Mendadak Kaya Raya - Bab 502 Pukulan Dari Lingkungan Masyarakat

“Dia memarahimu apa?”

Vero menatap Desta, sambil bertanya dengan perhatian, sambil mengeluarkan kertas tisu dari dalam sakunya, menyeka luka di wajah Desta dengan hati-hati.

“Katanya aku bagaikan pungguk merindukan bulan, tidak tahu betapa tingginya langit betapa tebalnya bumi, masih menyuruhku pergi bercermin di air kencing, lihat ada apa yang pantas untuk bersama denganmu. Barulah aku menyuruhnya pergi dari rumah kita karena sudah tidak tahan lagi.” Desta berkata dengan yakin, wajahnya penuh dengan kesedihan, benar-benar membuat orang bersedih hati mendengarnya, dan menangis karena melihatnya.

Rarara menggertak gigi sampai hampir hancur giginya. Dia sama sekali tidak tahu, di dunia ini bahkan ada pria yang bisa begitu tidak tahu malu!

Tepat ketika dia ingin berkata bahwa Desta berbohong, Vero menoleh menatapnya, dan berkata dengan dingin " Kak Rara, jika kamu masih ingin aku mengakuimu sebagai kakak, minta maaf pada Desta!”

“ Tarot, aku tidak….”

“Kamu minta maaf tidak?”

Tidak menunggu Rarara menyelesaikan perkataannya, Vero sudah maju selangkah. Dia menatap lurus pada Rarara, dan bertanya mendesak.

Saat ini, sebuah hawa dingin yang belum pernah ada sebelumnya, terpancarkan dari badan Vero, bahkan Desta yang akrab dengannya pun seketika bergetar hatinya.

Rarara melihat kebulatan tekad dalam mata Vero, dia paham jika dirinya tidak minta maaf, maka Vero benar-benar akan pecah dengannya.

Meskipun kekuatan Vero jauh sekali dibanding dengan dirinya, bahkan bisa dikatakan bahwa Vero sama sekali tidak mempunyai kekuatan, tetapi hawa yang ditampilkan Vero pada saat ini, membuat Rarara juga tidak bisa melawannya.

Kemudian, Rarara dengan enggan berjalan ke depan Desta, dan berkata sambil menggertak gigi "Maaf!”

“Apa, aku tidak kedengaran?”

Desta mengangkat tangan ke sebelah telinganya, ekspresinya membuat orang ingin menabok dia.

“Kamu!”

Rarara hampir meledak saking marahnya, tetapi teringat akan hal yang sudah dia janjikan kepada Bibi Kedua, dia hanya bisa menelan kembali rasa ketidakadilannya, dan berkata nyaring "Maaf, aku bersalah, aku tidak seharusnya merendahkanmu dengan perkataan yang keterlaluan, aku harap kamu memaafkan aku!”

Mengatakan begitu banyak sekaligus, kalaupun Desta ingin menyusahkannya lagi, sepertinya juga tidak menemukan kesempatan yang bagus.

Maka Desta berdeham, dan berkata "Aduh, masalah kecil saja, aku juga bukan pria yang berhati sempit seperti itu, bisa mengetahui kesalahan sendiri dan memperbaikinya, adalah hal yang paling baik.”

“Sudah, kita pulang dulu saja, malam ini aku buatkan masakan untuk kalian!”

Mendengar perkataan ini, hawa dingin di wajah Vero memudar seketika.

Dia berseru girang, dan berkata sambil melompat-lompat "Bagus sekali, sudah beberapa bulan tidak mencicipi masakan Kak Desta, ayo kita cepat pulang.”

Lalu Vero satu tangan menggandeng Desta, dan tangan satunya menggandeng Citra, dia berjalan cepat ke arah villa, meninggalkan Rarara sendirian melamun di tempat.

Rarara benar-benar merasa tidak adil, ciuman pertamanya direnggut oleh Desta, belum sampai memberinya pelajaran, dia justru dipaksa untuk minta maaf kepada Desta!

Ini adalah ketidakadilan dan kerugian terbesar yang pernah dia alami sejak kecil hingga besar.

Setelah kembali ke villa.

Desta sedang menangani bahan-bahan untuk memasak, sedangkan Vero sambil membantunya, sambil memberitahukan maksud kedatangan Rarara.

Mendengar semua ini, Desta mengerutkan alisnya.

“Berarti, waktu itu ibu kamu diburu, karena tidak ada pilihan maka dia menyembunyikanmu di dalam kuil itu, berpikir untuk kembali mencarimu setelah sudah aman, tetapi ketika dia kembali, kamu sudah dibawa pergi oleh orang Keluarga Chen?” tanya Desta.

“Benar, kata Rarara sejak saat itu, ibuku menangis setiap harinya karena sangat menyesal. Mereka orang dari Old Town tidak bisa seenak hati masuk ke dalam Dunia Dungeon, tetapi setiap kali selama ada kesempatan, dia pasti akan keluar untuk mencariku, namun daerah cakupan Sanbaku terlalu besar, juga tidak ada saksi mata, dia mencari selama bertahun-tahun pun tidak menemukanku.”

“Ditambah lagi kata penduduk di sekitar, di sana sering kali ada serigala yang berkeliaran, dia pun salah mengira aku dibawa oleh serigala. Karena bersedih dan tidak ingin mempercayai hasil akhir ini, maka dia hidup membiara, beriman kepada Buddha dan menjalani hidup sebagai vegetarian. Dia berharap para Dewa dan Buddha bisa memberkatiku tumbuh besar dengan sentosa, dan kembali ke sisinya.”

Vero berkata dengan nada bicara yang rumit.

Tetapi Desta terkekek, dan berkata "Kelihatannya tidak berguna juga dia berkeyakinan kepada Buddha, kamu lihat betapa parahnya kamu ditindas oleh orang Keluarga Chen.”

“Kak Desta!”

Vero menghentak kakinya, dan berkata sambil mengerutkan bibir "Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu? Tidak peduli ada gunanya atau tidak dia berkeyakinan kepada Buddha, setidaknya dia beriman kepada Buddha dan menjalani hidup sebagai vegetarian selama belasan tahun demi keselamatan putrinya, keteguhan hati ini, orang biasa pun tidak bisa bertahan seperti itu.”

“Baik, baik, baik, aku hanya bergurau saja.”

Desta maju mencubit hidung Vero, dan bertanya pelan "Kalau begitu bagaimana sikapmu sekarang, kamu ingin berkenalan dan kembali pada mereka?”

“Aku… aku tidak tahu.”

Vero menggigit bibir, dalam matanya penuh dengan dilema.

“Tidak apa-apa, tidak peduli kamu melakukan keputusan apapun, aku tetap akan senantiasa mendukungmu. Jika kamu ingin pergi menemui ibu kandungmu, aku temani kamu pergi, tentu saja jika kamu tidak ingin pergi, maka siapapun juga tidak dapat membawamu pergi dari sisiku!” Desta memegangi tangan Vero, dan berkata dengan penuh kasih.

Vero terharu, dia menatap pria di depannya dengan mata berkaca-kaca, mereka berdua semakin dekat, dan akhirnya dia mencium bibirnya.

Hingga ciuman yang mesra ini berakhir, Vero menundukkan kepalanya dengan tersipu, lalu berkata "Kak Desta, kenapa di mulutmu ada rasa mentimun, kamu makan keripik kentang aku di atas meja?”

“Ehem ehem….”

Desta terhuyung dan hampir terjatuh.

Satu jam kemudian, Desta dan Vero berjalan keluar dari dapur sambil membawa beberapa masakan yang wangi dan indah, lalu memanggil Citra dan Rarara untuk makan.

Meskipun dalam hati Rarara masih merasa kesal, tetapi makanan tidaklah bersalah.

Rarara memasang wajah dingin, berjalan ke tepi meja dan duduk.

Rarara juga tidak berbicara dengan siapapun, dia memegangi mangkuk nasinya dan mulai makan.

Baru gigitan pertama, matanya yang jernih pun bersinar.

Melihat adegan ini, Desta tidak tahan untuk bertanya "Kenapa, Old Town kalian tidak ada masakan yang begitu enak?”

Rarara membalikkan bola mata, dan berkata dengan kesal "Enak apaan, semuanya zat pengotor, hanya ditutupi dengan penyedap rasa saja. Kami orang Old Town, semuanya minum dari mata air dan air amerta, serta tidak menyentuh daging, untuk mempertahan kemurnian dalam tubuh. Tidak seperti kalian orang Dungeon, setiap harinya makan dengan mewah, di dalam tubuh kalian sudah dipenuhi dengan banyak sekali limbah dan zat pengotor!”

“Kalau begitu kamu jangan makan!”

Desta mengira gadis ini akan berkata baik, tak disangka setiap perkataannya penuh dengan rasa superioritas.

Desta merampas mangkuk wanita itu, dan berkata dengan dingin.

Rarara sedang meyuapkan nasi ke mulutnya dengan sumpit, mangkuknya dirampas tiba-tiba, butiran nasi pun tidak sengaja menempel di sudut bibirnya, terlihat lugu dan imut.

Wajah Rarara memerah, dia memelototi Desta, dan berkata dengan kesal "Kembalikan nasiku, aku suka makan zat pengotor, tidak bisa?”

“Desta, jangan mengusik Kak Rara lagi, dia hanya suka berkata saja, sebenarnya tidak ada maksud seperti itu.”

Vero merelai di samping, dan membujuk dengan tidak berdaya.

Barulah Desta mengembalikan mangkuk kepada Rarara.

Jelas sekali, Rarara ditimang dan dimanjakan dari kecil, beremosi seperti putri kecil, melihat saja sudah tahu dia tidak pernah mengalami pukulan dari lingkungan masyarakat.

Kebetulan Desta sangat mahir untuk menghadapi orang seperti ini.

Terpikir akan teknik-teknik itu, sudut bibir Desta pun terangkat membentuk senyuman yang penuh makna.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu