Mendadak Kaya Raya - Bab 84 Tabrak lari

"Kentut! Ini mobilku, Desta, jika kamu asal bicara lagi, percaya tidak, aku akan merobek mulutmu. Rezka seperti kucing yang ekornya keinjak, Dia menjulurkan tangannya keluar jendela dan menunjuk ke Desta, Dia terlihat sangat galak, sinar matanya penuh dengan ancaman.

"Polisi lalu lintas akan segera tiba, tinggal periksa nomor plat mobil sudah bisa temukan siapa pemilik mobil ini, Kecuali kamu ingin ditangkap karena mencuri kendaraan, lebih baik kamu mengakuinya dengan jujur." Desta berkata tanpa ekspresi.

Setelah mendengar ini, wajah Rezka tiba-tiba memerah, Lehernya sepertinya dicekik oleh sepasang tangan yang besar, Dia terlihat susah bernapas, suasana berubah menjadi sangat memalukan.

"Ternyata meminjam mobil untuk menyombongkan diri ya? Apa juga kubilang, generasi kedua orang kaya biasanya sangat rendah diri dan karakternya juga sangat baik, Mana ada yang sebodoh itu? Udah salah masih tidak mau mengakuinya, Sekarang adalah masyarakat hukum, kalau sikap baik dan bersedia bekerja sama masih mendingan, kalau sikap tidak baik, tunggu polisi datang, mereka pasti akan mendapatkan ganjarannya.

Banyak orang disana langsung sadar dan mengerti apa yang terjadi, Rezka memberi mereka kesan sebagai orang kaya baru, sombong sekali, Jika ada keluarga kaya di Kota Osaka yang seperti itu, pasti sudah hancur nama baiknya oleh generasi penerusnya yang seperti itu, mana mungkin masih ada waktu luang dan menyombongkan diri di sini?

" Rezka, apa yang terjadi? Apakah yang mereka katakan itu benar? Apakah kamu meminjam mobil ini? Bukannya kamu bilang bahwa kamu disini sudah beli mobil, rumah dan menjadi petinggi di perusahaan?" Kedua teman wanitanya yang duduk di belakang tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Bagaimana mungkin? Kalian percaya omong kosongnya? Dia itu seorang pecundang, kalian lihat saja tampangnya yang begitu miskin, seluruh tubuhnya dijumlahkan juga tidak lebih dari 400 ribu rupiah? Apa mungkin dia memiliki mobil mewah ini?" Rezka tetap bersikeras mobil ini miliknya.

Memang benar, tampang Desta tidak mungkin bisa memiliki mobil mewah seperti ini, Paling-paling, dia hanya pecundang yang masih sekolah, Tapi kenapa dia terlihat sangat percaya diri dan sangat meyakinkan?

"Desta, kalau kamu tidak minggir, jangan salahkan aku kalau aku menabrakmu sampai mati ya?" Rezka telah kehilangan kesabaran.

"Ada kamera di seluruh kota Osaka ini, kalau kamu menabrak orang, kamu mau lari ke mana?" Desta tidak bisa menahan diri dan bertanya dengan geli.

"Aku….!" Wajah Rezka terlihat sangat marah, Dia tidak tahu bagaimana harus menjawab Desta, Dia hanya ingin lari, Dia tidak punya uang untuk membayar ganti rugi, dia mau pakai apa untuk membayar ganti rugi?

Pada saat ini, suara sirene mobil polisi terdengar mendekat, Mata Rezka langsung memerah, Dia menggigit giginya dan langsung menginjak pedal gas,

Desta langsung melompat menjauh dan menyaksikan Rezka mengemudi ke arah jalur yang salah dan melawan arus.

Desta menggelengkan kepalanya, mantaplah kali ini, Tabrak lari, dia pasti akan ditangkap dan ditahan lumayan lama, Rezka ini benar-benar buta hukum.

Namun, ada baiknya juga, kali ini bisa memberinya pelajaran yang setimpal. Desta tidak akan campur tangan untuk menyelamatkannya, apapun yang keluarga Chen katakan, tidak ada gunanya.

Mobil polisi berhenti di pinggir jalan, Dua polisi turun untuk mengetahui situasi. Desta maju dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Anak muda, kamu juga ikut bertanggung jawab karena meminjamkan mobil untuk orang lain, Apakah kamu tidak tahu itu?" Polisi menjelaskan dengan penuh kesabaran kepada Desta.

"Aku akan menanggung semua konsekuensinya." Desta tidak akan mengabaikan tanggung jawabnya, karena Desta memiliki sikap yang baik dan polisi juga bersikap ramah, Saat ini, yang paling penting adalah menangkap pengemudi yang melarikan diri dan menghukumnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ambulans juga tiba dan berhenti di sisi jalan, Paramedis dengan cepat menjemput bibi yang terluka itu.

"Tolong dikasih perawatan yang terbaik, aku akan pergi ke rumah sakit untuk membayar semua biayanya nanti, dan jangan sampai lukanya mempengaruhi kehidupan bibi di kemudian hari." Desta berpesan kepada orang ambulans.

"Lakukan apa yang dikatakan anak muda itu, Dia pria yang baik." Polisi memuji Desta.

"Orang yang mengemudi mobil tadi yang melanggar hukum dan melakukan kejahatan, kami sebagai polisi akan segera menangkapnya, sesudah itu kita akan mengumumkan kepada masyarakat, tidak ada yang kebal hukum, semua perbuatan yang melanggar hukum pasti ada ganjarannya." Polisi berkata kepada orang banyak.

Kali ini, masalah menjadi besar, tabrak lari, perbuatan melanggar hukum ini membuat semua orang berpikir lebih cermat dan hati-hati, Begitu terlibat, sulit untuk menyingkirkannya, Terlebih lagi, keluarga Liani tidak memiliki kekuatan apa-apa yang bisa membantu.

Kerumunan orang langsung bubar dan tempat itu menjadi sepi. Desta kemudian naik taksi ke rumah sakit, Rumah sakit mengatur bangsal VIP untuk bibi yang terluka itu dan segera diambil tindakan operasi, dengan begini suasana hati korban menjadi lebih stabil. Desta pergi ke loket pembayaran, membayar semua biaya operasi dan rumah sakit. Setelah operasi, Desta pergi ke bangsal, Bibi itu berbaring di tempat tidur dan terlihat ada senyum di wajahnya.

"Padahal bukan kamu yang menabrak, maaf telah banyak merepotkan kamu."

"Jangan bilang begitu, Bibi. Jika aku tidak meminjamkan mobilku padanya, hal ini juga tidak akan terjadi." Desta menyalahkan dirinya sendiri.

"Ya, lainkali jangan sembarangan meminjamkan mobilmu kepada orang lain, kamu kelihatannya memang orang kaya, Kamu tidak peduli dengan uang yang kamu anggap tidak seberapa ini, tetapi orang lain pakai mobilmu untuk membuat masalah. Pada akhirnya, kamu juga harus ikut memikul tanggung jawab, Orang seperti ini sama sekali tidak menganggapmu sebagai teman. Jadi orang jangan hanya berkorban dan mengalah terus. " Bibi ini menasehati dengan lembut dan panjang lebar, seperti sedang menasehati anak sendiri,

tapi itu semua demi kebaikan Desta. Desta juga mendengarkan dengan sabar.

Sampai telepon Desta berdering, Wulan sangat marah, walau di telepon, Wulan terdengar ingin sekali merobek wajah Desta dan menelannya hidup-hidup.

"Aku kasih tahu kamu ya, jika Rezka sampai ditangkap, aku akan bikin kamu tidak tenang dan menyesal!"

"Kamu pulang sekarang juga!" Wulan meraung.

Setelah menutup telepon, terlihat ada senyum yang terukir di bibirnya, orang- orang itu sudah mendapatkan ganjarannya, walau Wulan teriak sampai tenggorokannya meledak juga percuma, itu tidak akan mengubah fakta yang akan terjadi nanti.

Namun, Desta tetap memutuskan untuk pulang sebentar, jika masalah ini tidak segera ditangani dan dibiarkan berkembang sendiri, Itu akan berdampak buruk bagi siapa pun juga dan Desta juga tidak tahu apa yang akan dilakukan Rezka.

"Bibi, aku akan meninggalkan sejumlah uang sebagai kompensasi untuk anda. Aku akan datang lagi menemui Anda kapan-kapan pas ada waktu." Desta menyimpan ponselnya dan berjalan ke samping tempat tidur.

"Tidak perlu, anak muda. Karena kamu sudah memanggilku bibi, dan bibi tidak akan pernah meminta uang kamu lagi." Bibi ini dengan cepat menolak, tetapi Desta tidak mengatakan apa-apa lagi, Dia bergegas pulang, Adapun uang untuk bibi itu, dia bisa titip di rumah sakit, setelah bibi keluar dari rumah sakit, uang tersebut bisa diserahkan kepada bibi.

Ketika Desta kembali ke rumah keluarga Chen, baru saja sampai pintu depan, dia sudah mendengar suara gemuruh, Tampaknya Liani sedang mengamuk,

Gito yang sedang mencoba membujuk juga tidak mampu menenangkannya.

Desta membuka pintu, suasana di dalam tiba-tiba menjadi tenang, Rezka mengira polisi yang datang dan langsung berlari ke dalam kamar, Dua teman wanitanya juga ada di sini. Pada saat ini, mereka juga sudah mengerti semuanya. Rezka tidak punya uang sama sekali, Uang juga hasil pinjaman dari keluarga Chen, Mobil juga dia minta bukan beli sendiri, Tidak ada satupun yang benar-benar miliknya.

Apalagi beli rumah, menjadi petinggi di perusahaan, Ini semua omong kosong.

Tapi sekarang mereka berdua juga tidak enak mau langsung pergi begitu saja.

"Desta? kamu? kamu masih punya muka untuk kembali? Apa yang kamu katakan di depan polisi? Apakah polisi sedang mencari aku?" Rezka bergegas ke depan dan berniat mencekik leher Desta.Desta dengan santai mendorong Rezka, Tubuh Rezka langsung tidak stabil dan terhuyung ke satu sisi, dia marah sampai paru-parunya hamper meledak.

"Tabrak lari, kamu coba hitung, kira kira berapa lama kamu akan berada di penjara?" Desta berkata tanpa ekspresi.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu