Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 305 Isi Dari Secarik Kertas

“Kakek Raphael, beritahukan kepada Thomas untuk mengatakan hal ini kepada Bastian.”

“Sekalian katakan kepada Anna untuk memesan sebuah tempat yang tenang, malam ini aku akan berbicara dengan Bastian dan juga Yeni.”

Fendy Yue berkata dengan menatap Raphael.

Dia sudah mengatakan keputusannya, yaitu memberikan kesempatan sekali lagi kepada Bastian. Jika kepala keluarga sudah mengatakan keputusannya, Teguh Yue tidak mengatakan apapun lagi.

Raphael mengangguk mengiyakan, kemudian keluar dari dalam ruang kerja.

Ketiga orang yang sedang menguping pembicaraan di dalam langsung membubarkan diri saat mendengar suara langkah kaki seseorang mendekat.

“Kalian sedang menguping pembicaraan?”

Raphael membuka pintu, saat melihat ketiga orang itu sedang sangat gelisah, dia bertanya tanpa eksresi apapun di wajahnya.

“Ti.... tidak....”

“Kita bertiga baru saja datang.”

Thomas Qi tersenyum sumringah memecah kecanggungan.

Raphael tidak mempermasalahkan ini lebih lanjut, dia menatap Anna berkata:

“Anna, pesan sebuah tempat yang tenang, malam ini papa mu akan berbincang dengan Yeni dan Bastian.”

Ketiga orang itu langsung terkejut saat mendengar hal ini.

“Kakek, mereka tidak akan mengusir kak Bastian kan?” Sanny Yue bertanya tiba tiba.

“Sanny tenang saja, bagaimana bisa paman mengusir kak Bastianmu.” Raphael mengelus ujung kepala Sunny Yue, berkata penuh senyuman.

Anna akhirnya bisa bernapas lega, dia langsung mengangguk mengiyakan, “Baik, sekarang aku akan memesannya.”

Setelah memberikan perintah kepada Anna, Raphael baru melihat Thomas Qi, “Thomas, ikutlah denganku.”

Thomas Qi langsung bergidik ngeri, bahkan sampai menelan ludahnya secara paksa. Kakek memintanya ikut dengannya hanya berdua saja, mungkin dia akan mendapatkan hukuman kali ini.

“Oh....” Dia dengan patuh berjalan mengikuti Raphael di belakangnya, turun ke lantai bawah, sampailah di ruang tamu.

Tapi Raphael tidak menghentikan langkah kakinya, dia malah membawanya berjalan meninggalkan rumah Bastian.

Saat sudah sampai di tempat yang sepi, Raphael tidak mengatakan apapun, wajahnya terlihat sangat serius. Thomas Qi yang melihat keadaan ini langsung merinding, kemudian mengatakan:

“Kakek, kakek tidak akan membawaku ke dalam lubang dan memukuliku kan?”

Raphael menyeringai, saat melihat tidak ada siapapun di sekitar, dia baru mengatakan:

“Jika ingin memukulmu maka aku sudah memukulmu sejak tadi, dan juga aku tidak memiliki senjata apapun di tanganku saat ini, hari ini aku tidak akan memukulmu.”

Thomas Qi yang mendengar hal itu langsung tersenyum tipis. Saat dulu, dia di pukul menggunakan sebuah bilah oleh Raphael, karena ingin menghindari pukulan itu dia bahkan sampai memutari seluruh taman.

Raphael menghentikan langkah kakinya, berbalik badan dan melihat Thomas Qi, dia mengeluarkan secarik kertas, dan menyerahkannya kepada Thomas Qi.

Thomas Qi langsung menerimanya, membuka kertas itu, dan melihat tulisan di dalamnya.

Untuk beberapa saat wajahnya masih tersenyum sumringah, bahkan dia belum pernah tersenyum seperti ini sebelumnya, tapi tiba tiba secepat kilat berubah menjadi sangat terkejut.

“Ini... Siapa yang menulisnya?”

Dia tidak mempercayainya dan membaca kembali tulisan di dalam kertas, kemudian baru bertanya.

Raphael menggelengkan kepalanya, ekspresi di wajahnya terlihat sangat serius, “tidak tau, saat berada di kediaman Yue, ada orang yang diam diam menuliskannya untuk Fendy Yue.”

Thomas Qi yang mendengar itu langsung terkejut:

“Bagaimana bisa seperti ini....”

Setelah melihat tulisan di dalam surat itu, dia tidak berani melebarkan senyum di wajahnya lagi.

Di dalam nya tertulis: kota Tajo sangat berbahaya, ada seseroang yang ingin membunuhmu.

Hanya perkataan singkat seperti itu tapi membuat Raphael yang melayani keluarga Yue bertahun tahun langsung khawatir.

“Siapa yang menulis ini untuk paman Fendy? Siapa yang berani mengancam kepala keluarga Yue, apa dia sudah bosan hidup!” Thomas Qi mengerutkan keningnya kesal, bahkan perkataannya sudah penuh dengan kemarahan.

“Entah siapa yang menuliskannya, Fendy mendapatkannya di dalam salah satu dokumen.”

Raphael menggelengkan kepalanya, menatap Thomas Qi, berkata dengan nada serius:

“Thomas, apa kamu masih ingat pemakaman keluarga Yue saat kamu berumur 6 tahun?”

Thomas Qi terdiam, dia tidak mengerti kenapa kakeknya tiba tiba membahas kejadian yang sudah lama berlalu itu. Tapi meskipun demikian dia masih mencoba mengingatnya.

“6 tahun? Sepertinya memang ada sebuah pemakaman, waktu itu aku masih sangat kecil, aku hanya ingat jika suatu hari ada keluarga Yue yang meninggal. Pemakaman dilakukan dengan tergesa gesa, aku tidak ingat akan pemakaman siapa waktu itu.”

Thomas Qi kebingungan, dia bertanya:

“Kakek, kenapa tiba tiba menanyakan hal ini?”

Raphael mengerutkan keningnya kemudian berkata:

“Pemakaman itu dilakukan untuk mengantar kepergian anak terkecil kakek Yue, Handika. Dan juga, anak terkecil Teguh Yue, Edo Yue. Pemakaman itu, dilakukan untuk memberikan penghormatan terkahir kepada mereka berdua.”

Thomas Qi yang mendengar itu langsung terbelalak: “apa?! Dua orang?”

Raphael mengangguk mengiyakan:

“Saat itu kamu dan Bastian masih sama sama berumur 6 tahun, belum bisa mengingat segala sesuatunya dengan jelas. Dan juga pemakaman waktu itu, kakek Yue juga tidak mengijinkan kita semua orang membahas Handika dan juga Edo Yue. Jadi, setelah berlalu selama ini, mungkin kalian sudah tidak mengingat kedua orang itu lagi.”

Rekasi yang ditunjukkan oleh Thomas Qi jelas sekali jika dia sangat terkejut. Dia mengatakan:

“Aku ingat nama Handika, sepertinya ada nama paman ini dalam keluarga Yue. Aku masih ingat jika paman itu memperlakukan Bastian dengan sangat baik, dia sering membawa kita pergi bermain. Tapi tiba tiba suatu hari kita tidak bisa melihatnya, dan aku juga sempat bertanya kepada kakek, waktu itu kakek mengatakan jika dia pergi keluar negeri, mungkin dia akan kembali lagi untuk waktu yang lama.”

“Setelah itu, perlahan lahan aku mulai melupakan paman itu, dia, dia meninggal di tahun itu?”

Raphael menghembuskan napas panjang, mengangguk mengiyakan:

“Benar sekali, dia meninggal saat itu, waktu itu kamu masih kecil, jadi aku tidak memberitahukannya kepadamu.”

“Tunggu tunggu!” Thomas Qi sepertinya menyadari akan sesuatu, “Handika dan Edo Yue..... meninggal karena dicelakai?”

“Kamu memang pintar.” Raphael tersenyum tipis, mengatakan, “mereka meninggal karena dicelakai.”

“Itu pada awalnya hanya sebuah kecelakaan mobil, tapi kakek Yue menyelidikinya, dan ternyata kecelakaan itu bukanlah kecelakaan biasa. Mobil mereka ditabrak oleh sebuah mobil besar, tapi sopir mobil itu tidak meninggal karena kecelakaan itu, dia meninggal karena bunuh diri. Bahkan sopir itu menderita penyakit kronis yang mematikan, bisa dibilang jika dia sudah dibayar oleh seseorang untuk melakukan hal ini.”

“Dia menabrak Handika dan Edo Yue hingga meninggal, setelah itu bunuh diri, dia melakukan ini untuk mendapatkan uang untuk menghidupi keluarganya.”

“Ini adalah kenyataannya, masalah yang bahkan tidak disadari oleh keluarga Yue itu sendiri.”

Thomas Qi mematung saat mendengar hal ini, bahkan wajahnya saat ini sudah penuh keterkejutan.

“Sebenarnya siapa yang melakukannya? Pembunuh sebenarnya sudah ditemukan?” dia kembali bertanya.

“Tidak!” Raphael menggelengkan kepalanya, “selama ini tidak ada yang menemukan pembunuh sebenarnya, tapi mereka semua tau jika orang yang mencelakai Handika dan Edo Yue adalah orang keluarga Yue sendiri.”

“Wah! Tidak mungkin kan!” Thomas Qi bahkan sampai merinding, bahkan tubuhnya sedikit terhuyung.

Dia juga tumbuh dewasa di keluarga Yue sejak kecil, dia juga memiliki perasaan yang dalam terhadap keluarga Yue, bahkan dia sudah menganggap keluarga Yue sebagai keluarganya sendiri. Tidak disangka jika keluarga Yue bisa melakukan hal seperti ini.

“Kemunculan kertas ini mungkin sebagai peringatan akan pembunuh sebenarnya saat kejadian itu, dia sudah akan melakukan pergerakan lagi.” Raphael mengatakannya penuh kecurigaan, “hanya saja tujuannya kali ini adalah kepala keluarga, dia ingin menghabisi kepala keluarga Yue, Fendy Yue.”

Thomas Qi tau benar akan seriusnya masalah ini, kedua tangannya sudah terkepal, berkata:

“Kenapa dia tidak langsung mencari paman Fendy saja dan mengatakan yang sebenarnya? Jika dia sudah menuliskan surat ini, mungkin dia sudah tau siapa dalang dibalik kejadian waktu itu. Kebenaran dari kematian Handika, hanya orang dari keluarga Yue lah mengetahuinya, maka orang yang menuliskan surat ini pasti orang dari dalam keluarga Yue itu sendiri.”

“Masalah sebesar ini, apa dia akan menyembunyikannya dari kepala keluarga Yue?”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu