Mendadak Kaya Raya - Bab 286 Kesalahpahaman Yang Lucu

“Kak Cit, Kakak Desta, kalian di sini...”

Dia membelalakkan matanya dan mulutnya menganga, seolah sedang terpikirkan hal yang sangat mengejutkan.

Selanjutnya, dia mencium bau aneh di udara, wajah cantiknya ini langsung memerah.

“Aku, aku tidak seharusnya masuk. Aku akan keluar!” kata Vero dengan wajah gugup dan memerah. Dia buru-buru membuka pintu kamar dan pergi keluar. Bagaimana Desta mau menghentikannya tetap saja tidak berhasil menghentikannya.

“Dasar anak bodoh satu ini...apakah dia salah paham dengan kita?”

Kata Desta sambil tersenyum kepada Citra.

Wajah Citra memerah dan langsung mengangguk, dia pun berdiri lalu berkata, “Aku keluar dulu menjelaskan semua ke Vero. Kamu pergi mandi dulu sana baru keluarlah.”

Desta mengiyakan, lalu melihat Desta langsung keluar dari kamar.

Setelah dia selesai mandi dan keluar dari kamar, dia melihat Citra sudah duduk dan mengobrol dengan Vero. Wajah Vero masih terlihat merah, tapi tatapan matanya sudah kembali normal, tidak terlihat seperti tadi seolah sedang memikirkan hal yang bukan-bukan.

“Kakak Desta!”

Begitu melihat Desta keluar, dia pun langsung memanggilnya.

Desta mengangguk, lalu tersenyum kepada wanita itu dan berkata, “Vero, apa jangan-jangan kamu biasanya melihat hal-hal yang tidak senonoh dan tidak sehat ya?”

“Aku, aku tidak kok!”

Vero segera menjelaskan sambil menggigit bibirnya, Wajah Vero langsung memerah.

“Lalu kenapa begitu kamu melihat Kak Cit berbaring di tubuhku, mengira kami melakukan hal semacam itu?” kata Desta berniat terus menggoda Vero.

Wajah Vero langsung memerah lalu segera berkata, “Aku, aku benar-benar tidak melihat hal-hal begitu. Hanya saja ketika di kampus dulu, teman-teman sering membahas hal semacam itu. Walaupun aku tidak punya niat mendengarnya, tapi tetap saja terdengar olehku.”

“Mereka bilang, wanita dan pria jika sudah selesai melakukan itu, maka kamar akan dipenuhi dengan aroma aneh. Jadi harus segera membuka jendela untuk membuat sirkulasi udara berjalan agar tidak ketahuan.”

“Jadi kamu mengira aroma yang dimaksud itu, adalah aroma minyak tawon?” kata Desta tertawa menggoda Vero.

“Aku...aku tidak pernah mencium aroma itu, jadi mana aku tahu?” kata Vero seolah baru saja melakukan kesalahan, dia duduk di sofa dengan memainkan sepuluh jarinya.

“Sudah, sudah, kamu jangan menggoda Vero lagi.”

Kata Citra yang ada di samping karena sudah tidak tega melihat Vero.

Desta pun langsung tertawa terbahak-bahak, lalu mengelus rambut panjang Vero dan memintanya tidak terlalu serius menanggapi ucapannya.

Vero baru tahu kalau Desta hanya bercanda saja. Dia pun marah dan langsung menggigit Desta untuk meluapkan emosi dan kesalnya.

Setelah ribut, mereka bertiga pun berhenti.

Desta berkata, “Sore ini kita kembali ke daerah Sanbaku. Di sana masih banyak hal yang belum selesai ditangani, jadi tidak boleh pergi terlalu lama.”

Citra dan Vero menunjukkan kalau oke saja dan tidak apa dengan ide itu. Mereka berbeda dengan Desta, studi kampus mereka belum selesai, jadi tidak mungkin tidak menganggapnya sebuah masalah.

Setelah makan siang bersama dengan kakek Chu dan beberapa tetua di keluarga Chu, para keturunan keluarga Chu pun yang pulang dari seluruh belahan dunia sudah bersiap untuk kembali bertanggung jawab di tempatnya masing-masing.

Setelah Desta membawa dua wanita itu naik pesawat pribadi, malamnya mereka pun kembali ke kota Yunhai.

Di sana, Paman Ding sudah menyiapkan mobil untuk menjemput mereka dan membawa mereka pulang ke vila.

“Ya ampun, walaupun dua hari ini cukup senang sekali main dan jalan-jalannya. Tapi tetap saja rumah adalah yang terbaik. Ini benar-benar nyaman sekali!” kata Vero begitu sampai di rumah dia langsung berbaring di sofa dan bersandar dengan malasnya.

Setelah Desta mau mengatakan sesuatu, tiba-tiba mendengar ponsel Vero berdering terus menerus seolah mengejarnya.

Ketika dulu pergi di rumah kediaman Keluarga Chu, sinyal di pulau itu sangat terbatas. Begitu kembali di daerah Sanbaku, sinyal pun kembali menyambung. Bahkan Vero juga tidak menyangka ada begitu banyak telepon tidak terjawab dan juga pesan yang masuk di ponselnya.

“Siapa yang telepon?” tanya Desta penasaran.

Vero melirik ke ponselnya, ekspresi wajahnya seketika itu langsung berubah. Dia mengangkat kepalanya lalu melirik ke Desta, tampak keraguan di matanya, “Anggota keluarga Chen yang menelepon!”

Sekarang, Vero memanggil Wulan dan Gito dengan sebutkan anggota Keluarga Chen.

Karena dia tidak bersedia mengakui, dua orang ini yang hanya memberinya nafkah dan makan tanpa memberinya cinta dan kasih sayang itu adalah orang tuanya.

Desta mengerutkan keningnya lalu berkata dengan dingin, “kenapa dua orang itu masih saja menelepon. Bukannya terakhir kali aku sudah memberikannya banyak uang ya?”

“Apa, Kakak Desta kamu mengembalikan uang mereka?” tanya Vero heran.

Desta mengangguk, lalu dia menceritakan kejadian dan kekhawatirannya yang lalu kepada Vero. Begitu mendengar semua cerita itu, Vero merasa kalau itu masuk akal jadi dia tidak mempermasalahkan lagi masalah Desta yang memberikan uang kepada Gito dan Wulan.

Hanya saja sudah jelas-jelas mendapatkan uangnya, tidak menikmati hidup saja. Kenapa malah menelepon Vero sampai segila ini?

“Telepon balik saja. Ada beberapa orang yang jika masih belum puas maka mereka akan menempel padamu seperti lalat," kata Desta dengan santai kepada Vero lalu duduk di samping Vero.

Mengenai suami istri itu, Desta akui sendiri sudah memaafkan mereka. Tapi jika mereka tidak tahu diri dan masih ingin keuntungan lainnya, Kalau begitu Desta tidak akan keberatan untuk memberikan pelajaran yang sangat mendalam kepada mereka.

“Baiklah, aku akan meneleponnya balik.”

Vero mengangguk dan segera memutar nomor ponsel Wulan.

Telepon langsung dijawab begitu ditelepon, lalu terdengar suara tangisan Wulan dari balik ponsel itu, “Vero, kamu, kamu harus menyelamatkan orang tuamu ini. Jika kamu tidak peduli dengan kami , matilah kami! "

Vero terkejut, tapi tidak menyangka kalau Wulan bisa mengatakan ucapan ini.

Tepat ketika Vero ragu bagaimana menjawabnya, Desta langsung mengambil ponselnya dari tangannya dan berkata dengan dingin, "Wulan, apa kamu tidak ingat apa yang kamu janjikan kepadaku ketika kamu mengambil uang dariku terakhir kali?"

"Des ... Desta?"

Setelah mendengar suara Desta, tangisan terisak Wulan langsung berhenti seketika.

Dia tampak sangat takut, lalu berbisik: "Des ... Desta, aku tentu ingat apa yang kami janjikan. Tapi kali ini bukan kesalahan kami, tetapi dua keponakanku pembunuh itu yang mencari masalah!"

"Dua keponakanmu?"

Desta mengerutkan keningnya lalu muncul langsung mulut kotor dan wajah dari keluarga kakak tertua Wulan di pikiran Desta.

Hanya saja setelah kejadian itu, bukankah keponakan yang paling tua masih mendekam di penjara? Keponakan yang muda juga kembali ke desa bersama orang tuanya. Mengapa bisa ada masalah lagi?

Sambil menarik napas dalam-dalam, Desta berkata dengan dingin, "Katakan dengan jelas dulu. Tapi aku akan mengatakan ini di awal dulu. Aku tidak berjanji akan membantumu. Tidak peduli apa bisa membantu atau tidak, kamu tidak boleh menelepon atau mengganggu Vero lagi mulai sekarang!"

"Kalau tidak, berapa banyak uang yang kamu ambil dariku, maka aku punya cara untuk membuatmu untuk meludahkannya perlahan!"

Mendengarkan nada dingin Desta, Wulan yang ada di balik telepon menggigil tak terkendali.

Desta yang sekarang benar-benar berbeda dari sebelumnya, sekarang dia tidak memiliki keberanian untuk menyuruh-nyuruh atau memanfaatkan Desta, hanya berani berkata dengan terbata-bata dan sangat berhati-hati.

Setelah menarik napas panjang, Wulan mulai menceritakan apa yang terjadi.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu