Mendadak Kaya Raya - Bab 485 Tiba Di Segitiga Bermuda

Permukaan laut yang tak berujung hanya memiliki ombak yang terus bergelombang mengikuti hembusan angin laut.

Di wilayah yang disebut "Tanah Kematian" ini, tampaknya tidak banyak hidup makhluk hidup di sana, bahkan tampak tidak ada burung yang terbang di langit, juga tidak ada ikan yang berenang di laut.

Hanya suara ombak yang bergema di telinga, terdengar kesepian, senyap dan tidak wajar.

"Apa ini segitiga bermuda?"

Tanya Hanta, setelah dia juga keluar dari kamar dan berjalan ke samping Desta.

Desta mengangguk, meskipun dia belum pernah ke tempat seperti itu. Tapi sejak kapalnya berhenti di tempat ini, pasti ada alasan dibaliknya.

"Para peserta yang terhormat!”

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara kapten kapal dari speaker kapal pesiar.

“Kita sudah sampai di tujuan perjalanan kita ini. Mohon kalian tunggu sebentar, kita akan segera masuk ke segitiga bermuda!”

Mendengar ini, banyak keturunan dari keluarga Chu di kapal yang menunjukkan ekspresi penasaran, bertanya-tanya bagaimana kapal pesiar itu akan memasuki daerah misterius itu.

Pada saat ini, ada peluit keras di kejauhan, dan Desta melihat kapal pesiar raksasa yang sama mewahnya, yang mana geladaknya juga sama sesak penuh banyak orang.

Di kapal pesiar itu, yang duduk di sana seharusnya adalah keturunan keluarga Chu lainnya yang lolos ke tahap uji coba babak kedua.

Desta memicingkan mata, dia melihat wajah yang cukup dikenalnya di ujung kapal itu.

“Kakak pertama!!”

Desta tiba-tiba melambaikan tangan ke arahnya.

Benar sekali, orang yang dia lihat adalah kakak laki-lakinya, Rasta.

Pada saat ini, Rasta juga melihat Desta, dia tersenyum tipis dan melambaikan tangan ke Desta juga.

Kakak adik itu sudah lama tidak bertemu, jadi wajar saja jika banyak yang ingin mereka bicarakan. Namun, sekarang mereka belum memasuki Pulau Star Sky, jadi sementara ini tidak terlalu nyaman untuk bicara bersama. Sehingga Desta pun mencoba menahan riang dan semangat dalam dirinya.

Segera, kedua kapal pesiar menyesuaikan arah mereka dan mendekati segitiga bermuda secara berurutan satu per satu.

Saat mereka semakin dekat ke segitiga bermuda yang ditandai di peta, hati para ahli bela diri di kapal itu termasuk Desta bergetar pada saat yang bersamaan.

Perasaan yang sangat aneh, sulit untuk mengatakan apakah itu respon yang wajar terhadap bahaya yang akan dihadapi. Tapi Desta selalu merasa kalau perjalanan ini tidak sesederhana kelihatannya. Bahkan terasa sedikit berbahaya.

“Tuan muda kedua, menurut anda kenapa kita semua bisa masuk ke segitiga berdua dengan aman?” tanya Hanta yang terlihat tegang. Dia terus melihat ke sekelilingnya seolah takut tiba-tiba kapal pesiar ini akan menabrak ‘dinding udara’ yang tak terlihat, lalu kapalnya akan hancur dan orang-orang akan mati.

Desta tersenyum lalu berkata, “Aku mana mungkin tahu tentang ini. Tapi jika segitiga bermuda adalah wilayah segitiga terlarang seperti legendanya. Mungkin kita sudah menemukan sebuah celah kecil agar kita bisa memasuki tempat itu dengan aman.”

"Seharusnya begitu."

Hanta mengangguk, tapi tidak bisa menahan diri menelan ludahnya.

Waktu terus berlalu, ketika kapal pesiar sudah sampai di area kematian yang diakui oleh semua orang, kapal ini malah terus bergerak maju dengan masih utuhnya.

Setelah bergerak maju selama sekitar sepuluh menit, semua orang hanya merasa kalau pemandangan di depan mereka tiba-tiba berubah.

Dari langit cerah tak berawan, area laut yang luas dengan langit biru. Tanpa ada peringatan tiba-tiba awan gelap menutupi seluruh tempat ini, ombak besar laut lepas ini pun terlihat sangat menakutkan.

"Sial, apa ini !!"

Kapal pesiar berguncang hebat, dan gulungan air hitam yang tinggi melesak menyerang dek kapal pesiar.

Beberapa keturunan dari keluarga Chu tidak siap dan langsung tersapu ombak jatuh dari kapal hingga masuk ke dalam air laut yang deras.

"Cepat selamatkan yang lain!”

Desta selalu waspada dan hati-hati. Saat pertama kali ombak datang, ia meraih Hanta dengan satu tangan dan langsung berpegangan pada pagar pembatas dek agar tidak tersapu ombak.

Sekarang akhirnya dia bisa menstabilkan langkahnya, lalu dia langsung berteriak pada orang-orang di sekitarnya.

Meskipun orang-orang ini adalah lawannya ketika mereka tiba di Pulau Star Sky, tapi sebelum itu, mereka semua ini adalah anggota Keluarga Chu, saudara dan saudari dari garis keturunan yang sama.

Keluarga Chu bisa menjadi keluarga nomor satu di dunia, bukan hanya karena intrik dan konflik di dalamnya.

Jika satu sama lain tidak tahu bagaimana saling membantu dalam menghadapi krisis dan masalah, maka keluarga Chu tidak akan bisa sampai berada di posisi sekarang ini.

Begitu anggota Keluarga Chu lainnya berjuang untuk berdiri dengan stabil mendengar ucapan Desta ini, mereka tanpa ragu langsung mengeluarkan pelampung dan tali dari kabin, bersiap melemparkannya ke laut untuk menyelamatkan yang lainnya.

Tapi yang membuat mereka merasa ketakutan adalah...

Keturunan keluarga Chu dari keluarga terpisah yang baru saja menjulurkan kepala keluar dari ombak lautan, dan masih ada kesempatan untuk diselamatkan.

Tapi sayangnya, tiba-tiba muncul sebuah baskom besar berdarah yang muncul dari dalam air hitam, lalu menggigit mereka dan menyeretnya ke laut yang dalam.

Pada saat itu, tatapan mata putus asa keturunan Chu keluarga terpisah itu langsung terpatri di benak semua orang, terus melekat dan tak kunjung pergi.

“Sebenarnya...sebenarnya apa yang sedang terjadi?!”

Semua orang tercengang, dalam sekejap mereka langsung panik dan tidak tahu harus berbuat apa.

Pada saat kritis dan penting ini, Desta berteriak ke sekelilingnya, “Semuanya segera kembali ke kamar kalian, angin dan ombak ini terlalu besar. Tidak aman jika berdiri terus di dek kapal!”

“Benar, semuanya ayo cepat pergi!”

Arta ikut berteriak.

Begitu mendengar ini, semua orang pun dalam sekejap merespon.

Orang-orang yang ada di dek kapal pun langsung dengan segera kembali ke kamarnya masing-masing. Ketakutan yang telah bertahan di hati mereka perlahan menghilang.

Desta dengan wajah muramnya langsung berlari masuk ke ruang nahkoda.

Dia adalah tuan muda kedua keluarga Chu, jadi tidak ada yang berani menghentikannya.

Begitu masuk paksa ke dalam ruang nahkoda, Desta melihat pria tua yang berdiri di tengah dengan wajah tenang.

Orang ini adalah kapten kapal pesiar ini.

"Mengapa kamu tidak mengingatkan semua orang bahwa daerah ini bisa sangat berbahaya ?!"

Desta melangkah maju dan bertanya dengan keras.

Orang tua itu menoleh lalu menatap Desta dan berkata dengan tenang, "Tuan muda kedua, kamu di sini untuk mengikuti kompetisi, bukan untuk bepergian atau jalan-jalan. Daerah ini disebut area kematian, tentu ada alasannya. Aku tidak mengerti apa hal bagus yang bisa dilihat di tempat ini, sampai segerombol orang itu semuanya berdiri di dek kapal. Sekarang begitu hal buruk terjadi, kenapa malah bertanya kepada pria tua sepertiku dengan emosi?”

“Kamu kan jelas-jelas bisa mengingatkan semua orang!”

Desta tahu pria tua itu benar, tapi tetap saja ini terlalu tidak berperasaan.

"Tuan muda kedua!"

Pria tua itu menyipitkan matanya dan menatap dingin ke arah Desta, "Apa kamu berharap di masa depan ketika lawanmu mengayunkan pisau padamu, perlu untuk mengingatkanmu untuk berhati-hati dan mengamankan diri?”

"Ketika memasuki segitiga bermuda, maka ujian telah dimulai. Saya tidak memiliki kewajiban untuk menjaga keselamatan kalian semua. hidup atau mati, semuanya itu akan berhubungan erat dengan setiap langkah yang kalian pilih.”

“Seperti tadi ini, ada orang yang tersapu ombak dan dimakan monster laut. Tapi juga ada orang yang dari awal memilih tidak keluar dari kamar. Mereka sekarang aman dan selamat, apakah semua itu karena saya diam-diam memberitahu mereka kalau tempat ini berbahaya?”

Begitu mendengar ucapan ini, Desta tertegun dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Memang benar seperti apa yang dikatakan oleh kapten kapal. Hidup dan mati yang sebenarnya, hanya diri sendiri yang bisa mengendalikan. Langkah selanjutnya entah hidup atau mati, semuanya terkait erat dengan setiap keputusan yang dibuat sebelumnya.

"Baiklah aku mengerti, maaf telah mengganggumu!"

Desta membungkuk memberi salam pada pria tua itu, lalu berbalik dan meninggalkan ruang nahkoda.

Begitu kembali ke kamar, Desta mandi, berganti pakaian bersih, dan tetap di kamar tanpa bergerak sedikitpun.

Melalui jendela kamarnya, dia bisa melihat laut di luar yang masih hitam dan bergelombang, dengan awan gelap di langit disertai kilat dan guntur.

Pemandangan ini seolah sama seperti kiamat, akhir dunia.

Tapi yang membuatnya merasa aneh adalah, padahal jelas-jelas selisih jaraknya hanya sedikit, tapi kenapa laut di luar tempat ini begitu tenang dan bahkan tidak ada jejak gelombak ombak sedikitpun?

Mungkinkah benar-benar ada dinding udara tak terlihat yang menghalangi pandangan mereka?

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu