Mendadak Kaya Raya - Bab 155 Rencana Vina Chen

Vina mengertakkan giginya, dia berharap bisa kesana merobek-robek Desta, dia sudah bertaruh empat puluh juta rupiah untuk kekalahan Desta!

Jika Desta menang, bukankah uang empat puluh juta rupiah itu dihamburkan begitu saja? Saat memikirkan kejadian itu, hatinya merasa sangat kesal.

“Tidak bisa, tidak bisa membiarkan bocah itu menang!”Vina berpikir dengan kejam.

Dia melirik ke pertunjukkan, melihat sosok Vero, melihat gadis itu berada dibarisan paling depan pertunjukkan, dengan wajah yang gembira memberikan semangat kepada Desta.

Bisa dikatakan diseluruh perkumpulan itu, tidak ada orang lain yang memberi semangat kepada Desta selain dia, jadi untuk menemukannya sangatlah mudah.

Melihat wajah Vina menunjukkan sebuah senyuman dingin, berbisik ditelinga Andre mengucapkan beberapa kata, wajah Andre tiba-tiba terlihat seperti terkejut, seolah-olah tidak percaya Vina bisa mengatakan hal seperti itu.

Vina melototinya, dengan perasaan yang tidak enak berkata: “Kenapa, bukankah biasanya nyalimu sangat besar, sekarang sudah takut?”

Andre tersenyum canggung, menggaruk kepala berkata: “Bukan begitu, bukankah Vero adalah adikmu, biasanya hanya sekedar memarahi kemudian melupakannya, jika ingin melakukan itu, bukankah aku menjadi seorang bangsat?”

“Jangan banyak omong kosong, aku hanya bertanya padamu berani atau tidak!”

Vina mencubit Andre sangat keras, dengan dingin berkata, “ Wanita rendahan itu termasuk pemeliharaan yang baik, memberikanmu sedikit keuntungan tapi kamu malah tidak menghargainya, maka aku hanya bisa mencari orang lain untuk melakukannya?”

“Jangan, simpan barang bagus untuk orang sendiri, aku akan melakukannya!” Andre tersenyum, dengan cepat menyetujuinya.

Vina mendengus, berbalik badan dan berjalan keluar, Andre bergegas mengikuti.

Kedua orang itu berjalan ke gudang dibelakang aula basket, pada saat semua orang sedang menyaksikan pertandingan, disini sama sekali tidak ada orang lain.

Vina mengambil ponsel keluar, menemukan nomor Vero dan mengirimkan pesan ke dia.

Vero sedang berada dilokasi pertandingan, sekarang adalah giliran Gumiwang menyerang, tetapi Desta masih tetap tidak berubah, akhirnya dia mencegat bola disudut pandang yang luar biasa, menyebabkan teriakan kekaguman.

Kali ini, tiba-tiba ponselnya bergetar.

Mengeluarkan dan melihatnya, ternyata itu pesan dri Vina.

“Vero, beberapa waktu ini kamu tidak pulang ke rumah, hati kakak merasa sangat bersalah, sebelumnya yang dilakukan oleh ibu memang sedikit kelewatan, apakah kamu memiliki waktu untuk menemuiku sekali, aku ingin menjelaskan suatu masalah padamu, bahkan jika kamu tidak memaafkanku, tetapi melihat hubungan kakak adik kita yang sudah bertahun-tahun, kamu datanglah untuk menemuiku, biarkan aku memberikanmu kompensasi yang sebanyak banyaknya, aku menunggumu digudang belakang aula basket.

Melihat isi pesan itu, Vero hanya terdiam saja.

Sebelumnya saat Wulan mengambil dia untuk ditukarkan dengan Vina, hati dia terhadap keluarga Chen sepenuhnya sudah mati, kemudian dari Desta dia mengetahui, bahwa dia bukan anak kandung dari Wulan dan Gito, sebaliknya dia merasa lega.

Tetapi tidak hutang budi melahirkan, hanya ada hutang karena sudah membesarkannya.

Jika tidak ada orang keluarga Chen, dia mungkin sudah mati kelaparan sejak kecil, bagaimana bisa tumbuh dewasa dengan aman, juga tidak mungkin bisa bertemu dengan orang yang luar biasa seperti Desta.

Jadi dia memutuskan, tetap menemui Vina sekali, sekalian langsung memutuskan hubungan dengan keluarga Chen.

Memikirkan hal ini, dia langsung pergi meninggalkan pertunjukkan, berjalan keluar menuju gudang basket.

Begitu dia tiba digudang, Vero sudah berdiri disana, punggungnya membelakangi Vina.

“Kakak?”

Dia berteriak, baru saja ingin melangkah maju, Andre bergegas keluar dari balik pintu, mengikatnya dengan erat menggunakan tali, sekalian memasukkan sepotong kain kedalam mulutnya.

“Wuwuwu!”

Vero berteriak ketakutan, tapi tetap tidak bisa melepaskan diri dari kendali Andre.

Kali ini, Vina perlahan berbalik, dengan expresi wajahnya yang sangat dingin, menyeringai: “Adik yang baik, kita akhirnya bertemu, beberapa waktu ini tidak pulang ke rumah, bersama Desta bersenang-senang bermain diluarkah?”

“Kamu ini mengapa sangat tidak tahu malu, meskipun aku dengan dia sudah tidak ada hubungan pernikahan lagi, tetapi dia adalah mantan kakak iparmu, tidak tahu saat diranjang, kamu memanggilnya kakak ipar, atau memanggilnya suami?

Begitu mendengar perkataan itu, Vero menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa.

Meskipun beberapa waktu ini dia dan Desta tinggal bersama, tetapi keduanya tidur terpisah.

Desta juga tidak pernah memaksanya melakukan sesuatu, itu sebabnya dia percaya bahwa dia tidak salah mencintai orang.

Tetapi Vina bagaimana mungkin bisa percaya terhadap semua ini, dia tersenyum dingin berkata: “Yo, masih berpura-pura polos dihadapanku, seorang wanita rendahan yang bahkan ingin merayu kakak iparnya, bisa bersikap polos sampai kapan?!”

“Apalagi, meskipun Desta tidak menyentuhmu, malam itu, kamu sudah dipermainkan oleh orang-orang di restoran bangau putih kan?!”

Vero berjuang mati-matian, akhirnya memuntahkan kain dimulutnya.

Dia berteriak keras: “Aku tidak, malam itu kakak Desta dengan tepat waktu datang menolongku, aku masih murni!”

Pa!

Baru saja dia selesai bicara, tamparan Vina jatuh di wajahnya tanpa ampun, meninggalkan bercak lima sidik jari.

“Kamu masih murni, kamu pikir aku percaya padamu?”

Vina tersenyum sangat miris, matanya dingin dan berkata: “Karena kamu sudah dipermainkan oleh kakak ipar Desta, lebih baik sekarang, biarkan kakak ipar Andre mempermainkanmu sekali lagi, bagaimanapun orang sendiri, kamu tidak akan keberatan kan?”

Mendengar perkataan itu, wajah cantik Vero tiba-tiba berubah pucat, dia melihat wajah Andre penuh dengan senyuman licik, dalam hatinya putus asa.

Sangat tidak terpikirkan, Vina tidak waras sampai ketahap ini, menghasut pacarnya untuk memperkosa adik sendiri, dia sudah sakit jiwa kah?!

“Kamu masih tidak cepat, sebelum bola terakhir dimulai kita harus mengirimkan foto kepada Desta, supaya dia berinisiatif mengaku kalah, jika tidak pertandingan itu akan berakhir!” Vina melihat Andre masih mengagumi sosok tubuh Vero, dan segera mendesaknya.”

Andre mengangguk lagi, tangannya mulai sibuk melepaskan pakaian Vero, Vina menyalakan kamera ponsel, siap untuk merekam.

Vero berjuang mati-matian, terus memutar-mutarkan badan, hingga Andre tidak ada tempat untuk memulai, bukan karena dia masih memiliki hati nurani yang tersisa, tetapi karena Vina disebelah melihatnya, dia sedikit tidak nyaman.

Pada saat kritis, Vina melangkah maju, kakinya menendang perut Vero dengan keras, sakit hingga tiba-tiba tubuhnya membungkuk, kemudian beberapa kali menampar wajahnya yang lembut.

“Wanita rendahan, sudah sampai tahap ini kamu masih bisa berpura-pura, lihat bagaimana aku memperlakukanmu!”

Vina marah sama memukul, dengan cepat memukul Vero hingga tanpa perlawanan, berbaring disana menangis.

“Cepat, kamu masih membuang waktu?”

Melihat Andre kebingungan, Vina mendesak lagi.

Andre menganggukkan kepala, lalu melepaskan pakaian, bergegas menuju kearah Vero….

Desta di aula bola basket, bersiap untuk serangan ketiga, hatinya tiba-tiba merasakan firasat buruk.

Dia mengerutkan kening dan berdiri sejenak, melirik ke sekeliling pertunjukkan, tetapi tidak menemukan sosok Vero.

“Aneh, bukankah gadis itu tadi masih ada disana?”

Kecemasan hatinya semakin kuat, tidak ada niat untuk melanjutkan pertandingan lagi.

Saat itu, tiba-tiba ponselnya berdering, mengeluarkan ponsel dan melihat, sebuah nomor yang tidak dikenal.

Mengabaikan suara para penonton yang tidak puas dipertunjukkan, Desta hanya peduli pada diri sendiri dan mengangkat telepon.

Ketika dia mendengar suara ditelepon, tiba-tiba wajahnya menjadi suram, sebuah hawa dingin keluar dari tubuhnya, suhu didalam aula dalam sekejap turun dratis!

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu