Habis Cerai Nikah Lagi - Bab 140 Rencana Bastian

"Sahabatku ini memang bisa mengkhawatirkan orang, baiklah, ayo kita sama-sama kembali ke kantor, lalu pulang setelah tanda tangan kontrak."

"Jadrian, kalian minum di sini dengan tenang, tunggu aku kembali."

Chakra merangkul pundak Bastian, seakan-akan berdiri juga sudah tidak seimbang.

Jadrian dan lainnya melihat keadaan ini, langsung sibuk beritahu Bastian:

“Bastian, kamu jaga baik-baik Kak Chakra. Jangan cari supir lagi, langsung pesan taksi ke sana saja.”

Bastian menganggukkan kepala, berkata dengan tertawa:

“Tenang saja, aku belum minum terlalu banyak, aku pasti akan menjaga Kak Chakra dengan baik.”

Setelah mengatakannya, dia menopang Kak Chakra keluar dari ruang VIP.

Saat keluar dari pintu, senyuman di wajah Bastian langsung berubah menjadi senyuman dingin. Malam ini adalah hari kematian Chakra, si preman ini, jika bukan karena membunuhnya, Bastian juga tidak akan berpura-pura tampak kasihan beberapa hari ini.

“Kak Chakra, pelan-pelan.” Saat turun ke bawah, Bastian masih berkata dengan sangat perhatian.

“Bro, aku tidak mabuk, kemampuanku minum alkohol sangat baik!” Chakra dengan lemah berjalan ke bawah.

Setelah keluar dari bar, Bastian langsung menopang Chakra naik ke sebuah mobil taksi, sepertinya taksi itu selalu berhenti di luar, seolah-olah sedang menunggu Bastian naik.

“Pak, ke pusat Perusahaan Chakra Dinamika." Bastian berkata kepada supir.

"Baik!" supir menjawab.

Dia menolehkan kepala bertatapan dengan Bastian, supir itu... adalah Patrick, kini dia memakai masker.

"Sh*t, aku adalah Chakra bos dari Perusahaan Chakra Dinamika, kamu sudah buta ya! Cepat panggil Tuan Chakra!"

Setelah mobil bergerak lumayan jauh, Chakra tiba-tiba menggila karena mabuk, dia langsung menampar wajahnya Patrick.

`Patrick tiba ada persiapan apapun, setir mobil tiba-tiba berputar dan hampir menabrak di jalanan.

Dia memijak rem mobil, menolehkan kepala melototi Chakra dengan mengeratkan giginya.

"Sh*t! Beraninya kamu melototiku? Kamu seorang supir, beraninya melototi aku Chakra?"

Melihat mereka berdua sudah mau bertengkar, Bastian langsung membujuk:

"Kak Chakra, sabar, sabar! Sekarang kita mau kembali ke perusahaan untuk tanda tangan kontrak, kita bawa keberuntungan ke sana, jika melihat darah akan mempengaruhi keberuntungan."

Dia juga tidak menyangka jika Chakra bisa tiba-tiba menggila lalu menampar Patrick.

"Dia adalah Tuan Chakra, cepat panggil Tuan Chakra! Jika membuat Tuan Chakra tidak senang, akibatnya akan sangat buruk!" Bastian dengan panik memberikan Patrick sebuah tatapan, dia takut Patrick emosi karena tidak tahan.

Patrick menghela nafas panjang, dia menurunkan kepalanya:

"Maaf, Tuan Chakra!"

Kini Chakra baru menjadi tenang, dia berkata dengan dingin:

"Kamu lumayan tahu batas juga, dasar sialan, seorang yang bekerja sebagai pengemudi tidak tahu diri, bagaimana kamu hidup selama ini!"

Patrick mengatakan sebuah kata maaf, kemudian lanjut menyetir.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti di bawah Perusahaan Chakra Dinamika, Bastian menopang Chakra turun dari mobil, dia menolehkan kepala lalu bertatapan dengan Patrick, bermaksud menyuruhnya menunggunya di dalam mobil.

Kini di depan pintu perusahaan, David asisten Chakra sudah menunggu di bawah.

"Direktur Chakra, akhirnya anda tiba! Saya sudah menyiapkan kontraknya, tinggal tunggu anda ke atas menyetujui saja!" David langsung datang ke sini mengatakannya.

Saat dia melihat Bastian, ekspresinya sedikit tidak alami.

"Baik! Sudah sangat malam, cepat, setelah ke atas tanda tangan, aku masih mau pulang minum bir dengan sahabatku!"

Chakra berkata dengan marah-marah.

Bastian langsung menyerahkan Chakra kepada David, berkata:

"Kak Chakra, aku tunggu kamu di bawah, kamu cepat turun jika sudah tanda tangan."

Chakra melambaikan tangan kepada Bastian, kemudian ikut David berjalan ke atas.

Setelah tiba di dalam kantor, David memberikan kontrak yang sudah disediakan kepada Chakra, berkata:

"Direktur Chakra, kontraknya dicetak oleh pengacara Budi, aku sudah membaca 2 kali dan tidak ada masalah, anda lihat sekali lagi."

Chakra berjalan ke sofa dengan tidak stabil, dia mengambil kontrak dan membaca sekilas.

Sebenarnya dia sudah mabuk, jadi dia tidak mungkin membaca kontrak dengan teliti.

Setelah melihat sekali, dia mengulurkan tangan lalu berkata kepada David:

"Di mana pen? Berikan Pen padaku."

David memberikan pen kepadanya, saat Chakra sudah mau tanda tangan, ponselnya tiba-tiba berdering.

Chakra meletakkan pennya, lalu mengangkat telepon:

"Halo Bastian, kenapa?"

Ini adalah telepon dari Bastian.

"Kak Chakra, aku ingin tanya apa kamu masih lama turun." Bastian bertanya dari dalam telepon.

"Hei kamu, kenapa kamu malah lebih buru-buru dari aku, segera selesai. Aku langsung turun setelah tanda tangan." Chakra menutup setelah mengatakannya.

Kini, David menyajikan segelas teh kepada Chakra:

"Direktur Chakra, silakan minum teh untuk meredakan mabuk, tampaknya anda kebanyakan minum."

Chakra dengan tidak sabar mendorongnya: "Reda apaan, jangan ganggu aku."

Dorongan ini membuat gelas teh di tangan David terjatuh, teh itu tertumpah di lembaran kontrak dan langsung membasahi kontrak itu.

"Sh*t! Kamu gila ya, pegang gelas teh saja tidak bisa pegang baik-baik!" Chakra langsung marah besar, dia mengangkat tangannya dan menampar David: "Aku datang untuk menandatangani kontrak, sekarang kamu suruh aku tanda tangan apa!"

David juga tidak berani mengatakan apapun setelah ditampar, dia tidak berhenti meminta maaf:

"Maaf Direktur Chakra, saya tidak sengaja."

"Untungnya Pengacara Budi ada menyiapkan 1 kontrak cadangan, saya gantikan untuk anda."

Saat mengatakannya, David langsung membuang kontrak yang basah itu ke dalam tong sampah, kemudian dari dalam tas kerja mengeluarkan satu set kontrak baru, dia langsung membalikkan ke halaman paling belakang dan dengan ketakutan meletakkan ke depan Chakra.

Saat ini, dia sangat tegang, keningnya sudah berkeringatan. Dia takut Chakra membaca kontrak ini sekali lagi, isi kontrak ini sudah berbeda dengan isi kontrak tadi.

Chakra hanya mengambil pen, lalu langsung menandatangani nama dia di halaman paling belakang, juga memberikan stempel sidik jari.

David melihat keadaan ini, dia langsung dengan cepat mengambil kontrak dan berkata:

"Saya langsung mengirim ke Departemen Hukum, Direktur Chakra, saya antar anda ke bawah."

Chakra masih sedang marah, amarah dia belum reda:

"Antar apaan, apa aku tidak ada kaki?"

"Segera kirim kotrak ini ke sana, proyek ini harus dimulai malam ini."

David menjawab 'oh', lalu segera keluar dari kantor.

Chakra turun ke bawah sendiri, setelah tiba di lobi bawah, dia malah tidak melihat bayangan Bastian.

"Nj*r, ke mana si Bastian, bukankah bilang tunggu aku di bawah?"

Dia langsung mengeluarkan ponsel menghubungi Bastian, setelah terhubung hanya terdengar Bastian berkata:

"Kak Chakra, aku sedang di kamar mandi perusahaan kalian, aku segera turun, kamu tunggu sebentar."

Chakra dengan tidak sabar berkata:

"Kamu cepat, Jadrian dan yang lain sedang menunggu kita. Dasar kamu ini, kotoranmu banyak sekali."

Setelah menutup telepon, menunggu beberapa menit, Bastian sudah turun.

Mereka berdua naik ke taksi yang tadi lagi.

Mobil ini berjalan sekitar setengah jam, Chakra semakin merasa ada yang aneh. Dari perusahaan ke bar, paling lama tidak sampai 20 menit, kenapa sudah begitu lama juga belum sampai?

"Hei, bagaimana kamu menyetir, kamu sudah menyetir sampai pinggiran kota, apa ini adalah jalan ke tempat yang tadi?"

Chakra langsung berkata dengan marah.

Kini Bastian dan Patrick secara bersamaan menurunkan jendela mobil.

Bastian berkata sambil tertawa dingin:

"Kak Chakra, kami tidak berencana kembali ke bar. Untuk apa kembali ke bar, bagaimana jika biarkan kami mengantarkan kamu."

Chakra mendengarnya langsung menjadi lebih sadar, dia melototi Bastian bertanya:

"Apa yang kamu katakan?"

Bastian melihatnya, kemudian mengeluarkan sebuah folder transparan yang diikat, di dalamnya terdapat sebuah perjanjian.

Dia tertawa dengan dingin dan berkata:

"Ini adalah kontrak yang kamu tanda tangani tadi, tapi bukan kontrak proyek apapun, melainkan sebuah perjanjian penyerahan. Semua harta yang kamu miliki akan diberikan kepadaku, di atas ini ada tanda tangan asli kamu dan sidik jari kamu."

"Terima kasih Kak Chakra."

Chakra melebarkan matanya, dia langsung mengamuk:

"Aku akan mematikanmu!"

Dia tiba-tiba mengamuk, gayanya mau menimpa Bastian.

Tapi saat ini, mobil sudah tiba di sebuah jembatan, di bawah jembatan adalah sebuah sungai.

Patrick tanpa berpikir panjang, dia langsung menabrak ke pagar penghalang di sungai dan memijak rem mobil.

Chakra barusan berdiri, tiba-tiba menabrak ke jendela mobil karena mobil yang bergoyang, sehingga membuatnya menjadi sangat pusing.

Untungnya Bastian sudah memakai sabuk pengaman, hanya mendengar sebuah suara "boom" yang kuat, mobil taksi menabrak pagar penghalang sampai patah lalu langsung terjun dari atas jembatan.

Di bawah jembatan adalah sebuah sungai, saat mobil sedang terjun di udara, Bastian dan Patrick melepaskan sabuk pengaman secara bersamaan.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu