Mendadak Kaya Raya - Bab 182 Murid Pindahan

“Tuan muda kedua.” Panggilnya dengan hormat.

Desta tersenyum, lalu berkata, “Ternyata kamu benar-benar tahu identitasku sebenarnya. Kelihatannya Pota tidak menyembunyikan apapun darimu ya.”

Raijin tersenyum lalu berkata, “Tuan muda kedua salah paham. Aku juga orangnya keluarga Chu, hanya saja aku dikirim menjadi perwakilan dari Yozuda saja.”

“Oh ternyata begitu.” Desta mengangguk sambil memikirkan sesuatu.

Perwakilan itu sama seperti status dari Paman Ding. Penanggung jawab dari daerah Sanbaku adalah Paman Ding. Latihan yang dilakukan keluarga Desta adalah disini. Setelah melewati latihan maka Paman Ding akan menjadi bawahannya yang akan membantunya.

Sedangkan Raijin, sekarang harusnya sedang membantu Pota.

“Ada urusan apa sampai mencariku?” tanya Desta setelah tersadar dari pikirannya.

“Begini, ketika tuan muda ketiga tahu kalau anda ada di daerah Sanbaku ini, dia sangat senang sekali jadi dia ingin bertemu denganmu.” Kata Raijin.

“ Pota angat senang?” Desta tersenyum kecut lalu memicingkan mata dan berkata, “Jadi dia mengirimmu datang untuk bergabung di dunia daerah Sanbaku ini dan hampir saja mengambil setengah wilayah yang ada di tanganku?”

Orang lain tidak tahu apa hubungan antara dia dan Gayus. Tapi Pota pasti tahu. Jadi Desta tidak menyembunyikan apapun dan langsung bertanya.

“Tuan muda kedua, kamu jangan terlalu terbawa emosi. Tuan muda ketiga melakukan ini pasti punya pemikirannya dan alasannya sendiri. Kebetulan sekali tuan muda ketiga saat ini berada di daerah Sanbaku, dia ingin untuk mengundang anda bertemu dengannya. Tidak tahu, apa tuan muda kedua mau menerima undangan ini?” kata Raijin dengan rendah hati.

“Maaf sekali, aku tidak ada waktu kosong sekarang. Kalau dia mau bertemu denganku, minta dia tunggu sampai aku ada waktu luang saja.” kata Desta dengan cueknya.

Tepat di saat itu sebuah taksi berhenti di pinggir jalan, Desta pun tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung naik ke dalam taksi.

Raijin yang duduk di kursi belakang mobil, menatap ke arah taksi dan mencibir, "Ternyata tuan muda kedua hanya memiliki pemikiran sekecil itu. Kelihatannya, anda benar-benar tidak pantas menjadi lawan tuan muda ketiga."

Desta tentu saja tidak mendengar apa yang dikatakan Raijin. Bahkan jika mendengar pun, dia tidak akan begitu peduli.

Begitu tiba di vila, Vero sedang masak. Desta pun bergegas menghampirinya untuk membantunya. Vero tersenyum dan berkata, “Kakak Desta, apa yang kamu lakukan. Aku kan bukan pasien, apa perlu sebegitu hati-hatinya?”

Desta menggaruk kepalanya sendiri lalu berkata, “Aku hanya takut kalau bayangan gelap atau trauma dalam hatimu masih belum hilang. Apalagi, tubuhmu kan masih terluka jadi...”

“Tidak kok, aku sekarang sudah sangat membaik.” Kata Vero serius. “Dulu mungkin masih sulit untuk mengikhlaskan dan menerima mengenai statusku di keluarga Chen. Jadi aku selalu saja tidak bisa paham dan mengerti tentang semua hal yang telah mereka lakukan padaku. Aku selalu berpikir kesalahan apa yang sudah aku lakukan, kenapa mereka memperlakukanku seperti itu.”

“Tapi sekarang aku sudah mengerti, tidak peduli pilih kasih dari nenek, ayah, dan ibu, ataupun segala hal yang telah dilakukan Vina padaku. Semua itu pada dasarnya karena mereka tidak pernah menganggapku sebagai Keluarga Chen.”

“Oleh karena itu, kenapa aku harus terlalu menggunakan perasaan menghadapinya?”

Mendengar ini semua, Desta pun akhirnya benar-benar bisa menghela napas lega. Jika Vero bisa berpikir begitu maka itu bearti dia sudah bisa mengikhlaskan semuanya. Kalau begitu Desta pun bisa tenang dan tak khawatir lagi.

“Apalagi, aku sudah menganggap seseorang menjadi kakak perempuanku yang sebenarnya. Kakak perempuan yang mengerti bagaimana merawat, peduli dan menjagaku, jadi suasana hatiku sekarang sangat baik dan sudah tidak terpengaruh dengan kejadian-kejadian buruk dulu.” Kata Vero sambil tersenyum manis.

“Kakak?”

Tanya Desta terkejut.

Di tangga spiral vila, sosok cantik tiba-tiba turun.

Desta mendongak, lalu saling berhadapan dengan mata Citra. Setelah Citra tertegun beberapa saat, dia pun menjerit.

Alasannya karena, pada saat ini dia baru saja selesai mandi. Dia turun tangga hanya dengan mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya, lengan putih yang seperti bunga lotus, kulit ramping seindah giok serta kemontokan dada depan terekspos langsung kepada Desta.

“Kamu....kamu jangan lihat! Citra panik dan langsung mundur tapi pada akhirnya tanpa sengaja dia salah melangkah dan dirinya pun akhirnya langsung jatuh dari tangga.

Desta tanpa sadar mau maju untuk memeganginya tapi sayangnya karena pada sudut penglihatan Desta sekarang, kenetulan sekali dia bisa melihat pemandangan indah di bawah handuk itu. Pada saat ini, dia merasakan hidungnya gatal kemudian dua sungai darah merah mengalir dari lubang hidungnya.

“Kakak Citra !”

Vero tidak menyadari sikap malu dan keanehan Desta. Dia langsung membuang spatulanya dan maju menghampiri Citra untuk memapahnya.

Desta mengambil kesempatan ini untuk langsung mengambil beberapa tisu dan kemudian mengelap hidungnya sampai bersih. Tapi jantungnya berdetak dengan kencang, wajahnya pun langsung memerah.

Sejak kecil sampai sekarang, ini bukanlah pertama kalinya dia melihat tubuh sebenarnya seorang gadis. Walaupun dulu ketika di asrama dia dengan Rosimin dan yang lainnya bersama-sama menonton film sastra yang sedikit porno, tapi setidaknya itu hanyalah lewat layar saja. Setelah menontonnya cukup lama maka sudah tidak ada rasa apa-apa lagi.

Tapi Citra kali ini, ini benar-benar siaran langsung tubuh asli yang sesungguhnya di tempat itu juga!

“Vero, bukannya kamu bilang dia tidak akan kembali secepat ini?” kata Citra malu dan bertanya kepada Vero sambil bersembunyi di belakangnya.

Vero juga tak berdaya, dia tersenyum kecut dan berkata, “Dulu, jika kakak Desta pergi keluar mengurusi sesuatu, dia paling cepat itu kembali tengah malam. Aku juga tidak tahu kalau hari ini dia pulang secepat ini. Aku lebih tidak menyangka lagi, kamu bisa langsung turun dengan....”

“Aku sudah terbiasa begini di rumah. Setelah selesai mandi tadi, aku ingin turun membantumu di dapur, tapi tidak menyangka ternyata dia pulang!” Citra juga kesal. Desta pasti telah melihat banyak tempat penting di tubuhnya barusan tadi. Dia masih perawan, ini namanya kerugian besar untuknya.

Selesai bicara, Citra kembali ke kamar dengan bersembunyi di balik Vero. Dia menghabiskan waktu cukup lama untuk ganti baju dengan piyama yang lebih tertutup, baru akhirnya turun.

Pada saat ini, Desta sudah duduk di sofa menunggu interogasi dua wanita itu. Dia mengerti kalau dia melarikan diri sekarang, itu hanya akan membuat Citra lebih salah paham padanya. Kesalahpahaman ini harus diselesaikan sekarang juga, baru bisa menghilangkan hambatan berat dalam hati ini.

“Desta, baru saja...”

Begitu sampai di hadapan Desta, wajah Citra memerah malu seperti sebuah apel merah yang sangat menggiurkan.

“ Citra tenang saja. Aku tidak melihat apapun tadi. Aku bisa menjaminnya dengan martabatku!” tanpa menunggu Citra selesai bicara. Desta sudah berkata dengan seriusnya dan menjamin semuanya.

Hanya saja begitu teringat pemandangan tadi, darah di hidung Desta tanpa sadar mengalir lagi.

“Wussshhh.”

Citra awalnya sudah canggung. Begitu melihat Desta yang begitu serius dan lucu itu, dia pun tidak bisa menahan diri dan akhirnya tertawa terbahak-bahak.

Citra menghela napas, tak berdaya sambil berkata, “Sudahlah, biarkan saja hal ini berlalu. Seiring waktu pasti nanti lupa sendiri. Ini juga salahku karena terlalu seenaknya. Aku kedepannya akan lebih berhati-hati lagi!”

Mendengar ucapan ini, Desta pun menghela napas lega.

Citra adalah kakak yang dengan tidak mudahnya didapatkan oleh Vero. Jika karena kebodohannya ini, Citra marah dan pergi begitu saja maka Vero pasti akan sedih dalam waktu yang cukup lama. Kali ini Citra memilih untuk membiarkan hal tadi berlalu begitu saja, itu benar-benar yang terbaik.

Kemudian, Citra pergi ke dapur melanjutkan membantu masak. Ketika makan malam, Desta baru tahu kalau Citra pindah ke kampus mereka!

Harus tahu kalau Desta sudah mahasiswa tahun keempat. Dia tinggal setahun saja di kampus lalu akan pergi. Vero lebih muda satu angkatan darinya, jadi hanya tinggal dua tahun, dia juga akan pergi. Tidak disangka akhir tahun sebagai mahasiswa di kampus ini, masih bisa bertemu dengan mahasiswa pindahan, ini termasuk agak aneh.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu