Mendadak Kaya Raya - Bab 146 Orang Gila

“ Piero cantik, tidak ada informasi yang jelas tentang benda ini sekarang, bagaimana cara menawarnya?” Beberapa orang bertanya.

"Harga awal dari pot porselen ini adalah empat ratus juta rupiah, dan setiap kenaikan harga tidak boleh kurang dari dua puluh juta." Piero tersenyum halus.

"Empat ratus juta? Tidak ada informasi apa-apa, kamu masih berani menjual dengan harga empat ratus juta rupiah, Jika benda ini hanya urinoir kuno, aku menghabiskan empat ratus juta untuk membeli urinoir itu kembali, bukankah itu menandakan bahwa otakku bermasalah?"

"Benar, kalau begitu bagaimana jika membiarkan pakar barang antik yang hadir di sini untuk melihatnya saja, aku percaya pasti ada banyak ahli antik di sini."

"Masuk akal, orang rendahan itu juga tertarik pada penyaksian barang antik, bagaimana kalau membiarkan orang rendahan itu untuk ikut menyaksikannya?."

Melihat adegan kacau di bawah panggung, Piero terus tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Para hadirin jangan merepotkan aku lagi, kami tidak akan memberikan benda-benda yang belum dilelang untuk di nikmati oleh kalian, meskipun informasi dari pot porselen ini tidak diketahui, itu tidak mempengaruhi bahwa itu barang antik. "

"Karena ini adalah benda kuno, maka memiliki posisi yang indah, itu tergantung pada para tamu, apakah berani ikut bertaruh atau tidak!"

Setelah mengatakan ini, Piero mengetuk palu di tangannya dan berkata dengan suara keras, "Sekarang, penawaran akan dimulai, jika ingin ikut berjudi, sudah boleh mulai menawar."

Begitu suara itu jatuh, seluruh hadirin tiba-tiba menjadi sunyi.

Benar saja, itu bukan langkah yang bijaksana untuk menghabiskan empat ratus juta dalam sesuatu yang tidak begitu jelas, meskipun orang-orang yang hadir tidak kekurangan empat ratus juta, tetapi uang yang mereka dapatkan tidak datang dengan mudah, jika ingin menghabiskannya juga bukan dengan cara ini.

Piero melirik seluruh hadirin dan menghela nafas ketika dia yakin tidak ada yang ingin menawar.

Tepat ketika dia akan mengumumkan lelangan cepat, sebuah suara lembut datang dari sudut ruang, "Lima ratus juta!"

Wow!

Pada saat mendengar suara itu, muncul keributan di dalam ruang lagi.

Semua orang memusatkan mata mereka ke sudut ruangan, ingin melihat siapa sibodoh itu yang berteriak lima ratus juta itu.

Vero juga melihat pria di sampingnya dengan terkejut, tidak mengerti mengapa Desta ingin menawarkan harga. Semua orang tidak terlalu suka dengan benda itu, tetapi Desta malah menawarkan harga, apa yang dia pikirkan?

"Kakak Desta ……" Vero dengan hati-hati menarik lengan Desta.

Desta tersenyum: "Tidak masalah, aku punya pendapat sendiri."

Sampai saat itu, semua orang di dalam ruangan bereaksi, dan Piero di atas panggung segera berkata dengan nafas lega: "Seseorang telah menawar empat ratus juta, apakah masih ada orang yang ingin menawarkan harga lebih tinggi?"

"Haha, jangan-jangan orang ini sudah bodoh, orang lain mulai melelang dari empat ratus juta, setiap penambahan harga tidak akan lebih dari dua puluh juta, tetapi dia malah menawarkan harga sebesar seratus juta, benar-benar kaya tetapi bodoh! "

"Tidak perlu dikatakan lagi, dia hanya ingin mencari perhatian orang dan memenangkan pujian saja, dilihat dari posisi dia duduk di sudut sana saja tahu, dia pasti bukan wakil dari keluarga besar, hanya dengan benda seperti ini yang tidak ada yang menginginkannya, dia baru bisa mengambil kesempatan ini untuk menunjukkan wajah."

"Masuk akal, tidak ada yang merebut dengannya atas benda ini, hanya menghabiskan seratus juta rupiah untuk pamer di depan begitu banyak keluarga besar di Distrik Sanbaku, pasti sangat untung!"

Satu demi satu, suara ejekan terdengar, dan semua orang menatap Desta dengan tatapan sinis.

Wendi hampir tertawa dan mati, meskipun dia tidak tahu dari mana uang Desta berasal, tetapi melihat dia seperti ini, dia terlihat seperti hanya ingin berpura-pura keras diluar saja, diperkirakan hanya ada lima ratus juta di sakunya.

Pada saat ini, Piero di atas panggung sudah mulai menjatuhkan palu, "Lima ratus juta untuk pertama kali, lima ratus juta kedua kali, apakah masih ada yang ingin menawar? Jika tidak, pot porselen ini akan selesai ……"

"Tunggu sebentar, aku akan menawar lima ratus dua puluh juta!"

Sebelum kata-kata Piero jatuh, tawaan sinis tiba-tiba terdengar.

Begitu pandangan semua orang menyapu, mereka fokus pada Wendi, yang tidak jauh dari Desta.

Ketika Desta melihat Wendi, dia sedikit mengernyit, mengapa pria ini selalu suka bertentangan dengannya? Ketika drinya membeli pot porselen yang tidak diinginkan siapa pun, dia pun ingin muncul dan melawan dengannya, benar-benar terlalu membosankan.

"Seorang tuan menawarkan harga lima ratus dua puluh juta, apakah masih ada yang ingin menawarkan harga?" Piero melirik Wendi, dan secara naluriah mengerti bahwa dia sengaja ingin bertentangan dengan Desta, jadi dia melihat langsung ke posisi Desta.

Desta bahkan tidak memikirkannya, dan langsung meraihkan papannya, "satu miliar."

WOW!

Sekali lagi, seluruh hadirin dikejutkan oleh tawaran Desta.

Jika pada awalnya orang berpikir bahwa penawaran Desta hanya ingin mencari perhatian dan memenangkan pujian, tetapi sekarang seseorang telah menggandakannya, apakah itu masih termasuk mencari perhatian orang lain? Dan bagaimana mungkin orang yang dapat berteriak satu miliar di pelelangan ini hanya duduk di sudut itu?

Atau jangan-jangan, ini sebuah cara untuk menipu lawan dengan cara berpura-pura bodoh? Dan pot porselen ini, benar-benar memiliki posisi yang indah, hanya saja mereka tidak menyadarinya?

Pikiran setiap orang berbeda-beda, dan beberapa orang bahkan berhasrat untuk menawar.

Wajah Wendi menjadi suram, matanya tertuju pada Desta, dan dia sangat berharap bisa menelan orang ini hidup-hidup.

Wendi menaikkan harga dua puluh juta rupiah, hanya untuk mempermalukan Desta, dia pikir dia bisa mempermalukan anak ini, tapi tidak sangka Desta akan menggandakan harga secara langsung, kalau begitu, yang malu itu adalah dirinya!

"Satu miliar pertama kali, apakah masih ada kenaikan harga?" Tanya Piero.

“Aku memberikan satu miliar dua puluh juta!” tepat ketika semua sedang membicarakannya, Wendi menaikkan harga lagi, dan masih hanya meningkat dua puluh juta, bahkan orang bodoh pun mengerti bahwa dia hanya ingin bertentagan dengan Desta.

"Wendi sangat menyebalkan, dia sengaja ingin bertentang dengan kakak Desta!" Vero menatap sekilas Wendi dan berkata dengan marah.

Desta sedikit tersenyum, dan berkata: "Tenang saja, dia tidak cocok bermain denganku."

Ketika kata-kata itu jatuh, Desta mengangkat papan dan berkata dengan acuh tak acuh: "Dua miliar!"

Kali ini, seluruh hadirin terpukau dengan tawaran Desta, dan mulut semua orang terbuka lebar sekian lama.

Bahkan perwakilan dari keluarga besar di barisan depan pun tidak bisa membantu tetapi berbalik ke belakang dan melihat Desta.

Paman Ding, yang duduk di barisan pertama tersenyum tipis di bibirnya, dia tidak melihat ke belakang, Desta tidak muncul sebagai identitas pemilik Gedung Sky, tetapi sebagai juru bicara keluarga Chu di Distrik Sanbaku akan datang secara alami.

Sekarang Desta menawar untuk pot porselen yang bobrok dan tidak berharga itu, dia tidak berpikir itu tidak pantas.

Bagaimanapun, larangan keluarga Chu pada Desta telah dicabut, dan aset yang bisa dia gunakan sudah melebihi imajinasi orang biasa, hanya ratusan juta rupiah, bahkan tidak bisa berbanding dengan sejumlah kecil aset keluarga Chu.

Piero di atas panggung terkejut dan tak bisa berkata apa-apa.

Rencana asli keluarga Dong untuk melelang pot porselen adalah selama itu berhasil dilelangkan keluar mereka sudah puas, sekarang harga telah dinaikkan menjadi dua miliar rupiah oleh Desta, ini benar-benar jauh lebih tinggi dari ekspektasi mereka.

"Dua, dua miliyar, tuan ini menawarkan dua miliyar, apakah masih ada kenaikan harga?" perkataan Piero pun sedikit gemetar, jika dia tidak tegas dan fokus kembali pada waktunya, takutnya dia akan menjelekkan dirinya sendiri.

"Wendi, jangan naikkan harganya lagi, orang ini memang gila, kita tidak harus bersaing dengan orang gila ini!" Di bawah panggung, Estrada melihat ekspresi ganas Wendi dan tidak bisa menahan untuk membujuknya.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu