Mendadak Kaya Raya - Bab 43 Hebat Sekali!

"Benar, dia adalah bhiksu cinta di asrama kami, ganteng bukan?" Rosimin tersenyum, melambai kearah Desta, "Desta cepat datang, semua orang sedang menunggumu, sudah meninggalkan tempat untukmu."

Namun Desta hanya berdiri disana tidak bergerak, wajahnya terlintas rasa ragu.

Membicarakan keadilan, dia bukannya benci terhadap Miki, di jalanan tidak ada izin praktik langsung mengobati orang, juga memang terlalu gegabah, tapi pihak lawan terus mengatakan mau menangkapnya masuk ke penjara, juga sedikit keterlaluan, wanita ini terlalu meremehkan orang dan sombong, meremehkan orang yang lebih lemah darinya.

"Benar-benar jodoh bukan? Rupanya namamu Desta?" Miki tertawa paksa, duduk disana tangannya memegang segelas bir, layaknya seorang hakim, melihat Desta dari atas kebawah.

"Memang benar jodoh, aku juga tidak menyangka akan bertemu disini lagi." Desta tersenyum dengan sopan.

Tatapan mereka berdua bertubrukan diudara, malah membuat orang lainnya terdiam.

"Kalian kenal?" Rosimin bolak-balik melihat mereka berdua, sedikit aneh.

Bisa dibilang Desta dan Miki adalah dua orang di dunia berbeda, mereka bisa kenal saja sudah diluar dugaan banyak orang, Desta hanya orang biasa, sedangkan Miki adalah anak gadis orang kaya, aset keluarganya puluhan miliar, terkenal di daerah Sanbaku, jadi semua orang sangat penasaran terhadap bagaimana mereka berdua bisa kenal, hanya saja melihat tatapan laser dari mata Miki, sepertinya ada yang aneh?

"Bagus sekali kalau sudah saling kenal, maka aku tidak perlu memperkenalkan kalian berdua lagi, Desta sudah datang, kebetulan sudah meninggalkan tempat untukmu." Rosimin menunjuk tempat kosong di sebelah Miki.

"Tidak perlu." Miki menunjukkan senyuman dingin, "Komplotan penipu yang tidak mempunyai izin praktek yang sebelumnya aku katakan, dia adalah salah satunya, kamu bisa-bisanya memperkenalkan dia padaku, kamu benar-benar bagus sekali Rosimin."

Setelah Miki selesai berkata, suasana menjadi hening yang menakutkan.

Hanya mendengar dia lanjut mengatakan, "Aku sangat penasaran, bukankah sekarang kamu harusnya ada di penjara? Bagaimana kamu bisa keluar?"

Miki tidak percaya polisi akan melepaskannya begitu mudah, mamanya sudah menelepon pamannya, pamannya adalah komisi perencanaan kesehatan, hanya kesalahan tidak punya izin praktek saja sudah bisa memasukkannya ke dalam penjara, tidak mungkin dilepaskan kurang dari 24 jam.

"Tidak mungkin kan Miki ? Desta melakukan hal seperti ini? Ini pasti salah paham, setelah kenalan baru akan lebih saling mengenal, aku percaya Desta bukan orang seperti itu, kebetulan hari ini semuanya ada disini, duduk dulu, kita pecahkan salah pahamnya satu per satu, kedepannya tidak akan ada salah paham lainnya lagi." Rosimin memaksa dirinya untuk berkata.

"Desta, kemari minta maaf kepada Miki, jelaskan dulu agar kedepannya tidak ada salah paham, kita semua adalah teman, kita akan sering berjumpa, jangan dibuat sampai sekaku ini."

"Benar, Desta, kalau kamu tidak ada uang boleh mengatakan kepada kita, orang muda melakukan sedikit kesalahan masih bisa dimengerti, cepat kemari." Cepi dan Linka sibuk melambaikan tangan, tapi Tumini dan Gendis jelas tidak ramah sekali, apalagi Eimi, sebelumnya Rosimin terus memuji Desta bucin sekali, sifatnya yang cerah sekali pun tidak guna, citranya dalam sekejap langsung hancur, seorang penipu tidak pantas dikasihani, terlebih juga tidak pantas duduk bersama mereka, masuk ke lingkaran pertemanan mereka.

Apalagi penipu ini adalah orang miskin.

Desta memikir, lebih baik berjalan kesana, tapi saat ini Miki malah sudah berdiri, meliriknya dengan dingin, "Kalian makan saja, aku tiba-tiba teringat kalau aku ada sedikit urusan, aku pergi dulu."

Mengambil tas di mejanya, Miki bahkan tanpa menolehkan kepalanya meninggalkan bar Emperor.

Sebenarnya tidak ada orang ataupun hal yang pantas dia kasihani, awalnya hanya menjaga gengsi Eimi makanya datang menghadiri perkumpulan ini, ingin datang mengenal pria bucin yang bernama Desta yang sering dipuji pacar Eimi, melihat apakah orang disekitar Rosimin juga orang kaya yang berbisnis seperti dia.

Akhirnya melihat Linaki dan Cepi dalam sekejap api di hatinya padam setengah, dua orang loser ini bahkan lebih buruk dari pria yang paling sampah dikelasnya, sungguh tidak tau kenapa Rosimin bisa ada malu membawa mereka kemari, tapi melihat gengsi Eimi juga tidak bekerja, hatinya masih berharap Desta itu bisa membawakan kejutan untuknya.

Tapi begitu melihat Desta, dia sungguh ingin muntah, candaa seperti apa? Bahkan dia bisa mengalami kejadian seperti ini? Semalam urusan dengan mereka berdua masih belum selesai, masih mau menyuruhnya mempunyai hubungan kencan dengan si penipu? Benar-benar menjijikkan, penurunan seperti ini, tidak sebesar biasanya.

Jangan dihiraukan, meninggalkan sini, hatinya jauh lebih sejuk.

Setelah Miki pergi dari sana, suasana menjadi sedikit canggung, Gendis dan Tumini juga beberapa kali ingin pergi, tapi karena hubungan Eimi, juga menahan diri tetap duduk, selama itu dua orang wanita ini tidak sedikit mengejek dingin, kata-katanya tidak bersahabat sekali, membuat orang kesal.

Jujur saja Desta bisa mengerti sikap orang seperti ini, tidak lain karena uang, kalau dia menunjukkan kemampuannya di kota Yunhai, apakah mereka masih bisa sedingin ini dan begitu meremehkannya? Miki masih akan jijik begitu melihatnya? Vina akan meremehkannya, bahkan selingkuh dengan Andre saat akan menikah?

Hanya saja Desta tidak ingin, kalau dia menunjukkan statusnya, mungkin akan semakin jauh dari Vero, juga akan menjauh dengan sekumpulan teman baiknya yang pemikiran murni ini, dari tidak ada yang tidak bisa dibicarakan menjadi tidak ada bahan pembicaraan.

Pertemanan, percintaan bukan dipertahankan dengan uang, dia sangat menghargai segala sesuatu yang dia miliki, kalau meremehkan dia, yasudah remehkan saja, suatu hari kenyataan akan terpampang jelas, orang yang tidak berotak ini akan menyesal, dan sebelum hari itu datang, Desta akan mendapatkan lebih banyak hal yang tidak bisa didapatkan dengan uang.

"Aku pergi dulu, kalian hari ini harus bermain dengan asyik, jangan mengecewakan ketulusan bos." Desta mencari alasan juga pergi dari sana.

Dia tinggal disini hanya akan menambahkan kecanggungan, setelah dia pergi, beberapa teman asramanya masih bisa bermain dengan asyik sedikit, setidaknya tidak perlu mencari cara membantu dirinya lepas, ingin mengejar Tumini dan Gendis juga bisa berusaha sekuat mungkin.

Sampai tengah malam, Linka Rosimin dan yang lainnya kembali ke asrama dengan mabuk.

"Seru tidak?" Desta masih belum tidur, melihat mereka bertiga pulang, bertanya dengan tersenyum.

"Aduh, jangan diungkit lagi, sedikit kesal, kamu tidak disana kamu tidak tau Desta, dua orang wanita itu sejalan dengan Miki, meskipun tidak mengatakan langsung, tapi hal yang dibicarakan kamu tidak mengerti semua, jelaskan sekali membuat kami malu, langsng kehilangan keinginan ingin mengejar mereka."

"Wanita benar-benar kejam." Cepi akhirnya merasakan rasanya dihina.

"Sebenarnya kalian sudah salah paham, biasanya mereka bercerita juga hanya hal-hal itu juga, bagi mereka adalah hal yang biasa dibicarakan, tidak apa-apa kali ini tidak senang, Eimi sudah membuatkan janji untuk kalian, minggu depan kumpul sekali lagi, setelah saling mengenal nanti baru bisa masuk ke tahap selanjutnya, jangan putus asa, kalau benar-benar bisa mendapatkan mereka, juga menguntungkan bagi kalian, bisa berusaha lebih singkat." Rosimin menghibur.

"Kalian berdua sebenarnya suka dua wanita itu tidak?" Tanya Desta sambil tersenyum.

"Suka, tentu saja suka, cantik, bodynya bagus, pembicaraannya juga bagus, hanya saja sulit didapatkan, selera mereka terlalu tinggi, jelas sekali meremehkan kami." Linka menghela nafas.

"Kalau begitu janjian beberapa kali lagi, ada abang yang membantu kalian, apa yang kalian takutkan?" Desta menyemangati mereka berdua.

Saat ini Rosimin yang sedang melihat handphonenya terkejut dan meneriaki Desta, "Desta, cepat buka handphonemu lihat, hebat sekali!"