Mendadak Kaya Raya - Bab 71 Keluarga Bai Yang Tidak Tahu Malu

"Hancurkan tangan dia sekarang" Pria itu menunjuk ke Rezka , pada detik selanjutnya 3 pria lainnya langsung berlari ke Rezka . Liani dan Nobu sibuk menghalangi mereka.

"Ada apa bicara saja dengan baik-baik! Buat apa memukul orang? Apa yang terjadi?" Gito dan Wulan juga berdiri.

"Ayah, ibu, Rezka tadi berpura-pura mabuk dan masuk ke dalam toilet wanita untuk memperkosa kakak ini. Jadi...." Vero masuk dari belakang.

"Apa?" Gito melamun sejenak, Rezka begitu berani? Kota Yunhai ini dipenuhi oleh berbagai jenis orang, dia seorang anak kampung datang-datang langsung mau perkosa orang, pantasan di pukul, kalau bertemu dengan orang jahat, nyawa saja mungkin bisa menghilang.

"Tidak mungkin, Rezka mana mungkin bisa memperkosa orang yang tidak kenal. Dia pasti tidak sengaja, dia keluar itu untuk... untuk..." Berkata sampai ini Liani tiba-tiba berhenti dan wajahnya langsung memerah.

Untung saja, hampir mengatakan semuanya begitu saja.

Walaupun Liani tidak berkata, Vero juga sudah berhasil menebaknya, tiba-tiba dia merasa sangat menjijikkan. Kalau bisa Vero tidak ingin menjumpai saudara-saudara ini lagi selamanya, Vero tidak berani mengkhayal apa yang akan terjadi kalau tadi yang masuk ke toilet itu dia. Disentuh orang seperti ini sedikit saja bisa membuat Vero merasa sangat jijik.

"Dia keluar buat apa?" Gito melirik ke Liani .

"Tentu saja dia keluar untuk pergi ke toilet, masih bisa buat apa? Dia terlalu mabuk, tidak mengenal orang, bagaimana bisa menyalahkan anak kami?" Liani berkata dengan wajah tidak tahu malu.

Setelah Liani selesai berkata, pemuda itu pun langsung tertawa, "Aku mengir, aku Tio Zhang biasanya sudah lumayan sering mengatakan hal tidak masuk akal, tidak menyangka aku bisa bertemu dengan orang yang mengatakan hal yang lebih tidak masuk akal. Jangankan anak putramu memperkosa wanita aku, mau dia memperkosa seorang pelayan pun, pemilik hotel ini akan memotong kedua kakinya!"

"Aku menyukai pemuda tertegun seperti kamu, pukul dia, habiskan kedua tangannya!' Tio melambaikan tangannya dan ketiga pria itu langsung mendorong Liani , Nobu , Gito dan Wulan, kemudian menekan Rezka di atas meja dan memukulnya dengan kuat.

Liani mengambil botol bir di samping dan memukulnya ke kepala seorang pria, siapa tahu pria itu malah menghindarinya dan menampar dia dengan kuat.

"Orang sudah mau mati! Mereka membunuh orang! Tolong!" Liani berteriak dengan ketakutan dan teriakannya berhasil mengejutkan petugas keamanan dan pelayan hotel.

Sekumpulan orang masuk ke dalam ruangan, petugas keamanan menghampiri Tio dengan cepat.

"Bang Zhang, anda ini kenapa? Anda bukannya sedang makan bersama boss Madog Jalan Fukou ?"

"Orang bodoh ini memperkosa pacarku, hari ini aku harus membunuhnya" Tio tertawa dengan dingin.

"Apa? Ada masalah seperti ini?" Ekspresi Petugas keamanan langsung berubah, "Orang ini patut dipukul, tetapi kalau dia mati di hotel kami, kami juga ikut kena masalah"

Tio jelas juga menyadari masalah ini, hotel bintang lima sangat mementingkan masalah keamanan. Mereka harus memberi lingkungan aman dan nyaman kepada pelanggan mereka, kalau ada rumor yang tidak bagus tersebar keluar, manajemen hotel akan mengalami pengaruh yang tidak baik.

"Baik, hentikan dulu, kalau tidak mau kena pukul juga boleh, berikan uang 200 juta kepada pacarku sebagai denda luka mentalnya, maka aku akan membiarkan kamu pergi" Tio berkata sambil menunjuk kepada Rezka .

Rezka sudah tidak bisa menahan lagi, dia berlutut di atas lantai dengan tubuh penuh luka, "Aku.... dari mana aku ada 200 juta rupiah?"

"Aku ada satu Mercedes-Benz, aku berikan mobilku kepada kamu sekarang, tolong maafkan aku!"

"Bibi, cepat berikan Mercedes-Benz kepada dia! Apakah kamu mau melihat Rezka mati begitu saja?" Rezka melihat ke Wulan.

"Tunggu, Mercedes-Benz itu milik kami. Mobil milik keluarga kami sejak kapan jadi milik kamu?" Vina melamun sejenak sebelum berkata. Dia tidak tahu masalah orang tua mereka sudah memutuskan mau memberikan Mercedes-Benz kepada Liani mereka.

Sejujurnya Vina dari dulu sudah membooking salah satu dari dua Mercedes-Benz itu, dari dulu Vina tidak memiliki mobil, dia lagi mempersiapkan diri untuk membuat SIM, setelah memiliki SIM dia sudah bisa mengendarai Mercedes Benz. Makanya Vina langsung cemas ketika mendengar Rezka berkata mobil itu milik dia dan malah mau memberikan mobil itu kepada orang lain.

"Memang punya aku, bibi sudah berjanji mau memberi kami 1 Mercedes-Benz. Jadi sekarang mobil itu milik aku, aku bisa memberikan kepada orang lain sesuka aku" Rezka berkata dengan keras kepala.

"Bukan, dari mana kalian ada hak? Barang yang berharga 1 Milliar, mengapa harus memberikannya kepada kamu? Kami sudah meminjamkan begitu banyak uang kepada kalian, kenapa kalian tidak sekalin meminta rumah kami juga? Jadi orang harus memiliki sedikit batasan" Vina berdiri.

Sejujurnya, Vero selalu berpendapat yang beda dengan kakaknya, tetapi kata-kata Vina tadi adalah kata-kata yang paling enak di dengar selama ini. Vina mengatakan semua kata-kata yang Vero tidak berani berkata, bibi mereka benar-benar sudah terlalu kelewatan. Menggunakan identitas mereka sebagai saudara mereka bertingkah seperti ini tanpa batas.

Sementara kata-kata Vina ini seperti sumber api, Liani menunjuk Vina dan memarahi dia dengan tidak senang, "Kamu ini, lebih jahat dan kejam dari adik kamu. Ada apa dengan 1 mobil? Yang penting bisa menyelamati anakku, hanya 1 mobil saja, Buat apa begitu pelit?"

"Mau seberapa harganya, tetap mobil itu milik keluarga kami. Mengapa harus memberikannya kepada kamu? Kalau aku menyuruh kamu memberi aku uang beberapa ratus juta, apakah kamu mau?" Vina yang memang tidak memiliki temperamen baik langsung marah dan berantem dengan Liani .

"Sudah terbalik, sudah terbalik ya tuhan! Kamu berbicara dengan bibi kamu seperti ini? Ada sedikit uang sudah merasa luar biasa ya?"

"Wulan, lihatlah anak gadismu yang kamu ajar, nyawa anak aku saja tidak mau selamati! Kamu tidak perlu berpikir mau pulang ke kampung lagi!" Liani hampir saja marah sampai pingsan.

"Sudah, jangan berkata hal yang tidak berguna. Aku tidak mau Mercedes-Benz yang tidak berguna itu, kalau tidak mau tangannya dipotong, beri uang. Kalau tidak, solusi terakhir, perkosa wanita aku, maka kalian harus menggantikan aku satu wanita" Tio tertawa dengan dingin, waktu masuk tadi dia menginginkan Vina, setelah melihat Vero, tujuan dia berubah menjadi Vero lagi. Wanita yang polos seperti ini membuat dia merasa sangat tergoda.

"Apakah kamu sudah mengerti? Kalau tidak mengerti, aku akan membunuh kamu hari ini!" Tio menginjak di atas kepala Rezka .

"Iya, ambil dia saja! Aku berikan dia kepada kamu, dia adalah pacarku, aku tidak mau lagi, kasih ke kamu saja!" Rezka yang sudah berwajah pucat menunjuk ke Vero dan mulai sembarang berkata.

"Siapa itu pacarmu? Jangan sembarang berkata, aku sama sekali tidak ada hubungan dengan kamu!" Vero langsung terkejut, kenapa ada orang seperti ini? Sejak kapan Vero menjadi pacar orang ini?

"Dia sudah berkata kamu adalah pacarya, sekarang dia mau memberikan kamu kepada aku. Maaf ya gadis cantik, ayo kita aku pergi" Tio melambaikan tangannya dan dua bawahanya langsung menahan Vero.

"Tunggu sebentar!"

Gito berdiri.

"Kami adalah anggota keluarga Chen daerah Sanbaku, teman, kamu tidak boleh begitu"

Tio tertawa dengan wajah tidak senang, "Bagaimana dengan keluarga Chen? Kalian bisa kenapa dengan aku? Aku bermain di daerah abu-abu, tidak akan takut kepada kalian!"

"Jangan cemberut lagi, bawa dia pergi sekarang!"

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu