Unplanned Marriage - Bab 42 ini adalah hukuman (2)

"Veronica."

Baru saja dia mau memakai pembalut, terdengar suara Charles memanggil.

"Iya?" Veronica menjawab dengan agak tak bersemangat.

"Menurutmu, bagaimana pandanganmu terhadap Andri Xie?"

Pertanyaan ini agak aneh, sambil mengusap perut dia berpikir agak lama baru menjawab : "Dia suka budaya klasik, terus juga punya pengetahuan yang luas, orang yang hebat."

"Kelihatannya kesan kamu kepadanya lumayan bagus." Di balik pintu situ, Charles membuat kesimpulan.

"Lu......lumayan......" Charles tiba-tiba menanyai tentang Andri, dan juga menanyakannya dengan begitu detail sehingga membuat Veronica sedikit bersalah.

Kemudian di luar kembali hening, segera dia membersihkan diri, untungnya seragam kerja ini warna hitam, kalaupun kena darah juga tidak bakal terlalu kelihatan.

Tadi juga sudah minum beberapa gelas air hangat, meskipun masih nyeri, tapi sudah agak mendingan daripada tadi.

Baru saja Veronica membuka pintu dan keluar, Charles yang menunggu di luar pintu itu langsung memojokkan dia ke dinding.

"Ke, kenapa?" Veronica membelalakkan mata menatap Charles dengan keheranan.

"Ternyata kamu memang datang buat kekacauan......" Charles teringat peraturan kerja yang selalu ia patuhi selama ini, tapi malah selalu terganggu oleh kejadian-kejadian tak disengaja dari Veronica, apakah wanita ini sungguh tidak menyadari kesalahan apa yang sudah dia lakukan?

"Bu, buat kekacauan apa?" Anehnya Veronica mulai deg-degan, kenapa pandangan matanya kembali suram?

Charles menundukkan kepala, di detik juga pandangan mata mereka bertemu, justru karena ditatap begitu yang membuat Veronica tidak tahan, tampak cerminan dirinya sendiri di bola mata Charles yang hitam terang, jarak mereka dekat sekali.

"Seperti ini......" Sehabis ngomong begitu, mendadak dia langsung menundukkan kepala.

"Tungg..... Ummm ummm......" Dia ingin melawan, tapi jangan kan ngomong, soal tenaga saja dia sudah kalah.

Kedua bibir mereka menempel erat, otak Veronica langsung kosong, kenapa sekarang Charles suka mencium dia?

Namun ciuman seperti ini dia sama sekali tidak menolak, malah secara refleks tangannya langsung melingkar di leher Charles, dan langsung bergelut dengannya.

Setelah ciuman yang dashyat, Charles bergumam sambil bibirnya masih menempel di Veronica, “Ini adalah hukuman.”

Hukuman? Apa maksudnya? Tanpa menunggu Veronica menangkap maksud dia, Charles langsung mencengkram dagunya dengan kuat, dan ciuman mendarat lagi di bibirnya sampai membuat dia hampir tak bisa bernapas.

Hanya dalam beberapa detik, badan Veronica langsung lemas, bahkan sampai lupa kalau dia lagi sakit perut.

Dia tidak lagi puas, tangannya langsung merangkul pinggangnya dengan erat, seketika mereka berdua sudah melekat bersama.

Ciuman dia panas sekali, hembusan napas dia terasa sekali.

Cahaya di depan mata Charles semakin gelap, tangannya mulai menurun dari pinggang Veronica, tiba-tiba tangannya menyentuh bokong Veronica dan baru ingat keadaan dia sekarang, seketika air mukanya berubah.

Charles bersuara kecil, dari matanya tampak dia berusaha menahan sesuatu.

Kedua mata Veronica yang remang-remang belum sempat merespon, Charles tiba-tiba sudah membuka mulutnya sedikit dan menggigit bibirnya.

“Aaa......” Veronica berteriak sakit, belum sadar dia dari ciuman yang panas tadi, sekarang bibirnya sudah sakit seperti tertusuk.

Ngapain dia! Tiba-tiba menciumnya, terus malah gigit dia begitu.

“Kenapa kamu menggigitku!” Kata Veronica sambil bernapas terengah-engah dan mencibir, kelihatan tersiksa sekali.

“Sudah dibilang ini adalah hukuman!” Charles menempel ke telinga Veronica, suaranya terdengar serak dan kecil.

Veronica membelalakkan mata, seperti tidak percaya, lalu membantah dengan tak mau kalah, “Kesalahan apa yang sudah aku buat? Kenapa harus terima hukuman? Dan lagian......lagian......”

Veronica tidak mampu melanjutkan perkataannya, mana ada hukuman berupa ciuman seperti ini!

Semakin dipikir, hati Veronica semakin masam, mungkin juga karena perutnya yang masih agak sakit, atau mungkin juga karena hubungan dia dan Charles yang membaik, dia semakin tidak bisa menyembunyikan perasaanya di depan Charles.

Veronica menunjukkan muka tersiksa, membuat Charles melihat sekilas, akhirnya dia mengulurkan tangan menyentuh pipi Veronica.

Dia tidak mengatakan apa-apa, tapi Veronica bisa merasakan kehangatan dari tangannya itu.

Sedangkan Charles menundukkan kepala lagi, kali ini adalah ciuman yang lembut, ciuman dia mendarat pelan di bibirnya.

Veronica agak tenggelam di dalamnya, tenggelam dalam perasaan dan ciuman ini.

Cahaya lembut yang agak remang, perasaan manis yang diberikan, pastinya langsung membuat Veronica senang dan bahagia.

Ketika bibirnya pergi, Veronica jadi sedikit kecewa, Charles menarik tangannya dan berjalan ke ke sofa sambil bertanya, “Kamu lihat hari ini kamu ingin kembali ke hotel atau tidur disini. ”

Di sini? Veronica mengangkat kepala melihat ke sekitar ruangan istirahat ini, akhirnya dia menggeleng.

“Aku akan pulang.” Dia masih harus pulang buat ganti pakaian, dan juga harus siap-siap untuk besok.

“Oke, ayo.” Charles mengangguk, sambil menggandeng Veronica dia bangkit berdiri dan keluar dari kantor, sepanjang perjalanan tangan dia selalu merangkul pundak Veronica dengan lembut.

Di dalam mobil, karena tidak enak badan, air muka Veronica juga jadi tampak tidak enak sekali, dan Charles baru pertama kali ini tahu kalau wanita akan tersiksa seperti itu karena haid.

Ini membuat Charles selalu mengenggam tangan Veronica, tanpa disadari ini membuat Veronica merasa aman dan tenang sekali.

Keesokan paginya ketika di tempat parkir, Veronica turun dari mobil dan baru saja mau masuk lift, dia dipanggil sama Charles, “Vero.”

Dia pun membalikkan badan dengan terheran-heran, yang dia lihat adalah air muka Charles yang kaku sekali, dia yang seperti ini sungguh jarang tampak di dirinya, membuat Veronica agak tercengang.