Mendadak Kaya Raya - Bab 505 Mengobati Luka

Pada saat selesai berbicara.

Desta membacakan sesuatu di dalam hatinya.

Setelah itu Kusanagi langsung menimbulkan suara yang tajam, ujung pedangnya menunjuk secara langsung kepada pimpinan Shadow Fox.

Pimpinan Shadow Fox tidak yakin juga apakah teknik yang digunakan oleh Desta adalah Cakra, sehingga langsung menjerit dengan kuat :”Bentuk susunan peperangan!”

Strategi yang digunakan pada saat ini adalah susunan peperangan yang digunakan untuk menyerang Rarara pada barusan, kali ini mereka langsung mengerumuni Cakra.

Tujuh buah senjata melayang keluar dari lengan bajunya, senjatanya menumpuk jadi satu dan menyerang ke arah Kusanagi.

Akan tetapi, bagaimanapun Kusanagi hanya sekedar sebuah pedang yang berukuran kecil, sehingga hanya berputar sekali saja sudah berhasil meloloskan diri dari serangan tersebut, setelah itu Kusanagi langsung melayang berputar di pertengahan langit dan menusuk ke dalam tubuh salah seorang anggota Shadow Fox.

“Si enam!”

Pimpinan Shadow Fox menjerit kuat.

Namun setelah, suara menusuk dalam daging tubuh mulai muncul secara bergiliran.

Pergerakan Kusanagi yang melayang di pertengahan langit menjadi semakin cepat, setelah itu mulai menusuk ke dalam jantung para anggota Shadow Fox yang masuk belum sempat menyadarinya, sehingga darah juga menyembur di sana sini.

Beberapa saat kemudian, dari semua anggota Shadow Fox tersebut hanya menyisakan pimpinan Shadow Fox saja yang masih hidup, sisa anggota lainnya telah tergeletak di lantai dan kehilangan nafas terakhirnya.

“Kamu…ternyata kamu memang bisa menggunakan Cakra?”

Pimpinan Shadow Fox melotot bulat kedua matanya, lalu berkata dengan tampang sulit percaya.

Desta tersenyum lebar dan melambaikan tangannya, setelah itu Kusanagi diam-diam jatuh ke dalam tangannya, kesannya bahkan lebih turut daripada anjing pelihara.

“Dengan sikap kalian yang suka merendahkan orang lain, buat apa menegak hukum, mending cari mati saja?” Desta tersenyum sinis, lalu menggenggam Kusanagi dan berjalan ke hadapan pimpinan Shadow Fox, setelah itu berkata dengan nada dingin : “Cepat bilang, mengapa kalian mau menangkap Vero?”

“Vero?”

Pimpinan Shadow Fox terbengong sejenak, setelah itu langsung menyadari kembali :”Maksudmu nona Tarot ya?”

“Hahaha, meskipun orang hebat seperti dirimu sudah begitu berusaha menolongnya, tetapi malahan tidak tahu identitas aslinya ya?”

“Aku hanya bisa kasih tahu kamu, dia seharusnya tidak boleh hidup di dunia ini, jika tidak, pasti akan membawa bencana yang besar untuk dunia ini, meskipun kami ingin membunuhnya, tetapi sebenarnya tujuan dari kami adalah menyelamatkan dunia ini.”

“Menyelamatkan dunia?”

Tatapan mata Desta menjadi semakin seram "Seandainya menyelamatkan dunia ini harus dengan cara membunuh seorang gadis yang lemah lembut, maka dunia yang hancur ini juga tidak perlu diselamatkan lagi!”

“Kasih tahu atasan kalian, Vero adalah wanita milik Desta, asalkan aku masih hidup di dunia ini, maka tidak ada yang bisa menyakitinya, termasuk Don Ranjo sialan yang kamu katakan barusan!”

“Kalau dia berkomentar apapun, suruh dia yang datang mencariku saja!”

Setelah selesai berkata, Desta mulai melambaikan Kusanagi yang berada di tangannya.

“Aaa!”

Pimpinan Shadow Fox menjerit drastis, ternyata lengan kirinya telah menghilang, darahnya juga terus mengalir.

Dia melirik Desta dengan tatapan ketakutan, lalu berbalik badan dan menyelinap ke dalam malam kegelapan.

Pada saat ini, Desta melangkah cepat ke hadapan Rarara, lalu berkata dengan nada terima kasih : “Kamu bagaimana? Parah?”

Namun Rarara malahan terus melotot Desta dengan tatapan terpesona.

Dengan kata lainnya, sejak Desta mulai mengendalikan Kusanagi milik dirinya dan berjalan perlahan-lahan di bawah cahaya bulan, tatapannya yang sedang melekat di tubuh Desta sudah tidak dapat dialihkan lagi.

“Kamu…siapa sebenarnya?”

Rarara bertanya.

“Aku Desta, Vero seharusnya pernah memperkenalkan namaku kan?”

Desta menjawab.

“Bukan, maksudku, kenapa kamu bisa….Aaa!’

Rarara sudah menjerit kaget sebelum melontarkan kata Cakra.

Saat ini Desta bahkan telah memeluk seluruh tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam villa.

“Kamu, kamu lepaskan aku!”

Wajah Rarara telah merona merah, tatapannya juga semakin panik.

“Kamu sudah terluka.”

Desta tidak menatapnya, lanjut berkata dengan nada serius : “Aku barusan melihat lukanya, senjata mereka membawa racun, meskipun sifatnya lambat, namun pastinya akan membawa pengaruh buruk apabila tidak lekas diobati, kamu jangan bergerak, aku membawamu pergi mengobati lukanya!”

Pada pertengahan pembicaraan, dia sudah memeluk Rarara dan berjalan masuk ke dalam villanya.

Meskipun Vero dan Citra sedang bersembunyi di lantai dua, namun mereka selalu memperhatikan pergerakan di lantai bawah, sehingga apabila melihat Desta yang sedang memeluk Rarara ke lantai dua, mereka juga tidak akan salah paham.

“Vero, kamu mengambil air panas dulu, aku mau mengurus luka Rarara!”

Desta berkata dengan nada mendesak.

“Baik, aku langsung pergi!”

Vero masih belum sempat terharu karena Desta yang telah menolongnya dengan tepat waktu, sudah buru-buru berlarian ke kamar mandi untuk mengambil air panas.

Saat ini luka Rarara masih belum teratasi, sehingga masih bukan saatnya melegakan hati.

Setelah masuk ke kamar sendiri, Desta meletakkan Rarara ke atas kasurnya dengan gerakan berhati-hati.

Pada seluruh prosesnya, wajah Rarara yang mulus telah kemerahan seutuhnya, dia memejamkan kedua matanya dan sama sekali tidak berani membukanya.

Setelah Vero menuangkan air panas ke dalam kamar, Desta langsung berkata :”Vero, kamu telepon paman Ding dulu, suruh dia memerintahkan satu tim bodyguard untuk mengawasi tempat ini, sebelum bodyguard yang baru tiba di tempat, kak Cit kamu ke lantai bawah dulu untuk memperhatikan keadaan.”

“Apabila ada yang datang menyerang, kamu langsung memberitahuku, jangan bertarung dengan mereka!”

“Aku mengerti!”

Citra mengangguk, lalu berbalik badan dan meninggalkan tempat.

Vero juga tidak banyak menunda, setelah itu dia langsung menjalankan perintah Desta.

Pada tempat ini, dia adalah satu-satunya orang yang tidak berkemampuan bertarung, dia tidak dapat membantu Desta mereka pada saat bertarung, sehingga hanya bisa lebih rajin lagi dalam urusan kecil seperti ini.

Dengan demikian, di dalam kamar tersebut hanya menyisakan Desta dan Rarara saja.

“Des…Desta, kamu mau buat apa?”

Setelah menyadari tangan Desta yang sedang memegang tali pinggangnya, Rarara sangat panik dan berkata dengan nada gemetaran.

“Luka kamu di bagian belakang pinggang, jadi mesti melepaskan celana untuk memperhatikan semua lukanya, tenang saja, aku termasuk setengah orang dokter, dalam pandangan dokter, pasien tidak membedakan pria atau wanita, kamu tidak perlu banyak berpikir.”

Pada pertengahan pembicaraan, Desta sudah membalikkan badan Rarara dan mengulur tangan untuk menarik celananya.

Namun sayangnya, dikarenakan tidak berhati-hati dalam mengendalikan tenaganya, sehingga Desta terlanjur menyeret semua celana pendek dan celana dalam Rarara.

Pada seketika ini, dua garis lengkungan yang indah langsung terpapar di depan mata Desta.

“Puu ----“

Hidung Desta menjadi panas dalam seketika, darah mimisan juga langsung mengalir keluar dari hidungnya.

Rarara diam-diam melirik lelaki tersebut, setelah itu langsung emosi geram dan memaki di dalam hati : “Sialan, dokter apanya, ujung-ujungnya tetap saja seorang pria mesum!”

Namun saat ini tubuhnya sudah terlanjur dilihatnya, tidak ada gunanya lagi apabila ulang mengenakan celananya.

Dengan membawa pemikiran pasrah segalanya, Rarara akhirnya memendamkan kepala ke dalam bantal dan memilih untuk pura-pura tidak melihatnya.

Desta mengelap darah mimisan di hidungnya dengan tampang canggung, lalu tersenyum dan berkata :”Maaf ya, terlalu kuat menyeretnya.”

“Diam!”

Rarara menjerit dengan kuat : “Kamu cepat mengurus lukaku, kalau sampai Tarot yang melihat adegan ini, siap-siap saja kamu menjelaskannya nanti.”

Desta langsung menyadari kembali setelah mendengar demikian.

Benar sekali, Vero hanya sekedar pergi menelepon paman Ding dan dapat kembali ke kamar di kapan saja, saat ini dirinya mesti mempercepat gerakannya, apabila membiarkan Vero yang melihat adegan saat ini, dia pastinya akan salah paham!”

Setelah berpikir demikian, Desta mengeluarkan kotak pengobatan dari laci di sampingnya, lalu bersiap-siap untuk mengobati luka Rarara.

Namun sayangnya, ketika Desta sedang bersiap-siap untuk beraksi, permasalahan yang baru malahan muncul kembali!”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu