Mendadak Kaya Raya - Bab 64 Satu Keluarga Yang Tidak Masuk Akal

Mendengar ucapan ini, hati Imar jadi merasa tidak enak dan ekspresi di wajahnya langsung berubah.

Dia yang tadi menelepon bosnya itu hanya pura-pura saja. Dia melakukan itu hanya untuk diperlihatkan ke Desta dan Vero. Di hari biasa mana mungkin mereka berani menghubungi bos secara langsung? Tapi sayangnya, telepon dari bos tiba-tiba berdering.

“Halo...bos...boos...”

Belum selesai Imar bicara tiba-tiba terdengar suara yang sangat dingin dari balik teleponnya. Mingxi langsung mengumumkan untuk mencabut jabatan Imar sebagai kepala toko. Lalu menyuruh gadis di sebelah Imar yang sebagai wakil kepala toko untuk menerima teleponnya dan menerima jabatan sebagai kepala toko. Dia menyuruh gadis itu untuk melayani Desta dengan baik. Tidak boleh menerima sepeserpun uang darinya kalau tidak akan langsung diusir dari perusahaan.

Setelah menerima telepon itu, Imar diam terkejut bagaikan tak bernyawa. Dia menghabiskan lebih dari dua tahun mendaki dari bawah perlahan-lahan sampai bisa ke jabatannya ini. Dia tidak pernah menyangka usaha besar dan kerja keras yang telah dia lakukan musnah, hanya karena untuk menyenangkan Frodo dia malah membuat keputusan yang akhirnya menghancurkan masa depannya. Dia awalnya ingin memohon dan minta maaf tapi dia sangat tahu kalau keputusan yang telah dibuat oleh bosnya tidak akan mungkin bisa ditarik lagi. Dia sudah hancur, dia memandang Desta dengan tatapan mata yang penuh rasa takut. Sebenarnya siapa orang ini sampai bisa membuat bosnya jadi semarah ini? dan langsung mencabut jabatan kepala tokonya tanpa ragu sedikitpun.

“Itu...Tuan..Tuan Desta. Bos memerintahkan aku untuk menjadi kepala toko yang baru. Jika suka dengan liontin ini maka langsung ambil saja. Jika ada barang lain yang disukai juga bisa langsung diambil saja dan kami tidak menerima uang anda.” Yang menjabat menjadi kepala toko yang baru adalah gadis muda yang nyalinya ciut. Dia melayani Desta dengan sangat berhati-hati karena takut nantinya jika tidak begitu maka akan melakukan kesalahan seperti Imar .

“Tidak perlu yang lainnya. Vero hanya suka dengan liontin ini.”

Desta mengambil lagi liontin yang ditaruh oleh Vero lalu menaruhnya ke tangan Vero.

“Janice, aku bawa Vero pergi dulu ya, Nanti kalau ada waktu luang mari kita berkumpul bersama lagi.” sapa Desta kepada Janice dengan sopannya. Setelah itu, dia menarik Vero pergi meninggalkan toko itu.

Janice adalah sahabat baiknya. Walaupun dia sedikit perhitungan tapi bagaimana pun juga Desta tidak berharap hubungan Janice dan Vero akan berubah karena dirinya.

“Hari ini tidak membuatmu malu dan kesulitan kan?”

Begitu meninggalkan Milky Heaven dan sudah berjalan selama sepuluh menit lebih, Desta baru menatap Vero yang sedari tadi diam tak bicara.

Vero menundukkan kepala lalu menggelengkan kepalanya.

“Aku takut suasana hatimu jadi buruk. Kejadian hari ini, semuanya salahku. Aku harusnya tidak memanggil Janice. Aku tidak menyangka ternyata pacarnya begitu sombong dan tidak masuk akal dan benar-benar suka sekali menertawakan dan merendahkan orang lain.”

Mendengar ini, sudut bibir Desta terangkat. Dia membatin, gadis ini masih saja memikirkan dan mengkhawatirkannya? Desta tadi mengira Vero akan menyalahkannya dengan mengatakan terlalu sombong karena membuat posisi Janice tadi jadi canggung.

“Begitu kembali ke kampus, aku akan bicara baik-baik dengan Janice. Frodo itu jelas-jelas pria playboy. Entah bagian mana darinya yang membuat Janice menyukainya. Dari ucapan kepala toko tadi, aku sudah tahu kalau Frodo itu adalah orang yang suka tebar pesona ke wanita-wanita cantik.

"Semua pilihan pasti dipertimbangkan dengan cermat. Janice tidak memberitahumu pasti karena dia punya pemikirannya sendiri. Tidak perlu untuk menebaknya. Karena kalian adalah sahabat baik, dia akan memberitahumu suatu hari ketika dia sudah tidak bisa menahan semuanya lagi. Kunci untuk bergaul dengan satu sama lain adalah saling pengertian dan ... tidak ada kesalahpahaman. Hari ini, setelah pulang nanti, maaf ya akan merepotkanmu untuk menghadapinya sendiri. Jika tidak, apa yang dipikirkan Janice tentangmu malah akan membuat kalian tidak akan baik untuk terus berinteraksi dan berteman." Kata Desta setelah memikirkannya dengan baik.

“Aku tahu, Janice pasti bisa mengerti aku. Dia bisa pacaran dengan Frodo pasti ada rahasia di baliknya.” Vero mengangguk.

Karena kejadian ini, mereka pun sudah tidak mood lagi untuk bersenang-senang jadi mereka memutuskan pulang lebih awal dengan menenteng satu tas besar dan kecil. Desta tidak menghabiskan banyak uang. Liontin seharga tujuh ratus juta itu pun juga tidak masuk dalam hitungan. Jadi dia hanya menghabiskan beberapa juta saja. Itu pun karena setelah itu Desta memaksa Vero membeli beberapa baju. Gadis ini takut kalau dirinya memilih barang yang harganya selangit jadi dia tidak berani memilih-milih barang apapun.

Tapi banyak sekali dari baju-baju itu yang langsung diambil oleh Wulan setibanya di rumah. Tidak tahu juga Wulan wanita yang umurnya lebih dari lima puluh tahun itu untuk apa masih mau menggunakan baju gadis-gadis muda, apa untuk berpura-pura terlihat masih muda?

Jelas Desta tidak mengatakan kata-kata dalam pikirannya ini. Setidaknya orang tua dari keluarga Vero tidak lagi memarahi, memukul dan bahkan sampai ke tahap mengusir dirinya. Meskipun ini semua berkat tiket lotre itu tapi untuk Desta dan Vero mana mungkin itu bukan hal yang baik?

Keesokan harinya, Wulan memberi Desta tugas untuk menjadi sopir untuk menjemput seseorang. Hari ini, seseorang dari kota asal Wulan akan datang. Mereka adalah keluarga dari kakak laki-lakinya yang juga merupakan bibi dan paman dari Vero dan Vina. Tentu saja, tidak lupa dua anak mereka yang sangat nakal itu juga ikut.

Sejujurnya, dalam tiga tahun terakhir, keluarga mereka telah datang ke rumah tujuh sampai delapan kali. Setiap kali itu, mereka datang untuk meminjam uang lalu menggunakan uang-uang itu untuk berinvestasi dalam proyek keluarga Chen sendiri. Mereka ingin jadi investor yang akan mendapatkan dividen dari investasinya. Mereka mengira mereka akan mencapai hasil perhitungan yang mereka inginkan, tapi sayangnya mereka hanya bisa menghitung saja. Berapa banyak uang yang mampu Wulan sekeluarga pinjamkan ke mereka? Paling sdikit ya beberapa juta dan paling banyak yang dua puluh jutaan. Uang sesedikit ini masih ingin sekali diinvestasikan untuk mendapatkan deviden? Jika ada hal yang sebaik ini, Wulan dan Gito dari awal pasti sudah melakukannya sendiri. Mana mungkin memberikan cuma-cuma kesempatan begitu ke orang lain? mana mungkin masih saja miskin seperti sekarang. Jika bukan karena Vero yang menghasilkan lagi uang ratusan juta, khawatirnya mereka sekarang masih saja jadi keluarga biasa-biasa.

Walaupun beberapa ratus juta ini adalah uang yang kecil untuk Wulan dan sekeluarganya yang tidak merubah hidup jadi terlalu lebih baik.

“Kakak Desta, Bagaimana kalau aku bersama denganmu saja menjemputnya. Orang-orang itu pasti akan bicara aneh-aneh kepadamu.” Di lantai bawah, baru saja Desta duduk di bagku pengemudi tiba-tiba Vero datang menghampirinya.

Desta menurunkan jendela mobilnya lalu mengelus rambut Vero, tersenyum lalu berkata, “Tidak usah, kamu masih ada urusan penting yang harus dilakukan di perusahaan kan? kamu pergi ke perusahaan dulu. Setelah pulang nanti aku akan langsung menemuimu.”

Sejak mengambil posisi penanggung jawab proyek, Vero sangat sibuk sekali setiap harinya. Sebagian besar waktu telah digunakan untuk kontribusi pada proyek-proyek perusahaan. Tapi walau Vero cukup lelah, tapi dia juga bahagia. Dia sangat menyukai pekerjaan ini karena bisa digunakan untuk keperluan masyarakat sipil. Dia sendiri juga yang langsung mengawasi bagian dari pasar tanaman obat di daerah Sanbaku.

Vero dengan patuhnya pergi dari rumah keluarga Chen ke perusahaan. Desta pergi sendirian ke Stasiun Selatan Kota Yunhai.

Kampung halaman Wulan berada di wilayah selatan. Dia menikah dan pindah ke keluarga besar keluarga Chen yang ada di kota juga karena alasan dia adalah teman sekelas Gito. Sekarang para anggota dan kerabat 白家semua mengatakan kalau Wulan telah terpapar kekayaan dan kehidupannya telah mengalami perubahan yang mengejutkan yang semakin sangat baik. Maka dari itulah, selama beberapa tahun ini, tidak sedikit sekelompok kerabatnya yang datang hanya untuk memohon dan meminjam uang darinya.

Keluarga Gito yang sederhana tidak terlalu memiliki uang atau relasi apapun. Bahkan jika pun ada, sepertinya semua itu sudah habis karena para kerabat yang tidak bermoral ini.

Desta sama sekali tidak punya kesan yang baik dengan keluarga paman Vero ini. Sama seperti yang dikataan Gito, mereka memang sekelompok orang yang menyulitkan hidup saja. Terutama istri pamannya dan dua putranya. Ini adalah subversi dari tiga pandangan, kesimpulannya adalah jika tidak sama namanya bukan keluarga. Mereka juga sama memandang rendah Desta, kali ini Wulan memintanya untuk menjemput mereka sepertinya Wulan punya niat buruk untuk membuat Desta frustasi menghadapi kerabatnya itu.

Begitu mobil berhenti di pintu stasiun, Desta melihat empat orang dari keluarga Paman Vero. Dua orang muda seusia Desta menengok kesana kemari dengan kacamata hitam di kepala dan rambut kuning pirang dan tidak berpakaian dan berdandan modis.

Melihat Desta turun dari mobil mewah Mercedes-Benz, mata kedua pemuda itu menyala bersamaan lalu mereka berdua langsung memanggil orang tua mereka dan berjalan cepat menghampiri Desta, "Desta? Gila, dari mana kamu pinjam mobil semewah ini? Kamu datang sendirian menjemput kami? mana sepupu kami Vero dan Vina?”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu