Mendadak Kaya Raya - Bab 35 Dokter Tanpa Pamrih

Desta mengira Vero sedang mengalihkan pembicaraan, tapi saat dia menolehkan kepalanya, dalam sekejap tertegun.

Desta termasuk familiar dengan wajah itu, dulu dia dengan orang tua itu membahas medis selama setengah tahun, mereka berdua mempunyai pendapat yang berbeda terhadap pengobatan medis dan fengshui, juga termasuk saling mengenal dan saling mengerti, orang tua ini memang hebat, pengobatan, fengshui, ramalan hantu, kitab sejarah pemikiran, mempunyai pendapat yang berbeda.

Sebagai anak keluarga Chu, Desta dari kecil sangat tertarik dengan hal-hal seperti itu, juga mempunyai penelitian yang sangat mendalam, membuat dua orang ini seperti teman lama pada pandangan pertama.

Nama orang tua ini adalah Edward Gui, tidak banyak orang di Yunhai yang tau dia, seperti yang dikatakan pepatah, yang besar akan tersembunyi dikota, tidak akan menunjukkan kemampuan dirinya dengan mudah.

Saat ini di depan pintu toko boba milktea, seorang gadis muda tiba-tiba terjatuh di atas lantai, mamanya langsung menelepon 120 sambil kepanikan, tapi ambulans lama sekali tidak kunjung datang juga, Edward Gui di kota Yunhai kadang muncul kadang bersembunyi, bisa dikatakan, dua ibu anak ini bisa bertemu Edward disaat seperti ini, benar-benar beruntung sekali, 120 pun tidak perlu ditelfon lagi.

"Ayolah, aku sudah 3 tahun tidak berjumpa dengannya, coba pergi lihat." Sambil mengatakannya, Desta berdiri dan membayar uang milktea, mereka bertiga jalan ke pintu luar.

Kondisi anak itu buruk sekali, wajahnya pucat seperti kertas, diiringi dengan suara tangisan, memberi orang perasaan kasihan, semuanya bisa merasakan penderitaan gadis ini, tapi orang di samping tidak tau penyakit apa ini, juga tidak bisa memberi pertolongan, meskipun membantunya meringankan rasa sakit pun tidak bisa.

"Tunggu dokter datang, anakmu sudah tidak bisa bertahan lagi, dia memang lemah dari bawaan lahir, dalam tubuhnya panas sekali, juga ada hal yang tidak bersih, ditambah tadi minum air dingin, menyerang lambungnya, jadi memancing serangkaian komplikasi."

"Dia bisa hidup sampai sekarang, menjelaskan kalau kamu memberikan energi yang sangat besar terhadapnya." Ucap pria tua itu dengan pelan.

Namun dia memakai baju besar yang compang camping, kulitnya kering dan jelek, tampilan tak terurus seperti gelandangan, benar-benar sulit membuat orang percaya.

Waktu pertama kali Desta bertemu dengannya juga mengira kalau dia adalah orang gila.

Kenyataan membuktikan, tidak mendapatkan kesulitan maka tidak akan mencapai pencerahan, selain hal yang dia suka, segala lainnya bisa dia tinggalkan, orang seperti ini, prestasi di sebuah daerah tidak akan rendah.

"Pergi! Bau sekali, jangan datang ganggu aku!" Wanita cantik paruh baya itu meneriaki orang tua itu, memeluk anaknya yang sedang menunggu dengan panik ditengah jalan, cepat sekali, suaminya juga datang kemari, sebelahnya juga membawa seorang gadis cantik, Desta samar-samar pernah bertemu gadis ini, pernah masuk di daftar pencarian panas di forum universitas Yunhai , namanya Miki Ceng, dia adalah bunga terkenal di universitas Yunhai , jurusan seni, memang cantik sekali, wajahnya seperti influencer, kulit putih dan tubuh langsing, banyak sekali yang mengejarnya.

"Ma, kenapa adikku? Penyakit lama kambuh lagi? Bukankah dokter bilang sudah stabil?" Miki memegang wajah adiknya, dinginnya sampai menusuk tulang, sedikit kehangatan pun tidak ada.

"Siapa yang tau bagaimana dukun itu mengobati? Sudah mengambil uangku ratusan juta, bisa-bisanya tidak menyembuhkan Ling Ling, kali ini lihat saja aku akan mencari mereka untuk perhitungan!" Mama Ceng marah sekali.

Sangat cepat, mereka dikerumuni begitu banyak orang, papa Miki melihat anaknya sudah tidak bisa bertahan, tidak bisa menahan bertanya, "Permisi tanya disini apakah ada dokter, bisa membantu anakku menstabilkan kondisinya, anakku sudah tidak bisa bertahan lagi, keluarga Ceng bersedia membayar 200 juta rupiah sebagai ucapan terimakasih."

Tidak bisa tidak dikatakan pesona uang memang kaut sekali, jangankan bagi seorang yang biasa, bagi seorang dokter saja 200 juta bukan godaan kecil.

"200 juta? Kaya sekali." Ucap Vero.

"Aku kenal wanita itu, nama dia Miki Ceng , ekonominya memang lebih hebat daripada keluarga Chen kalian, sosialisasi Miki di industri juga sangat besar, di sekolah kita adalah selebritis kecil, mereka mengeluarkan 200 juta harusnya santai sekali." Ucap Janice.

Setelah kata-katanya ini selesai, ada seseorang keluar dari kerumunan.

"Aku adalah ketua departemen organ dalam di rumah sakit afiliasi nomor satu, suntikkan dulu obat penenang untuk menstabilkan kondisinya, kalian lebih beruntung, kebetulan aku membawa sebuah jarum penenang untuk was-was, tampaknya memang berguna." Dokter tengah baya itu mengeluarkan sebuah jarum dari tasnya, dengan ligat dan tanggap mengambil caira obat, melangkah ke depan, menyuruh mama Ceng menaikkan lengan bajunya.

"Obat penenang akan merenggut nyawanya." Orang tua tak terurus dibelakang tidak bisa menahan menghela nafas.

"Dasar pengemis, pergi yang jauh, kalau mau uang aku akan berikan padamu, jangan kemari membuat orang jijik." Mama Ceng langsung melemparkan uang 200 ribu kepada Edward , wajahnya sangat kesal dan jijik.

Daritadi orang tua ini disebelah terus berbicara, tidak mengerti malah pura-pura mengerti, apanya aura negatif terlalu kuat, cacat bawaan apanya, terus mengomel.

"Dokter penolong orang, tidak meminta pamrih." Orang tua itu melambaikan tangannya.

Sekarang mama Ceng panik sekali melihat penyakit anaknya, juga malas membahas ini dengan pengemis.

"Tolong, suntikkan obat penenang kepada anakku, harus bertahan sampai ambulans sampai, 200juta bukan masalah besar." Mama Ceng melihat dokter ini.

"Benar, tolong ya." Miki juga berkata dengan tulus.

Dokter sudah menyiapkan jarum penenang, menarik cairan masuk ke dalam suntik, "Hehe, obat penenang 99% bisa menenangkan rasa sakit pasien, dan menenangkan kondisi pasien, namaku Yuwen , ini adalah izin praktikku."

Yuwen berkata dengan tersenyum, mengeluarkan izin prakterknya untuk orang lihat, lalu memasukkannya ke dalam kantong.

Meskipun dikondisi seperti ini tidak boleh mengobati penyakit orang, kalau terjadi sesuatu harus menanggung tanggung jawab hukum, tapi 200 juta juga gajinya selama 2 bulan, yang paling penting bisa berhubungan baik dengan keluarga Ceng, ini adalah koneksi yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Lagipula, hanya sebuah obat penenang, tidak akan mengakibatkan masalah besar.

"Aku tegur, lebih baik jangan disuntik obat penenang, badannya lemah sekali, sakit dari bawaan lahir, tubuhnya memang sudah lemah sekali, obat penenang ini akan membuatnya tenang terus, yang juga artinya meninggal." Desta tidak sanggup melihatnya lagi.

Edward tidak pernah meminta pamrih, dia belajar kedokteran dan fengshui, malah dianggap sebagai orang gila, penipu, akhir seperti ini membuat orang sangat tak berdaya.

Vero menarik Desta, menyuruhnya jangan iut campur.

Namun di kejadian ini, Desta dan Edward malah mempunyai kontak batin.

"Lama tak berjumpa, Edward ."

Desta melihat pria tua yang tersenyum itu, wajah yang kaku dalam waktu lama itu juga menyunggingkan sebuah senyuman, "Rupanya kamu, oh benar, 3 tahun sudah berlalu bukan? Kamu yang hari ini harusnya sudah bebas, atau masih tinggal di keluarga Chen?"

Desta menggeleng, "Diusir, sekarang tidak punya rumah."

"Lumayan bagus." Edward tersenyum mengangguk.

Namun mereka berdua baru mengobrol sebentar, langsung diteriaki dengan marah dari samping, "Cepat pergi! Jangan menghalangi pengobatan penyakit anak saya, aku mau sisa umur hidup kalian dihabiskan didalam penjara."

Mama Ceng marah besar, datang satu tidak cukup, datang satu pengacau lagi, benar-benar mengira dia mudah diganggu ya?

"Benar, penyakit anak orang sudah kritis, kalian berdua sedang ikutan apa disini? Cepat biarkan dokter menyuntikkan obat penenang, tunggu ambulans datang langsung dibawa ke rumah sakit diobati, kalau sampai terjadi sesuatu, apa orang miskin seperti kalian bisa bertanggung jawab?"

Bahkan orang tepi jalan pun tidak bisa melihatnya lagi, beramai-ramai menyalahkan, Vero menarik Desta, menggelengkan kepala kepadanya, "Mau keras kepala juga harus lihat situasi, jangan sembarangan."

"Benar, kalau kamu mau jadi pahlawan jangan membebani aku dan Vero." Ucap Janice.

Melihat situasi ini, Desta hanya bisa menggeleng dan menghela nafas, melihat dokter yang bernama Yuwen itu menyuntikkan obat penenang ke nadi anak itu.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu