Mendadak Kaya Raya - Bab 70 Bosan Hidup

"6, 600 juta? Kamu sedang bercanda ya?" Gito berseru.

"Iya, 600 juta. Kelas keluargamu sekarang setidaknya juga keluarga kelas menengah dengan aset milliar. Keluarin 600 juta saja tidak bisa? Bukannya 600 juta bagi kalian seharusnya cuman masalah kecil? Vero sembarang mengambil sedikit bunga dari proyeknya saja sudah beberapa ratus juga" Liani berkata tanpa ekspresi.

"Iya, bagi kalian uang kecil tapi bagi kami itu uang menyelamatkan keluaga. Lagian, kedua anak putraku menikah juga butuh uang" Nobu berkata dengan senyuman.

Vina dan Andre Guo saling menatap, tidakkah dua orang ini terlalu tidak tahu malu? Menikah? Menikah dengan siapa? Rezka dan 白杰 pacar saja tidak ada, sekarang sudah memikirkan masalah menikah?

"Vero, kata-kata bibi benar kan? Sebagian besar uang yang Bibi pinjam juga diinvestasikan ke proyek kamu, bukankah kalian bersikap terlalu pelit?" Liani melihat ke Vero lagi.

Vero menghela nafas panjang.

"Grup Diamond Blink mana mungkin membiarkan kamu berinvestasi dengan 600 juta? Pembiayaan minimal investor lain yang berinvestasi di Grup Diamond Blink minimal juga beberapa milliar" Vero berkata.

"Beberapa milliar? Kalau kalian bisa meminjam kami beberapa milliar, maka kami akan berinvestasi beberapa milliar. Harus melihat apakah kalian mampu meminjam uang sebanyak itu juga" Liani tertawa.

Vero benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi, meminjam uang untuk berinvestasi di proyek keluarga mereka?

"Bagaimana kalau investasinya gagal? Apakah kalian pernah berpikir tentang masalah ini? Semua investasi itu ada resikonya, sementara proyek yang aku jalani sekarang itu proyek dana kepada masyarat juga, harga obatnya sangat rendah dan untungnya sangat sedikit, investor juga tidak banyak" Vero berkata.

"Rugi? Bisnis keluarga kalian sendiri masih bisa rugi? Kalau rugi berarti kalian yang tidak pandai mengurusnya, tidak bisa menyalahkan kami yang sebagai investor" Kata-kata Liani ini sudah sangat jelas, kalau proyek untung, harus membagi dia bunga. Kalau rugi, dia tidak akan mengembalikan uang yang dia pinjam, yang penting kalau rugi itu kalian yang tidak pandai berbisnis, tidak ada hubungan dengan dia.

"Kalau begitu kalian bisa pergi pegadaian di bank, asal aset kalian tidak bermasalah, di zaman seperti ini mau mengadai 600 juta itu bukan hal yang sulit" Vero menyaran.

"Bukan, Vero, apa maksud kami? Kamu tidak ingin kami berinvestasi atau tidak ingin meminjam kami uang? Sudah tidak mau menjadi saudara ya?"

"Adik Wulan, kamu sudah kaya raya sekarang, tidak takut keluarga kampung sana berkata keburukan kamu ya? Bagaimana kamu mengajar anak gadismu ini? Bukannya dia sedang mencelakai kamu?" Liani menepuk meja dengan marah.

"Hei, kakak ipar, bang, kalian jangan marah dulu. 600 juta benar-benar agak susah, bagaimana kalau 400 juta?" Gito menghela nafas panjang.

"Hanya 400 juta?"

"Lupakan saja, 400 juta saja kalau begitu" Liani terlihat sangat tidak puas.

"Kapan bisa berikan kami uangnya? Kami akan pulang setelah dapat uang, kalau ada proyek yang patut diinvestasi haru memberi tahu kamu"

"Ini.. 400 juta bukan jumlah yang kecil, harus memberi kami waktu untuk menarik uang" Gito tertawa dengan pahit.

"Baik, kalau begitu kalian memesan hotel utnuk kami saja, tunggu sampai kalian sudah memberi uang baru kami pergi" Liani mengangguk.

Sampai sini, ekspresi semua orang sudah tidak terlihat bagus. Gito terlihat tidak senang dan frustrasi, tetapi mereka adalah anggota keluarga istrinya, Wulan adalah orang yang mementingkan wajah, Gito juga merasa tidak berdaya. Tetapi untungnya Vero sekarang sudah menduduki posisi pemimpin proyek, nanti bisa meminta uang kepadanya.

"Aku pergi toilet sebentar" Vero berdiri, mencoba untuk melarikan diri dari ruangan ini.

Suasana di sini membuat dia merasa sesak, tatapan telanjang Rezka yang membawa nafsu seolah-olah tidak mengetahui Vero sudah memiliki pacar, yang paling penting adalah aura preman Rezka membuat Vero merasa jijik, sementara bibi masih terus menyatukan mereka berdua, Vero benar-benar tidak mengerti apa yang sedang wanita ini pikirkan?

Vero itu terkenal dengan sifatnya yang sabar dan baik hati, tetapi menghadapi adegan seperti ini, Vero saja tidak bisa bersikap tenang.

"Aku juga mau pergi ke toilt sebentar, hehe" Di bawah kode Liani , Rezka pun ikut meninggalkan ruangan setelah Vero pergi ke toilet.

Liani sudah berkata, menggunakan kemabukan sekarang untuk memasak beras menjadi nasi, kalau begitu otomatis Vero sudah menjadi anggota keluarga mereka. Siapa bisa tahu apa yang terjadi ketika mabuk? Mau seberapa tidak setuju Gito nanti semuanya tetap sudah telat.

Tunggu Vero menjadi menantu keluarga mereka, berarti keluarga mereka sudah memiliki sebuah pohon beruang yang besar. Sementara Vero begitu cantik, Rezka sangat menyukai dia, hal ini sama sekali tidak rugi.

Melihat adegan ini, Gito merasa sedikit khawatir, ada beberapa kali dia ingin berdiri dan pergi melihat, tetapi setelah berpikir Gito memutuskan untuk menahan diri. Mereka adalah saudara, Rezka seharusnya tidak akan sembarang bertingkah, lagian Vero sangat cerdas, seharusnya tidak akan membiarkan orang menganggu dia begitu saja.

Setelah beberapa menit berlalu, Vero tetap tidak pulang. Pada saat ini Gito akhirnya merasa khawatir.

"Aku pergi melihat saja, kenapa Vero masih belum pulang sampai sekarang?" Gito berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Baru saja berjalan sampai pintu, Liani sudah menghalangnya.

"Vero sudah berusia berapa tahun, buat apa khawatir dengannya? Tidak mungkin dia tersesat kan, ayo, kita minum sedikit bir dulu"

"Iya, minum minum" Nobu menarik Gito dan menuangkan segelas bir penuh untuk dia.

Alis Gito mengerut dengan erat, kulit kepalanya terus meloncat, dia merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Liani diam-diam memberi kode mata kepada Nobu dan mereka pulang saling tersenyum. Vero dan Rezka sampai sekarang masih belum pulang, sepertinya rencana mereka sudah berhasil, hanya saja tidak tahu sudah sampai proses mana? Liani sangat mengerti wanita, setelah membantah beberapa saat mereka sudah mulai menikmati, semuanya begitu.

Untuk Desta, Liani sama sekali tidak peduli kepadanya, satu anak yatim piatu masih mau merebut wanita dengan anak putranya?

Pada saat bibir Liani menyentuh gelas, pintu ruangan mereka tiba-tiba ditendang buka dan sebuah bayangan tubuh pun jatuh di atas meja.

Orang yang jatuh adalah Rezka , wajah dia sudah membengkak dan dipenuhi luka, bibirnya juga berdarah. Sementara di dekat pintu berdiri 3 orang yang memakai baju telanjang lengan yang memiliki tato di atasnya.

"Orang ini berkata orang dia berada di ruangan ini, kalian siapa yang mau membantu dia?"

3 pemuda itu membuka jalan dan seorang pemuda yang tinggi berjalan masuk dengan seorang wanita yang cantik dan seksi di dalam pelukannya. Wanita itu menatap ke Rezka dengan wajah yang mendingin dan tatapan menjijikkan.

"Kalian itu siapa? Berani memukul anak putraku, apakah kalian sudah bosan hidup?"

Liani menepuk tangan dan melirik ke orang-orang itu dengan mata membesar yang marah.

"Hehe, kamu adalah ibunya ya? Sesuai ekspektasi, anak putra yang bagaimana pasti memiliki ibu yang bagaimana? Bosan hidup? Di antara kita semua ini memang ada orang yang sudah bosan hidup, tetapi aku percaya orang itu bukan aku. Hari ini kalian semua jangan berpikir mau berjalan keluar dari ruangan ini" Pria itu berkata dengan senyuman yang dipenuhi racun seperti racun ular.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu