Mendadak Kaya Raya - Bab 106 Kebetulan Sekali, Rumahku juga di Eling Bening

"Kalau menurutku, kita tidak seharusnya datang."

"Kamu bukannya tidak tau bagaimana sifat Pak Zhang, membeli rumah baru menyuruh kita pergi mengunjungi, bukankah mau pamer? Dan juga membuat perkumpulan teman sekolah apanya, dulu tidak membeli rumah tidak dibuat, malah memilih dibuat di waktu ini?" Wulan yang duduk di barisan belakang kesal sekali.

"Tidak ada cara lain, semuanya teman sekolah, apa mungkin tidak memberinya muka? Bagaimana juga Pak Zhang ketua kelas kelas kami, dia sangat menjaga kami semua." Ucap Gitu sedikit tertekan.

Dia juga tau pertemuan Pak Zhang kali ini pasti ada tujuan, meskipun terhalangi gengsi, dia juga harus datang, makanya menyuruh Desta membawa mobil bagus, mengantarkan mereka sekeluarga kemari, bagaimana juga harus mempertahankan sedikit muka mereka.

"Dulu anak Pak Zhang hebat sekali, saat itu dia menyukai Vina, harusnya kita merestui mereka saja, gara-gara Desta, lama tidak datang cepat tidak datang, malah memilih 3 tahun lalu waktu itu datang ke keluarga Chen, menghalangi kebahagiaan Vina."

"Saat itu keluarga Zhang dekat sekali dengan keluarga Chen, bahkan mama pun suka sekali dengan anak Pak Zhang, sekarang orang sudah menjadi direktur, dengar-dengar beberapa waktu ini akan masuk ke grup Diamond Blink berkembang, gaji pertahunnya 2 miliaran lebih, hebat sekali......" Wulan berkata dengan cemberut, setelah berkata juga tidak lupa melirik Desta: "Mana ada seperti seseorang, mendapatkan uang masih tidak tau uangnya hasil tipuan ataupun benar-benar menang lotre."

"Ma, kamu jangan bilang Desta seperti itu, dunia ini antara orang dan orang mana bisa dibandingkan semuanya? Pak Zhang memang sudah sangat kaya, memberikan modal yang paling baik untuk anaknya, kak Desta mana ada andalan?" Vero sedikit tidak rela.

Desta yang duduk didepan malah tidak berekspresi, juga malas menjawab marahan dan tuduhan Wulan.

"Pria tidak guna, maka itu dosa, ucapannya semuanya adalah kebohongan." Wulan bersandar di kursi belakang, kedua tangannya dilipat didepan dada, tertawa dingin.

Vero juga langsung mempertahankan keheningan, ada beberapa percakapan dia tau kalau dibahas terus dengan mamanya, maka itu namanya mencari masalah untuk diri sendiri.

Tapi dengar-dengar dua tahun akhir ini, perkembangan anak Pak Zhang memang bagus sekali, sudah duduk di posisi direktur tertinggi di perusahaan, gaji perbulannya sudah 2 miliar, bahkan grup Diamond Blink menunjukkan maksud baik kepadanya.

Untuk perkembangan lebih bagus, anak Pak Zhang si Deddy Zhang juga berencana pindah ke grup Diamond Blink.

Tentu saja, Pak Zhang yang menyebarkan rumor-rumor itu, kondisi lengkapnya bagaimana orang luar juga tidak tau, hanya saja beberapa pembicaraan semakin disebar semakin kelewatan, mereka selalu tidak sadar sudah membesar-besarkan kenyataan.

Mobil masuk ke komplek Eling Bening, sebagai salah satu komplek paling mewah, rumah di Eling Bening selalu sangat laris, dan juga harga per satu meter perseginya mahal sekali, dasarnya sudah diatas 300 juta, dan juga sejauh ini rumah-rumah yang lebih umumnya sudah habis terjual, yang tersisa hanyalah area villa yang sangat mahal yang tidak akan bisa dibeli oleh orang biasanya.

"Disini satu rumahnya harus 2 miliaran bukan, tampaknya anak si Pak Zhang benar-benar menghasilkan banyak uang, aih... lihatlah rumah kita, sampai sekarang masih tinggal di rumah komoditas kecil untuk keluarga, kapan kita baru bisa mempunyai rumah sebesar ini?" Nada bicara Wulan ada sedikit kecemburuan.

Tidak ada yang menjawab perkataannya, setelah Desta memarkirkan mobil, lalu semua orang ikut Gito naik ke lantai 15.

Semua orang sepakat berkumpul dirumah Pak Zhang dulu, lalu sama-sama pergi ke hotel berkumpul dan makan, karena perkumpulan kali ini boleh membawa keluarga, Gito pun membawa keluarganya kemari.

Masuk ke dalam rumah Pak Zhang baru tau ternyata rumah Pak Zhang sangat besar, setidaknya lebih dari 150 meter persegi.

" Pak Zhang, kamu sekarang benar-benar hebat sekali, menikmati keberuntungan anak tinggal dirumah sebesar ini, apakah kalian berdua tidak merasa kosong?" Ucap Gito dengan sedikit bercanda.

Keluarga Chen berlima melihat lobinya, dekorasinya juga sangat mewah, setidaknya menghabiskan 200 juta lebih.

"Mau bagaimana lagi, anakku berprestasi, kami dibelakang ikut menikmati saja, hahaha......" Budi Zhang melihat Gito datang, datang ke lobi menyambut dengan tertawa terbahak, pandangannya melirik Desta, mengungkapkan ekspresi aneh.

"Bukankah ini Desta? Apa masih di keluarga Chen? Aku kira dia sudah diusir oleh kalian, kalian juga pintar sekali menahan, membiayai anak ini 2 3 tahun bukan? Masih membiayai dia? Sejujurnya, aku pun merasa sangat disayangkan untuk Vina kalian." Budi Zhang berdecak, perkatannya tidak bisa menutupi ejekan dan perasaan senang di penderitaan orang lain.

Gito tau dia pasti akan membesar-besarkan dengan kesempatan ini, tapi tidak disangka baru saja bertemu sudah membuatnya malu.

Dalam sekejap wajahnya menjadi canggung, sama sekali tidak tau harus bagaimana menjawab perkataan Budi ini.

"Vina sudah meninggalkannya, sekarang dia sedang pacaran dengan Vero." Wulan menjawab.

"Apa? Kenapa kalian sebagai orang tua tidak hati-hati sekali, membiarkan anak ini setelah mencelakai Vina, sekarang membiarkannya mencelakai Vero? Kalian ini sedang mendorong anak kalian ke dalam lubang api." Budi sedikit tidak percaya, dalam waktu yang sama suaranya juga membawa sedikit marah.

Sebelumnya anaknya Deddy bilang kepadanya, bilang kalau orang keluarga Chen kemari menyuruhnya bantu bilang dijodohkan dengan Vero, sekarang Vero sudah besar, juga cantik sekali, bahkan lebih pintar dari kakaknya Vina, beberapa waktu lalu mungkin Deddy melihatnya lalu hatinya tersentuh, siapa menyangka Desta sekarang malah bersama dengan Vero? Bukankah ini hanya membuat keluarga Zhang jijik?

"Aku bersama dengan siapa masih belum ada hak kalian untuk khawatir bukan?" Ucap Desta dengan tersenyum.

"Saat itu anakku menyukai Vina, kalau Vina menikahi anakku, sekarang rumah besar ataupun mobil mewah semuanya ada. Harusnya datang kemari menikmati kehidupan mewah, Gito, sekarang sudah menyesal bukan?"

"Kamu lihat rumah kami 170 meter persegi, itupun anakku hanya sembarangan beli untuk kami dua."

Saat berbicara, Budi tidak berhenti pamer.

"Hanya sebuah rumah saja, sekarang siapa yang masih bisa tidak ada tempat tinggal?" Desta tersenyum.

"Kamu ini ikut campur apa? Ini adalah rumah Eling Bening, dijelaskan pun kamu tidak mengerti, rumahku ini bisa mengimbangi dua kali kehidupanmu." Budi berkata dengan tertawa dingin.

"Benarkah? Sangat tidak kebetulan sekali kuberitahu, kami juga sudah membeli rumah, lebih besar dari rumahmu, lebih mahal dari rumahmu, lebih bergaya dari mewahmu ini, hanya saja tidak ingin pamer." Desta melihatnya.

Siapa yang mau pamer? Desta sama sekali tidak ingin, tapi si tua bangka ini sama sekali tidak ingin memberinya tangga untuk turun agar tidak malu, kalau begini, untuk apa Desta menjaga mukanya?

"Hahaha, candaan ini lucu sekali, beli rumah dimana? Bukan rumah yang dibangun dikampung kan?"

"Gito, kamu juga harus mengurusi bocah ini, kalau tidak jangan dibawa keluar hanya buat malu saja, hari ini perkumpulan teman sekolah kita, aku juga tidak ingin terjadi hal yang tidak menyenangkan." Budi berkata mengejek.

"Tidak kebetulan sekali, kami juga membeli rumah di Eling Bening."

Tidak menunggu Gito berbicara, Desta sudah berkata dulu.’

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu