Mendadak Kaya Raya - Bab 283 Perasaan Cucu Dan Kakek

"Begini, aku tidak bermaksud begitu, kalian tidak usah terlalu memedulikan ini."

Desta sangat canggung, di waktu bersamaan ini, dia juga mengingat baik-baik Colta bocah tengik satu ini!

Usianya masih muda tapi tidak belajar hal baik. Malah menggunakan trik rendah seperti ini.

“Kamu jangan tidak mengakui ya. Barusan tadi semua orang sudah mendengarnya. Jika hari ini kamu tidak mengatakan bagian mana yang palsu, maka masalah hari ini tidak akan selesai sampai sini. kebetulan sekali kakek juga ada disini, biarkan beliau juga menilainya!”

Kata Trista dengan keras sambil menggenggam lengan Desta.

Para tamu melihat keributan ini mulai berasumsi sendiri-sendiri.

Tidak berdaya, Desta pun terpaksa memaksakan diri mengambil gulungan lukisan itu, lalu berdeham dan berkata, “Semua orang di sini tahu, Zhu Da adalah pelukis terkenal sekali di negara ini. Lukisan ‘The Pine Stone’ ini berasal dari akhir dinasti Ming dan awal dinasti Qing. Waktu Zhu Da pergi ke gunung keluar dari rumah, waktu itu dia menciptakan karya ini.”

“Sebenarnya ada sedikit cerita di dalamnya. Kalian mungkin tidak mengetahuinya. Aku juga kebetulan mendengarnya dari seorang kolektor tua. Jika kalian tidak merasa terganggu, aku akan menceritakannya pada kalian. "

Antusiasme semua orang yang hadir meningkat, dan tentu saja tidak ada masalah mendengarkannya pada saat ini.

Trista mencibir, "Tukang pura-pura!"

Desta mengabaikannya, lalu berkata, “Dulu di suatu hari, Zhu Da menerima perintah untuk mengambil air di sungai kecil di belakang kuil. Pada saat itu, itu adalah akhir musim gugur, dan ada hutan pinus liar tua di tepi sungai kecil. Pepohonan yang tinggi dan kuat, Tidak tahu berapa umur pepohonan itu."

"Zhu Da melihat mereka dan berkata dengan perasaan, pohon pinus oh pohon pinus, jika sebuah dinasti ada selama kalian ini, itu akan bagus sekali bisa menghadap dunia melalui pedang dan laut."

"Setelah dia berkata dengan perasaan dan emosi, entah bagaimana ada semangat yang melonjak di dalam hatinya yang perlu dilepaskan, tetapi tidak ada pena dan kertas di tangannya. Tepat di saat itu, seekor kelinci berlari keluar dari hutan, mulutnya menggigit selembar kertas gambar, seekor Elang turun dari langit dengan pena tinta di mulutnya. "

"Zhu Da terkejut, lalu dia menyadari kalau itu adalah keinginan dari dewa gunung untuk meminta Zhu Da membuat gambar untuknya. Zhu Da pun tidak sungkan. Dia mulai dari hati lalu ke tengah, menggambar dengan gelombang kuas, dia pun menciptakan lukisan The Pine Stone ini.”

"Ketika dia menciptakan lukisan ini, karena tiba-tiba membuatnya dengan penuh emosi, dia sampai lupa tidak memikirkan garis, bingkai, dan pena dengan kecepatannya sendiri, hanya beberapa goresan lukisan yang menghasilkan lukisan ini."

"Walaupun pine atau pinusnya tidak seperti pinus, batu tidak seperti batu, tetapi ada suasana indah pemandangan di dalam lukisan, dan akan mendapatkan kedetailan benda di dalamnya.”

Setelah menceritakan kisah itu, semua orang yang hadir mengangguk diam-diam, mengungkapkan pandangan kagumnya.

Segera, Desta berkata lagi, "Lukisan di depanku terlihat persis seperti yang asli ketika pertama melihatnya, tapi semua orang dapat melihat dari jarak yang lebih dekat kalau keseluruhan garis lukisan ini sangat terbatas sekali. Karena orang yang meniru takut untuk tidak persis menirunya, jadi dia melukis dengan sangat berhati-hati. Garis lukisannya ini tampak lebih kontras. "

"Tapi dengan cara ini, meskipun lukisannya mirip, tapi hanya dari penampilan saja, sedangkan dalam suasana hati, perbedaannya tidak sedikit."

Setelah menyelesaikan kalimat terakhir, Desta menutup gulungan itu dan mengembalikannya ke Trista .

Setelah keheningan singkat, banyak tamu tiba-tiba bertepuk tangan hangat.

Jelas sekali kalau ucapan Desta ini, sudah mendapatkan pengakuan dari semua orang.

Bahkan ada beberapa orang khusus dari para tamu itu adalah ahli dalam studi lukisan tradisional Tiongkok.

Ketika Trista mengeluarkan gulungan lukisan itu, dia hanya memperlihatkan secara cepat di depan mereka, dan tidak membiarkan mereka mengamati dengan seksama. Sementara Desta memegang lukisan itu, dia menjelaskannya sambil menunjukkannya.

Mereka bisa mengamati lukisan itu dengan cermat untuk menentukan apa yang dikatakan Desta benar. Lukisan ini memang benar-benar palsu!

"Kakak Desta, kamu luar biasa!"

Vero meraih lengan Desta, matanya yang indah penuh dengan kekaguman bintang-bintang yang bersinar.

Desta melambaikan tangannya lagi dan lagi, menunjukkan kalau ini hanyalah dasar biasa saja. Bukan sesuatu yang perlu dipuji berlebihan.

Dia puas di sini, tapi dia tidak memperhatikan Trista yang benar-benar muram saat ini.

Lukisan ini memang bukanlah peninggalan yang asli, dia juga tidak menghabiskan uang lima puluh enam milyar untuk membelinya. Dia hanya menghabiskan uang empat milyar untuk membelinya. Dia membelinya dari lembaga profesional yang bertanggung jawab atas lukisan-lukisan replika atau tiruan.

Lembaga itu jelas sudah menjamin kalau lukisan itu tidak akan dikenali kepalsuannya. Tapi bagaimana itu bisa begitu mudah ditemukan oleh Desta?

Ketika dia menunjukkannya kepada semua orang lukisan barusan tadi, dia sengaja hanya memperlihatkan dengan cepat begitu saja. Karena dia takut akan terlihat oleh orang yang tertarik kepalsuan lukisan ini. Tapi dia masih saja gagal!

"Desta, kamu jangan cepat-cepat pergi. Karena kamu bilang lukisanku palsu, maka aku penasaran. Kado apa yang kamu persiapkan untuk Kakek? Kamu, cucu kakek, jangan sampai memberikan kado yang lebih buruk dari pada aku. Oke?"

Dihancurkan dan dibongkar oleh Desta, Trista merasa kalau dia sudah tidak punya kesempatan untuk mendapat perhatian yang lain lagi. jadi dia secara alami mau membalikkan keadaannya.

Desta tertegun mendengar ini, lalu berkata, "Tidak, aku ini sedang mengantri untuk memberi kado kan. Orang di depanku saja belum selesai memberikan kado, kalau langsung giliranku begitu saja, itu tidak adilkan?”

Begitu mendengar ini, ekspresi wajah Trista langsung menegang.

Barusan tadi dia yang menyuruh Desta untuk mengantri. Sekarang Desta mengucapkan kata-kata ini, jelas sekali kalau sedang didengarkan kepadanya.

Dia memaksa diri tersenyum lalu berkata, "Anda adalah tuan muda kedua dari Keluarga Chu, dan anda adalah cucu kandung kakek. Mana mungkin perlu mengantri hanya untuk memberi kado. Baru saja aku tidak mengenali anda sebagai tuan muda kedua. Anda jangan sampai marah dan kesal kepadaku dong! "

Mendengar ini, Desta juga ikut tersenyum.

Dia mengambil kotak brokat dari sakunya lalu berjalan sampai ke depan kakek.

Ketika lewat di samping Trista , dia pun menepuk pundak belakangnya. Lalu berkata, “Lain kali ketika bicara tidak perlu terlalu dingin. Kita ini seumuran, tidak perlu menggunakan panggilan anda. Geli mendengarnya.”

Ekspresi wajah Trista langsung jadi muram dan hampir saja memuntahkan darah di depannya.

Aneh sekali, Desta sejak kecil tidak pernah bicara dengan tajam dan sadis. Tapi kenapa sekarang ucapannya ini seperti pisau, yang langsung menikam ke hati orang ya?

“Kakek, selamat ulang tahun semoga sehat selalu, segalanya dilancarkan, rejeki dan kesuksesan selamanya, semoga umur panjang!” kata Desta maju. Dia tidak menyiapkan ucapan selamat yang unik, tetapi hanya mengucapkan beberapa ucapan dan doa yang sering dikatakan yang lain.

Tapi kakek tidak terlalu peduli dengan kata-kata itu. Cucu yang paling dia sayangi sudah ada di depannya, ini adalah hal yang paling membuatnya bahagia. Mana mungkin dia peduli dengan ucapan selamat itu.

Pada saat ini, Desta membuka kotak brokat di tangannya. Lalu mengeluarkan sebuah ukiran kayu kecil. Dan meletakkannya ke tangan kakek Chu.

Ini adalah ukiran kayu berbentuk manusia, ukirannya yaitu orang berumur setengah baya dan seorang anak kecil.

Orang berumur setengah baya itu berdiri di sana dan anak kecil itu bersembunyi di sekitar lutut si tua bermain petak umpet. Senyum di wajah mereka begitu nyata, seolah-olah mereka bisa merasakan kasih sayang cucu yang kuat dari ukiran kayu.

Tiba-tiba, nada suara Desta membawa sedikit kesedihan, dan perlahan berkata, "Kakek, ketika aku masih sangat muda, orang tuaku meninggal dunia. Kakeklah yang menemaniku tumbuh dan berkembang, mengajariku banyak teori dan prinsip kehidupan untuk menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab."

"Ukiran kayu ini aku sendiri yang mengukirnya. Ini adalah ketika aku masih kecil dan sangat nakal. Aku bersembunyi mau main petak umpet denganmu. Walaupun kamu sangat sibuk sekali, tapi kamu meletakkan semua pekerjaan di tanganmu dan menemaniku bermain. Pada akhirnya tanpa sengaja, aku menginjakkan kaki ke sebuah gua di sebuah pulau. Saat itu lenganmu tergores dan terluka hanya karena ingin menyelamatkanku.”

"Pada saat itu aku sangat menyesal dan bersumpah bahwa mulai saat itu, aku tidak akan pernah nakal dan aku akan selalu menuruti kata-katamu ..."

Berbicara tentang peristiwa masa lalu ini, mata Desta tanpa sadar menjadi lembab, dan kakek mengangguk sambil tersenyum, tampak kilau air mata di matanya.

Tepat ketika semua tamu tersentuh dengan perasaan cucu dan kakek ini, terdengar suara yang tidak begitu ramah dari luar pintu!

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu