Mendadak Kaya Raya - Bab 3 Rumah Mode

Setelah tiba di lantai dua, Vina menyadari kalau Desta masih di belakangnya tanpa malu-malu. Hal ini membuat Vina seketika itu sangat marah.

"Sampah, kamu mengikuti di belakang kami untuk apa? Minggir sana!”

“Apa ini rumahmu?” wajah Desta jadi dingin.

“Kamu....” kata Vina terbata-bata.

“Sayangku, untuk apa peduli dengannya? Kita pergi ke lantai tiga saja. Jika dia punya kemampuan silahkan saja lanjut mengikuti kita.” Andre melirik Desta dengan acuhnya. Lalu menarik Vina berjalan naik ke atas.

Di pintu masuk dari lantai dua mau ke lantai tiga sudah diaturkan sebuah area gesek kartu. Hanya orang yang memiliki kartu keanggotaan Rumah Mode yang bisa masuk.

Begitu berjalan di depan area gesek kartu, Andre mengeluarkan kartu emas kuningnya dari saku dan menggeseknya di slot kartu.

“Ting, kartu emas kuning!”

Suara ini menunjukkan bisa lolos dan bisa lewat.

Tapi Andre tidak langsung masuk. Dia menunjuk ke Desta sambil berkata kepada satpam.

“Orang yang di belakang kami itu kami tidak mengenalnya. Nanti kalau dia bilang dia kenal kami dan mau memaksa masuk, kalian langsung usir saja dia keluar.”

“Baik. Tuan Andre.” Satpam mengangguk dan tatapan satpam itu penuh dengan peringatan dan kewaspadaan ketika melihat Desta.

“Ayo jalan, sayangku.” Andre tersenyum lalu merangkul pinggang ramping Vina naik ke atas. Desta sampah itu terlalu lemah untuk mau bersaing dengannya.

Setelah Andre dan Vina naik ke lantai tiga, Desta dengan santai berjalan sampai ke area gesek kartu.

“Tuan, silahkan gesek kartu anda.” Satpam mengulurkan tangan menghentikan Desta lalu berkata dengan kakunya.

Tanpa ekspresi apapun Desta mengeluarkan kartu keanggotaan diamond yang baru saja dibuatnya dari sakunya lalu menggesek kartunya di slot kartu.

“Ting, kartu diamond!”

Mata satpam itu membelalak dan wajahnya penuh rasa malu.

Satu detik kemudian, dia pun langsung merubah ekspresinya dengan senyum cerah, “Tuan Desta, silahkan.”

Desta menggelengkan kepala dan tersenyum. Dia tidak tahu sebaiknya berkata apa. Di tahun-tahun ini, bahkan seorang satpam saja begitu angkuhnya.

Setibanya di lantai tiga, Desta sekali lagi tanpa sengaja bertemu dengan Vina dan Andre.

Vina dan Andre mengerutkan kening ketika melihat Desta.

“Sampah, apa kamu memohon ke satpam itu untuk membiarkanmu masuk kesini?” kata Vina menggertakkan giginya dan melihat Desta dengan penuh kebencian.

Desta hanya menyeringai dan malas sekali untuk menjelaskan apapun kepada Vina. Karena meski menjelaskan pun, Vina tidak akan mungkin mempercayainya. Sebaliknya malah akan merasa kalah Desta terlalu banyak membual.

Desta tidak mengatakan apapun jadi Vina menganggap Desta mengiyakan dan mengakuinya.

“ Desta, lebih baik kamu tahu malu ya!”

Setelah memaki Desta, Vina berbalik merangkul Andre, lalu berkata, “Kakak Andre, kita pergi ke lantai empat saja.”

“Em.” Andre menggangguk lalu menunjukkan ekspresi memperingati kepada Desta, “ Desta, jika kali ini kamu berani mengikuti kami lagi. Aku akan mematahkan kakimu!”

Selesai bicara, tanpa menunggu respon dan jawaban dari Desta, dia pun langsung naik ke area gesek kartu di antara lantai tiga dan lantai empat.

Andre sekali lagi menunjuk ke Desta dan berkata ke satpam. Dia membuat satpam terus mengawasi Desta agar melarang Desta untuk naik ke atas.

Demi membuat satpam patuh padanya, kali ini Andre mengingat kartu kode keamanan satpam itu. Dia mengancam jika satpam itu berani membiarkan Desta naik, maka Andre akan langsung memprotes pekerjaaan satpam itu dalam melakukan pekerjaannya.

Satpam pun bergegas mengangguk.

Semua hal ini masuk dengan jelas di penglihatan Desta sehingga muncul cibiran samar di sudut bibirnya. Dasar Andre pria bodoh, hanya bisa menggunakan cara begini saja.

Setelah mengitari lantai tiga dan tidak menemukan barang bagus. Desta pun langsung datang ke area gesek kartu.

Setelah kartu diamondnya digesek, satpam pun langsung menganggukkan kepala dan mempersilahkan Desta naik ke lantai empat. Dan di waktu bersamaan, satpam itu juga memaki Andre dalam hati, hampir saja dia menyinggung tamu VIP yang sebenarnya.

Jika dibandingkan dengan kartu diamond, kartu emas kuning itu hanyalah kentut.

Keduanya sama sekali tidak berada pada level yang sama.

Musuh yang tidak ingin ditemui tapi selalu saja tanpa sengaja bertemu, begitu naik ke atas, Desta melihat Andre dan Vina yang sedang memilih-milih barang di area lukisan.

Keduanya juga melihat Desta.

Awalnya mereka sangat terkejut lalu mereka kesal.

Tap tap tap

Vina menapakkan sepatu hak tingginya dan berjalan sampai ke depan Desta, dia menggertakkan giginya, “Sampah, gila ya kamu, apa kamu tidak mengerti bahasa manusia?”

“ Vina, di sini sepertinya bukan rumahmu kan.” Desta juga ikut kesal. Vina wanita bodoh ini dari awal sampai akhir selalu saja mengira kalau Desta mengikutinya.

“Kamu beraninya menjawab!”

Vina rasanya hampir gila karena marah. Dia pun mengangkat tangan dan bersiap mau menampar Desta.

Tapi kali ini, tangannya belum sampai dilambaikan tiba-tiba sudah dipegang dan dihentikan oleh Desta dengan dinginnya.

“ Vina, jangan dimaklumi tapi malah melunjak ya!”

Suara Desta begitu dingin dan tajam. Dia sudah berkali-kali bersabar menghadapi Vina bukan karena dia takut dengan Vina. Tapi karena dia dari hati mengakui status Vina sebagai calon istrinya.

Tapi Vina selalu saja tidak tahu diri. Vina menganggap kesabaran dan toleran Desta ini sebagai kelemahan Desta.

Vina semakin tidak sopan dan tidak punya aturan di depan Desta. Awalnya ketika tidak suka dengan Desta, Vina hanya akan memakinya tapi setelah itu jika Desta tidak melakukan sesuatu dengan baik maka Vina langsung menampar bahkan memukul Desta begitu saja.

Ini sungguh sudah mencapai batas tidak sopan dan tidak punya aturan!

“Kamu...kamu beraninya melawan balik?!”

Mata Vina membelalak seolah menganggap Desta yang melawan balik adalah sesuatu yang sangat luar biasa.

“Memang atas dasar apa aku tidak berani melawan balik?” wajah Desta sangat dingin.

Ucapan ini seperti sumbu api yang langsung begitu saja menyalakan api kemarahan dalam diri Vina.

Vina marah dan emosi. Dia pun berteriak dan mengangkat kakinya berniat menendang bagian bawah tubuh Desta dengan keras. Jika tendangan ini tepat sasaran maka pasti akan melumpuhkan Desta.

Desta tersenyum dingin lalu tidak merasa tidak enak sama sekali dengan Vina. Desta mengangkat tangannya dan langsung menamparkannya ke wajah Vina.

“Plaaakkk.”

Suara tamparan yang begitu jernih begitu saja terdengar di aula besar. Vina sampai terjatuh di lantai. Di wajah putih Vina saat ini terlihat cap tangan warna merah.

“ Desta ! Apa yang kamu lakukan?!”

Mata Andre langsung marah begitu melihat adegan itu. Desta berani-beraninya menampar wanitanya di depannya. Ini sama saja menginjak harga dirinya.

Andre marah sekali dan napasnya terengah-engah bagai sapi. Tapi melihat postur tubuh Desta, dia tidak berani menyerang Desta.

“Jangan berkelahi!”

Di saat ini, pasukan satpam Rumah Mode begitu mendengar berita langsung datang menghampiri.

“Bagaimana sih kalian bekerja itu hah?! Kenapa baru datang sekarang?!” teriak Andre marah dan kesal ketika melihat satpam datang.

“Maaf, tuan. Ini adalah kelalaian tugas kami.” Satpam langsung membungkuk dan minta maaf.

“Kelalaian tugas? Menurutmu hanya dengan ucapan kelalaian tugas terus selesai gitu?”

Andre dengan kesalnya menunjuk-nunjuk ke hidung Desta dan memaki, “Sampah ini tidak punya kartu keanggotaan. Kenapa kalian bisa membiarkannya masuk!”

“Tidak punya kartu keanggotaan?” beberapa satpam terkejut. Jika Desta benar-benar tidak punya kartu keanggotaan dan begitu saja bisa masuk ke dalam maka jelas ini adalah kelalaian tugas serius dari mereka.

“Tuan, mungkin ada kesalahpahaman di sini!” kata manajer satpam Arkana menyeka keringat dinginnya.

“Salah paham apanya!”

Andre sangat emosi dan kesal lalu menunjuk Desta dan berkata, “Sampah ini hanyalah pengantar makanan saja. Dari saat kami masuk ke Rumah Mode, dia sudah mengikuti kami. Dia sepertinya merencanakan sesuatu untuk melawan kami.”

“Aku sudah menyuruh satpam kalian untuk tidak membiarkannya masuk tapi kedua satpam bodoh itu malah menganggap ucapanku angin lalu!”

“Dan sekarang kamu bilang kalau ini kesalahpahaman?!”

Rasanya Andre benar-benar mau gila karena marah. Dia sampai sekarang tidak pernah merasa dipermalukan seperti ini.

“Maaf, Tuan. Jika masalah ini benar-benar seperti apa yang anda ucapkan. Kalau begitu kami Rumah Mode akan memberikan penjelasn yang terbaik dan melakukan sebisa kami untuk anda.” Manajer Arkana pun sekali lagi membungkuk meminta maaf.

Setiap anggota di Rumah Mode keberadaannya kalau tidak orang kaya ya orang berkuasa. Jika tidak ditangani dengan baik maka bisa mempengaruhi atau pun merusak reputasi dan nama baik Rumah Mode.

Manajer Arkana pun mengalihkan tatapan matanya ke Desta. Setelah melihat dengan jelas baju yang dikenakan Desta, wajah Manajer Arkana pun jadi muram.

“Tuan, tolong tunjukkan kartu keanggotaan anda.” Kata Manajer Arkana dengan suara beratnya. Jika Desta benar-benar memaksa masuk ke sini maka dia jelas akan memberi pelajaran ke Desta.

“Baik.”

Desta tanpa ekspresi apapun menyerahkan kartu keanggotaannya ke depan Manajer Arkana.

Manajer Arkana mengambil kartu itu dan memperhatikan dengan jelas kartu tu.

Ketika melihat pola di kartu keanggotaan Desta adalah pola kartu diamond. Dia langsung membelalakkan matanya dan tangannya gemetaran. Hampir saja dia melemparkan kartu keanggotaan itu.

Ternyata itu adalah kartu keanggotaan diamond!

Ini mana mungkin?!

Ini adalah simbol orang kaya yang terpandang.

“Apa ada masalah?” Desta mengerutkan kening ketika melihat Manajer Arkana tidak mengatakan apapun.

“Tidak...tidak ada masalah. Tuan, kartu keanggotaan anda ini tidak ada masalah.” Manajer Arkana buru-buru menggelengkan kepala lalu mengulurkan kedua tangannya mengembalikan kartu itu ke tangan Desta.

“Apa?! tidak ada masalah?!”

“Ini tidak mungkin!”

Vina teriak dan wajahnya penuh dengan ketidakpercayaan, “Apa kamu tidak salah lihat?!”

“Sampah ini mana mungkin punya kartu keanggotaan Rumah Mode !”

“Dia ini hanyalah pengantar makanan saja. penghasilan setahun saja tidak mungkin sampai dua ratus juta. Dia menggunakan apa coba untuk membuat kartu keanggotaan Rumah Mode ?”

Vina sama sekali tidak melihat jelas level kartu keanggotaan di tangan Desta. Dia kira Desta membuat kartu keanggotaan perak seperti miliknya.

“Nona, aku tidak salah lihat. Kartu keanggotaan di tangan tuan ini memang adalah kartu keanggotaan diamond Rumah Mode kami.” Manajer Arkana mengerutkan kening. Dia sudah bekerja selama sepuluh tahunan di Rumah Mode. Mana mungkin dia tidak mengenali kartu keanggotaan di sini.

“Apa yang kamu katakan? kartu keanggotaan diamond?”

Vina terkejut lagi!

Manajer Arkana mengangguk, “Iya tidak salah lagi, itu adalah kartu keanggotaan diamond.”

“Kamu masih berani mengatakan kamu tidak salah lihat.” Vina tersenyum dingin.

“Apa kamu tahu identitas sebenarnya sampah ini?!”

“Dia adalah menantu!”

"Dia adalah menantu dari keluarga Chen ku!"

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu