Mendadak Kaya Raya - Bab 172 Rumah Sakit

"Siapa yang melakukannya!" Mata dingin Desta menyapu setiap anggota keluarga Chen, dan suaranya dingin.

Anggota Keluarga Chen hanya saling memandang, tidak ada yang berani berbicara.

Desta melihat cedera Vero, ternyata hanya luka ringan saja, hatinya langsung merasa lega. Tetapi dia berkata: "Oke, karena kalian tidak ada yang mau menjelaskan kejadian ini dan tidak ada yang mau mengaku, maka jangan harap aku akan menolong keluarga Chen lagi kelak!"

Sesudah itu, Desta berbalik dan berjalan pergi.

"Tunggu sebentar."

Pada saat ini, terdengar sebuah suara orang tua dari belakang kerumunan anggota Keluarga Chen.

Anggota Keluarga Chen langsung menyebar dan memberi jalan, pemimpin keluarga Chen berjalan perlahan.

"Desta, bisakah kamu masuk dulu dan duduk sebentar? kita bisa ngobrol baik-baik." Pemimpin keluarga Chen berkata pada Desta dengan senyum ramah di wajahnya.

"Pemimpin Keluarga Chen, sudah lama tidak bertemu denganmu, bagaimana kabarnya belakangan ini."

Desta melirik wanita tua itu dan tersenyum kecil.

Tanpa menunggu wanita tua itu membuka mulutnya, Desta menambahkan,

"Aku telah memberi kalian kesempatan untuk memberi tahu aku siapa yang melukai Vero, tetapi sangat disayangkan kalian semuanya tidak menghargai kesempatan ini, jadi jangan salahkan aku kalau tidak kasih kalian muka ! "

"Kalau masuk dan berbicara baik-baik, itu tidak perlu, Kalian tidak memiliki kualifikasi dan kelayakan untuk berbicara denganku!"

Sesudah itu, Desta berbalik dan berjalan pergi.

Desta yang dulunya begitu patuh, sekarang begitu pandai berbicara. Tetapi saat ini, mereka tidak memiliki dasar untuk sanggahan dan membantah.

"Nenek, apa yang harus kita lakukan?" Wendi bertanya dengan gugup.

"Hm, bulu saja belum tumbuh rata, emangnya dia pikir keluarga kita selamanya tidak bisa berjaya lagi?" Pemimpin Keluarga Chen menggertakkan giginya, dan matanya menatap tajam ke arah kepergian Desta.

"Kalian semua jangan khawatir, Selama aku masih hidup, Keluarga Chen tidak akan jatuh!"

Mendengar ini, semua anggota keluarga Chen merasa lega.

Di sisi lain, Desta langsung membawa Vero ke rumah sakit, Setelah melewati pemeriksaan dokter, hanya beberapa luka gores pada kulit, ini membuat hati

Desta bisa lega sepenuhnya.

Setelah menjaga di rumah sakit sepanjang malam, Vero akhirnya perlahan-lahan mulai sadar.

Ketika dia melihat Desta di samping tempat tidur, air matanya langsung meledak tak terkendali, "Kakak Desta…....."

Desta tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, Vero. Aku tidak akan begitu mudah meninggalkanmu lagi. Kali ini, aku terlalu ceroboh dan memberi mereka kesempatan untuk melukaimu, Ini semua salahku."

"Itu bukan salahmu."

Vero menggelengkan kepalanya dan berkata, "Itu karena aku tidak berguna, Aku selalu merepotkan dan menjadi beban kamu."

"Jangan ngomong begitu, justru kamu yang membuat aku bisa melihat di dalam kegelapan, Kamu juga memberiku harapan dan keberanian untuk bertahan. Tanpa kamu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku sekarang." Desta berkata dengan tulus.

Desta tidak melebih-lebihkan, dalam tiga tahun ini, dia sudah terlalu banyak melihat sisi gelap dan ketidakpedulian manusia.

Jika bukan karena Vero yang selalu lembut padanya dan selalu meyakininya bahwa masih ada orang baik di dunia ini, khawatirnya pada saat pelatihan dan tes dari keluarganya terhadap dia berakhir, Desta mungkin akan berubah menjadi orang yang tidak mempunyai hati lagi.

Pada saat itu, Ketika dia sudah memiliki dana dan kekuatan yang disediakan oleh keluarga Chu. Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak hal gila yang bisa dia lakukan.

"Yah, kamu istirahat dulu, Aku akan carikan sesuatu untuk kamu makan." Desta mengusap rambut panjang Vero dan berkata dengan lembut.

Vero menganggukkan kepalanya dengan manja dan menyaksikan Desta meninggalkan bangsal.

Di kantin rumah sakit, Desta baru saja selesai membeli makanan dan bersiap untuk Kembali ke bangsal. Ponselnya tiba-tiba bergetar, Dia mengambilnya dan melihat bahwa itu adalah panggilan dari Paman Ding.

"Paman Ding, ada apa?" Desta sambil berjalan kembali sambil menerima telepon.

"Tuan muda kedua, setelah Madog hancur, anak buahnya masih kontak dengan pasukan yang masih berkuasa di tempat lain. Orang-orang mereka telah terkumpul dan paling lambat semuanya dapat memasuki Distrik Sanbaku malam ini." Paman Ding berkata dengan suara berat.

"Bagaimana dengan Gayus? Apa dia sudah tahu hal ini?" Tanya Desta.

"Gayus sudah mulai bertindak, tapi aku tidak terlalu percaya dengan cara kerjanya…..." kata Paman Ding dengan terus terang.

Langkah kaki Desta terhenti, dan segera berkata, "Aku mengerti, malam ini aku lihat kesana."

Sesudah itu, Desta menutup telepon dan mulai berpikir keras.

Di antara orang-orang yang bekerja sama dengan Madog kali ini, pasukan yang bernama Kurata itu adalah milik saudara ketiganya, Pota.

Desta tidak tahu Pota sudah menjalani pelatihan dan tes apa dari keluarga selama tiga tahun ini, tetapi dengan kemampuan adiknya ini, seharusnya sudah selesai semuanya sekarang, dan mungkin saja, Pota telah menemukan bahwa Gayus sudah menjadi bawahannya.

Kalau sudah mengetahui bahwa Gayus adalah orangnya dan masih saja secara diam-diam membiarkan pasukan Kurata memasuki Distrik Sanbaku, apakah adiknya mau bertarung dengannya?

Desta merasakan kepalanya mulai sakit, sejujurnya, dia sekarang tidak ingin ada konflik dengan saudara sendiri di keluarga Chu. Kalau sampai terjadi konflik, bukan hanya kemampuan dasar dan kekuatannya akan terekspos terlalu dini, tetapi juga akan menarik perhatian anggota keluarga Chu lainnya.

Kalau sampai pertarungan dia dan Pota terjadi dan pasti akan mengakibatkan dampak buruk di kedua belah pihak, ini bisa memberikan keuntungan kepada orang lain, Itu tidak sepadan.

"Ya sudah, aku akan kesana malam ini, supaya tahu lebih jelas!"

Desta menghela nafas dan berjalan ke bangsal sambil membawa makanan, Ketika dia akan memasuki ruangan, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan yang sangat menyedihkan dari samping bangsal.

Desta mendongak, ternyata ada seorang pria tua yang sudah beruban tidak bernapas lagi, beberapa anak-anaknya dan kerabatnya sedang menangis.

Di rumah sakit, normal saja kalau melihat pemandangan seperti ini.

Desta menggelengkan kepalanya, Ketika hendak pergi, tiba-tiba Desta menyadari dan teringat sesuatu.

Desta ingin melihat dugaannya benar atau tidak, Desta langsung ke bangsal tadi.

"Siapa kamu, apa yang kamu lakukan di sini?"

Seorang gadis yang sudah menangis sampai matanya merah melihat Desta yang asing baginya berjalan masuk dan bertanya.

Mata Desta tertuju pada pria tua yang sudah tidak bernapas lagi di tempat tidur. Dia berkata dengan suara berat, "Kalian jangan menangis dulu, Orang tua ini mungkin belum meninggal."

"Apa yang kamu katakan tadi?"

Dua pria paruh baya disana terkejut, dan mata mereka tiba-tiba beralih ke Desta.

Salah satu dari mereka melangkah maju, memegang bahu Desta erat-erat dengan tangannya, dan berkata, "apa yang barusan kamu katakan, anak muda? Kenapa kamu merasa ayahku belum meninggal?"

Sebelum Desta menjawab, pria paruh baya lainnya berkata dengan dingin, "kakak, kenapa kamu begitu naif? Ini adalah hal yang pasti bahwa ayah sudah meninggal. Bahkan rumah sakit telah mengeluarkan sertifikat kematian, Mengapa kamu tidak percaya?"

Sesudah itu, tatapannya langsung beralih ke Desta, dan berkata dengan suara dingin, "Kamu dari mana? Ini urusan pribadi keluarga Ci. Orang luar harus keluar dari sini, atau aku tidak akan sungkan lagi!"

Desta mengerutkan kening dan bertanya-tanya.

Melihat ekspresi kedua pria paruh baya itu, mereka haruslah bersaudara. Seharusnya mereka lebih bersemangat ketika mendengar bahwa ayah mereka mungkin masih hidup?kenapa malah ada yang tidak senang?

Mengapa adiknya yang lebih muda bisa begitu tak berperasaan dan acuh tak acuh.

Melihat Desta hanya berdiri diam dan tidak menanggapi, pria paruh baya itu mendengus: "Karena kamu tidak pergi, maka jangan salahkan aku, Ciko, usir dia!"

"Ya, Ayah!"

Seorang pria dengan lingkaran mata sedikit merah dan berwajah dingin, lima jarinya sudah mengepal, dan dia langsung melayangkan tinjunya ke dada Desta.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu