Mendadak Kaya Raya - Bab 82 Ternyata Memang Terjadi Sesuatu

Apa?

Gito dan Wulan yang juga baru keluar dari kamar, juga mendengar ini.

Uang pinjaman itu dari Desta? Bukan Vero yang menarik dana dari proyek?

"Vero, kamu ngomong yang jelas, uang itu bukan dari kamu? Apa hubungannya dengan dia? Bukankah uang itu kamu dapatkan dari proyek?" Wulan bertanya dengan nada sedikit menyalahkan.

"Bagaimana bisa begitu mudah untuk menarik uang keluar dari proyek? Setiap akun dicatat dengan sangat rapi. Uang yang aku bawa pulang sebelumnya itu termasuk dividen proyek, apakah kalian pikir kalau aku adalah pemimpin proyek, jadi aku dapat mengambil uang dari proyek kapan saja? "Keluarga Chen memberikan proyek ini kepadaku dan nenek juga mengawasi semua akun yang keluar masuk. Kakak pertama dan Estrada juga sering datang untuk memeriksa rekening, karena takut aku akan menggelapkan uang," Vero menjelaskan.

"Tidak mudah mendapatkan uang? Apa gunanya melakukan ini?" Wajah Wulan langsung suram dalam sekejap.

"Proyek ini bukan hanya semata-mata untuk uang, Aku senang bisa melayani orang lain." Kata Vero.

"Kentut! Apakah kamu bisa mendapatkan uang dari melayani orang lain? Apakah kamu bisa hidup tanpa uang? Kamu bisa timbuh besar, bukan dibesarkan oleh keluarga kami? kamu tumbuh dengan makan lumpur?" Wulan tidak bisa menahan diri dan mengucapkan sumpah serapah.

Vero tidak berani berbicara, menjulurkan lidahnya dan berdiri di samping Desta.

"Karena uang itu disediakan oleh Desta, kita wajib berterima kasih padanya. Aku tidak akan menahan lama uangnya di keluarga Chen kami." Gito berkata, "tetapi kalian pada saat membayar kembali hutang itu, harus kepada keluarga Chen kami ya."

Kemudian, Gito menambahkan kalimat itu, meskipun dia juga tahu akan sangat sulit untuk mendapatkan uang itu bisa kembali, tapi dia tentu saja tidak mau rugi dan sia-sia.

Namun, keluarga Liani, yang berdiri di sampingnya, muka mereka langsung berubah menjadi gelap ketika mereka mendengar ini. Mereka baru saja mengutarakan kebencian mereka pada Desta, Sekarang mereka harus mengucapkan terima kasih, Bukankah itu sangat memalukan?

"Buat apa berterima kasih padanya? Bukankah dia itu pacarnya Vero? wajar saja kok meminjamkan uang kepada calon bibi? Perlu terima kasih lagi? Ini bukanlah hal yang sangat luar biasa hebat kok, Selain itu, ini juga pinjaman, bukan hadiah. Jika dia memberikannya Cuma-Cuma, aku mungkin bisa berterima kasih padanya. Liani masih tidak tahu diri, semakin dia menyinggung perasaan Desta, tekad Desta semakin bulat, uang ini tidak akan bisa mereka ambil dan bawa keluar dari sini.

"Ya sudah, aku juga tidak perlu terima kasih dari kalian." Desta melambaikan tangannya dengan tidak peduli.

“Bu, apakah kita akan pulang sore ini? Aku mau pakai mobil pergi main dengan Rezki dan aku jamin bisa kembali sebelum jam dua siang!” Rezka berkata dengan penuh semangat.

"Kamu tidak mengemudi kembali sendirian?" Liani mengerutkan kening.

"Betapa membosankannya kalau kembali sendirian? Aku ada dua teman sekolah wanita kebetulan ada di kota Yunhai, Aku baru saja menghubungi mereka, Sekarang aku akan mengemudi dan menjemput mereka dan pergi main," Rezka berkata sambil tersenyum.

Ternyata Rezka sudah membual, Dia mengatakan kepada teman sekolahnya kalau dia sudah membeli Mercedes Benz dan ingin mengajak mereka pergi main. Jangan sampai membuat malu dong? Ini kesempatan terbaik untuk memikat mereka.

Liani juga senang ketika dia mendengar putranya sedang berusaha mencari calon menantu perempuan untuknya.

"Bukankah kamu bilang akan kasih kita satu Mercedes Benz? Di mana kuncinya?" Liani menjulurkan tangan ke arah Gito.

Tapi Gito malah menatap Desta.

"Desta, keluarkan kuncimu."

Desta tidak mengatakan apa-apa, Dia dengan murah hati memberikan kunci mobil, tetapi dia berpikir di dalam hatinya, kalau kedua orang ini keluar bareng, kemungkinan besar bisa terjadi sesuatu, Dua orang ini sangat tidak tahu diri, asalkan jangan melakukan sesuatu yang memalukan saja diluar, Kalau sampai terjadi sesuatu, hanya dengan nama keluarga Chen saja mungkin tidak akan ada pengaruh. Seluruh Kota Yunhai banyak sekali yang lebih kuat dari pada keluarga Chen, bahkan di Distrik kecil Sanbaku saja keluarga Chen tidak ada pengaruh apa-apa, padahal Distrik Sanbaku yang notabene adalah salah satu diantara 10 Distrik kecil di dalam Kota Yunhai, dan juga bukan termasuk distrik berkembang dengan sangat cepat.

"Dari tadi seharusnya sudah kamu serahkan, seolah-olah ini mobilmu!" Rezka menyambar kunci itu.

"Mobil itu memang benar-benar milik saudara Desta, Jika Desta tidak mau memberikannya kepadamu, kamu juga tidak bisa mendapatkannya." Vero berkata dengan marah.

"Apakah kamu bercanda? Bisakah pecundang ini membeli mobil? Percaya tidak aku akan makan mobilmu?" Rezka merasa lucu dan mengejek Desta.

Tanpa menunggu penjelasan Vero, dia dan Rezki saling merangkul bahu dan turun kebawah.

"Aman tidak tuh?" Kata Gito dengan khawatir.

"Jangan khawatir, Rezka sangat stabil, Tidak akan terjadi sesuatu." Liani langsung menjawab dengan tegas.

Desta dan Vero juga tidak ingin tinggal lebih lama di sini, Mereka tidak memiliki topik yang cocok dengan keluarga ini. Mereka kebetulan ada alasan untuk pergi keluar dan mereka pergi ke perusahaan.

Vero merasa sangat senang karena Desta menemaninya untuk menangani pekerjaan di kantor, Mereka jarang mempunyai kesempatan untuk berduaan, dan selalu merasa canggung, Sekarang rasa canggung itu secara bertahap sudah hilang, Vero juga menyukai perasaan ini.

Awalnya hanya anggap Desta seperti kakak laki-laki, sikap lembut dan penuh perhatiannya Desta, membuat Vero sekarang merasa manja dan lengket, bahkan perasaannya kepada Desta semakin dalam sekarang, perubahan ini terakumulasi dari waktu ke waktu dan kemudian tiba-tiba meledak begitu saja.

Vero merasa dia harus berterima kasih kepada kakak perempuannya, karena Desta yang yang tidak dia sukai ternyata adalah pasangan impiannya.

"Apakah kamu punya rencana mengenai pemasaran obat-obatan jenis baru ini?"

"Rencana…… sebenarnya, aku ingin orang-orang miskin juga bisa minum obat ini, Kanker terlalu mengerikan, dan harga obat ini terlalu mahal. Harga impor saja sudah sangat mengerikan, Jika aku menekan harganya terlalu rendah, itu akan membuat Grup Diamond Blink mengalami kerugian, dan Grup Diamond Blink pasti tidak akan setuju, "kata Vero dengan wajah muram.

"Grup Diamond Blink mungkin akan setuju, tetapi apakah kamu sudah mempertimbangkan kalau perusahaan bukan badan amal, dan kita bisa saja mendistribusikan obat ini secara gratis, tetapi bagaimana dengan kelanjutan jangka panjang? Jumlah pasien tidak ada habisnya, Mereka akan bertambah setiap hari, Apa yang harus kita lakukan di masa depan? Jika sebuah grup perusahaan ingin bertahan, mendukung kesejahteraan karyawannya, maka perusahaan harus menghasilkan keuntungan, jadi menurutku ini pada akhirnya bukanlah solusi jangka panjang. "Kata Desta dengan sabar.

Desta mengatakan semua ini bukan berarti dia sangat perduli dengan uang, tetapi dia ingin Vero memahami sebuah kebenaran. Kebaikan tidak hanya dicerminkan dengan membuat sesuatu yang luar biasa, harus dengan kemampuan yang cukup, kamu baru bisa membantu dunia, jika hanya dengan sedikit kebaikan saja, itu sama dengan omong kosong.

"Kakak Desta, Aku mengerti, Aku akan memikirkannya dengan serius." Vero mengerutkan bibirnya.

Pada sore hari, Vero sendirian di perusahaan, dan Desta kembali ke sekolah.

Tapi sebelum Desta memasuki asrama, ponselnya berdering, Gito yang meneleponnya.

" Rezka keluarga Bai mengalami kecelakaan mobil, tolong cepat pergi untuk mengurusnya, lokasi kecelakaan di persimpangan jalan Hui Min No. 13. Tampaknya sangat parah, Kamu adalah pemilik mobil, Cepatlah pergi!" Suara

Gito terdengar khawatir.

Desta terdiam, kali ini terpikir aku adalah pemilik mobil? Kalau sudah ada masalah, baru melemparkan semuanya kepada dia? Sebelumnya ngapain? Kedua keluarga itu memang luar biasa aneh.

Namun, Desta tidak diam saja, Dia naik taksi ke bagian selatan Distrik Sanbaku, di persimpangan jalan Hui Min No.13, Masih ada banyak orang yang berkerumuan disana, Polisi belum tiba, sebuah Mercedes Benz terbentur dibagian depan sampai penyok, melintang di tengah jalan, dua pria dan dua wanita berdiri di sisi jalan, menunjuk ke arah orang yang terbaring di tanah, dan menyumpahinya. Terutama Rezka, sumpah serapah yang keluar dari mulutnya sangat sengit, semua jenis sumpah keluar dari mulutnya.

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu