Mendadak Kaya Raya - Bab 498 Sword Intent

“Aku, aku tidak tahu harus berkata apa, bisakah kamu beri aku sedikit waktu untuk pikirkan baik-baik?”

Vero tersenyum pahit, dia berkata sambil menatap wanita di belakangnya.

“Tentu saja, tetapi aku pertama kalinya datang ke tempat ini, tidak ada yang aku kenal, jika tidak keberatan, bolehkah aku menginap di rumahmu untuk sementara waktu?” Rarara tersenyum canggung, dan berkata sambil menatap adiknya.

Mana mungkin dia tidak tahu, Vero ingin menghindar.

Tetapi keluar dengan membawa harapan Bibi Kedua selama bertahun-tahun, bagaimana bisa dia kembali dengan tangan kosong.

Oleh karena itu, bagaimanapun juga dia harus mengawasi Vero, pasti tidak boleh membiarkan Vero menghilang dari pandangannya.

Vero mendesah tak berdaya, hanya bisa mengangguk menyetujuinya.

Untung saja villa rumahnya adalah villa duplex dengan tiga tingkatan, masih banyak kamar kosong, sehingga tidak takut tidak ada kamar untuk ditempati Rarara.

“ Tarot, rumah kamu kelihatannya lumayan mewah, seharusnya kamu orang kaya bukan?”

Setelah pulang ke rumah, Rarara berkeliling di dalam rumah, dan bertanya penasaran.

“Bukan aku, pacarku yang kaya, rumah ini juga milik dia.” Vero sedang menyeduh teh, mendengar perkataan Rarara, dia pun menjawab.

Rarara tertegun, lalu berkata "Tak disangka kamu sudah punya pacar, oh iya, tadi kedua penjaga rumah itu sepertinya memanggilmu nyonya muda, jangan-jangan gedung tinggi itu juga punya pa… pacar kamu?”

Sudah lama tidak masuk ke dalam Dungeon, ada beberapa kosakata yang Rarara merasa asing tetapi menarik.

Vero mengangguk, dan dia berkata dengan bangga "Pacarku adalah pria yang paling baik, dan paling unggul di dunia ini. Gedung tinggi itu namanya Gedung Sky, adalah aset di bawah namanya!”

“Gedung Sky?”

Rarara mengangguk dengan penuh pikiran, lalu berkata "Tetapi seunggul apapun pacarmu, dia juga hanya orang dari Dungeon, jika ke depannya kamu kembali ke Keluarga Ra, kamu akan menyadari, orang kaya sama sekali tidak ada apa-apanya di tempat kita, pada saatnya nanti mungkin….”

Rarara tidak menyelesaikan sisa kalimatnya, tetapi Vero bisa menebaknya.

Ekspresi Vero menjadi tidak bagus, tetapi dalam hatinya sangat teguh, yaitu bagaimanapun juga, tidak peduli menghadapi kesulitan seperti apa, dia tetap tidak akan berpisah dengan Desta!

Sementara itu, di Pulau Star Sky.

Desta yang telah bermeditasi di pulau selama tiga bulan, akhirnya membuka matanya.

Ketika matanya terbuka, ada dua berkas sinar pedang tajam yang terlintas di dalam matanya, ruangan batu yang awalnya sudah dipenuhi oleh bekas goresan pedang, seketika meletus.

Di tengah kesedakan debu, Desta berlari keluar dengan terhuyung sambil mendekap hidungnya, lalu duduk di mulut gua bawah tanah dan bernapas terengah-engah.

“Kenapa ini? Kenapa meletus?”

Desta tahu dirinya mendapat banyak sentimen di dalam masa ini, tetapi dia sama sekali tidak menyangka, sentimen hasil meditasinya, bahkan lebih hebat daripada tetua Keluarga Chu yang berlatih pedang itu.

Sehebat apapun tetua itu, juga hanya meninggalkan bekas putih di dinding ruangan batu.

Namun dirinya, langsung meledakkan keseluruhan ruangan batu itu.

Untung saja tembok di antara ruangan batu dan gua bawah tanah ini lumayan tebal, meskipun ruangan batu sudah hancur, tetapi tidak berpengaruh pada gua bawah tanah, papan roh dari para pendahulu Keluarga Chu masih berdiri tegak dengan utuh di sana.

Jika papan roh hancur, maka pada dasarnya dia adalah orang berdosa dari Keluarga Chu.

Setelah duduk di tanah untuk sesaat, akhirnya Desta pulih kembali. Kemudian, rasa kelaparan yang tak tertahankan pun muncul dari dalam perutnya.

“Sialan, sudah berapa lama aku bermeditasi?”

Desta berkata dengan wajah bingung. Lalu dia berlari ke pojokan, dan melihat kantong yang dia buang sebelumnya masih ada di sana. Kantong itu berisikan buah-buah langka.

Selain itu, di dalam gua bawah tanah berhawa kering, tetapi buah di dalam kantong itu bahkan tidak rusak.

Desta bergegas mengeluarkan beberapa buah yang masih segar, dan memakannya. Dia memakan tujuh atau delapan buah berturut-turut, dan rasa kelaparan yang tak tertahankan itu akhirnya mereda.

“Huh… malapetaka, belum tentu adalah kemalangan!”

Desta mendesah, lalu dia langsung melonjak ke atas dari gua bawah tanah.

Kembali ke altar pengorbanan yang sebelumnya, di sekitar altar pengorbanan sudah dipenuhi dengan serpihan tentara tengkorak. Bisa dilihat betapa sengitnya pertempuran sebelumnya, tidak tahu apakah Kakak Pertama dan Kakak Keempat terluka atau tidak.

“Tidak tahu sudah berapa lama, kompetisi penerus seharusnya sudah berakhir bukan?”

Sambil bergumam, Desta berjalan ke arah kedatangannya menurut ingatan.

Namun, baru saja dia melangkah keluar dari altar pengorbanan, ada tentara tengkorak yang bangkit kembali dari medan perang di sebelah, dan menyerbu ke arah Desta sambil berteriak serak.

Kali ini, Desta sama sekali tidak gelisah.

Kalaupun buah langka sudah dimakan semuanya, dia juga sama sekali tidak peduli.

Desta merogoh sebatang ranting kering dari dalam sakunya, dan melemparkannya dengan santai.

Ranting kering itu awalnya akan jatuh ke tanah, tetapi tiba-tiba mengambang di udara.

Desta merapatkan kedua jarinya membentuk pedang jari, dan berkata datar "Pergi.”

Seketika, ranting kering itu bagaikan hidup, dan langsung melesat pergi.

Hanya beberapa putaran saja, para tentara tengkorak yang bermaksud melukai Desta, semuanya ditembus oleh ranting kering, menjadi serpihan tulang yang berserakan di tanah.

Beriringan dengan langkah maju Desta, tentara tengkorak yang bangkit kembali menjadi semakin banyak, bagaikan gelombang pasang tengkorak yang berkumpul dari segala arah, ingin melahap Desta.

Tetapi Desta tetap tenang, dia memungut beberapa potongan bilah di tanah, dan melemparnya keluar.

Seketika, semua bilah bagaikan dianugerahi dengan roh, dan melayang di sisi Desta. Di bawah arahan pedang jari Desta, semua bilah melesat pergi menghancurkan para tentara tengkorak.

Phom, phom, phom!

Bilah menembus badan tentara tengkorak.

Di sisi Desta seolah-olah bertambah beberapa buah bulldozer yang berskala besar, dengan berpusat pada Desta, semuanya menghimpit ke empat arah.

Hanya dalam waktu singkat, semua tengkorak yang menyerbu ke arah Desta berubah menjadi serpihan tulang. Dalam lingkup beberapa meter dari Desta, tidak ada satupun tentara tengkorak.

Cakra.

Salah satu dari sentimen hasil meditasi Desta di ruangan batu.

Ketika dia melihat tetua Keluarga Chu yang sedang berlatih pedang, sebenarnya tetua itu hanya menggerakkan tenaga dalam ke dalam bilah, lalu melontarkannya dengan bentuk pedang qi.

Tetapi Desta merasa, perubahan dari teknik serangan ini, tidak memiliki arti yang besar, dan kekuatannya juga rendah sekali.

Tetua Keluarga Chu itu setidaknya mengibaskan puluh ribuan pedang di dalam ruangan batu.

Namun, apa gunanya? Hanya meninggalkan bekas di dinding batu saja, kalah jauh dibanding dengan pedang qi yang dia keluarkan ketika meditasinya berakhir.

Desta berpikir, senjata seperti pedang, dari dahulu kala adalah yang paling disukai oleh para kesatria pengembara, bahkan dijuluki dengan raja di antara para senjata.

Jika pedang ada di dalam tangan, tetapi hanya bisa menghasilkan efek seperti itu, benar-benar menodai nama kesatria pedang.

Di tengah kelinglungan, Desta langsung menggapai pedang qi melalui jarinya, seketika dia pun memiliki sentimen baru, tetapi sentimen itu hanya melintas sekilas dalam benaknya, lalu menghilang.

Demi mencari kembali sentimen itu, dia menghabiskan waktu sebanyak tiga bulan lamanya.

Saat ini, benar bahwa Tuhan mengasihi orang yang berteguh hati, akhirnya dia menangkap sentimen itu, dan mencapai pada tingkatan ‘sword intent’ yang luar biasa.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu