Mendadak Kaya Raya - Bab 285 Pemandangan Dalam Mimpi

"Bajingan, cari mati ya!”

Camila melepaskan tangan Desta dengan satu telapak tangan lalu ketika dia hendak mengejarnya, dia menyadari sesuatu yang memalukan, bola cahaya di telapak tangan Desta tadi telah menghancurkan bajunya.

Bagian yang begitu indah di dadanya terekspos keluar, membuat dirinya menggigil terhembus angin laut.

"Desta, beraninya kamu melakukan ini padaku, cari mati kamu!"

Dia berjongkok dengan cepat, matanya yang indah berkedip, lalu tampak air mata di sudut matanya.

"Hei, kamu baik-baik saja kenapa tiba-tiba mau menangis begitu? Akulah yang dipukuli. Aku baru saja mulai melawan. Kamu ini namanya menipu!” Desta panik dan tidak bisa menahan diri untuk berkata dengan suara keras.

Dialah yang jadi korban,tapi kenapa sekarang seolah dia yang melakukan kesalahan?

"Aku mengatakan ini sejelas-jelasnya dulu ya. Aku tidak bersalah tentang masalah ini. Jika kamu tidak menerimanya, pergi dengan berani kepada kakekmu. Aku tidak akan mempercayai jika dia tidak mengatakan yang sebenarnya. Jangan ganggu aku lagi. Aku pergi dulu!"

Desta memegang leher sambil mengatakan ini semua, lalu berbalik dan berjalan pulang ke arah vila, dalam sekejap tidak ada bayangannya lagi di sana.

Camila berjongkok di tanah, ekspresi wajahnya berubah dan mulai panik, "Desta mati kamu! Desta busuk! jangan pergi!"

Tapi mana mungkin di depannya masih ada bayangan Desta, Camila pun marah sekali dan ingin berteriak sampai hampir menangis.

Dalam keputusasaan, dia terpaksa mengawasi ke sekelilingnya dengan hati-hati dan waspada. Dia pun segera berlari pergi kembali ke tempat tinggal Keluarga Yan ketika melihat tidak ada orang di sana.

Tiba-tiba dia datang ke Desta kali ini, tentu saja itu bukan karena Desta menyinggung perasaannya atau cari masalah dengannya. Sebelum ini, Desta bahkan tidak mengenalnya, Desta hanya tahu kalau di Keluarga Yan ada seorang nona tertua yang aneh sekali.

Yang sering sekali tanpa bicara apa-apa tiba-tiba memukul orang. Apalagi memukul yang tingkatannya seolah mau membunuh. Orang dilingkaran yang sama dengannya juga tidak sedikit yang pernah dipukuli oleh wanita itu.

Desta dulu tidak pernah bertemu dengannya. Malam ini bisa dibilang pertama kali mereka bertemu dan berkomunikasi. Desta langsung yakin kalau Camila adalah nona besar Keluarga Yan yang aneh itu.

Dalam menghadapi orang yang memukulnya terlebih dahulu, apalagi wanita yang memukul tanpa belas kasihan. Desta tidak akan berniat untuk kasihan juga padanya.

Begitu tiba di villa, Desta menenggelamkan kepalanya dan langsung tidur. Bahkan mendengkur terus menerus.

Di mimpinya, dia memimpikan sepasang pria dan wanita yang membelakangi dirinya. Walaupun tidak bisa melihat paras wajah mereka tapi pertama kali melihat mereka langsung mengenali mereka. Matanya tiba-tiba sembab.

“Ayah, Ibu!”

Tidak mungkin salah. Mereka berdua pasti adalah orang tuanya!

Hanya saja bagaimana pun dia berlari dan berjalan ke mereka, dia tetap saja tidak bisa meraih orang tuanya. Orang tuanya juga terus saja tidak membalikkan tubuh mereka.

Pada akhirnya, terdapat guncangan yang sangat hebat, Desta pun akhirnya terbangun dari mimpinya!

Dia tiba-tiba duduk di ranjangnya. Punggungnya penuh keringat. Napasnya terengah-engah sambil melihat kedua tangannya sendiri. Dia tidak mengerti kenapa dia bisa tiba-tiba memimpikan orang tuanya.

Dia melihat ke luar jendela, hari sudah cerah. Ternyata sekarang sudah pagi di hari berikutnya.

Tidak menyangka mimpi yang sangat pendek waktunya itu ternyata telah menghabiskan waktu satu malamnya.

Sebenarnya dia tidak punya ingatan apa-apa lagi mengenai orang tuanya. Karena sejak kecil orang tuanya sudah pergi meninggalkannya. Suara ataupun paras wajah mereka berdua sudah lama tidak teringat jelas oleh Desta. Barata juga selalu tidak memberi tahunya.

Yang paling membuatnya tidak menyangka adalah dulu pernah sekali dia ingin mencari foto orang tuanya. Tapi ketahuan oleh Barata akhinya dihukum dengan kejam olehnya!

Sehingga setelah orang tuanya hilang, mereka berdua pun menjadi larangan yang sakral dalam keluarga Chu. Pada situasi biasa tidak boleh membahas atau menyebutkannya.

Desta menyeka keringat dingin di keningnya lalu ketika bersiap pergi ke kamar mandi untuk mandi. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, kemudian Desta melihat Citra berjalan masuk dari luar dengan sangat berhati-hati.

“Kakak Cit, ada urusan apa?”

Melihat Citra yang sangat berhati-hati dan begitu serius itu, Desta merasa tertarik dan penasaran akhirnya bertanya.

Citra sangat terkejut hampir saja dia melompat saking terkejutnya. Dia berbalik dan menatap Desta dengan tatapan ketakutan, “Ke..kenapa kamu sudah bangun?”

“Bukannya wajar ya kalau aku sudah bangun?” kata Desta sambil tersenyum.

Dulu dia sudah punya kebiasaan bangun pagi karena ketika di keluarga Chen selama beberapa tahun lalu, dia bertanggung jawab atas sarapan pagi sekeluarga. Terkadang jika bangun terlambat sehingga tidak memasak, Wulan pasti akan memakinya habis-habisan.

Walaupun sekarang dia sudah memutus hubungan dengan Keluarga Chen. Tapi kebiasaan ini sulit untuk dirubah.

Citra merapatkan bibirnya lalu berkata, “Karena kemarin malam kamu dihukum, lalu aku melihat setelah pesta ulang tahun kamu sangat capek tidak karuan. Jadi aku mengira kalau kamu akan tidur lebih lama.”

“Aku capek hanya ketika itu saja. Sekarang aku sudah sadar dan kembali sehat sepenuhnya.” Kata Desta sambil tersenyum, lalu dia berkata lagi, “Oh iya, Kak Cit, ada apa kamu mencariku?”

“Aku, aku...”

Wajah Citra langsung memerah begitu mendengar pertanyaan Desta ini.

Desta memandang Citra lalu baru menyadari Citra memegang sebuah botol di tangannya.

Di depan matanya dia melihat tulisan ‘Minyak tawon’

Dia saat itu juga langsung mengerti maksud Citra ke kamarnya, lalu berkata, “Kakak Cit, kamu khawatir karena aku sudah berlutut semalamam, lututku pasti terluka jadi ingin mengoleskan obat, iya kan?”

Citra tidak menyangka Desta bisa menebak apa niatnya kesana. Dia pun menggigit bibirnya dan berkata, “Karena aku yang terlalu ceroboh bisa seenaknya percaya orang lain sehingga menyebabkan masalah untukmu. Jika aku tidak melakukan apapun, hatiku tidak akan tenang. “

Citra bicara sambil berjalan tegak di depan Desta dan langsung mendorong Desta berbaring lagi di ranjang.

“srieeet” celana Desta langsung dibuka sampai lutut oleh Citra.

Desta yang sekarang adalah seorang bela diri. Berlutut semalaman tidak akan membuat luka atau pengaruh yang besar terhadapnya.

Tapi kemarin malam adalah hukuman berlutut, karena hukuman jadi jika dia bergerak dengan kekuatan dalam maka tidak akan berarti apapun.

Jika Barata tiba-tiba mengetahuinya dan melihat ke lututnya, dan akhirnya tidak melihat lutut Desta terluka maka dia pasti merasa Desta tidak tulus.

Jadi saat ini lutut Desta sudah merah dan membengkak menjadi dua benjolan.

Tampak ketidak tegaan di tatapan mata indah Citra. Dia pun menuangkan minyak ke telapak tangannya lalu menggosoknya di tangan, setelah merasa sedikit hangat dia pun menggosok, mengurut dan memijat lutut Desta untuk melancarkan peredaran darah Desta.

Awalnya Desta mengerutkan kening tapi ketika merasakan kehangatan telapak tangan Citra yang terus menerus itu dirasakan lututnya. Perlahan rasa sakit itu menghilang dan yang tersisa hanya kenyamanan dipijat, dari mulai lutut kemudian perlahan menyebar.

Setengah jam kemudian, sebagian besar merah di lutut Desta telah menghilang. Citra menyeka keringat di keningnya dan tersenyum lalu berkata, "Jauh lebih baik sekarang. Besok aku akan memijatnya lagi maka setelah itu lututmu akan baik-baik saja.”

“Kakak Cit, terima kasih.”

Kata Desta dengan serius sambil memegang tangan lembut Citra.

Wajah Citra langsung memerah, dia pun langsung duduk di ranjang dan berbaring dengan lembut di dada Desta, "Bicara hal bodoh apa kamu ini. Aku adalah wanitamu, kamu menghancurkan Rasta demi melindungiku, maka jika aku melakukan sesuatu untukmu, bukankah itu sudah seharusnya?”

“Sudahlah, Vero akan segera bangun. Aku cuci tangan dulu. Bau di tanganku terlalu tajam." Kata Cita dengan wajahnya masih memerah.

Ketika dia hendak bangun, pintu tiba-tiba terbuka dan Vero masuk dari luar.

Ketika dia melihat Citra dan Desta sedang berbaring bersama di ranjang, apalagi Desta tidak mengenakan celana, Dia terkejut dan membeku seperti batu di tempatnya.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu