tahu semuanya dengan sejelas-jelasnya.

Jika tidak bertemu dengan Vero, mungkin hati Desta dari awal sudah tertanam bibit kebencian dan amarah. Kemudian setelah membatalkan perjanjian pernikahan dengan keluarga Chen, dia pasti akan meledak dan meluapkan semua emosinya itu.

Dia bisa terus menjaga kebaikan hatinya ini, itu semua karena Vero yang memberikan kehangatan dan cinta dalam kegelapan hidupnya.

Meskipun Desta ingin mengalahkan penerus lain dan menjadi kepala keluarga Chu di masa depan, kebaikan seperti itu tampaknya tidak ada gunanya.

Tetapi melihat semua kaisar yang mengagumkan di sepanjang zaman ini, yang mana yang bukan raja yang bijaksana?

Kebrutalan itu mudah, tetapi perlu mempertahankan kejelasan dalam kebrutalan dan mempertahankan sinar kebaikan untuk menjadi raja akan didukung semua orang dengan sukarela.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu