Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 83 Kamu Adalah Wanita Yang Tidak Tahu Malu!

Di sebuah kedai kopi elit, Laura tengah meminum kopi bersama seorang pria muda.

Pria itu sangat tinggi dan tampan, tangannya memakai sebuah jam tangan bermerek rolex, dan jam tangan tersebut seharga enam-belas juta. Di umur sepertinya bisa memakai jam tangan yang semahal itu, meskipun tidak seberhasil seperti Ricky, tapi ia juga termasuk orang kaya.

"Kita sudah menjalin hubungan kekasih selama sebulan, Laura. Malam ini... nginaplah di rumahku. Bulan lalu ayah aku membeliku rumah elit, aku merasa kesepian karena tinggal sendiri."

Pria itu terus merubahi posisi jam tangan rolex miliknya supaya Laura terus memperhatikannya, lalu ia tersenyum sembari berkata kepada Laura.

Mendengar ada rumah elit, Laura tidak bisa menyembunyikan senyuman yang terukir jelas di wajahnya. Harapan ia selama ini adalah tinggal di rumah elit dan menjadi nyonya muda, rumah biasa tidak pantas dengan orang sepertinya.

"Ah? Ini... Ini...."

Laura pura-pura tersipu malu, dan bertingkah seperti tidak enak:

"Sepertinya tidak terlalu pantas...."

Pria itu tahu Laura menyetujuinya, ia sedikit merasa bangga dan berkata:

"Apa yang tidak pantas? Ini adalah jaman modern. Lagipula aku merasa kita sangat serasi, hanya saja kita jarang bertemu, oleh karena itu kita harus menjadi lebih dekat. Aku sudah memperlihatkan fotomu kepada orang tuaku, dan orang tuaku sangat puas denganmu. Mereka mengatakan jika kamu ingin, bulan depan mari kita tunangan."

Sebenarnya Laura memiliki paras wajah yang cantik, dan ia sangat bagus dalam berdandan, ia sangat puas terhadap Laura.

Laura mengangguk kepalanya dengan malu:

"Tentunya aku setuju, sebenarnya sebulan ini aku hanya ingin mengujimu, melihat apakah kamu setia denganku."

Sampai sekarang Bastian belum bangun dari koma, ia pasti akan menjadi vegetative. Meskipun Bastian adalah tuan muda Keluarga Yue, tapi Laura harus meyerah. Oleh karena itu setelah Bastian baik-baik saja, ia tidak pernah mengunjungi rumah sakit lagi.

"Apakah benar? Ini sangat luar biasa!" pria itu terlihat semangat dan berkata: "Tentunya aku setia denganmu, aku mengira kamu tidak menyukai tipe sepertiku karena dirimu tidak terlalu meladeniku."

Mereka saling tersenyum, dan mereka langsung cinta satu sama lain.

Laura Cao yang akan segera menjadi nyonya muda, ia tidak memperhatikan dua orang yang memasuki kedai kopi tersebut. Dua orang itu adalah Adelia dan Yeni yang akan mencari masalah dengannya.

Adelia dan Yeni langsung meghampirinya saat melihat Laura.

Laura yang tengah sibuk mengobrol dengan kekasihnya, benar-benar tidak menyadari dua orang tersebut, hingga ia terdengar suara Yeni di telinganya.

"Laura Cao!"

Yeni benar-benar marah melihat Laura tengah bermesraan dengan pria lain, setelah ia membuat Bastian seperti itu.

"Ye.... Yeni!" Laura terkejut melihat Yeni dan Adelia, mendadak ia merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Kalian...." mendadak suaranya terdengar berubah.

Hanya terdengar suara 'plak', Yeni tidak merasa ragu dan langsung menampar wajah Laura, dan berkata dengan nada marah:

"Kamu adalah orang licik, Laura ! Aku menganggapmu sebagai sahabat, tapi ternyata kamu melakukan hal seperti itu kepadaku!"

Tamparan tersebut benar-benar membuat seluruh orang terkejut, bahkan pria muda itu melototkan kedua netranya, ia bangkit dari kursi dan memarahi Yeni:

"Apa yang telah kamu lakukan?! Mengapa kamu menamparnya?!"

Yeni menatapnya dan tersenyum sinis lalu berkata:

"Aku tebak kamu adalah kekasih Laura, dengarlah baik-baik, wanita ini bisa mengganti kekasih sebanyak tujuh hingga delapan kali dalam setahun."

"Aku adalah sahabatnya, bahkan ia menggoda kekasihku. Wanita yang tidak tahu malu sepertinya, apakah kamu masih ingin bersamanya?"

Mendengar kata Yeni, pria itu melototkan kedua netranya dan menatap Laura dengan tatapan tidak percaya.

Wajah Laura terdapat bekas tamparan, dan ia menjelaskan dengan terburu-buru:

"Sayang, bukan seperti apa yang telah ia katakan kepadamu, kamu jangan mendengarnya!"

Setelah ia selesai berujar, sebelah wajahnya ditampar oleh Adelia, ia berkata dengan nada marah:

"Kamu adalah wanita yang licik dan tidak tahu malu, Laura! Bahkan kamu menggoda suamiku!"

"Bahkan suamiku belum bangun dari koma karenamu, tapi kamu justru berlagak seperti orang yang tidak mempunyai masalah."

"Kamu segera mati jika Bastian tidak bangun dari koma!"

Adelia lebih kejam, ia langsung menyiram kopi yang terletak di atas meja ke wajah Laura.

Kini penampilan Laura terlihat sangat berantakan.

Pelanggan di sekitar yang melihat adegan tersebut mulai menunjuk ke arah Laura:

"Menggoda kekasih orang, bahkan menggoda suami orang, wanita ini benar-benar tidak tahu malu!"

"Meskipun ia sangat cantik tapi ia menyebabkan banyak masalah, bahkan aku tidak menginginkannya jika diberikannya kepadaku!"

Pria itu mengerutkan dahinya, tidak apa-apa jika hanya satu orang yang mengatakan Laura seperti itu, tapi ini dua orang, apakah akan palsu?

Ia tersenyum sinis lalu bertepuk tangan, dan ia menatap Laura:

"Nona Laura, ternyata dirimu sangat luar biasa!"

"Bahkan berpura-pura di depanku, pantas saja kamu tidak meladeniku selama sebulan, ternyata sedang menggoda suami orang!"

"Hebat! Kamu sangat hebat!"

Ia mengacungkan jempolnya ke arah Laura, lalu meninggalkan tempat tersebut.

"Jangan pergi, sayang! Jangan pergi!" Laura benar-benar terlihat berantakan, tapi tidak lupa ia terus memanggil kekasihnya.

Yeni benar-benar merasa jijik terhadap Laura, seharusnya ia tidak perlu berteman lagi dengan Laura yang tidak tahu malu, hanya saja ia tidak rela pertemanan ini hancur. Kini ia tidak ingin melihat Laura lagi, karena membuat kedua matanya sakit.

”Tahu diri, Laura. Aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah jika Bastian tidak bangun dari koma."

Yeni melontarkan kata-kata tersebut, dan bersama Adelia meninggalkan tempat tersebut.

Laura terduduk di tempat dan mulai menangis dengan deras.

"Mengapa wanita ini masih berani menangis? Jika aku menjadi dirinya, aku akan sangat malu."

"Ia terlihat kasihan, bagaimana kedua orang tuanya bisa mengajar anaknya seperti itu?!"

Pelanggan di sekitar masih membahas tentang Laura , pemilik toko pun menghampiri Laura, karena ia takut Laura akan mempengaruhi bisnisnya, lalu ia berkata:

"Nona, di sini adalah kedai kopi elit, hanya mempersilahkan orang yang beretika. Kamu segera pergi dari sini, jangan mengganggu kami bekerja."

Kini Laura menjadi bahan pembicaraan, ia benar-benar malu. Ia mengambil tas, menutupi wajahnya dan pergi dari kedai kopi tersebut.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu