Unplanned Marriage - Bab 182 Inilah Pernikahan Yang Kamu Berikan Kepadaku

Caroline terus berusaha untuk menahan badannya yang sudah kesakitan, dia tertawa, hingga saat ini dia masih mengatakan bahwa dia menyukainya.....!

Albert memeluk Caroline dengan erat, dia mendekatkan badannya kepadanya, dia menempelkan bibirnya dan terus menciuminya, "Ciuman beracun, kamu kira kamu mengatakan beracun dan aku akan takut?"

Sambil berbicara, Albert terus saja menciuminya hingga darah di bibir Caroline semakin banyak.

Tiba-tiba lantai menyala api.

Albert melepaskan Caroline secara perlahan, "Bensin?"

Caroline duduk diam ditengah, api telah mengelilingi mereka berdua, api yang berkobar, "Albert, apakah kamu masih ingat pertama kalinya kita bertemu?"

Waktu bertemu, masih anak muda yang tidak tahu apa-apa, matanya terlihat mengasihaninya.

Melewati cahaya api yang berkobar, Caroline melihat sepasang mata yang hitam.

Sudah bertahun-tahun dia masih saja tidak berhasil mengetahui isi hatinya, dirinya terlalu bodoh, sungguh bodoh.

Air mata berkucuran, seketika tenggorokannya menjadi gatal, dia kembali membatukkan darah, seketika dia merasa yang berada disampingnya adalah Charles, warna gaun pengantin merah, pakaian Chinese suit, mereka berdua tetap bersama.....

Ketika Charles datang mencarinya dan mengganti Veronica, dia jelas-jeals mempunyai banyak kesempatan, sama seperti sekarang, pisau, bisa, bensin, semua ini bisa membuat mereka mati bersama.

Namun ketika pisau itu menusuk dada Charles, dia tidak bisa melanjutkannya lagi.

Ketika berhadapan dengan Charles, hatinya selalu lembut, sementara ketika berhadapan dengan Albert, mungkin dulu dia lembut, namun terakhir menjadi keras karena Albert sendiri.

Albert tertawa, "Caroline, inikah pernikahan yang kamu berikan kepadaku?"

"Iya." Caroline bernafas terengah-engah, "TIdak ada lagi pernikahan yang lebih indah dari ini buan?"

"Iya." Suara Albert semakin melayang, dia mengulurkan tangan dan memeluk Caroline dengan erat, "Aku pernah mengatakan bahwa aku benar-benar menyukaimu, setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk menyukai seseorang, kamu tidak mengerti, kamu dendam kepadaku, aku tidak peduli, aku juga ingin mati bersamamu, tapi Caroline, aku masih mempunyai banyak hal yang harus diselesaikan, hari ini aku tidak bisa menemanimu, tenang."

Selamat malam, sayangku, tidak, istri Albert.

Sebuah suara dering membangunkan Veronica, dia melihat teleponnya dan melirik Charles yang sedang tertidur.

Meskipun luka Charles ini tidak berdampak pada nyawanya, namun dia tetap harus dirawat dengan baik, jadi dia llau membawa teleponnya dan pergi kepojokan lalu mengangkatnya.

Suara Caroline terdengar dari ujung saja, "Veronica?"

Veronica tercengang, dia tidak menyangka Caroline akan meneleponnya, mungkin juga karena kejadian sebelumnya sudah memberikannya firasat kurang baik, jadi nada bicaranya sangatlah tidak bersahabat, "Charles masih terbaring di rumah sakit, ada apa? bukankah kamu sendiri yang memilih untuk menetap disampingnya?"

"Aku tidak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu." Suara Caroline terdengar aneh, seolah ada suara tertentu disampingnya, suaranya berisik.

Veronica tidak mengerti dengan maksudnya, bahkan dia mempunyai niat untuk mengakhiri panggilan telepon.

Caroline tiba-tiba berkata, "Aku akan segera mati, Veronica, mungkin sebelum mati niat baikku terbangun kan membuatku meneleponmu."

Sudah akan mati?

Veronica bergegas berdiri, "Ada apa denganmu?"

"Tidak apa-apa.....kenapa ya...." Caroline tiba-tiba tersenyum, "Sebenarnya aku bukanlah seorang wanita yang baik, saat ini aku ternyata ingin memberitahumu, setelah aku mati, didalam hatinya pasti terus saja ada aku, orang hidup pasti tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan orang mati."

"Kamu jangan sembarangan, Caroline." Suara Veronica menjadi gemetaran, dari panggilan ini terdengar suara tidak peduli apa-apa dari Caroline, tapi Veronica tidak tahu cara yang baik untuk menasehatinya, dari sini ketempat Caroline, setidaknya membutuhkan waktu satu jam jika menyetir, bagaimanapun juga pasti tidak sempat kesana."

"Sudah terlambat Veronica." Caroline mendengar suara disisi sana dan menatapi dunia dihadapannya, tatapannya menjadi kabur, "Mungkin akhir ini adalah akhir yang paling baik untukku. Bantulah aku mengingat satu hal, aku terus saja tidak memberitahu Charles."

Veronica akhirnya mengerti dari mana datangnya suara, api, pasti kebakaran.

Tapi Caroline hanya memberitahunya satu kalimat, "Ibu Charles sebenarnya belum mati."

Hanya satu kata saja, Caroline yang berada disisi lain kehabisan nafas.

"Caroline! Caroline!" Veronica akhirnya tidak bisa mengontrol dirinya dan memanggilnya, meski[un dia tidak menyukai Caroline, dan juga merasa dia melakukan banyak kesalahan, tapi Veronica tetap saja tidak menginginkannya mati.

Suaranya mengundang reaksi dari Charles, dia langsung membuka kedua matanya dan menatapi Veronica yang gemetaran, "Ada apa?"

Veronica mengertakkan giginya dan berkata, "Dia kecelakaan, kali ini.....dia benar-benar kecelakaan."

Jika Caroline tidak kenapa-kenapa, dia pasti tidak akan memberitahunya rahasia itu.

Ibu kandung dari Charles, belum mati.

Tapi saat ini bukan saat yang cocok bagi Veronica untuk memikirkan hal seperti ini, Seusai berakta, Charles bergegas berdiri sambil bersandar.

Veronica tercengang sejenak lalu bergegas menahan Charles.

Vila terbakar hingga hangus.

Malam hari itu, tiba-tiba hujan, namun hujan ini sedikit terlalu lambat, dinding yang hangus dengan hujan dimalam hari ini membentuk sebuah kesedihan yang tidak bisa dideskripsikan.

Pohon besar dihalaman rumah juga terbakar dan runtuh, hanya dicelah dinding saja yang masih bertumbuhan bunga kecil itu.

Kebakaran mengundang perhatian polisi ketika polisi datang dan mengecek tkp, terakhir mereka mengatakan bahwa tidak menemukan tulang siapapun.

Veronica bingung, kebakaran ini entah membuat Caroline terbakar hingga tidak bersisa atau mungkin mendapatkan jalan baru.

Albert tidak tahu kemana, dia pasti kabur, Caroline menggunakan dirinya sendiri untuk dipersembahkan dan menjadi hantu dibawah sana.

Dia berusaha untuk membawa orang yang dicintainya namun dia tidak tega, dia lalu berusaha untuk mati bersama dengan orang yang suka dengannya namun justru sambil menyakitinya, tapi semua ini tidak berhasil.

Kehidupan wanita ini berakhir begitu menyedihkan.

Veronica berdiri dihalaman, dia mengeser bunga kecil dicelah dinding ke lantai, rasa aneh berada di benaknya, air matanya juga berkucuran, Caroline, kehidupan selanjutnya, lahirlah di keluarga yang bahagia, dan lewatilah kehidupan yang bahagia, dan hidup yang biasa saja, ok?"

Ricky berbalik badan menatapi Veronica yang terdiam seorang diri, setelah merokok dia berbalik bertanya kepada Charles, "Selesaikan hal ini lewat polisi saja, apakah bisa menjadian Albert menjadi buronan untuk diselidiki, jika ada pihak official, maka semua ini akan menjadi mudah."

"Hmn." Charles memegang dadanya, dia batuk drastis, awalnya luka dia memang sudah semakin parah karena menuju kesini, terlihat warna merah merambat ke bajunya, "Dengan segala cara!"

Veroniac tiba-tiba berbalik dan berjalan kehadapan Charles.

Ricky lalu minggir karena tahu diri, dia memberikan ruangan ini kepada mereka berdua.

"Kamu sangat sedih, bukan?" Tanya Veronica.

Charles menganggukkan kepalanya, dia mengulurkan tangannya dan membuat tangan Veronica memegangnya, ketika melihatnya ingin berbicara, Veronica langsung mencegahnya, "Ini bukan salahmu, kamu boleh sedih, juga boleh sakit hati, tapi kamu tidak bioleh merasa bersalah dan terus saja menyalahkan dirimu sendiri."

apakah ini semua karena ulah Caroline sendiri? Api ini, mungkin terbentuk dari dendam dirinya terhadap Albert.

Jika bukan karena dirinya membiarkan ini terus berlangsung maka dirinya juga tidak akan menjadi seperti begini hari ini.

Sifat Caroline ini berhubungan dengan Charles, tapi lebih banyaknya karena adanya arahan dari Albert.

"Carilah cara untuk membalaskan dendamnya." Veronica memegang tangan Charles, "Tapi dengan syarat kamu sudah harus bangkit dan merawat badanmu sendiri."

Dia pernah bunuh diri sekali dipernikahan.

"Sudah bangun? Memang hina nyawamu."

Sayang sekali tidak mati, jadi sekali membuka matanya, dia menghadapi sindiran seperti ini.

Berkat dia, dirinya yang mana adalah wanita yang disimpan seketika menjadi diketahui oleh semua orang dan menjadi bahan obrolan.

Sambil mendengarkan siaran berita, dia tidak banyak berekspresi.

Tapi dia mencari mati, mengulanginya lagi, dan menggantikan fakta bahwa dirinya hanya adalah pengganti orang lain.

Sedangkan penjelasan dari lelaki ini hanya adalah agar bisa menjadikan dirinya sebagai mainan pribadi secara terbuka.

Meskipun begitu, didalam tatapan Veronica tidaklah terlihat gembira.

Perkataan yang ditinggalkan oleh Caroline terhadapnya bagaikan tulang yang menusuk dihatinya, meskipun akan mati, wanita ini tetap saja meninggalkan dampak yang begitu besar kepadanya.

Orang hidup selalu tidak bisa dibandingkan dengan orang mati, Caroline menggunakan ending yang menyedihkan ini dan menjadikan dirinya sebagai sebuah tanda dalam hati Charles, tanda ini mungkin seumur hidup pun tidak akan bisa dihapus oleh Veronica.

Veronica mengerti Charles, apalagi Caroline.

Caroline sebelumnya sudah menjadi tanggung jawab dan bebannya, bagaimana dengan sekarang......

Meskipun dia menasehati Charles, jangan menyalahkan dirinya, tapi dia tetap akan melakukannya, jika waktu itu bukan karena dia, bagaimana mungkin Caroline akan dijual ke Amerika.

Semua ini saling mempengaruhi, ini adalah sebuah jaring yang besar, semua orang berada didalamnya, hanya Caroline saja menggunakan cara seperti ini untuk keluar.

Dia memang ganas.

Veronica tersenyum, disaat seperti ini, selain menemani Charles, dia sementara tidak mempunyai ide yang lebih bagus lagi.

Rumah Charles ini terbakar, dia melaporkan polisi sesuai prosedur kebakaran, Albert dijadikan sebagai tersangka, dan menjalankan aksi penangkapan.

Veronica dan Charles serta yang lainnya tidak tahu sebelum kematiannya, Caroline dan Albert melakukan komunikasi apa, apakah Albert juga terluka atau tidak, jika dia terluka, seharusnya dia tidak bisa menjauh, dia seharusnya berada disekitar sini.

Ditempat kebakaran tidak ditemukan sisa tulang Caroline, mungkin karena sudah terbakar habis, Veronica menemukan potongan sebuah baju berwarna merah, baju itu membuatnya teringat sesuatu yang kurang baik, Caroline memang melakukan banyak kesalahan, tapi setelah kematiannya, didalam hatinya tetap saja mencintai Charles, hanya saja cintanya terlalu gila.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu