Mendadak Kaya Raya - Bab 95 Memang Mau Merebut Villa Ini

Desta merasa sudah waktunya memberi pelajaran pada mereka, namun dipikir-pikir tidak ada artinya juga berdebat dengan karyawan biasa, mereka tidak tahu batas, Desta juga malas mempermasalahkan terlalu banyak.

“Tuan jangan bercanda lagi, mohon agar kamu segera pergi dari sini, jika tidak aku akan memanggil petugas keamanan.” Jelas sekali karyawan wanita tidak berencana selesai begini saja.

“Begitu ingin mengusirku keluar, kalau begitu suruh manajer kalian ke sini untuk membicarakannya denganku, aku mau lihat manajer kalian ingin mengusirku atau mengusir kamu.” Desta tidak takut, sebuah perusahaan yang melakukan bisnis tidak berhak mengusir pelanggan, walaupun Desta bukan apa-apa.

Apa lagi, Desta memiliki kemampuan untuk membeli villa mana pun yang ada di sini, bahkan membeli seluruh Cluster Eling Bening.

Karyawan wanita mengerutkan kening melihat sikap tidak masuk akal Desta, hal seperti ini bagaimana mungkin dia berani memberitahu manajer? Dia demi menyenangkan pembeli paruh baya ini agar sepakat membeli baru mengikuti kehendaknya, kalau tidak dia juga tidak akan mengusir Desta walau melihat dia berpakaian biasa-biasa saja, meskipun Cluster Eling Bening adalah perumahan elite, tapi biasanya juga banyak orang yang berpenampilan sederhana datang untuk melihat rumah.

Menyuruh Desta pergi, untuk mengikuti keinginan hati orang itu, mencapai kesepakatan sepuluh miliar ini, komisi yang didapatkan saja sudah empat ratus juta, target penjualan sebulan juga tercapai, kelak juga akan sangat membantu dirinya dipromosikan untuk menjadi manajer penjualan.

Melihat sales wanita terdiam tidak bicara, Desta tersenyum, seorang diri pergi ke samping miniatur rumah di aula tengah yang ada dalam departemen penjualan ini.

Dari sini melihat ke bawah, bisa melihat seluruh struktur Cluster Eling Bening, luar biasa mewah, selain itu dibagi menjadi tiga bagian, townhouse, villa terpisah dan perumahan bertingkat normal.

Villa tunggal ini berada disekitar seluruh pusat Cluster Eling Bening, semakin mendekati pusat harga semakin mahal dan tinggi, harga rumah paling mahal mencapai dua ratus juta per meter persegi.

Villa yang ada di pusat Eling Bening harganya lebih fantasis lagi mencapai miliaran dolar.

Townhouse biasa hanya sekitar enam puluh atau delapan puluh juta satu meter persegi, rumah bertingkat biasa sekitar dua puluh atau empat puluh juta satu meter persegi, walaupun begitu, harganya juga jauh lebih tinggi dibandingkan tempat lain di kota Yunhai, tapi Cluster Eling Bening adalah perumahan elite, banyak orang kaya atau orang kaya baru yang suka membeli rumah di sini dan menetap.

Di sini semua sisi ada taman bebatuan buatan, Eling Bening bambu yang tinggi dan subur, air jernih dan aliran sungai.

Melihat Desta sangat serius meneliti, mau membeli rumah yang mana, karyawan wanita itu langsung memandang rendah, masih memarahi sepatah pencundang, lalu tidak mau peduli dengannya lagi, konsentrasi mengurus bisnis yang sedang ditanganinya.

“Tuan Lin, saat ini ada tiga macam harga untuk villa yang ingin kamu beli, per meter persegi empat puluh juta, enam puluh juta dan delapan puluh juta, menurut arah menghadap matahari dan dekat jarak aliran sungai, harga jual juga berbeda, kamu suka yang mana?” Sales wanita berkata.

“Itu……coba kamu perlihatkan yang empat puluh juta dulu, jangan terlalu besar, sesuai kondisi umum sudah bisa.” Wajah tuan Lin muncul sedikit ekspresi canggung, bisa membeli villa di Cluster Eling Bening, sudah cukup luar biasa, menyuruh dia membeli yang satu meter persegi seharga enam puluh atau delapan juta, benar-benar hal yang tidak mungkin, sebuah villa setidaknya dua ratus meter persegi ke atas, beli satu villa setidaknya butuh delapan miliar, walaupun begitu, dia juga tidak tahu harus berapa lama membayar pinjaman, baru bisa sepenuhnya mendapatkan rumah ini.

“Empat puluh juta per meter persegi sekarang hanya sisa satu saja, harga jual sembilan miliar empat ratus juta, aku bisa memberimu potongan langsung sebesar empat ratus juta, jadi kamu cukup membayar sembilan miliar saja.” Sales wanita menunjuk salah satu rumah dan berkata sambil tersenyum.

Tuan Lin melihat lama sekali.

“Suamiku, untuk apa kamu bertele-tele? Sekarang tidak beli? Besok ke sini lagi mungkin sudah tidak ada, sekarang rumah di Cluster Eling Bening populer sekali, harga rumah sehari demi sehari naik pesat.” Di samping seorang wanita cantik berusia tiga puluhan yang mengenakan stoking sutra bergegas mendesak.

“Baik, yang ini saja, sembilan miliar ya sembilan miliar, aku menggunakan pinjaman, bayar dengan cicilan.” Tuan Lin menggertakkan gigi, langsung memutuskannya.

“Baik tuan Lin, kamu harus membayar uang tanda jadi sebesar dua puluh persen, jadi satu miliar delapan ratus juta.” Sales wanita berkata sambil tersenyum.

Penjualan kali ini berhasil, dia akan mendapat penjualan nomor satu lagi dibulan ini, tidak bisa dihindari dalam hati merasa senang sekali.

“Apa yang kamu katakan? Uang tanda jadi perlu satu miliar delapan ratus juta? Kenapa kalian tidak pergi rampok saja?” Lintoro terkejut sekali, masih mengira sales salah bicara, tidak menyangka malah melihat ekspresi wajah sales serius sekali, tampaknya memang angka ini.

“Uang tanda jadi di tempat kami selalu dua puluh persen dari total harga, ini adalah peraturan dari perusahaan, kami juga tidak bisa mengubahnya, uang muka perlu membayar dua puluh persen, ditambah uang tanda jadi totalnya perlu empat puluh persen, dan sisa enam puluh persen baru bisa dibayar dengan cicilan.” Sales wanita sangat sabar menjelaskannya, dia takut sekali kalau penjualan ini tidak berhasil, maka penjualannya bulan ini hangus sudah, sangat sulit mencari seorang pelanggan yang ingin membeli townhouse dalam waktu singkat.

“Suamiku, ayo bayar, cepat berikan satu miliar delapan ratus juta, jika lewat hari ini dan di sini tidak ada rumah lagi, bukankah semua rencana kita jadi sia-sia?” Wanita cantik yang memakai stoking di sebelahnya tidak sabar lagi.

“Aku……dari mana aku mendapatkan satu miliar delapan ratus juta? Aku masih mengira uang tanda jadi hanya seratus atau dua ratus juta saja, uang penjualan rumah lama masih belum ditransfer, sekarang paling banyak aku hanya bisa mengumpulkan dua atau tiga ratus juta saja.” Wajah Lintoro penuh senyuman pahit.

Mendengar semua ini, raut wajah sales wanita segera berubah, apa-apaan? Bahkan tidak sanggup bayar uang tanda jadi, masih ingin membeli villa di Cluster Eling Bening ? Bukankah ini terlalu konyol dan aneh?

“Jika tidak ada uang maka jangan beli dulu, tunggu kalian sudah mengumpulkan uang baru dibicarakan lagi.” Nada bicara sales wanita berubah jadi tidak terlalu segan-segan lagi.

Orang ini jelas-jelas hanya datang untuk mempermainkan perasaannya.

“Kalau begitu apakah kamu bisa simpan villa ini dulu, tunggu aku mengumpulkan uang, aku kemari untuk membelinya.” Wajah Lintoro penuh harapan mengatakannya.

“Maaf tuan, ini tidak bisa, saat ini semua tipe rumah di Cluster Eling Bening kami sangat laris, setiap hari akan ada orang yang datang memesan serta membayar uang tanda jadi, kamu tidak membayar uang tanda jadi, aku tidak mungkin menyimpan rumah ini untukmu, ini juga tidak adil bagi pelanggan lainnya.” Sales wanita langsung menggeleng.

Ini membuat Lintoro dan istrinya panik sekali, mereka sudah memperhatikan villa ini dalam waktu yang lama, dari awal sudah ada niat ingin membelinya, akhirnya sekarang memiliki kesempatan, tapi malah memberitahu mereka kemungkinan akan dijual ke orang lain, bagaimana mereka bisa menerima hal ini.

“Begini saja, aku bayar dua ratus juta dulu, sisanya satu miliar enam ratus juta aku jamin dalam waktu dua hari akan membayarkannya padamu, paling banyak beri aku kelonggaran dua hari, bagaimana? Jika dalam waktu dua hari aku tidak bisa mendapatkannya, maka uang dua ratus juta anggap sebagai uang tip untukmu.” Lintoro mengatakan sebuah syarat yang membuat orang tidak bisa menolaknya.

Jelas sekali sales wanita ini sudah tergiur, uang dua ratus juta, hampir sama dengan komisi yang dia dapatkan jika berhasil menyelesaikan transaksi sebuah villa, dan setelah dua hari jika orang ini bisa membayar satu miliar enam ratus juta, juga sama seperti dia berhasil menyelesaikan transaksi ini, dihitung bagaimana pun juga tidak rugi.

“Sudahlah, kumpul sana kumpul sini repot sekali, villa ini aku mau.” Desta berjalan ke depan.

“Pergi sana, jangan ganggu, aku masih belum perhitungan denganmu, jangan mendatangiku ketika aku sedang kesal.” Lintoro melirik Desta sekilas dengan dingin, dia sama sekali tidak menganggap serius Desta, sampah yang sudah seharusnya diusir keluar, tanpa malu terus tinggal sampai sekarang juga tidak tahu datang untuk apa.

“Jangan beli kalau tidak ada uang, masih minta kelonggaran dua hari? Sekarang aku mau beli rumah yang kamu pilih ini, kamu pergi saja ke sana.” Desta sudah membulatkan tekad ingin bersaing dengannya, anggap memberinya sebuah pelajaran, jangan sombong dan memandang rendah orang lain, terlalu menganggap diri sendiri berharga.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu