Mendadak Kaya Raya - Bab 229 Desta Mulai Bertindak

Desta mengerutkan keningnya, dia tidak kenal orang itu, lantas kenapa tiba-tiba orang itu sangat memusuhinya?

Namun belum sempat dia bertanya, situasi di layar sudah berubah.

Yang terlihat hanyalah si gendut yang memainkan gunting kertas di tangannya, ekspresi wajahnya ganas dan dia meraung kepada negosiator, bahkan beberapa kali gunting tersebut hampir melukai leher Lalisa yang halus.

Sang negosiator juga terkejut, dalam sekejap dia tidak berani berkata-kata.

Ekspresi wajah pria muda yang tadinya sangat memusuhi Desta, sekarang berubah menjadi kelam, tidak sepatah kata pun terucap dari mulutnya.

Ternyata tebakan Desta benar, dia adalah seorang polisi, meskipun intuisinya tidak setajam Desta.

Pada saat ini, Lupin yang tadi berdiri di samping menghampirinya dan berkata dengan nada rendah : “Tuan Muda Kedua, orang ini adalah kepala polisi baru yang membawahi kantor polisi distrik Jingan, katanya orang ini telah membuat keonaran dengan memecahkan beberapa kasus lama sehingga dia di mutasi kesini.”

Desta menganggukkan kepala mendengarnya.

Cara berbicara Lupin seperti menekankan kalau kepala polisi ini memang tangguh tapi tetap saja dia orang baru, dan hubungan mereka belum terjalin dengan baik.

Kelihatannya dia masih harus mengandalkan dirinya sendiri untuk bernegosiasi, Desta pun berkata : “Bagaimana aku memanggil anda, kepala polisi?”

“Panggil saja aku Ketua Xu.”

Xucardi mengedipkan matanya pada Desta, nada suaranya biasa saja.

Dia terlahir dari keluarga petani, dia paling tidak suka dengan anak orang kaya yang tidak bisa apa-apa dan hanya bisa menyuruh saja.

Meskipun Desta memberikan kesan kalau dia tidak begitu jahat, akan tetapi panggilan “Tuan Muda Kedua” itu membuatnya merasa tidak senang, cara bicaranya juga pasti tidak jauh berbeda.

“Ketua Xu, lihatlah ekspresi wajah orang ini, sekarang ini dia sangat tidak sabaran, kalau kita membiarkan negosiator meneruskan negosiasinya, aku khawatir akan ada masalah.“ Desta tidak bersikap sopan padanya, dia langsung menunjuk orang yang berada di layar monitor.

Kemudian Xucardi melihat si gendut di layar monitor, orang itu memang kelihatan sangat tidak sabaran.

Dari suara video call yang terdengar, sang negosiator sempat terdiam beberapa saat, lalu mulai berbicara tentang prinsip kehidupan.

Apakah kamu bangga dengan apa yang kamu lakukan ini? Kamu sudah membuat malu orang tua, guru, bahkan membuat malu masyarakat, apakah kamu puas?

Apabila tertangkap maka akan dipenjara bertahun-tahun dan tidak ada orang yang menjaga orang tuamu, orang tuamu dibiarkan menderita sakit sampai mati, serta jadi bahan ejekan orang seumur hidup, ketika kamu tua pun tidak ada yang mau mengurus.

……

Xucardi mengerutkan alisnya, lalu berkata pada asisten di samping : “Orang bodoh dari mana ini, cepat suruh dia pergi dari sana, orang seperti ini masih disebut negosiator, bahkan orang yang memegang anjing saja masih bisa bicara lebih baik dari dirinya!”

Seketika asistennya pucat lalu buru-buru menganggukkan kepala, kemudian dia bergegas pergi menarik negosiator tersebut.

Baru saja negosiator tersebut memperbaiki sikapnya, dan bersiap-siap untuk mengeluarkan ceramahnya lagi padahal cipratan ludahnya saja masih belum kering, namun dia keburu ditarik turun oleh beberapa orang polisi.

Sementara itu terlihat kalau pegangan tangan si gendut di leher Lalisa mulai mengendur.

“Bagaimana kamu bisa tahu kalau orang itu emosinya tidak stabil?”

Tiba-tiba Xucardi bertanya pada Desta.

Desta tersenyum lalu berkata, “Sangat mudah, gangster itu adalah fansnya Lalisa , dan aku yakin jauh di dalam hatinya dia pasti tidak mau Lalisa terluka, jadi dia bertindak seperti itu murni karena terpicu emosi sesaat.”

“Sejak dia menculik Lalisa sampai sekarang sudah satu jam lebih, perhitunganku dia sudah stabil, namun kenapa dia masih belum melepaskan sanderanya, bisa jadi karena dia tidak tahu bagaimana melepaskannya.”

“Namun negosiator itu malah menceramahinya dengan prinsip hidup dan aturan hukum, menggunakan cara tersebut untuk memaksanya melepaskan sandera sama saja dengan menyiram minyak ke api.”

“Kalau begitu menurutmu sebaiknya bagaimana?” Tanya Xucardi .

Tidak bisa dipungkiri, Desta berbeda dengan orang kaya generasi kedua yang orang tuanya berpengaruh, paling tidak cara bicaranya logis, dan tidak seperti orang-orang tersebut yang suka memerintah dengan sombong, jadi dia pun bertanya sekali lagi.

Desta terdiam sejenak, tiba-tiba dia bertanya pada Lupin disampingnya, “Apakah kita bisa menghubungkan headset yang dipakai oleh Lalisa di panggung?”

Lupin terkejut, kemudian menjawab : “Bisa, headset itu awalnya memang hanya dipakai untuk memantulkan suaranya sendiri, tujuannya supaya si penyanyi bisa mendengar suaranya sendiri, namun headset kami punya koneksi bluetooth, jadi bisa disambungkan.”

“Kalau begitu sambungkan sekarang, aku ingin berbicara padanya.” Desta berkata.

Lupin menganggukkan kepala, lalu menyuruh asisten mengaturnya.

Beberapa menit kemudian, asisten itu membawa sebuah mikrofon, “Bos, ini sudah tersambung!”

Lupin menyambutnya dengan senang, kemudian diberikan pada Desta.

Desta melihat kea rah monitor, kemudian berkata : “Lisa, ini aku Desta, kalau kau bisa mendengar suaraku, maka kedipkan matamu 3 kali!”

Selesai bicara dia menatap Lalisa yang mengedipkan matanya 3 kali, orang-orang yang berada di ruangan tersebut pun menarik napas lega.

Kemudian Desta melanjutkan perkataannya : “Kalau begitu sekarang bagaimana keadaanmu, kalau kamu aman maka kedipkan mata 2 kali, kalau dalam kondisi bahaya maka kedipkan mata 3 kali.”

Lalisa mengedipkan matanya 2 kali, orang-orang yang melihatnya pun semakin merasa tenang.

Kelihatannya si gendut itu memang tidak berniat melukai Lalisa , tepat seperti yang diperkirakan oleh Desta.

Hanya saja sekarang tidak peduli apakah dia akan melepaskan Lalisa atau tidak, dia telah berbuat kesalahan dan patut menerima hukumannya, dia tidak akan bisa lepas dari hukuman penjara, karena itu, besar kemungkinannya ini adalah perjuangan antara hidup dan mati.

Jadi Desta harus mengerti dengan jelas bagaimana kondisi Lalisa supaya dia bisa memikirkan cara penyelamatan yang tepat.

“Kalau begitu cobalah kamu berkomunikasi dengannya, lihat apakah kamu bisa menggiringnya, kalau permintaannya masih masuk diakal, sebisa mungkin akan kita penuhi.” Suara Desta terdengar berat.

Mendengar ucapan Desta, Lalisa menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk mengobrol dengan si gendut.

“Halo, aku mau tanya apakah ada kesalahpahaman di antara kita sehingga kamu menculik diriku?”

Ketika Lalisa berbicara dengan suara jernihnya, ekspresi wajah si gendut yang tadinya tegang langsung mengendur, dia membuka mulut dan berbicara dengan terburu-buru : “Oh, Dewi, akhirnya Dewi bersedia berbicara padaku!”

“Aku adalah penggemarmu, aku adalah penggemar sejatimu!” Matanya berair saking terharunya.

“Kalau begitu kenapa kamu menculikku?” Lalisa terus bertanya.

Dia benar-benar tidak mengerti kenapa penggemar sejatinya bisa melakukan hal seperti ini?

Ekspresi wajah si gendut terlihat sedih, lalu dia menjawab : “Karena aku tidak bisa menahan diri melihat kamu disentuh oleh pria lain, di dalam hatiku kamu adalah idola yang suci dan kupuja, pria itu tidak berhak menyentuh dirimu!”

“Tadinya aku berniat mencari pria itu dan membuat dia membayar semua ini, tak disangka dia sudah meninggalkan arena lebih dulu, dia sungguh beruntung.”

“Akan tetapi aku merasa sangat frustasi dan tidak bisa mengendalikan emosi, ketika aku naik ke atas panggung untuk mengantarkan bunga, seketika hatiku merasa luluh melihat kamu tersenyum padaku, aku menginginkan senyuman ini hanya untukku selamanya!”

Sembari berkata, nada suara si gendut mulai berapi-api.

Tangannya yang memegang gunting mulai gemetar, bahkan beberapa kali mata guntingnya hampir saja menyentuh leher Lalisa , membuat orang-orang yang berada di ruang kendali harus menahan napas!

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu