Mendadak Kaya Raya - Bab 470 Kesaksian Dari Sahabat

“Jadi, aku adalah saksi mata pada tahun itu?”

Dalam hati Desta merasa sangat aneh, meskipun netizen penonton sangat mudah ditipu, namun apabila dirinya benar-benar maju menjadi saksi mata, netizen penonton juga tidak mungkin memercayainya!

Bagaimanapun tidak mungkin juga bos yang menjadi saksi mata artis kontrakan perusahaan sendiri.

Bukannya terkesan mengelabui orang?

“Tuan muda kedua, sebenarnya kalau tidak dapat menemukan pahlawan penyelamat itu, masih ada satu orang lagi yang dapat menjadi saksi mata.” Suara Lupin muncul secara tiba-tiba.

“Siapa?” Desta buru-buru bertanya.

“Pada saat Lalisa sedang di sekolah menengah, dia memiliki seorang sahabat yang sangat dekat, dia mengetahui dengan jelas masalah Lalisa dan lelaki itu, apabila dia yang menjelaskannya secara langsung, sudah bisa membuktikan bahwa sebenarnya Lalisa tidak pernah terjadi apa-apa dengan lelaki tersebut, sampai nantinya kita baru mencari tim profesional untuk identifikasi kepalsuan foto yang tersebar di internet, setelah itu pada dasarnya sudah tidak bermasalah lagi.”

“Kalau begitu aku yang mencari orang itu saja.”

Desta berpikir sejenak, lalu berkata, “Kamu adalah bos Super Star Studio, segala tingkah lakumu akan diperhatikan oleh wartawan, apabila kamu yang pergi mencari orangnya, wartawan yang berhati busuk pasti akan menebak apakah tujuanmu adalah menyogok orang, meskipun saat ini aku memiliki sedikit tingkat popularitas di kota Yunhai, tetapi tidak banyak yang tahu hubunganku dengan Lalisa, bagusnya aku yang pergi saja.”

Tentu saja, Desta tidak memberitahukan alasan yang lebih pentingnya lagi.

Apabila kejadian kali ini adalah hasil perencanaan dari anggota keluarga Chu, maka “sahabat” ini pastinya juga merupakan orang yang akan diperebutkan oleh mereka.

Dengan demikian kepergian Lupin pastinya tidak bisa membawakan hasil apapun.

Lebih baik dirinya saja yang turun tangan secara langsung, sekalian menyaksikan siapakah yang berani bertindak terhadap orang bawahannya.

Setelah memiliki keputusan, Desta bersiap-siap untuk berangkat.

Setelah mendapat sebuah alamat, Desta langsung ke basement tempat parkir, namun ketika dia baru tiba di samping mobil, dia telah menyadari sesuatu.

Oleh sebab itu dia hanya bisa mengeluh nafas tidak berdaya, lalu berkata pada sisi lain dari mobil :”Keluar saja, aku sudah melihatmu.”

Setelah selesai berkata, sebuah bayangan indah perlahan-lahan berdiri di sisi lain dari mobil, dengan wajah yang super cantik, menampakkan sedikit jejak panik dan tidak tenang.

Orang tersebut adalah Lalisa.

“Tuan muda kedua, aku…”

Pada saat ketahuan oleh Desta, Lalisa ingin menjelaskannya, namun Desta malah melambaikan tangan dan berkata :”Tidak perlu jelaskan lagi, kamu mau pergi bersamaku kan?”

“Iya!”

Mata Lalisa mulai berbinar, lalu berkata lagi :”Kejadian kali ini memang kesalahanku, makanya memberikan kesempatan kepada saingan untuk bertindak padaku, kalau aku terus bersembunyi di belakang dan membiarkan kalian yang mencari penyelesaian, hatiku sendiri tidak akan bisa tenang.”

“Lagi pula, aku sudah lama sekali tidak pernah bertemu dengan sahabatku, kebetulan kali ini bisa bertemu dengannya.”

“Baiklah, masuk mobil saja.”

Desta tidak tahu juga seberapa lamanya Lalisa berjongkok di sini, namun apabila Lalisa ingin pergi bersamanya, Desta juga tidak akan melarang, bagaimanapun dia memiliki kepercayaan untuk menyembunyikan Lalisa.

Setelah masuk ke dalam mobil, Desta berkata dengan nada santai :”Barusan ada yang menguping di luar ruangan, kamu juga kan?”

“Tuan muda kedua, kenapa kamu bisa tahu?”

Lalisa melotot kedua matanya yang indah, lalu menatap lelaki sebaya dirinya dengan tatapan tidak percaya.

Desta tersenyum sekilas dan tidak menjawab apapun.

Ada berbagai kejadian, mereka berdua sama-sama memilih untuk tidak mengungkitnya.

Contohnya seperti Desta telah menyadari bahwa dirinya adalah orang yang menyelamatkan Lalisa pada tahun itu.

Begitu juga Lalisa, mungkin dirinya sudah menyadari hal ini dari waktu sebelumnya, sehingga pada beberapa waktu tersebut, dia tidak pernah menyapa Desta sebagai “tuan muda kedua” lagi, malahan langsung menyebut namanya.

Namun dikarenakan sifat Desta yang cenderung ceroboh dalam hubungan seperti ini, sehingga sama sekali tidak pernah menyadarinya.

Sahabat Lalisa bernama Munaroh Imai, mereka adalah teman sebangku selama tiga tahun sejak sekolah menengah.

Mereka bukan hanya sekedar berhubungan baik, bahkan prestasi mereka berdua juga sama-sama menduduki tingkatan atas.

Namun pada saat ujian nasional, sahabatnya mendaftar kampus di luar kota, sementara Lalisa mendaftar di universitas Katana, oleh sebab itu mereka semakin menjauh, apabila dihitung hingga saat ini, mereka bahkan sudah lima tahun tidak pernah bertemu.

Lalisa mengingat secara samar mengenai lokasi tempat tinggalnya Munaroh, sementara apakah mereka telah berpindah atau tidak, Lalisa tidak mengetahuinya lagi.

Setelah berkendara sepanjang jalan dan tiba di area tempat tinggal Munaroh, Desta menyuruh Lalisa agar tetap tinggal di dalam mobil, sementara dirinya yang akan turun mencari kabar, namun setelah mencari tahu, ternyata Munaroh telah menikah setelah wisuda dan telah pindah ke tempat tinggal suaminya.

Setelah tiba di alamat yang ditunjukkan, Desta dan Lalisa hampir saja mengelilingi seluruh kota Yunhai, pada akhirnya bertemu juga dengan Munaroh pada sebuah toko di daerah kecil.

Pada saat ini, berkat kemampuan penyamaran dari Desta, Lalisa telah berhasil berubah menjadi orang lainnya, sehingga dia dapat turun dari mobil dengan terus terang dan tidak perlu takut ketahuan lagi.

Namun ketika dia melihat wanita tua yang sedang membawa dua anak kecil dan menjinjing berbagai keranjang sayur belanjaan, seluruh tubuhnya terbengong kaku dan tidak berani menyapa terlebih dahulu.

“Memang ini orangnya kan?”

Desta yang berada di samping bertanya padanya.

“Memang dia, tetapi…..”

Lalisa tidak tahu bagaimana menjelaskannya lagi, pada dulunya, Munaroh dan dirinya sama-sama menduduki posisi bunga di kelas.

Mereka berdua bukan hanya berprestasi dalam segi belajar, bahkan dalam segi penampilan juga menduduki kategori terunggul di dalam kelasnya.

Namun saat ini lima tahun telah berlalu, Lalisa bukan hanya tidak berubah menjadi jelek, malahan menjadi lebih cantik lagi dibandingkan dulunya.

Namun mengenai Munaroh, saat ini malahan berubah menjadi seorang tante berumur empat puluhan, dia mengenakan kacamata tebal, rambutnya berantakan, tubuhnya sedang mengenakan baju tidur, bahkan giginya masih menampakkan jejak bekas makanan ketika sedang berbicara.

Dengan kesan seperti ini, apabila mengatakan bahwa dirinya adalah bunga kelas yang dipuji oleh berbagai lelaki, sama sekali tidak ada yang memercayainya.

“Berarti benaran dia, aku pergi bertanya dulu.”

Desta lebih kurangnya mengerti dengan pemikiran Lalisa, sehingga dia menepuk pundak Lalisa dan mengisyaratkan agar dirinya menunggu di dalam mobil, setelah itu Desta langsung berjalan menghampiri Munaroh.

“Halo, apakah Anda adalah nona Munaroh?”

Desta menghalang di hadapan Munaroh dan mulai bertanya.

Munaroh berhenti sejenak, lalu menilai Desta yang berumur muda dengan tatapan ragu, setelah itu mulai mengejeknya :”Aduh, pria tampan dari mana, bahkan berani menggoda aku, keberaniannya sangat besar ya, kamu tahu siapa suamiku?”

Desta terbengong di tempat, lalu mulai membantahnya :”Aku bukan ingin menggodamu, seorang teman lama Anda ingin bertemu dengan Anda.”

“Teman lamaku? Siapa ya?”

Munaroh jelasnya tidak memercayai kata-kata Desta, sehingga bertanya dengan nada santai.

Desta melirik sekeliling, setelah yakin bahwa tidak ada yang memperhatikan dirinya, dia baru menekan nada bicara dan berkata :”Lalisa.”

“Apa? Lalisa?”

Pada awalnya Munaroh hanya bereaksi tidak peduli, namun setelah itu langsung melompat tinggi bagaikan diinjak ekornya, hampir saja sudah menjerit dengan kuat!

Desta langsung bergerak cepat untuk membungkam mulutnya.

“Jangan menjerit, tidak boleh membiarkan orang lain menyadari kedatangan Lalisa.” Desta buru-buru berkata.

“Wuwuwu!”

Munaroh terus mengangguk, sehingga Desta baru melepaskan mulutnya.

Setelah itu Munaroh menyerahkan keranjang di tangannya kepada dua anak kecil di sisinya, lalu memesan :”Abang, kamu bawa adik ke rumah dulu, kalau Papa bertanya Mama ke mana, bilang saja barang Mama ketinggalan di swalayan, jadi pulang ambil, mengerti?”

“Mengerti, Mama!”

Anak yang lebih besar itu menjawab dengan turut, setelah itu menjinjing keranjang dengan susah payah, lalu membawa adiknya pulang ke rumah.

Setelah melihat kedua anak kecil yang telah masuk ke dalam gedung, Munaroh baru mengikuti di belakang Desta dan buru-buru masuk ke dalam sebuah mobil yang tidak menonjol.

Di dalam mobil, Lalisa telah menghapus penyamaran dan menampakkan wujud aslinya.

Setelah Munaroh masuk ke dalam mobil, mereka berdua saling bertatapan, setelah itu langsung menampakkan reaksi kaget.

“ Munaroh ….”

“Lalisa, ternyata benaran kamu!”

Lalisa menyapa dengan nada ringan, namun mata Munaroh tidak bisa bertahan untuk memerah, dia maju ke depan dan memeluk Lalisa, suaranya penuh dengan jejak kerinduan dan amarah.

“Dasar kamu ini, apa hebatnya menjadi artis besar, dalam beberapa tahun ini bahkan tidak mempedulikanku, kamu tahu seberapa rindunya aku kepadamu, saat aku menikah, bahkan tidak bisa menemukan kamu untuk menjadi pendamping pengantin, kamu tahu seberapa sedihnya aku?” Munaroh jelasnya sangat emosi, sehingga terus mencubit Lalisa dengan gerakan kuat.

Lalisa menyadari kesalahan dirinya, sehingga bukan hanya tidak melawannya, malahan membiarkan Munaroh yang menjalankan “hukuman” kepadanya.

Beberapa saat kemudian, setelah emosional dua wanita ini mulai mereda, Desta baru berkata :”Sudahlah Lalisa, hari ini bukan hanya sekedar datang mengenang masa lalu, kamu cepat jelaskan masalah penting.”

“Masalah penting? Masalah penting apanya?”

Munaroh yang berada di samping malah kebingungan.

Lalisa tidak berdaya, akhirnya hanya bisa menjelaskan sekilas mengenai permasalahan kali ini.

Emosional Munaroh langsung meledak setelah mendengarnya, “Orang yang bernama Jungkook itu benar-benar menjijikkan sekali, saat di sekolah aku sudah tahu kepribadian dia, saat itu sudah menyuruhmu jangan terima dia, tetapi kamu tidak mau mendengarkanku, sekarang sudah menyesalkan?”

Meskipun pembicaraannya membawa nada menyalahkan, namun Desta mengetahui bahwa Munaroh benar-benar perhatian terhadap Lalisa.

“Nona Imai, menyalahkan juga tidak ada gunanya lagi, kamu boleh bantu menjadi saksi Lalisa, membuktikan bahwa sebenarnya dirinya dan Jungkook tidak ada interaksi mesra?” Desta berkata di samping.

Munaroh berpikir sejenak, lalu berkata :”Aku tentu saja boleh menjadi saksi untuk Lalisa, tetapi takutnya tidak berguna, sejak aku menikah, seluruh pemikiranku terletak di keluarga, kamu melihat juga sendiri, aku bahkan harus membawa anak ketika belanja di luar, masalah di dunia hiburan, aku sudah lama tidak memperhatikannya, kalau menjadi saksi di saat ini, apakah orang lain akan percaya?”

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu