Mendadak Kaya Raya - Bab 482 Ketrampilan Seperti Orang Luar

“Tidak tahu jelas, bukankah kamu beberapa hari terakhir ini tidur di perusahaan? Vero bilang kalau dia mau membantumu mencuci baju-baju kotormu di kamarmu.” Kata Citra sambil mengajak Desta ke naik ke atas, “Kemudian, dia tidak sengaja membuka kotak kertas itu.”

“Kotak kertas yang mana?”

Desta terkejut.

“Kotak yang isinya giok serta mantel emas.” jawab Citra tak berdaya.

“Kemudian?” tanya Desta mulai panik.

Sejak membawa pulang kotak kertas itu, Desta tidak punya waktu memperhatikan dan menganalisa masalah pada giok serta mantel emas itu.

Tapi dia sama sekali tidak menyangka, kalau Vero akan menyentuh barang-barangnya duluan.

“Kemudian, Vero seperti kehilangan jiwanya sambil duduk terdiam di ranjang. Dia selalu menggenggam giok dan juga mantel emas di tangannya tanpa bergerak sedikitpun. Karena tidak bergerak sama sekali, aku pun masak makan siang lalu memanggilnya untuk makan bersama, saat itulah aku baru sadar ada yang tidak benar.” Kata Citra.

“Awalnya aku ingin memberitahumu saat itu juga. Tapi belum sempat aku meneleponmu, Vero sudah merespon lebih dulu.”

“Dia meraih ponselku, lalu bilang kepadaku untuk tidak mengganggumu dan membiarkanmu bekerja. Dia hanya sedang bingung saja, dia memintaku untuk membiarkannya sendirian dulu.”

“Mendengarnya mengatakan itu, aku pun jadi tenang. Tapi hingga sekarang, dia masih saja tetap dalam kondisi seperti itu, jadi aku hanya bisa menunggumu pulang saja.”

Begitu mendengar semua ini, Desta mengerti kalau perubahan Vero ini pasti ada hubungannya dengan giok dan juga mantel emas itu.

“Oke, aku tahu Kak Cit. Selanjutnya, serahkan saja padaku.” Kata Desta tersenyum kepada Citra, lalu dengan segera berjalan masuk ke kamar.

Di dalam kamar, Vero memang benar-benar masih duduk terdiam di ranjang sedang melamun.

Desta maju menghampirinya, dia pun meraih giok yang ada di genggaman tangan Vero.

Vero tersentak sejenak, lalu tatapan matanya yang sayu perlahan-lahan kembali normal, “Kakak Desta, kamu sudah pulang?”

“Em, masalah di perusahaan sudah selesai. Kamu kenapa? Kenapa jadi seperti ini?” tanya desta dengan nada suara penuh perhatian.

“Aku...”

Ekspresi Vero terlihat ragu sejenak, “Aku sepertinya melihat banyak bayang-bayang adegan-adegan aneh. Di dalamnya, banyak sekali orang-orang asing tapi terasa akrab. Mereka berpakaian dengan begitu anggun dan glamor. Aura dan ketrampilannya seperti orang luar. Tapi setiap kali mau mendekatinya, bayangan mereka itu berubah jadi kabur, dan berlahan pergi jauh dan aku tidak bisa mengejarnya.”

“Orang asing yang terasa akrab?”

Desta mengerutkan kening, lalu berkata, “Apa jangan-jangan itu keluargamu?”

“Seharusnya begitu...”

Vero juga tidak terlalu yakin, lalu dia menghela napas, meletakkan giok itu ke meja, “Sudahlah, semuanya tinggal ikutin takdir dan nasib saja. Aku juga tidak terlalu menantikan bertemu kembali dengan keluargaku. Karena aku sudah sangat puas dengan kehidupanku sekarang. Mungkin saja jika mereka datang ke kehidupanku nanti, malah akan membuat kehidupanku sekarang jadi berantakan. Kalau begitu jadi buruk dong.”

Begitu mendengar ini, Desta terdiam sejenak.

Memang, dia tidak tahu bagaimana sifat dan karakter keluarga Vero, tidak tahu apa orang-orang itu bisa bergaul dengan baik atau tidak.

Mungkin begitu mereka datang, lalu tidak senang dan tidak puas terhadap Desta, akhirnya memaksa Vero dan dia berpisah. Kalau begitu harus bagaimana?

Atau mungkin dia juga tidak perlu membantu Vero menemukan keluarganya, dan menyerahkan semua kepada takdir dan nasib saja.

Pada saat yang sama.

Di lembah yang tenang dengan lingkungan yang tenang dan pegunungan hijau.

Seorang wanita paruh baya berpakaian seperti seorang biarawati menutup matanya dan dengan tulus melantunkan kitab suci Buddha.

Wanita itu sangat cantik, bahkan jika dia mengenakan pakaian biksu dan biksuni yang sederhana, dia masih memiliki paras wajah yang tidak bisa ditandingi oleh orang biasa.

Dia telah mempertahankan gerakan berdoa ini untuk waktu yang lama, dan jika diamati dengan cermat, bahkan dapat terlihat debu tipis menutupi tubuhnya.

Pada saat ini, sosok merah menyala bergegas menghampirinya dari kejauhan.

Detik selanjutnya yang jaraknya hampir seribu meter jauhnya, langsung mendatangi wanita itu dalam sekejap mata.

"Bibi kedua, ada kabar baik!"

Orang yang datang ini adalah seorang gadis muda. Jika Desta ada di sana, dia pasti akan menyadari kalau penampilan dan paras wanita ini sebenarnya sembilan puluh persen mirip dengan Vero!

Jika tidak mengidentifikasinya dengan hati-hati, mereka berdua seperti diukir dari cetakan yang sama.

"Ada apa?"

Tanya wanita paruh baya itu sambil membuka matanya yang begitu jernih menurunkan jemari ramping dan selembut giok itu.

Tetapi ketika dia melihat tampilan riang gadis muda di depannya, dia tidak bisa menahan diri menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Rara, kamu sudah akan masuk ke umur dimana sudah waktunya membicarakan pernikahan, kenapa kamu sedikitpun tidak berhati-hati dan memperhatikan citramu sih?”

"Aduh, bibi kedua, aku masih muda, jangan selalu menyebutkan hal-hal semacam ini."

Rarara menjongkokkan kaki lembutnya, lalu wajah bulat yang sangat cantik itu memerah malu.

Wanita paruh baya itu tersenyum lalu berkata, “Iya iya iya, bibi keduamu ini tidak akan membicarakan ini lagi. Tapi setidaknya kamu sekarang harus memberitahuku, ada apa sampai kamu datang terburu-buru menemuiku?”

“Oh iya benar, hampir saja aku lupa urusan yang penting!”

Rarara menepuk dahinya yang halus dan buru-buru berkata, "Bibi kedua, kartu jiwa Tarot yang dari leluhur menyala!”

"Apa?!"

Begitu mendengar kata “ Tarot ”, ketenangan di wajah wanita paruh baya itu menghilang dalam sekejap.

Dia pun langsung berdiri, matanya dipenuhi dengan keterkejutan yang luar biasa, dia berkata dengan gemetar, "Kamu bilang Tarot, maksudmu Tarot ku?"

“Iya benar, itu adalah Tarot, putri bibi kedua yang hilang dulu, Tarot !” kata Rarara dengan yakin dan penuh percaya diri.

“ Tarot ku!”

Setelah hening sejenak, wanita paruh baya itu merintih sedih.

Kemudian terasa angin berhembus, wanita paruh baya di depan Rarara langsung menghilang di tempatnya dengan cepat, tidak tahu pergi ke arah mana.

"Hem, bibi kedua tetap tidak pernah bisa melupakan adik Tarot."

Gumam Rarara melihat ke langit yang diwarnai dengan warna semburan api merah.

Sedangkan di rumah Desta.

Vero telah kembali dalam kondisi normal lagi dan menjadi orang yang polos dan tidak peka lagi.

Giok dan mantel emas telah diletakkan dibrankas yang telah dikunci olehnya.

Insiden yang terjadi hari ini, membuat Desta jadi kepikiran. Adegan yang dijelaskan dan dideskripsikan oleh Vero itu terdengar sangat misterius bagi Desta.

Apa yang dimaksud dengan sekelompok orang yang berketrampilan seperti orang luar?

Karena Vero dapat melihat mereka melalui giok, apa mereka juga bisa mengetahui Vero melalui barang-barang itu?

Jika mereka bisa, apakah orang-orang ini akan datang ke sini?

Dia menggelengkan kepalanya dan menghilangkan beberapa pikiran rumit yang mengganggunya itu.

Ada beberapa hal yang tidak baik jika terlalu dipikirkan. Lebih baik menunggu saat itu datang, jika sudah tahu situasi dan kondisi maka baru bisa memikirkan bagaimana menghadapinya.

Jika mereka datang dengan niat baik, Desta pasti akan memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri. Tapi jika mereka datang dengan niat tidak baik, Desta tentunya tidak akan segan dengan mereka!

Di kompetisi besar ahli waris.

Karena setelah Fiesta dan Iniesta lebih duluan memulai perang, dan akhirnya suasananya jadi sedikit tidak enak.

Di berbagai tempat di dalam dan luar negeri, keturunan dari keluarga Chu senantiasa bermain dan melawan satu sama lain, menang atau kalah pasti ada.

Namun menurut laporan yang akurat, tidak ada satupun keturunan dari keluarga inti yang tereliminasi, dan sebagian besar yang tereliminasi adalah keturunan dari keluarga terpisah.

Ini bukan untuk menjelaskan kalau keturunan dari keluarga terpisah itu tidak cukup baik, tapi menjelaskan kalau saudara kandung Desta, tidak peduli sekaya apapun, ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kecil hingga dewasa, bukanlah hal yang bisa ditandingi begitu saja oleh keturunan dari keluarga terpisah.

Atau mungkin jika Desta dibandingkan dengan orang-orang itu, mereka bukanlah orang yang hebat dan luar biasa. Tapi jika dibandingkan dengan keturunan keluarga Chu dari keluarga terpisah, maka mereka sangat luar biasa dan hebat sekali.

Dalam sekejap mata, setengah bulan telah berlalu.

Isi dari babak pertama kompetisi juga telah mencapai puncaknya!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu