Mendadak Kaya Raya - Bab 96 Menghamburkan Uang

“Aku suruh kamu pergi, kamu dengar tidak? Percaya atau tidak aku akan cari orang membunuhmu.” Lintoro benar-benar merasa kesal hingga seluruh tubuh gemetar.

Awalnya masalah ini sudah cukup membuat dia merasa malu, tapi pecundang miskin ini malah terus membuat masalah di samping, seketika emosinya langsung meledak.

“Tuan mohon kamu jangan membuat keributan lagi, jika tidak aku sungguh akan menyuruh petugas keamanan melemparmu keluar.” Sales wanita juga sangat tidak sabar lagi.

Setelah selesai bicara dia melihat ke arah Lintoro, “Aku setuju, bayar dua ratus juta dulu, dua hari kemudian, aku harap bisa melihat satu miliar enam ratus juta sisanya, kalau tidak mungkin uang dua ratus jutamu akan hangus.”

“Baik, tenang saja, jamin akan mengumpulkan semua uangnya.” Lintoro bergegas mengangguk, masalah sudah sampai tahap ini, walaupun harus menguras semua harta di rumah, juga harus membayar uang ini, sudah membual jika tidak berhasil melakukannya, kelak bagaimana bisa mengangkat kepala di hadapan para kerabat?

“Kenapa kamu tidak mengerti kata-kata manusia? Aku mau villa ini, sekarang juga gesek dengan kartu, pembayaran penuh.” Desta melemparkan kartu atm ke meja.

Kali ini semua orang terkejut, sebenarnya bocah ini sedang berpura-pura? Atau memang benaran ada uang? Santai sekali langsung gesek kartu masih nominal beberapa miliar, walaupun orang kaya baru yang sederhana, juga tidak akan melakukan hal ini, yang paling penting aura bocah ini sama sekali tidak memenuhi syarat penampilan orang kaya baru.

"Kamu sengaja bukan?"

"Baik, jika aku lihat kartu kamu ini tidak bisa mentransferkan uang, aku akan menyuruh petugas keamanan melemparmu keluar, aku akan membuatmu tidak bisa berkata apa-apa."

Sales wanita segera membawakan mesin pos kasir, langsung memasukan nominal penuh sembilan miliar empat ratus juta, tidak memberi diskon sedikit pun pada Desta.

Yang terpenting dalam hatinya merasa sembilan miliar dan sembilan miliar empat ratus juta hampir sama, lagi pula nanti yang akan muncul adalah saldo tidak cukup, yang terpenting ingin membuktikan kalau anak muda ini adalah pembohong, murni hanya ingin mempermainkannya.

“Pembayaran berhasil, jumlah pemakaian kali ini adalah sembilan miliar empat ratus juta!”

Terdengar suara wanita dari mesin yang familiar, ada keheningan di aula penjualan, hanya suara ini yang bergema pelan.

“Pembayaran sudah berhasil?”

“Sekarang rumah ini sudah menjadi milikku bukan?” Desta melirik sejenak.

“Ah? Ini….tuan apa kabar, iya milikmu, sekarang juga aku buatkan surat perjanjian jual beli!”

Sales wanita segera meresponnya, dalam sekejap muncul rona merah di wajahnya, bagaikan apel yang sudah matang, bersemangat, senang ditambah tidak berani mempercayainya, anak muda yang biasa-biasa saja dan kelihatannya juga hanya seorang pelajar sederhana, ternyata benar-benar sekaligus membayar hampir satu triliun? Selain itu, bahkan tidak melihat rumah, langsung membelinya, bagaimana ini bisa hanya digambarkan dengan orang kaya baru?

Di samping, mulut Lintoro dan istrinya ternganga, pandangan tercengang, tadi wanita cantik dan centil ini baru saja menyindir Desta, Lintoro juga menganggapnya sebagai pengemis, tidak menyangka dalam sekejap malah mempermalukan diri sendiri, townhouse ini mereka bahkan tidak sanggup membayar uang tanda jadi, bocah ini ternyata langsung membelinya dengan pembayaran penuh.

Surat perjanjian jual beli dengan cepat selesai dibuatkan, sales wanita sangat cepat dalam bekerja, terutama ada pelanggan besar seperti ini, dia tidak ingin melepaskannya, ini adalah orang kaya yang sulit dia temui selama berbulan-bulan.

“Tuan, apa margamu?”

“Margaku Chu.” Melihat perubahan sikap orang ini sebelum dan sesudahnya, perbedaan yang begitu besar, Desta tidak bisa menahan diri ingin tertawa, bagaimanapun dalam masyarakat begitu realistis, memberi tamparan keras pada dua orang ini, tidak tahu kenapa dalam hati Desta bahkan merasa sedikit bangga.

Apakah pada dasarnya dia juga seorang anak orang kaya yang suka berfoya-foya? Desta bertanya pada diri sendiri, seharusnya bukan, jika bukan karena sales wanita ini terlalu memandang rendah orang, jika bukan karena pria dan wanita yang jelas-jelas tidak memiliki banyak uang, tapi malah berpura-pura sebagai orang sosial kelas atas, Desta juga tidak akan merebut rumah mereka, dan memberi mereka sebuah pelajaran yang sulit dilupakan.

“Surat perjanjian surat jual beli sudah selesai, sekarang bisa membawamu pergi melihat rumah, semua rumah kami sudah dilakukan dekorasi yang indah, semua perabot rumah juga lengkap di dalam, hanya perabot rumah saja harganya sudah lebih dari enam ratus juta, semua pasti barang berkualitas bagus, kamu bisa langsung masuk dan tinggal di sana.” Sales wanita berkata.

“Tinggal? Aku tidak berencana tinggal di rumah itu.” Desta tersenyum.

“Ah? Kamu tidak berencana tinggal di sana, lalu untuk apa kamu menghabiskan uang sebesar sembilan miliar lebih untuk membeli rumah ini? Ini adalah villa?” Sales wanita tercengang, di samping Lintoro dan istrinya yang membelalakkan mata melihat Desta juga tercengang.

“Jika kamu ke supermarket membeli sebotol air, membeli sebungkus roti, orang lain bertanya padamu untuk apa membelinya, apakah kamu akan menjelaskan pada orang lain dengan sabar?” Desta bertanya balik.

“Ah? Aku, seharusnya tidak akan menjelaskannya.” Sales wanita tertegun, bukankah roti dan air adalah makanan dan minuman? Apa masih perlu dijelaskan? Selain itu barang yang begitu murah……

“Bukankah sama juga begitu, hanya membeli sebuah rumah, dari mana begitu banyak pertanyaan mengapa.” Desta berkata dengan acuh tak acuh.

Semua orang yang ada di sekeliling mendengarnya langsung terdiam, ternyata orang ini membeli sebuah villa semudah orang lain membeli sebungkus roti dan sebotol air, sama sekali tidak butuh alasan, mereka orang biasa yang sudah memikirkannya hingga terlalu rumit.

Dalam sekejap, rasa kagum sales wanita ini pada Desta sudah naik ke tingkat yang lebih tinggi, mereka berdua benar-benar bukan makhluk dari dunia yang sama, uang miliaran bagi dia ternyata hanya uang untuk membeli sebotol air dan sebungkus roti.

“Bro, sudah membual kelewat batas ya, meskipun kamu sanggup membeli rumah, tapi itu juga hanya membeli sebuah villa saja, jika aku membeli sebuah villa, aku juga bisa mengucapkan kata-kata ini, aku juga bisa mengatakan aku membeli sebuah villa semudah seperti membeli sebotol air.”

“Sebenarnya semua tahu, kamu hanya ingin mendapatkan kehormatan saja, pura-pura kaya, hanya ingin bersenang-senang saja.” Lintoro cemberut, “Jadi orang, harus tahu batas, terlalu membual hingga membuat orang merasa jijik.”

“Kamu sudah bicara begitu banyak, bukankah tetap tidak sanggup membelinya?” Satu kalimat dari Desta membuat dia tidak bisa berkata apa-apa.

Wajah Lintoro memerah sekali, marah hingga kedua kaki gemetar.

Pada saat ini hanya melihat Desta pergi ke meja miniatur rumah yang ada di aula tengah, matanya tertuju pada villa pusat, ini adalah area villa tunggal di Cluster Eling Bening yang paling mewah, paling sulit di jual, juga yang paling mahal.

“Tuan Chu, apakah kamu menginginkan layanan lain?” Sales wanita bergegas ke samping Desta.

“Aku ke sini untuk membeli rumah, selain membeli rumah aku bisa melakukan apa lagi?” Pandangan Desta tertuju ke villa pusat yang paling tengah, memiliki lingkungan paling bagus, posisi paling bagus, dan pemandangan paling bagus.

“Bukankah kamu sudah membeli rumah….” Sales wanita sedikit tertegun.

“Hanya bisa beli satu saja?” Desta mengerutkan kening, “Selain itu, apakah aku akan tinggal di rumah sampah seperti itu?”

“Tentu saja…….tentu saja bukan, apakah kamu mau membeli lagi?” Pupil mata sales wanita menyusut.

“Yang ini saja, hitungkan harganya untukku.” Desta menunjuk villa pusat itu, di sekitarnya dikelilingi oleh sungai, keindahannya bagaikan surga duniawi.

Membeli villa kelas satu dan kelas dua semacam ini di kota Yunhai, bisa dibayangkan perlu kemampuan finansial seperti apa?

“Ini adalah villa tunggal yang paling mewah dan paling terkenal di Cluster Eling Bening, pada prinsipnya, kami tidak menjualnya karena terlalu mahal……..” Suara sales wanita sedikit serak.

“kamu langsung katakan berapa sudah bisa.” Desta merasa tidak sabar dan bertanya.

“Empat……empat ratus miliar.” Selesai mengucapkan kata ini, sales wanita merasa tenaga di seluruh tubuhnya terkuras habis.

“Baiklah, beli dengan pembayaran penuh.” Desta memberikan kartu atmnya lagi.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu