Mendadak Kaya Raya - Bab 87 Mesin ATM

" Colena kepalamu, uangnya mana? Uangku mana?

"Uangmu? Uangmu yang begitu berharga dibandingkan yang lain, Kita tidak sentuh sedikitpun uang itu," Rezki terlihat sangat bingung.

"Bu, jangan bilang kamu kehilangan uang itu!" Tiba-tiba, Rezki sadar, Itu 400 juta rupiah, Mereka mau berjuang selama bertahun-tahun juga tidak bisa mendapatkan uang sebanyak itu, sekarang hilang?

"Matilah aku, uangku hilang!"

"Uangku hilang!"

"Apa dicuri orang?" Nobu seperti membangunkan orang dari mimpi, dan Liani langsung menatap semua orang di bis dan mulai mencari.

“Semua orang jangan bergerak, siapa yang mencuri uangku, cepat ngaku! Kalau sampai tertangkap, aku merobeknya hidup-hidup!” Liani bangkit dan berlari menuju barisan belakang, Dia langsung menunjuk dua orang di barisan paling belakang dan mencari di badan mereka satu per satu.

"Aduh, kamu ini, nyonya tua dari kampung, apa yang kamu lakukan? apa ada bukti kalau ada orang yang mencuri uang kamu? Aku baru saja naik bus, belum juga tiga menit, kalau mau ngawur juga harus lihat-lihat dulu, jangan asal geledah orang, ya kan?" seorang pria kurus berkacamata mendorong tangan Liani pergi dan berkata dengan wajah tidak senang.

"Makanya, ini sangat tidak masuk akal. Jika kamu kehilangan uang, semua orang mungkin akan bersimpati padamu, tetapi kamu tidak bisa asal menuduh orang lain."

"Emangnya kehilangan berapa sih? Sampai segitunya?"

Semua orang di dalam bis mulai kasak kusuk, wajah Liani menjadi merah dan matanya juga merah, Terlihat sangat menakutkan.

"400 juta, aku kehilangan 400 juta rupiah! Ada satu tas kain warna merah, semua uangku ada di dalamnya, sekarang sudah hilang, itu uang pensiun aku!" Liani langsung terduduk di tengah bus dan menangis disana.

Uang hasil pinjaman dibilang sebagai uang pensiun, sungguh tidak tahu malu, dapat dilihat bahwa dia tidak memiliki niat sama sekali untuk membayar kembali uang pinjaman itu.

"400 juta rupiah, jumlah yang begitu besar bisa hilang begitu saja? Beneran tidak tuh?"

Ada yang tidak mempercayainya, jumlah uang yang begitu besar, kalau dimasukkan ke dalam tas juga pasti sangat besar tumpukan uang tersebut,

Bagaimana mungkin bisa hilang begitu saja? Kalau uang itu dipeluk erat-erat, kalau diambil orang pasti akan terasa, kan? Itu aja bisa dicuri orang, ini menunjukkan bahwa orang ini tidak waspada dan hati-hati dalam menjaga uangnya.

"Hubungi polisi saja, Tidak ada tas kain merah di bis ini, Tidak mungkin menyembunyikan barang yang begitu besar." Ada seseorang yang menyarankan.

Nobu segera menelepon polisi, tetapi suasana hati Liani tidak membaik juga. Bahkan, bisa dimaklumi juga, awalnya dia tenggelam dalam kegembiraan karena sudah memiliki uang dalam jumlah yang besar, sekarang hilang begitu saja, siapa yang bisa tahan? 400 juta rupiah, ini bisa membuat mereka bertahan berapa lama? Berapa lama bisa tampil mewah di kota asalnya? Liani bahkan sudah merencanakan bagaimana caranya menggunakan uang itu setelah dia kembali ke kota asalnya nanti, tetapi sekarang uang itu sudah hilang, dan suasana hatinya makin memburuk, Akhirnya, dia malah langsung menuju ke pengemudi dan menendangnya.

"Stop! Stop! Aku kehilangan uang di bis yang kamu kemudikan, kamu masih tetap mengemudi? Ganti rugi! Jika aku tidak dapat menemukan uang itu, kamu harus ganti rugi uang itu!"

Sopir bis mengepalkan tangan di kemudi dan wajahnya langsung berubah. Siapa sangka wanita gila ini tiba-tiba bertindak seperti itu? Dia yang kehilangan uang, Apa hubungannya dengan aku? Dia sendiri fokus mengemudi sepanjang jalan, dan dia juga tidak mencuri uang itu.

Semua penumpang di bis juga kaget, guncangan bis membuat semua orang sadar akan bahaya yang mengancam.

"Bunuh dia! Wanita gila ini bisa membuat kita terbunuh! Ingat tidak bis yang tenggelam di danau bulan lalu? Orang seperti inilah yang menyebabkan bencana! Jangan biarkan dia mengganggu pengemudi yang sedang menyetir!"

Setelah itu, tanpa di komando lagi, beberapa penumpang langsung bergegas menyerbu ke arah depan bis, Salah satu dari mereka melompat di udara dan menendang Liani di belakang. Badan Liani langsung terbang dan menabrak kaca bis depan, Dia berteriak kesakitan, memalingkan kepalanya dan menyumpahi, seperti orang yang mengamuk di tengah keramaian, dalam bis hanya terdengar suaranya saja.

"Keluar dari sini! Keluar dari bis ini!"

"Benar, keluar dari sini, percaya atau tidak. Kami bisa mengirimmu ke penjara karena membahayakan keselamatan publik!"

Wajah semua orang di dalam bis sangat tidak enak dilihat, semuanya serentak berteriak dan setuju untuk mengusirnya turun dari bis. Untungnya, tidak terjadi kecelakaan lalu lintas, jika tidak, tentunya tidak hanya cukup dengan mengusirnya saja.

Pengemudi menghentikan bis dan pintu terbuka. Rezki、Nobu dan Liani diusir turun, tergeletak di sisi jalan dalam keadaan yang sangat kacau dan berantakan.

"Aku akan menuntut kalian!" Liani meludah ke bis dan menyumpahi saat melihat bis itu pergi meninggalkan mereka.

Sampai sudah merasa Lelah memarahi, sesudah itu baru terlihat lebuh tenang sedikit.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" muka Nobu terlihat sangat sedih.

"Tunggu polisi, kalau tidak, mau apalagi? Jika aku tidak dapat menemukan uang itu, aku akan membuat perusahaan bis itu bangkrut!" Liani mengancam dengan kata-kata kejam.

Setelah beberapa saat, polisi datang, selain dijanjikan akan diselidiki, tidak ada cara lain lagi, Tidak ada kamera cctv di dalam bis, Setiap kali sampai di halte, banyak sekali penumpang yang turun naik, tidak ada yang memperhatikan siapa yang mencuri uang itu, Ini termasuk kasus yang susah untuk dicari siapa pelakunya.

Hingga malam hari, Liani dan keluarganya kembali ke rumah keluarga Chen dari perusahaan angkutan bis.

Pada saat ini, rumah keluarga Chen ada Desta, Vero, dan Vina, Melihat keluarga Liani Kembali lagi, kecuali Desta, Vero dan yang lainnya merasa sangat aneh. Kenapa mereka Kembali lagi?

Melihat keluarga Liani datang lagi, mereka semua langsung merasa sakit kepala dan frustrasi. Kali ini, tidak tahu mereka akan membuat masalah apa lagi. Setelah dua hari ini, mereka semua sudah merasa kapok dengan ulah keluarga Liani ini, wajah Wulan saja langsung berubah menjadi tidak enak, dia sendiri yang sudah lama berkuasa di keluarga ini saja, juga dibuat tidak berkutik oleh kerabat yang berasal dari kota asalnya ini, benar-benar tidak masuk akal.

"Adik Wulan, kamu harus meminjamkan aku 400 juta rupiah lagi." Kata-kata Liani ibaratnya kalau tidak membuat orang kaget, Liani tidak akan puas, Wulan saking kaget dan marah, hampir muntah darah ketika dia mendengar ini.

Pinjamin 400 juta rupiah lagi? Emangnya uang keluarganya datang ditiup angin ya? Meskipun itu adalah uang Desta, tetapi sekarang uang Desta pada dasarnya dianggap oleh Wulan sebagai uang keluarganya juga, ini jelas membuatnya sangat berat hati.

"Bukankah kamu baru saja meminjam 400 juta rupiah? Sekarang mau pinjam lagi? Apakah kamu bercanda?" Wulan berkata dengan marah.

"Kamu tidak tahu, Baru saja aku kecurian di dalam bis, total 400 juta rupiah, sampai tas yang berisi uang juga dicuri. Aku sudah melaporkan kepada polisi, tetapi polisi tidak dapat menemukan pelakunya karena tidak ada kamera cctv dalam bis!" Liani berkata dengan sedih.

"Kamu tidak jaga uangnya baik baik dan dicuri orang, Aku tidak bisa menggantikan uang itu, keluarga kami sudah tidak punya uang lagi." Wulan melambaikan tangannya.

"Adik Wulan, kamu tidak tulus, emangnya aku tidak tahu? Uang pinjaman itu dari Desta, uang keluargamu yang beberapa miliar itu belum kesentuh, kalau pinjamin aku 400 juta, seharusnya tidak akan berpengaruh apa-apa? Kalau aku sudah mendapatkan uang lebih, aku pasti akan mengembalikan uang itu, "kata Liani seolah-olah uang begitu tidak banyak.

Rezki yang di samping, dalam hatinya merasa kagum dan salut dengan ibunya sendiri, Ibunya memang peminjam uang yang lihai, asalkan ibunya mau pinjam uang di semua lingkungan kota, pasti akan sukses. Lihat saja, Wulan kali ini tidak bisa membantah ibunya sama sekali.

"Jika kamu ingin meminjam lagi, kamu harus membayar kembali yang sebelumnya, kan? Kalau pinjam terus, apakah kamu akan membayar kembali pada akhirnya? Kamu sendiri pasti sudah sangat jelas, ya kan?" Desta tidak bisa menahan diri untuk membuka mulut.

Ini adalah pertama kalinya Wulan melihat Desta sangat bijaksana, akhirnya mengucapkan kata yang enak didengar dan sesuai dengan kata hatinya.

Sekarang Wulan saja sudah jijik melihat tingkah laku keluarga ini, orang ini sungguh keterlaluan, kenapa masih ada orang yang begitu tidak tahu diri dan tidak tahu malu? Apakah dia anggap keluarga Chen sebagai mesin ATM?

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu