Mendadak Kaya Raya - Bab 115 Mengambil Foto Untuk Berpura-pura

"Vil...Vila pusat ?!"

Segerombol orang itu sangat terkejut ketika mendengar ucapan staf perumahan itu.

Mereka datang karena melihat rumahnya cukup bagus. Tapi mereka datang kesini tujuannya untuk membongkar kepura-puraan dan kedok dari menantu keluarga Chen. Sekalian juga untuk membuat anak dan ayah Zhang membuat sebuah jalan yang mulus untuk masa depan mereka.

Tapi disangka, staf Eling Bening mau membawa mereka masuk dan pergi ke Vila pusat. Mereka sudah pernah dengar kalau di tengah-tengah Eling Bening ada sebuah vila. Tapi vila itu sangat mewah sekali dan harganya setinggi langit! Vila semewah itu, mereka saja sampai tidak berani memimpikannya, apalagi dalam kenyataan, mana mungkin mereka berani melihat-lihat vila itu? Yang mereka takuti jika mereka tidak sengaja menggores atau merusak barang di sana, dengan apa mereka bisa bayar ganti rugi? Meskipun menjual semua yang mereka miliki bahkan diri mereka sendiri, itu tidak akan cukup bayar gganti ruginya!

Ketika berpikir sampai sini, semua orang-orang itu perlahan berpikir kalau sopir itu salah mengira.

Rumah di Eling Bening memang sangat diminati banyak orang. Setiap hari entah berapa orang yang datang untuk melihat-lihat, mungkin ada seorang yang kaya raya yang misterius mau datang untuk melihat-lihat vila ini dan sopir itu mungkin mengira itu adalah mereka sehingga mau membawa mereka untuk melihat-lihat vila.

Ketika Pak Zhang mau menjelaskan tiba-tiba anaknya maju selangkah dan merebut kesempatan ayahnya itu untuk bicara.

“Paman-paman dan bibi-bibi, lagi pula di sini kita juga bosan kalau terus menunggu. Bagaimana kalau lebih baik kita masuk ke dalam dan melihat-lihat. Desta si sampah itu sudah membuang-buang waktu berharga kalian semua. Dia hari ini pasti tidak akan bisa menunjukkan rumah yang diakui sudah dibelinya dan sekarang pasti dia kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. Kita tidak usah menunggunya lagi, lebih baik kita naik ke mobil saja dan melihat-lihat Vila pusat itu.”

Tangan Deddy terus melambai seolah seperti dia adalah pemilik dari vila pusat saja.

Semua orang yang mendengar ini pun satu persatu merasa kalau ucapan Deddy ini cukup masuk akal. Keluarga Chen itu seperti badut di mata mereka. Hari ini, itu mereka datang hanya untuk membongkar kepura-puraan terakhir mereka agar bisa mempermalukan keluarga Chen itu, mereka tidak benar-benar berharap kalau Desta mampu menunjukkan dan membeli rumah di sini.

Hanya saja vila pusat ini begitu mahal dan mewah sekali, kalau tanpa sengaja mereka merusak sesuatu, apa yang harus mereka lakukan?

Deddy seolah tahu apa yang ada di pikiran semua orang, Deddy pun tersenyum dan mencoba menenangkan dengan berkata, “Kalian semua tidak perlu gugup. Jika benar-benar tanpa sengaja merusak sesuatu di sana, aku keponakan kalian ini akan bertanggung jawab untuk menangani semuanya. Kalian semua naik saja, jangan membuat sopir menunggu lagi.”

Baginya, walaupun dia tidak sanggup membeli Vila pusat, tapi jika benar-benar tanpa sengaja ada yang rusak, mana mungkin dia tidak sanggup untuk ganti rugi? Dia bagaimana pun identitasnya sekarang adalah seorang ekskutif bisnis yang punya harta milyaran rupiah. Jika memberinya sedikit waktu lagi, dia cepat atau lambat pasti bisa membeli pusat !

Deddy sangat arogan dan begitu sombong. Dia merangkul pinggang pacarnya lalu naik ke mobil perumahan itu. Ayah dan ibu Deddy melihat ini sehingga mereka tiba-tiba memiliki kepercayaan diri besar di hati mereka, mereka pun mengikuti anak mereka naik ke mobil.

“Ayo, ayo, ayo kalian semua naik saja. Hanya untuk melihat-lihat rumah saja kan, kenapa terlalu berpikir banyak begitu!”

Pak Zhang memanggil dan melambaikan tangan ke semua orang di sana. Semua orang itu pun merasa itu cukup masuk akal jadi satu persatu dari mereka naik mobil perumahan itu. Menunggu mobil perumahan yang kedua datang, sisa orang yang lain pun naik ke mobil kedua lalu dua mobil itu pun melaju masuk dan pergi menuju Vila pusat.

Sepanjang jalan, semua orang menunjuk dan membicarakan tanaman yang menghiasi di kedua sisi jalan, dalam nada bicara terdengar kecemburuan melihat keindahan ini semua.

Semakin mendekati Vila pusat, tanaman yang ada di kedua jalan semakin terlihat sangat mahal harganya. Di sana mereka juga melihat ada sebuah gunung buatan dari batu dan juga kolam buatan. Suara burung dan suara gemericik air terdengar dengan jelas seolah sedang berada di alam liar dan bebas, menikmati kenyamanan alam.

Memang inilah Vila pusat yang sangat mewah dan megah. Tidak hanya pemandangan saja yang begitu indah, tapi tidak ada apapun juga yang tidak akan memuaskan disini.

Di sisi lain, di bawah rumah keluarga Chen, Desta sudah menyalakan mesin mobil Audi A6nya sedang menunggu Wulan dan Gito dengan senyumnya yang kecut. Vero duduk di bangku penumpang depan, wajahnya juga diliputi ekspresi sedikit tidak enak.

Karena Wulan dan Gito sudah yakin sekali kalau Desta tidak akan bisa menunjukkan rumah bagus itu, mereka pun sudah menyiapkan diri untuk dipermalukan. Tapi meskipun dipermalukan, setidaknya mereka tetap harus terlihat elegan.

Jadi mereka berdua sedang mencoba-coba baju yang bagus dan berdandan di kamar mereka.

Desta bisa memahami kalau Wulan mau berdandan walaupun Wulan sudah paruh baya tapi dia tetaplah seorang wanita. Tapi yang tidak Desta sangka adalah ternyata Gito juga mau berdandan, hal ini membuat Desta tidak habis pikir.

Setelah dua jam berlalu dengan sia-sia, akhirnya Desta melihat Wulan merangkul lengan Gito dan berjalan turun dari tangga.

Begitu melihat dua orang itu, mata Desta menyala dan hanya melihat baju dress yang begitu tidak asing yang dikenakan oleh Wulan. Riasan wajahnya cukup berat dan tenang seolah ada aroma sedikit wanita tua di sana. Karena bagaimana pun wanita yang sudah melahirkan Vina dan Vero yang secantik itu, jadi Wulan pasti ketika muda juga sama cantiknya dengan mereka.

Gito mengenakan setelan jas yang bagus, setelan jas yang sudah disetrika tanpa terlihat satu pun kerutan. Uban di kepalanya juga telah diwarnai hitam dengan pewarna rambut sehingga membuatnya tampak tujuh atau delapan tahun lebih muda.

Vero mengatakan kalau ini adalah pakaian yang dikenakan ayahnya ketika dia menikah.

Setelah mereka berdua masuk ke mobil, Desta tersenyum lalu memuji, "Bibi dan paman terlihat sangat muda dan begitu elegan hari ini."

Desta bersedia memuji mereka berdua, terutama karena mereka adalah orang tua Vero. Selama Vero adalah Keluarga Chen, nanti ketika dia mau menikah dengan Vero, dia tetap harus bisa lolos restu mereka.

Jadi meskipun tidak menyukai dua orang itu, dia masih terus memaksakan diri menajalin hubungan baik dengan mereka.

Siapa juga yang menyangka, ucapan ini membuat Wulan dan Gito langsung jadi muram wajahnya. Dan selanjutnya yang ada hanya makian yang tidak diragukan lagi, “Dasar sampah, apa maksudmu, kamu mau menghina kami tidak tahu malu ya. Tergila-gila berdandan cantik ya?”

“Aku tidak ada maksud ini.” Desta tersenyum kecut.

“Kalau begitu apa maksudmu, Jika bukan karena kamu yang begitu sombongnya membanggakan diri kalau punya rumah di Eling Bening di depan Pak Zhang dan mereka semua. Kita mana mungkin mau dipermalukan bersamamu? Lagipula bagaimana pun akhirnya juga akan dipermalukan, kalau begitu wajar saja kami menghabiskan waktu cukup lama untuk berdandan. Bisa segera mengembalikan martabat kami dengan berdandan begini, apa bukan seharusnya hah? Kamu malah berani sekali mencibir kami, percaya atau tidak aku bisa menamparmu sekarang juga!”

Maki Wulan menggertakkan gigi dan sangat marah.

Desta tak berdaya dan hanya bisa mengangkat bahunya. Dia malas sekali untuk berdebat dengan mereka. Dia jelas-jelas hanya ingin memuji saja, yang ada malah dimaki seperti ini. Dasar tidak tahu niat baik seseorang. Ya sudahlah, Desta sudah malas mengatakan apa-apa lagi.

“Sudahlah, jangan bertengkar lagi. Masalah ini sudah sampai di tahap ini, kamu mau maki lagi dan lagi, apa gunanya?”

Gito yang ada di samping mengerutkan keningnya dan ekspresinya penuh dengan kejengkelan. Walaupun dia tidak memaki-maki seperti Wulan tapi dia juga tidak terlalu suka dengan Desta. Jika bukan karena mau menjaga kesan baiknya, dia rasanya ingin sekali memukul bocah tengik di depannya yang akan mempermalukan mereka itu!

“Bagaimana dengan Vina, kenapa dia belum datang juga?”

Di saat inilah, Gito tiba-tiba menyadari kalau dia tidak melihat anak tertuanya.

Wulan mendesah pelan lalu berkata dengan dinginnya, “Vina juga tidak bodoh kan. Dia mana mungkin mau ikut dipermalukan bersama kita. Dia pergi cari Andre untuk bersenang-senang.”

“Oh ternyata begitu. Bagus juga, setidaknya pengalaman buruk seperti ini jangan biarkan dia mengalaminya. Dia tidak bersalah.” Gito mengangguk dan merasa lega dalam hati.

Begitu melihat adegan ini, Desta mengerutkan keningnya.

Kekhawatiran dan kepedulian Gito dan Wulan terhadap Vina telah mencapai titik di mana tidak perlu disembunyikan sama sekali. Tapi kepedulian mereka terhadap Vero hampir tidak terlihat sama sekali. Yang ada hanya memerintahkan dan makian saja. Adik kakak yang berasal dari orang tua yang sama tapi bagaimana bisa diperlakukan dengan sangat berbeda seperti ini?

Dia tidak tahu bagaimana hasil penyelidikan orang yang disuruh desta untuk menyelidiki keluarga Chen.

Desta dulu menyuruh orang untuk menyelidiki apakah Vero ini benar-benar anak kandung Wulan dan Gito, sepertinya hasil penyelidikan akan segera keluar.

Dengan pemikiran mantap ini, Desta pun melajukan mobilnya menuju wilayah perumahan Eling Bening. Yang membuat Wulan dan Gito sangat terkejut adalah satpam perumahan itu begitu melihat mobil mereka, dia tidak hanya tidak menghalangi mobil mereka, dia juga tersenyum memberi salam yang sangat sopan seolah sedang memberi salam karena melihat tokoh besar yang hebat dan luar biasa.

Tapi mereka tidak terlalu berpiir banyak, hanya berpikir kalau manajemen di Eling Bening ini sangat bagus sekali.

“Desta, kamu mau membawa kami ke tempat apa. Kenapa masih tidak menghentikan mobilnya?”

Wulan mengira Desta akan mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya lalu baru membawa mereka melihat-lihat rumah.

Tapi tidak disangka Desta tidak hanya tidak berhenti tapi dia malah terus mengendarai mobilnya ke arah pusat Eling Bening. Hal ini membuatnya sangat terkejut. Walaupun dia tidak sanggup membeli rumah di Eling Bening ini. Tapi setidaknya dia memahami kalau orang yang tak ada keperluan dilarang masuk. Pusat tengah Eling Bening adalah sebuah vila yang sangat mahal di seluruh perumahan ini!

Tempat itu mana mungkin mereka boleh memasukinya? Desta ini namanya cari mati saja. Apa dia tidak takut akan diusir keluar oleh satpam Eling Bening ya?!

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu