Mendadak Kaya Raya - Bab 42 Canggung Sekali

" Miki, semalam aku lihat kamu tidak begitu senang, apakah terjadi hal yang tidak menyenangkan" Gendis duduk di sebrang Miki, bertanya dengan perhatian.

"Juga tidak kenapa-kenapa, semalam penyakit adikku kambuh di jalan besar, bertemu dengan dua orang sampah, mempengaruhi moodku, tapi akhir menggangguku juga jelas sekali, takutnya mereka sekarang sudah masuk ke dalam penjara." Ucap Miki sambil tersenyu,

"Ah? Ada apa? Sampai masuk penjara?"

Dua wanita itu penasaean sekali.

"Kak Miki, ayo cepat ceritakan, sebenarnya apa yang sudah terjadi? Penasaran sekali."

Diantara wanita paling suka mendengar gosip, perkataan Miki juga dalam sekejap memancing ketertarikan mereka berdua.

"Sebenarnya juga sial, semalam penyakit lama adikku tiba-tiba kambuh, mamaku langsung menelepon 120, hasilnya disaat ini keluar seorang orang tua, katanya dokter bebas, memaksa mengobati adikku, menurut kalian dizaman sekarang ini siapa yang masih percaya dengan dokter bebas? Penyakit adikku bahkan rumah sakit Amerika saja tidak bisa mengobatinya, hanya bisa menghilangkan rasa sakit, dia malah bermulut besar berkata bisa mengobati adikku, orang tua sampah yang bahkan tidak mempunyai hak izin praktik, melemparkan 400 juta kepadanya, dia malah tidak sudi." Berkata sampai sini, Miki tidak bisa menahan tawanya.

"Lalu setelahnya?" Kedua wanita itu mendengar dengan serius.

"Lalu, komplotannya datang, seorang bocah yang tampak lumayan bersih, sayangnya pikirannya tidak baik, bisa-bisanya juga mengatakan bisa mengobati penyakit adikku, saat itu kondisi adikku buruk sekali, mana mungkin kami berani membiarkannya menyentuh adikku? Pria itu paling-paling hanya berumur 20 tahun, pura-pura sampai seperti benar sekali, lalu yang menariknya, penyakit adikku kritis, mamaku di jalanan bilang akan membayar 200 juta memohon dokter menstabilkan keadaannya, lalu mereka berdua langsung mengambil jarum akupuntur dan menusuknya, bahkan tidak mendiagnosa, benar-benar mengejutkan aku, adikku kalau kenapa-kenapa, sekarang tidak sesederhana masuk penjara saja."

"Bagaimana mereka dipenjara?" Tanya Gendis dengan panik.

"Berani membodohi keluarga Ceng, mau memasukkan mereka ke dalam penjara hanya satu kata saja kok. Pamanku adalah komisi perencanaan kesehatan, mereka mengobati pasien tanpa izin praktek, diduga melakukan pemerasan, terlebih hampir membunuh adikku, setidaknya dipenjara 3 tahun." Ucap Miki dengan sepantasnya.

"Tidak sangka daerah Sanbaku juga ada orang seperti ini? Hanya merasa sudah direncanakan lama, juga tidak tau adikmu di akupuntur akan meninggalkan gejala sisa tidak." Wanita yang bernama Tumini yang duduk di sebelah Gendis menepuk dadanya, benar-benar berkata dengan terkejut.

"Mana tau, rumah sakit masih memeriksa, semalam aku menelepon mamaku, katanya adikku sudah stabil, mungkin 2 hari lagi sudah bisa keluar dari rumah sakit." Ucap Miki, dia dengan pantas menghakimi kalau adiknya bisa sehat adalah usaha rumah sakit, bagaimana juga mamanya juga tidak memberitahu apa yang terjadi selanjutnya.

Mamanya juga takut malu, sebelumnya mulut besar mau mereka masuk penjara, lalu juga datang memohon mereka, kalaupun orang lain juga tidak berani mengangkat kepala, mereka tidak memberitahu Miki, juga mempunyai pemikiran sendiri.

"Sudahlah, tidak perlu marah-marah dengan orang seperti ini, kita selamanya juga tidak akan berhubungan dengan orang seperti ini selamanya, pikirkan hal-hal yang senang, contohnya......Pacar Mimi nanti akan membawakan beberapa orang untuk berkencan dengan kita? Ah, puih, perkumpulan." Ucap Gendis dengan senang.

"Pacar Mimi lumayan kok, rumahnya ada berbuat bisnis, orangnya juga tidak buruk, yang terpenting sangat tinggi, tinggi 185 cm." Mata Tumini penuh kebucinan, "Teman asramanya harusnya tidak buruk, kalau tidak juga tidak mungkin akan memperkenalkannya kepada kita, Mimi tidak mungkin mau menjatuhkan kita."

"Harusnya sudah mau sampai, aku berharap sekali, kalau benar pria baik, kita harus yang ligat, langsung dapatkan, kita sudah tahun keempat, kalau masih tidak mencari pasangan maka tidak ada kesempatan lagi, selera kita juga tidak boleh terus begitu tinggi." Ucap Gendis.

Baru dibicarakan, langsung datang, Linka, Cepi, dan Rosimin muncul di bar, Desta pergi ke rumah sakit, Eimi berjalan didepan, melambaikan tangannya dari kejauhan.

"Teman-teman, kami sudah datang, kuperkenalkan, ini adalah pacarku Rosimin, kalian sudah kenal bukan, dua orang ini adalah teman asramanya, Linka dan Cepi."

Setelah selesai mengenalkan disini, Eimi berjalan ke tempat Miki sana, "Tiga orang ini adalah teman baikku, bunga kelas kami di jurusan seni, Miki, ini adalah Tumini, Gendis, semuanya adalah wanita cantik."

Selesai memperkenalkan, Eimi melihat temannya tidak tertarik sama sekali, jelas sekali sangat kecewa setelah melihat Linka dan Cepi.

Mereka dua ini terlalu sederhana, pakaiannya juga murahan sekali, sudah mau tamat kuliah, masih memakai pakaian olahraga berkumpul dengan wanita, seperti takut orang tidak tau dia mempunyai baju ini saja, sekarang yang keluar bukannya gucci dan armani? Lalu lihat lagi Cepi, seperti babi kecil, dandanannya malah seperti manager perusahaan, tapi aura si bodoh dari atas sampai bawah tetap tidak bisa ditutupi.

"Oh iya, tadi di luar bar lihat kalian cerita sepertinya senang sekali, membicarakan apa?"

Melihat suasana sepertinya dingin, Rosimin mulai mencari topik, teman asramanya di remehkan, dia sebagai ketua kamar asrama ini juga sedikit merasa bersalah, merasa sudah mencelakai temannya, sebagai orang penengah acar ini, juga hanya bisa mengandalkan dia dan Eimi menaikkan suasana.

"Tidak apa-apa, Miki bilang semalam dia bertemu dengan 2 orang penipu, tapi dua orang itu sekarang sudah dipenjara."

Saat Gendis dan Tumini menceritakan apa yang sudah diceritakan Miki tadi, semua orang mulai tertawa lagi.

"Di dunia ini benar-benar mempunyai beragam orang ya, sudah miskin sampai gila makanya bisa melakukan hal itu." Linka mengejek.

Mereka semua membicarakan topik ini lumayan lama, lalu Rosimin mulai membagi tempat duduk sesuai tingkat kecocokan pembicaraan semua orang, menyuruh Linka duduk di sebelah Tumini, Cepi duduk di sebelah Gendis, sedangkan sebelah Miki masih kosong, itu disisakan untuk Desta.

Tidak peduli pada akhirnya bisa berhasil atau tidak, yang penting dia sudah berusaha, juga memang sudah berusaha, hal lain dia sebagai teman asrama benar-benar tidak bisa membantu, tidak mungkin memberi uang kepada mereka menjadikan mereka sebagai orang kaya bukan? Dia juga seorang anak dari keluarga kaya biasa, masih tidak bisa melakukan hal semacam itu.

Tapi bagi Linka dan Cepi, ada kesempatan semacam ini, mereka sudah sangat berterimakasih dengan Rosimin.

Pertama kali duduk dengan wanita cantik seperti ini, keduanya tampak gelisah, tidak mendapatkan topik, tertawa canggung.

Akhirnya, Miki sedikit tidak sabar, bertanya pada Rosimin, "Bukankah bilang asrama kalian ada seorang cowok tampan yang bucin? Tidak datang? Tidak menyukai aku?"

"Bukan begitu Miki, Desta dia pergi ke toilet, mungkin sudah mau datang."

Suara Rosimin baru terdengar, menolehkan kepala, Desta kebetulan baru keluar dari toilet, mengayunkan sisa air di tangannya, berjalan ke arah mereka.

Hanya saja baru berjalan setengah, langkahnya terhenti, melihat Miki yang duduk di sofa bagaikan ratu, lalu Miki juga sudah melihatnya.

Tatapan mereka berdua bertukar di udara, tiba-tiba Miki tidak bisa menahan tawanya, menunjuk Desta dan bertanya Rosimin, "Rosimin, orang yang mau kamu kenalkan padaku adalah dia?"

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu