Mendadak Kaya Raya - bab 69 Membuka Mulut Besar Seperti Singa

Vero sudah tidak tahu mau berkata apa, Bibi ini sampai sekarang masih berpikir mau mencocokkan dia dengan anak putranya.

Melihat mata Rezka yang dipenuhi kejahatan, Vero merasa sangat kesusahan di dalam hati. Menahan perasaan itu, Vero duduk di atas kursi tanpa menoleh kepada Rezka .

"Sepupu Vero, aku mendengar bisnis menjual obat itu benar-benar sangat menguntungkan. Kamu menjadi pemimpin proyek pasti mendapat lumayan banyak uang kan? Bagaimana masalah di tengah ini berjalan? Apakah aku juga bisa memimpin proyek?" Rezka menggosok kedua tangannya dan memindahkan kursinya agak lebih mendekat dengan Vero.

"Kalau kamu ingin memimpin proyek, kamu harus berbicara dengan orang Grup Diamond Blink. Aku tidak bisa memutuskan siapa yang menjadi pemimpin proyek" Vero berkata.

"Ternyata begitu ya, kalau begitu, karena kamu dekat dengan orang Grup Diamond Blink, bolehkah kamu membantu aku berbicara dengan mereka? Aku merasa seharusnya aku bisa memimpin proyek dengna baik" Rezka berkata tanpa tahu malu.

Tetapi Liani yang berada di samping malah menunjukkan ibu jarinya kepada Rezka secara diam-diam, hal ini membuat Rezka merasa semakin percaya diri.

"Aku tidak dekat dengan orang Grup Diamond Blink" Vero menggelengkan kepalanya.

"Kamu saja sudah menjadi pemimpin proyek, bagaimana bisa tidak dekat dengna mereka? Vero, apakah kamu bohong kepadaku? Tidak bagus kalau begitu, aku sedang bertanya kepada kamu dengan tulus" Rezka berkata dengan senyuman.

"Aku sudah berkata aku tidak bisa membuat keputusan untuk hal itu dan aku tidak mengenal orang Grup Diamond Blink. Aku tidak bisa membantu kamu kalau untuk hal ini, selain itu kamu juga tidak mungkin bisa menjadi pemimpin proyek, setahu aku syarat menjadi karyawan Grup Diamond Blink setidaknya harus ada sarjana, kalau tidak mencapai syarat, mereka bahkan tidak akan meminta kamu datang wawancara" Vero mengatakan hal ini agar Rezka menyerah.

Setelah mendengar kata-kata Vero, Liani langsung menepuk meja dengan marah.

"Apa maksud kamu? Kamu memandang rendah anakku? Bagaimana dengan anakku yang tidak kuliah? Orang yang tidak kuliah pada zaman sekarang sangat banyak, anak putraku jauh lebih berprestasi dari kebanyakan mahasiswa kuliah. Jangan memandang rendah orang!"

"Maksudku bukan itu, aku hanya menjelaskan permintaan Grup Diamond Blink dalam merekrut karyawan saja" Vero menjelaskan, tetapi dari dalam hati, Vero sebenarnya merasa tidak senang.

Memang banyak orang tidak kuliah yang luar biasa, tetapi orang-orang itu pasti tidak termasuk anak kamu. Hanya dari beberapa hal yang Vero tahu saja sudah bisa dilihat, tindakan jahat yang pernah dilakukan Rezka dan Rezki tidak sedikit dan semuanya tercatat di rekor kantor polisi. Mau bekerja di perusahaan itu tidak mungkin, pasti akan dieleminasi secara langsung"

"Adik Wulan, kamu harus mengajar anak gadismu ini. Usianya baru berapa sudah memandang rendah orang, apakah dia masih menghormati keluarga kami ini?" Liani berkata.

Tidak ada solusi lain, Wulan hanya bisa meminta Vero meminta maaf kepada Rezka . Vero meminta maaf dengan tidak puas dan siapa tahu Rezka malah menggunakan kesempatan ini untuk mendekatkan jaraknya dengan Vero.

"Sepupu Vero, aku tidak menyalahkan kamu. Tunggu siap makan mari kita berbicara lagi, aku benar-benar ingin belajar sedikit barang agar bisa mengikuti kamu di satu level yang sama" Rezka berkata dengan senyuman.

"Lihat anakku ini yang giat belajar ini, di masa depan dia pasti akan sangat berprestasi" Liani memuji dengan bangga.

Andre Guo dan Vina hanya tersenyum dan tidak berbicara.

Jelas, Vina juga tidak begitu menyukai Bibi dan keluarga. Dia sudah terbiasa dengan cara berbicaranya dari dulu.

"Oh iya Vina, pekerjaan pacarmu itu apa? Apakah keluarganya kaya?" Liani tiba-tiba menoleh ke Vina. Pada awalnya target dia itu Vina yang disayangi oleh keluarga Chen, bisa jadi mereka bisa menjadi kaya tunggu Vina mewarisi sedikit bisnis keluarga nanti, hanya saja mereka tidak menyangka Vero menjadi pemimpin proyek duluan.

Melihat Vina memiliki pacar baru lagi setelah berakhir dengan Desta, keinginan gossip Liani pun terbakar lagi. Dia ingin mengetahui apakah pria yang pendek dan gendut ini lebih luar biasa dari anak putranya, kalau tidak dari mana dia ada hak berpacaran dengan Vina?

"Keluarga Andre memiliki perusahaan sendiri, sama seperti aku dia masih kuliah tetapi tahun ini sudah akan lulus. Setelah lulus seharusnya dia langsung bekerja di perusahaan ayahnya" Vina berkata dengan bangga.

Andre Guo juga tersenyum, "Keluarga Guo kami belum bisa berbanding dengan keluarga Chen untuk sekarang, tetapi saya percaya suatu hari kami juga bisa berada di satu tingkat yang sama dengan keluarga Chen"

"Oh, ternyata kamu anak oran kaya ya" Liani berkata dengan senyuman palsu.

Selanjutnya Pelayan pun mengantar makanan ke dalam ruangan, Gito menuangkan bir ke gelas Liani mereka secara personal.

Liani mereka mana pernah makan makanan mewah seperti ini? Rezka dan Rezki bertingkah seperti serigala kelaparan, piring sudah menumpuk seperti gunung di hadapan mereka. Sumpit mereka tidak berhenti bergerak dari awal sampai akhir dan mata mereka terus menatap ke makanan-makanan yang mewah, hal ini membuat Vero sama sekali tidak ada selera makan.

Ibu terlalu suka menunjukkan dirinya, setiap kali dia akan memanjakan para saudaranya, hanya karena dia takut saudara ini mengatakan keburukannya di kampung setelah pulang dari sini. Hal ini membuat tindakan Liani menjadi semakin tidak tahu diri.

Setelah minum beberapa saat, Liani pun memberi kode mata kepada Nobu .

Nobu mengeluarkan 2 batuk kecil dan berkata, "Itu, adik Gito. Sejujurnya kali ini kami datang karena mau meminta bantuan kamu"

"Katakan saja, kalau bisa membantu saya pasti tidak akan menolak" Gito yang sudah sedikit mabuk berkata.

"Begini, kami mendengar Vero sudah menjadi pemimpin proyek dan menjalani bisnis besar, jadi kami juga ingin melakukan sedikit investasi. Jadi orang tidak boleh tidak tahu berterima kasih, mau bagaimanapun Wulan juga dibesarkan oleh keluarga Bai kami. Sekarang Wulan sudah kaya raya, mau bagaimanapun juga harus membawa kami bersama kan?" Nobu berkata.

Gito berpikir dan mengangguk, "Iya, kata-kata kamu benar. Investasi itu hal bagus, tetapi kalian ada berapa banyak uang untuk investasi? Grup Diamond Blink itu perusahaan besar, mereka tidak membutuhkan uang berjumlah sedikit"

"Kalau untuk ini, harus melihat kalian bisa meminjam berapa kepada kami" Nobu menggosok kedua tangannya.

"Apa?"

Tubuh Gito menjadi tegak, semua kemabukan dia sudah menghilang. Kesadaran menuangkan seember air es ke tubuhnya.

Setiap kali mereka datang, pasti demi meminjam uang, Gito sudah merasa trauma.

"Mau pinjam uang lagi?" Gito mengerutkan alisnya, "Kami juga tidak memiliki banyak uang"

"Apa maksudmu? Kaya raya malah berkata tidak ada uang? Kamu tadi saja berkata Vero sudah memberikan beberapa ratus juta kepada kalian" Ekspresi Liani langsung berubah.

"Ini...." Gito terlihat kesulitan, awalnya dia mau menggunakan uang itu untuk membeli mobil. Sekarang mobil sudah ada, sepertinya tidak ada keperluan lagi.

"Adik Wulan, semua anggota keluarga memuji betapa baiknya kamu. Sekarang pinjam kami sedikit uang, tunggu sudah dapat bunga, kami baru mengembalikan kepada kamu. Pada saat itu reputasi kamu di kampung kami juga pasti akan semakin bagus, ini adalah masalah yang sangat membanggakan" Liani membujuk.

"Kalian mau pinjam berapa?"

Sebelum Nobu sempat bersuara, Liani sudah menunjukkan ketiga jarinya.

"6 juta?" Gito melamun sejenak, kalau ini tidak masalah. Hanya makan kali ini saja sudah menghabiskan dia 10jutaan.

"Kamu mengira kami itu pengemis ya? Buat apa aku meminjam kepada kamu kalau hanya membutuhkan 6 juta" Liani sudah cemas.

"60juta? Tetapi kalian masih menghutang kami hampir 200 juta belum kembalikan, sekarang masih mau meminjam 60 juta?" Gito merasa sakit hati, tetapi kalau 60 juta, bukan tidak bisa meminjam juga.

"Bukan, kamu ini bermaksud apa? Bisnismu sudah sukses, apakah hubungan saudara ini masih berjalan? Kali ini aku mau meminjam 600 juta, nanti sebagian besar uang akan digunakan untuk investasi proyek Vero. Uang itu akan kembali ke dompet kalian lagi, buat apa bersikap begitu pelit?" Liani berkata dengan marah.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu