Unplanned Marriage - Bab 151 mengapa dia menjadikan mereka target?

Veronica mendengarkan lampiasan amarah Andre, semakin didengar semakin terasa aneh.

Kenapa dari perkataan dia, seolah-olah bermaksud memang tidak ada hubungannya dengan Charles dan Andri, melainkan......

:Maksud kamu......yang buat kamu jadi seperti ini adalah.......adalah......” Veronica merasa tidak bisa percaya, sehingga ia masih tidak menyebutkan nama itu selama bingung beberapa saat.

“Albert Du!” Andre berkata sambil menggertakkan gigi, seolah-olah orang itu ada di hadapannya, dia ingin membalas dendam besar ini!

Seketika Veronica termangu.

Bagaimana bisa orang itu Albert? Dari awal dia mengira Andrelah dalang di balik semua ini, hingga membuat Caroline menjadi seperti sekarang.

Lagi pula Albert yang menyelamatkan Caroline......

Dia masih begitu suka dengan Caroline.

Dengan hati-hati Veronica bertanya ke Andre, “Albert? Dia pelaku yang membuat kamu menjadi seperti sekarang ini? Lalu kalau Caroline? Bukannya kamu yang......”

“Kalian semua dibohongi oleh dia.” Andre tidak menoleh melihatnya, dengan suara berat ia berkata, “Dia orang yang suka main permainan, tapi permainan dia bukan permainan yang di komputer, melainkan menjadikan semua orang di sekitarnya anak catur yang dikuasai olehnya, demi kesenangannya, demi permainan ini menarik, dia pasti akan berusaha keras untuk memainkannya.”

Perkataan Andre semakin membuat Veronica kebingungan, “Permainan dia? Jadi......jadi maksud kamu itu, perasaan dia ke Caroline juga sebuah permainan?”

Andre seolah masuk kembali ke dalam memori yang menyakitkan itu.

Sebagai anak pertama di keluarganya, sebuah perebutan yang sengit membuat dirinya lumpuh setengah badan, meskipun pada akhirnya dia bisa duduk di posisi yang diinginkan, tapi Andre sudah tidak ada punya banyak kemampuan untuk mengendalikan semuanya, dia sudah menjadi anak catur di tangan Albert, semua yang tampak dari luar itu hanya pura-pura, kejam, sadis, semua yang membuat orang benci itu terpaksa ia tunjukkan.

Caroline adalah bagian terpenting dalam permainan Albert, dia membuat Andre menikahinya, tapi dari belakang dia dan Caroline masih diam-diam ada perselingkuhan, kalau Albert bukan yang mengendalikan ini semua, bagaimana bisa Andre bisa bersabar ketika Caroline menyelingkuhi dia?

Ini memang hal yang sangat tidak rasional.

Sayangnya beberapa tahun Caroline tidak kepikiran, di satu sisi dia mempertahankan hubungannya dengan Albert, dan di satu sisi lagi diam-diam dia masih kontak dengan Charles.

Albert tahu ini semua, namun dia tidak mengatakan apa-apa, dia merasa menarik sekali.

Andre benci dengan Albert, benci sampai geram, tapi dia yang kedua kakinya tidak bertenaga, ketemu dengan adik seperti dia, maka sudah ditakdirkan sebagai orang yang dikendalikan.

Sehingga dia banyak mengalihkan bencinya ke Caroline, memukulnya, menghinanya, agar Caroline semakin takut dengannya.

Awalnya Andre mengira Albert akan mencari masalah terus dengannya, tapi siapa yang mengira dia malah berkata dengan semangat, bagus, dengan Andre terus-terusan menyiksa Caroline, maka Caroline akan mencari hiburan dan cinta dari Albert, ini membuat Albert merasakan keseruan yang berbeda.

Sehingga Albert hampir tidak memperdulikan siksaan Andre ke Caroline, bahkan kadang membiarkan semaunya.

Bisa dikatakan, kalaupun keadaan Caroline sekarang memburuk sekali, itu berkaitan erat dengan Albert.

Saat Charles memutuskan untuk menyelamatkan Caroline, Albert lanjut memerankan peran adik baiknya, wujud penampilannya sebagai pria baik, mempermainkan dan membohongi semua orang.

“Jadi, sekarang kamu mengerti kenapa dulu ketika di keluarga Du aku tidak mempersulit kamu, karena aku sama sekali tidak berniat mempersulit kamu.” Setelah mengingat ini semua, seketika Andre terasa menua sekali, “Albert menyuruh aku untuk membuat kamu ditangkap ke rumah sakit, di saat yang bersamaan juga membuat Charles kecelakaan, tapi kamu harus tahu, kalau bukan karena ada aku, mungkin anak kamu ini benar-benar sudah tidak ada.

Semakin mendengar semkain Veronica bergidik, masih adakah orang yang lebih menyeramkan lagi dari Albert?

Berarti hari itu ketika mau menyuntikkan obat ke Charles dan sekalian mau menyuntik dirinya juga ketika melihat dia ada di sana itu Albert?

Tapi mengapa? Dia dan Charles tidak menaruh dendam apa pun sama Albert, mengapa harus menjadikan mereka target?

Andre memberikan jawaban, “Karena Charles ingin menyelamatkan Caroline keluar dari penderitaan ini, sedangkan Albert merasa Charles mau merampas mainannya yang paling seru, jadi dia ingin membuat kalian merasakan rasanya kehilangan.”

“Sampai hari ini, Caroline masih belum tahu sifat asli Albert bukan?” Veronica merasa informasi yang diberikan Andre agak mendadak, tapi dia tetap berusaha menelannya, ia bertanya : “Lalu kamu kenapa hari ini?”

Andre berkata : “Charles dan Andri bekerja sama, Albert demi melindungi dirinya sendiri, aku menjadi kambing hitamnya, tapi bagaimana mungkin segampang itu aku ditaklukkan, dia sungguh terlalu meremehkan pengalamanku selama beberapa tahun ini, dan untungnya juga kelumpuhan aku ada sedikit membaik, kalau tidak nyawaku sudah hilang di sini.”

Setelah mendengar ini semua, Veronica tidak begitu takut lagi dengan Andre.

“Kamu perlu bir tidak? Aku beli buat kamu?” Tanya Veronica.

Melihat Andre tidak menjawab, Veronica segera menjelaskan, “Aku lihat kamu agak sedih, bukan karena aku ada maksud mau minta bantuan setelah ini.”

“Minta bantuan juga tidak apa-apa.” Andre menoleh, karena ada luka, mukanya pucat pasi, “Coba kamu telepon ke Charles, aku mau minum dengan dia.”

Dengan agak canggung Veronica meremas tepian sofa, agak lama kemudian baru dia menjawab : “Tidak bisa......Aku dan Charles sudah bercerai.......”

Andre bersandar di jendela, “Kenapa bercerai? Kamu sungguh mengira aku mau minum dengannya? Albert tahu kamu tinggal di sini, kamu bisa bawa aku keluar seorang diri? Memangnya kamu tidak perlu satu orang buat membantu, lagi pula, Charles dan Albert sudah saling melawan satu sama lain, kalau tidak ada bantuan aku, dia bisa menang?”

Veronica agak kewalahan dengan sederetan pertanyaan ini, dengan tidak mudahnya dia akhirnya keluar dari masalah ini, tapi tak disangka baru juga satu kaki melangkah keluar, satu kaki lainnya sudah melangkah masuk lagi.

Baru saja tadi dia membuat perjanjian satu tahun dengan Charles, baru saja tadi memutuskan untuk bekerja di perusahaan keluarga Gu, kenapa semua ini belum mulai malah sudah langsung menjadi kacau.

Tiba-tiba pandangan mata Andre menjadi dingin, dengan menatap lurus ke Veronica dia berkata, “Kenapa? Kalau kamu tidak memikirkan cara, aku akan tetap ada di tempat kamu sini, nanti kalau sampai darahmu menjadi sungai, itu tidak ada hubungannya lagi dengan aku.”

Mendengar itu Veronica merinding.

Dia seorang nona yang dari kecil sampai besar tinggal di lingkungan yang tenang, bagaimana mungkin pernah menghadapi keadaan seperti ini, tadi bisa dengan tenangnya memapah Andre ke rumah sudah batas maksimal dia.

“Cepat hubungi Charles saja.” Ekspresi Andre akhirnya tampak agak capek, “Sekiranya kamu bisa membedakan dengan jelas, jangan sampai kamu merusak rencana besar ini.”

Veronica menatap Andre beberapa detik, akhirnya membalikkan badan sambil menggertakkan gigi, kemudian masuk ke dalam mengambil handphonenya sendiri.

Dia ragu sejenak, lalu menelepon ke Ricky.

Setelah telepon tersambung, terdengar suara berisik di balik telepon, kedengarannya seperti di bar.

Veronica merendahkan suaranya dan bertanya : “Ricky, ini aku, kamu sekarang ada waktu untuk telepon sebentar tidak?”

“Kamu tunggu sebentar.” Dengan sedikit terkejut Ricky memandang handphonenya, lalu dengan gerakan mulut dia memberitahu tiga kata ke Charles yang sedang duduk di keramaian, dan tiga kata ini bagaikan obat ajaib yang berhasil membbuat Charles yang semalaman diam tak mau didekati itu langsung bangkit berdiri, kemudian mengikuti Ricky dari belakang.

“Halo veronica, ada apa?” Keduanya datang ke tempat yang sepi, Ricky langsung menyebut nama Veronica, membuat pandangan Charles muram.

Dia telepon ke Ricky?

Veronica menjelaskan soal Andre di telepon, “Kamu sekarang waktu tidak? Andre di aku sini, dia bilang dia mau ngomong sama kalian.”

Veronica sendiri tidak tahu kenapa dirinya tidak bisa menyebutkan kata “Kalian”, secara otomatis dia berpikir kalau dirinya telepon ke Ricky, juga sama saja bisa memberitahu Charles.

Nada Ricky agak meninggi, “Andre ada di tempat kamu?”

Handphone di tangannya langsung direbut oleh Charles yang sudah tidak sabar dan panik, “Kamu bilang Andre ada di tempat kamu? Dia ada permintaan apa, biar aku yang ngomong dengannya.”

Suara di balik telepon tiba-tiba berubah, bahkan suara yang sangat dikenal oleh Veronica, dia termangu sebentar baru kemudian menjawab, “Dia tidak mempersulit aku, Cuma jelasin sesuatu ke aku, terus dia bilang ada hal yang mau dia omongin sama kalian.”

Charles melambaikan tangan menyuruh steven membawa mobil ke sini, segera dia membuka pintu dan bertanya dengan buru-buru di telepon, “Kamu sekarang di mana?”

Veronica melirik sekilas ke Andre yang duduk tak jauh di sana, lalu mengatakan lokasinya.

Charles menyuruh Steven kebut sampai kecepatan tercepat, kalau tidak dia akan rasakan akibatnya.

Dalam sekejap mobil mereka menjadi yang tercepat dari yang lainnya.

Ricky mengejar dari belakang, juga tidak melihat Steven dan Charles menunggunya.

Dengan berkacak pinggang dia diam di tempat, dan menggeleng-gelengkan kepala, Charles ini, sejak kapan jadi tidak sabar begitu, bahkan sampai tunggu saja tidak.

Akhirnya Ricky melambaikan tangan menghentikan taksi, dan menyuruh taksi mengejar mobil Charles, kedua mobil saling berurutan menuju ke lokasi Veronica.

Tidak sampai setengah jam, Charles sudah mengitari setengah kota Shanghai, ketika turun dari mobil, Steven merasa kedua kakinya sampai lemas, karena tadi Charles masih merasa terlalu pelan dan langsung menyetir sendiri saja.

Sehingga dia pun mulai mengebut, membuat Steven ambruk, dia pusing sekali!

Steven turun sambil berpegangan pintu mobil, setelah berlutut ke lantai dan muntah, baru dia menoleh bertanya, “Bos, nomor berapa?”

“Kamu jaga di bawah.” Setelah ngomong begitu, Charles langsung naik dengan tergesa-gesa.

Ketika membuka pintu, yang dilihat Veronica adalah kepala Charles yang penuh keringatan dan terengat-engah, dia sepertinya tidak pernah melihat Charles yang sepanik ini, di sekejap itu dia agak terkejut, hingga tangannya menggenggam pintu dengan erat, baru saja dia mau membuka mulut berbicara, malah ditarik ke Charles ke belakangnya, lalu berkata : “Andre, ada masalah apa langsung ke aku saja.”

Suara Andre terdengar dari dalam, “Haha, jadi panik sekarang? Waktu itu kamu buang nona Gu di rumah aku dan hanya membawa Caroline pergi, tidak takut aku melakukan yang tidak-tidak?”

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu