Mendadak Kaya Raya - Bab 373 Sulit Mengendalikan Diri

“Rosimin…”

Desta sedikit terbengong, lalu langsung merinding di tempat.

Dengan bentuk tubuh Rosimin yang setinggi seratus sembilan puluh sentimeter, semua jubah akan terkesan pendek apabila dikenakan pada tubuhnya, apabila berjalan masih akan terdengar suara gesekan, kemungkinan besar jubah tersebut akan robek karena terlalu sempit !

Apabila orang seperti ini yang berjalan di dalam gang kecil kegelapan, rasanya memang menyeramkan sekali !

“Kelihatannya kamu sudah bisa membayangkannya.”

Lalisa sudah menyadari reaksi Desta, lalu berkata dengan nada manja.

“Percayalah padaku, penilaian aku selalu tepat, kamu harus tahu, aku sendiri adalah koreografi dari semua tarian untuk Black Pink, aku bisa menilai dengan tepat mengenai aura Rose dan Jisoo untuk memilih tarian yang cocok dengan mereka.”

“Saat pulang negeri pada malam tadi, pesawat akan menyiarkan berbagai informasi yang berhubungan dengan negara Summer ketika mulai masuk ke kawasan negara Summer dan juga akan memperkenalkan negara Summer dengan siaran singkat, kebetulan di dalamnya sedang menyiarkan artikel yang berjudul 《Hujan Lampau》.”

“Saat itu aku langsung fokus mendengarnya, di dalam otak pemikiranku sudah muncul sebuah adegan secara dasar, namun tetap saja tidak terbayang siapakah yang cocok dalam memerankan pria yang memegang payung kertas dan terkesan kesepian itu.”

“Namun setelah bertemu denganmu di hari ini, gambaran bayangan pria yang berada di dalam otak pemikiranku menjadi semakin jernih !”

Lalisa mengatakan isi pemikirannya dengan sekaligus.

Desta diam-diam mendengarnya, dia merasa salut sekali dengan otak gadis ini yang begitu encer, gadis ini bahkan dapat kepikiran berbagai hal ini hanya dengan mendengar sebuah artikel.

Satu jam kemudian, Kak Ding tertawa dengan keras, dia berlari keluar dengan tangan yang memeluk sebuah jubah berwarna hijau.

Dia buru-buru berjalan ke hadapan Desta, lalu mengulur tangan untuk menarik baju Desta, sambil menarik sambil berteriak :”Cepat, cepat, coba dulu baju ini !”

Jantung Desta berdetak kencang karena tindakannya yang datang secara tiba-tiba, lalu buru-buru menjerit dengan panik :”Aku bisa buka sendiri, kamu jangan menarik celanaku, tolong !”

Belasan menit kemudian, Desta berjalan keluar dari kamar pas dengan reaksi terhina, dia telah mengenakan jubah panjang hasil rancangan Kak Ding, di bawah kakinya tetap saja mengenakan sepasang sepatu kain.

Kak Ding dan Lalisa langsung terbengong kaget setelah melihat Desta yang berpenampilan demikian.

Desta masih ingin menanya bagaimana pendapat mereka, namun setelah melihat reaksi kedua wanita tersebut, dia malah beranggapan bahwa bajunya telah terjadi masalah, dia berbalik badan dan berjalan ke depan cermin, pada saat mengangkat kepala dan menatap paparan cermin, dirinya sendiri juga terbengong kaku !

Pada saat ini, orang yang muncul di dalam paparan cermin tersebut bukan tuan muda Gedung Sky lagi.

Tentu saja juga bukan tuan muda dua keluarga Chu.

Pastinya juga bukan menantu murahan keluarga Chen yang terhina oleh semua orang.

Sepertinya dia sendiri juga tidak pernah melihat orang yang berada di dalam paparan cermin, namun dia malah merasa sangat mengenal dengan orang tersebut, orang tersebut sedang berdiri nyata di hadapan cermin ini, Desta juga dengan refleksnya mengelus pada wajahnya sendiri.

Mengapa ? Orang yang berada di paparan cermin ini memang dirinya sendiri, namun mengapa dia merasa asing dengan orang tersebut.

Raut wajah orang tersebut sangat indah, tatapan matanya sangat datar namun juga terkesan dalam, alisnya yang panjang sedang memperlihatkan kesan ketajaman.

Tubuhnya mengenakan setelan jubah panjang berwarna hijau, pakaian tersebut membuat Desta berubah dari seorang tuan muda perkotaan menjadi seorang kaum cendekiawan yang sedang mengkhawatirkan masa depan dan negara, seolah-olah kaum yang datang dari zaman sejarah.

“Ya ampun, sempurna sekali !”

Pada saat ini, suara Kak Ding yang penuh dengan nada kaget mulai muncul di belakang badannya.

Desta membalikkan badan dan menatap Lalisa yang masih terbengong, lalu menarik sudut bibir dan tersenyum sekilas.

Pada seketika itu, tubuh Lalisa merinding sejenak, sepertinya hatinya telah tertabrak erat oleh sesuatu yang sangat menyesakkan, dia langsung mengalihkan tatapannya, wajahnya juga merona merah bagaikan buah apel yang telah matang.

“Lalisa, penilaian kamu memang tepat sekali, aku kali ini benaran salut padamu !”

Kak Ding masih belum menyadari kejanggalan Lalisa, saat ini dia sedang mengelilingi sisi Desta, kadang kalanya meraba pada bagian pundaknya dan kadang kalanya menepuk pada bagian bokongnya, tindakan ini membuat Desta merasa sangat tidak nyaman, seolah-olah dirinya adalah tuan gigolo yang menanti simpanan nyonya kaya.

Namun apabila dipikirkan kembali, biasanya bawahannya memang menyapa dirinya dengan sebutan “tuan muda kedua”.

Jangan-jangan semua ini sudah ditakdirkan ?

Desta merasa sangat bersedih hati.

Beberapa saat kemudian, Lalisa selesai meredakan emosionalnya, dia mengeluarkan sebuah kacamata bulat yang berbingkai hitam dari ruangan di sampingnya, lalu mengenakannya pada batang hidung Desta, akhirnya baru menyuruh Kak Ding merapikan gaya rambut Desta lagi.

Setelah itu, sebuah wajah yang indah dan rapi muncul di hadapan dua wanita tersebut, Lalisa dan Kak Ding terus melontarkan kata-kata pujiannya.

“Lelaki yang memegang payung kertas sudah ditetapkan, selanjutnya adalah merancang baju untuk Lalisa.” Kak Ding menarik tatapan yang melekat pada tubuh Desta dengan hati yang tidak tega, lalu berkata kepada Lalisa yang berdiri di samping.

Lalisa tersenyum dan mengangguk, lalu mengucapkan terima kasih kepada Kak Ding.

Kak Ding melambaikan tangan dengan tampang tidak berkenan, lalu langsung menyelinap lagi ke dalam ruangan menjahit, setelah itu mulai menggunting kain dengan gaya serius.

Dikarenakan telah memiliki pengalaman dalam merancang pakaian Desta, kali ini Kak Ding cenderung lebih lancar dalam merancang pakaian Lalisa, tidak mencapai waktu satu jam, dia sudah keluar dengan membawa sebuah gaun modern.

Desta merasa sedikit kaget setelah melihat gaun yang berwarna merah terang tersebut.

“Seandainya seorang gadis yang bagaikan bunga cengkih, bukannya harus menyesuaikan dengan warna bunga cengkih ya ?” Desta bertanya dengan reaksi kebingungan.

Kak Ding melototnya dan berkata dengan nada kesal :”Kamu tahu apanya, gadis bagaikan bunga cengkih itu mengibaratkan aura seseorang, bukan warna pakaian, dari segi aura dan pesona, Lalisa pasti bisa mengendalikannya dengan sebaik mungkin, tidak akan mempengaruhi kamu yang sebagai pria tampan sedunia !”

“Lagi pula, warna merah menandakan kegairahan yang membara dan akan lebih menarik perhatian seseorang, dikarenakan suara Lalisa yang sangat indah, sehingga kata kunci pada dirinya selalu berhubungan dengan kata ‘pendiam’, ‘penurut’, atau ‘bidadari’.”

“Pada kali ini, apabila Lalisa dapat memperlihatkan penampilan yang tidak pernah muncul, akan menampakkan kesan pesona yang bertolak belakang, hasilnya pasti sangat sempurna dan tidak dapat terbayangkan !”

Desta mengangguk setuju setelah mendengar demikian.

Dia tidak ahli dalam bidang ini, sehingga hanya bisa mengikuti permintaan mereka saja, apabila Lalisa dan Kak Ding memiliki rencana sendiri, dirinya tentu saja tidak akan komentar apapun lagi.

Tidak lama kemudian, Lalisa berjalan keluar dari kamar pas dengan mengenakan gaun merah tersebut, jahitan gaun tersebut membuat lengkungan tubuh Lalisa menjadi tampak jelas, tenggorokan Desta menjadi panas dan kering setelah melihatnya, kedua bola matanya terus melekat pada tubuh Lalisa.

Apalagi beberapa bagian tubuh Lalisa yang sangat menonjol, saat ini kesannya sangat menggodakan.

Lalisa menyadari tatapan Desta yang terus melekat pada tubuhnya, dia menjadi tersipu dan menunduk kepalanya, bagaimanapun ini pertama kalinya dia mengenakan pakaian seperti ini.

Gaun tersebut memiliki rancangan yang sangat bertentangan, gaun tersebut memperlihatkan aura elegan yang hanya dimiliki oleh seorang wanita mulia, namun juga memperlihatkan kesan menggodakan yang sulit tertahan.

Khususnya celah pada bagian bawah gaun yang terpotong tinggi, pada saat Lalisa sedang melangkah kakinya, pahanya yang panjang dan mulus akan kelihatan secara samar, membuat orang yang menatapnya menjadi semakin gairah dan sulit mengendalikan diri.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu