Unplanned Marriage - Bab 146 Hal itu tidak ada hubungannya dengan aku

Tepat pada saat itu, mereka berdua saling bertatapan, benar-benar ada seseorang, dengan postur tubuh yang mirip dengan Elvian.

Tapi orang tersebut penampilannya memang terlihat seperti Elvian.

Charles dan Ricky saling memandang.

Profil yang mereka lihat dan siap pergi tersebut adalah----Albert.

Mempunyai hubungan yang cukup baik dengan Charles dan Ricky, dan juga sangat berambisi dengan Caroline, jadi ada sedikit perasaan tidak suka terhadap Charles.

Jika tidak, bagaimana terpikir ingin menghancurkan Veronica juga.

Tapi apa motif dari Albert? Berdasarkan apa dia bertindak seperti itu kepada Charles, bahkan sekejam ini.

“Tentu saja dia memiliki motif,” ucap Adeline dengan pelan dari samping. Dengan tegas dia berkata lagi: “Dalam soal pekerjaan dia tidak sehebat kakak laki-lakinya, bagaimanapun juga dia hanya seorang pengikut saja. Wajar kalau dia tidak suka dengan keadaan sekarang. Dalam soal perasaan, orang yang dia suka jelas-jelas Caroline, tapi Caroline sukanya sama Direktur Tsi, pasti hatinya tidak senang juga.”

Kata-kata dari Adeline membuat Charles dan Ricky diam sejenak, lalu Ricky menggerak-gerakan tangannya sambil berkata: “mau langsung bicara empat mata dengan Albert atau tetap kita ikutin beberapa hari untuk melihat keadaan.”

Adeline memperingatkan agar tidak terjebak, Ricky baru terpikir perkataan Veronica.

“Saat itu bukankah kamu ingin Caroline pergi ke luar negeri?“ tanya Ricky yang mondar-mandir dalam ruangan rumah sakit. “Caroline yang menyarankan ke luar negeri untuk penyembuhan, kamu juga pikir ini satu peluang untuk masing-masing bisa lebih tenang dan tidak harus selalu bersama. Dan kamu menyetujuinya.”

Dan hasilnya? Albert menghubungi Veronica dan mengatakan Charles dan Caroline akan ke luar negeri untuk menetap.

Hanya karena sebuah panggilan telepon, membuat Albert menjadi curiga.

Ricky kembali duduk di samping Charles dan bertanya, “Apa yang sedang dipikirkan Albert? Dia sekarang sebenarnya membantu kamu atau Caroline, yang aku ingat kalian dulu bukannya seperjuangan?”

Charles menaruh laptopnya di meja, dengan mimik wajah yang datar menjawab pertanyaan Ricky : “Waktu butuh bantuan, memang seperjuangan, setelah dibantu mana mungkin lagi.”

“Jika ingin mendapatkan Caroline, dia akan memikirkan caranya untuk terlibat di antara kalian, panggilan telepon waktu itu tidak masuk akal, tapi kalau dipikir kembali juga agak janggal, jelas-jelas dia ingin menjauhkan kamu dengan Veronica.” kata Ricky. Semakin Ricky berpikir semakin curiga dengan tindakan Albert. Dan lanjutnya,“Yang pastinya dia tidak melarikan diri, dan dia mempunyai perasaan terhadap Caroline, untuk berbuat jahat ke kamu jadi gampang.”

“Tapi dia masih ingin menjahati Veronica.” kata Charles diiringi batuk kecil dan beranjak bangun dari ranjangnya.

“Kamu ingin kemana? “ tanya Ricky kepada Charles yang bersiap ingin mengganti pakaian di kamar kecil. “Badan kamu masih belum pulih benar, apakah mau keluar untuk berkelahi dengan Albert? “lanjut Ricky dengan tergesa-gesa.

“Buat apa berkelahi.” komplain Adeline dengan pelan. “Ini adalah lingkungan sosial yang beradab.”

Ricky mendengar Adeline berani mengkomplain ke dia, lalu mengulurkan tangannya dan menarik wajah kecil Adeline, dan berkata: “Emang kenapa dengan lingkungan sosial yang beradab? Sepasang suami istri sering melakukannya, pasangan selingkuh, pasangan kekasih juga, kamu dan aku juga perlu.....”

“Melakukannya?” tanggap Adeline dan seketika sadar akan maksud lain Ricky, “Aku dan kamu tidak....”

Lalu Adeline terdiam, menendang keras ke arah Ricky. Ricky dengan santai menghindar dan tertawa keras sambil melangkah ke kamar kecil.

Veronica kembali ke rumah yang disewa oleh Elvian. Lalu mengirimkan alamat email Elvian kepada Adeline, dan mengingatkannya untuk diberikan ke Ricky, biar bagaimanapun dalam dua hari ini harus bantu dia untuk menemukan alamat email ini apakah berkaitan dengan email anonim itu.

Kemudian sambil membawa payung, melangkah keluar dari rumah dan menuju supermarket untuk membeli sedikit makanan.

Baru saja sampai di lantai bawah, Veronica melihat satu siluet yang tidak asing, siluet ini membuat langkahnya berhenti, dan akhirnya dia terus berjalan lagi, lalu bertanya,“Andri, bagaimana bisa tahu aku tinggal disini ?”

“Aku sudah mengetahuinya saat kamu ke rumah sakit menjenguk Charles.” jawab Andri yang sedang berdiri di bawah pohon. Melihat rintikan air hujan menerpa ke tubuhnya, Veronica mengangkat payungnya agar bisa berpayung bersama.

Mungkin melihat Veronica membawa payung agak sedikit sulit, Andri mengambil alih payungnya, baru bertanya: “Kamu ingin pergi kemana? Kita pergi sama-sama.”

“Tidak perlu.” jawab Veronica sambil menunduk kebawah, tidak berani langsung menatap ke mata Andri yang penuh kehangatan. “Aku hanya ingin membeli sedikit sayur.” lanjutnya.

Sambil membawa payung, Andri mengantar Veronica berjalan menuju arah supermarket dan Veronica tidak bisa menolaknya.

Payung ada di tangan Andri, dengan sedikit tidak berdaya Veronica mengikutinya. Sambil berjalan Andri juga memberi perhatian agar Veronica tidak terkena air hujan, seraya berkata: “Hal itu tidak ada hubungannya dengan aku.”

Veronica tertegun seketika.

“Meskipun aku ingin menjelaskan, kamu belum tentu bersedia mendengarkan.” ucap Andri dengan suara yang nyaris tak terdengar diantara suara-suara hujan, dan selalu berlaku baik pada Veronica. “Tapi ,aku tidak akan menggunakan cara seperti itu untuk menghadapi seorang wanita dan anak yang ada dalam kandungannya. Jika aku tidak ingin kamu melahirkan anak ini, saat lagi di kota Nanjing aku bisa saja bertindak, pada saat itu kamu juga di Nanjing, kamu bisa memilih untuk tidak kembali, dan aku akan menikahimu, bagaimana menurut kamu?” tanya Andri.

Veronica menghentikan langkahnya, dibawah kaki diatas aspal hitam ada genangan air dan percikan air hujan, keadaan langit seperti ini sudah berlangsung selama dua tiga hari ini. Veronica menatap Andri , wajahnya yang putih bersih pelan-pelan terbersit senyuman dan berkata: “Andri, sebenarnya aku tidak pernah meragukan kamu.”

“Bagus kalau begitu.” kata Andri yang sebelumnya terdiam. Lalu dengan senyuman lega, “bagus kalau begitu.”ulang Andri.

Meski saat itu Veronica pernah meragukan Andri, namun itu hanya seketika saja.

“Bagaimana kabar kamu dua minggu ini?” tanya Andri.

“Tidak begitu baik.” jawab Veronica dengan senyum pahit. “Sekarang harus jaga bayi dalam kandungan. Awalnya aku pikir Andre akan melindungi aku, namun ternyata tidak, sebenarnya aku hanya dimanfaatin oleh dia untuk membuat Charles kecelakaan dan tidak sadarkan diri.”ucap Veronica.

Tapi Veronica tidak mengatakan kalau kecelakaan Charles kali ini adalah senjata makan tuan, sama saja dengan buat drama sendiri agar tampak musuh yang bersalah. Dengan melenyapkan mata-mata itu untuk mendapatkan kebebasannya sendiri.

Berita tentang Charles yang sudah siuman pasti cepat menyebar sampai ke telinganya, jadi tidak perlu memberitahu dia.

“Jadi karena hal itu kamu baru pergi mencari Charles.” tebak Andri dengan yakin.

Veronica mengangguk, dan berkata: “Biar bagaimanapun aku patut menjenguk dia, bukan karena aku adalah mantan istrinya, pada dasarnya memang tidak ada kebencian, bayi dalam kandunganku ini adalah anaknya juga, jika dia benar-benar tidak akan sadarkan diri lagi, itu juga adalah pertemuan terakhir kami...”

Andri mengangguk paham seraya berkata: “Aku dengar setelah kamu kembali, Charles sudah siuman, dan sudah mulai kerja seperti biasa.”

Ternyata benar, tidak perlu dia yang mengatakan, Andri atau Charles pasti dengan cepat akan mengetahui keberadaan masing-masing.

Yang dia ingat punggung Charles terluka lumayan parah, tapi sekarang sudah langsung mulai kerja? “batin Veronica.

Melihat Veronica yang tiba-tiba terdiam, Andri berdiri tegak kembali, dan bertanya, “Vero, aku dan Charles akan memikirkan cara untuk membereskan sumber masalah ini, menurutmu?”

Veronica terdiam seketika.

Sumber masalah yang dikatakan Andri itu adalah Andre.

Bos seperti Andre, kuasanya begitu kuat, orang luar seperti dia bagaimana bisa dibereskan dengan semudah itu?

Veronica tidak mengerti apa yang dikatakan Andri bahwa dia ingin bekerja sama dengan Charles untuk menghancurkan Andre, namun hal ini bukanlah urusan bagi Veronica.

Masih banyak hal lain yang harus dilakukannya!

Setelah menerima pesan dari Adeline, keduanya memang email yang sama, dengan kata lain Elvian yang mengatur waktu untuk membocorkan berita perselingkuhan ini, hingga membuat keluarganya hancur.

Sambil menggenggam handphonenya, Veronica mengingatkan beberapa hal tentang toko belakangan ini kepada Adeline. Dia keluar dari pabrik parfum dengan satu tangan masih menggenggam erat handphonenya dan kelihatannya sangat sakit, tapi dia malah sama sekali tidak mengerutkan dahi.

Elvian, Elena apakah ini balasan dari kalian untuk keluarga Gu yang telah menjaga kalian selama dua puluh tahun ini? Inikah yang dinamakan hubungan kakak adik, dengan melakukan hal yang sekejam ini. Teringat hal ini membuat Veronica tiba-tiba merasa sangat tidak masuk akal.

Sejak Eliana muncul di kehidupan Elvian, perlahan dia sudah mulai ada perasaan, tapi dia masih perlu satu bukti saja, bukti dia mulai menerima dan menghadapi sikap kedua kakak beradik bermarga Lu ketika bertemu lagi nanti.

Sekarang buktinya sudah ada didepan mata, dan dia harus menghadapinya!

Sambil memegang erat handphonenya, Veronica menghubungi nomor kontak yang sudah lama tidak dihubunginya.

Dari ujung telepon terdengar suara Elvian, “Vero? Ada apa?”

“Kak Elvian, Charles....Charles telah mengekspos masalah perceraian kami, sekarang hatiku sangat sedih.” jawab Veronica dengan suara terisak-isak dan menyedihkan.

Eliana yang sedang bergelayut di lengan Elvian, ketika mendengar suara Veronica langsung muncul kerutan di sepasang alisnya dan tampak ingin marah, lalu di dorong pergi oleh Elvian.

Elvian sambil melepas kancing kemeja dan dengan sedikit kesal bertanya: “Kamu menghubungi aku cuma karena masalah ini dengan Charles?”

“Tentu saja bukan.” jawab Veronica dengan suara menahan tangis, “Aku karena sedih jadi ke pabrik untuk menghibur diri, kamu juga tahu tempat ini agak jauh dan hari ini hujan lebat, sudah menunggu lama tapi tidak mendapatkan satu pun kendaraan.”

“Kamu ingin aku jemput?” tanya Elvian dengan gembira dibandingkan sebelumnya, akhirnya dia mengerti. Sejak Andre menelantarkan Veronica di rumah sakit selama dua minggu, lalu dia yang pergi menjemput dan menyewa sebuah rumah untuk Veronica. Hubungan mereka berdua sepertinya sudah lebih baik dibanding sebelumnya.

Sekarang Charles mengekspos berita perceraiannya, ini menegaskan bahwa hubungannya dengan Veronica sudah berakhir; ditambah lagi sekarang Veronica mencurigai Andri, kakaknya Chandra masih berada diluar negeri. Hal yang wajar disaat ini Veronica teringat dia.

Dengan suara yang jelas dan manja Veronica balik bertanya,“Apakah boleh? Aku tidak mau orang lain mengetahui tempat tinggal aku sekarang.”

“Tidak masalah.” kata Elvian sambil bangkit berdiri. Dia tahu tempat pabrik parfum dan juga berpesan kepada Veronica agar tidak tunggu di luar karena cuaca dingin. Mendengar kata-kata ini membuat wajah Eliana semakin cemberut.

Melihat Elvian mengenakan mantel dan melangkah keluar, Eliana bangun dari duduknya dan langsung mengejar dari belakang, lalu meraih lengannya dan berkata: “Kamu benar ingin pergi menjemput Veronica? Apakah kamu tidak tahu siapa yang paling penting bagimu sekarang? Dia sekarang mengandung anaknya Charles, yang dalam perutku sekarang adalah anak kamu, Elvian!”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu