Unplanned Marriage - Bab 343 Jangan Bermain-Main

Mata Hanny Ruan memerah. Dia dulu berpikir Dennis Zhou dan Wenny Gu hanyalah sebatas paman dan keponakan. Namun, hubungan mereka tampak berbeda setelah dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Hatinya serasa terseyat.

Wenny Gu bahkan tidak menganggapnya sebagai lawan sama sekali.

Dia melihat tatapan puas di wajah gadis itu.

Dennis Zhou berbalik badan dan menatap Hanny Ruan, “Apa yang kamu lakukan disini? Bukannya kamu sibuk dengan pekerjaanmu?”

“Bukannya pekerjaanku belum sepenuhnya diambil alih? Aku datang kesini untuk mengajari orang yang menggantikanku.”

Dennis Zhou menatapnya, “Aku belum mencari orang yang akan mengisi posisimu.”

Hanny Ruan tersenyum. Raut wajahnya membaik, juga tampak lebih tenang.

“Sepertinya, Direktur Zhou dan Nona Gu sudah…” ujarnya, “Selamat.”

Hanny Ruan tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Dennis Zhou tampaknya mengerti. Dennis Zhou mengangguk. Hanny Ruan adalah satu-satunya orang yang mengetahui hubungan Dennis Zhou dan Wenny Gu. Dennis Zhou tidak harus menyembunyikannya lagi.

Wenny Gu menatap Dennis Zhou dengan kesal, “Memang aku sudah menyetujuinya?”

Dennis Zhou tersenyum, “Belum.”

Wenny Gu meminum tehnya dengan puas. Hanny Ruan hanya menatapnya, “Nona Gu, aku lupa memberitahumu sesuatu.”

Wenny Gu mendongakkan kepalanya. Hanny Ruan berjalan ke arahnya. Bibirnya menyungging senyum namun tidak dengan matanya. Dennis Zhou tidak mengetahuinya.

Dengan lembut, Hanny Ruan memberitahu Wenny Gu kebiasaan Dennis Zhou selama bertahun-tahun, “Direktur Zhou menyukai pakaian berwarna hitam dan abu-abu. Warna yang netral cocok dengannya. Produk perawatan kulit yang biasa Direktur Zhou gunakan adalah Hantang—”

Wenny Gu kesal mendengarnya. Dia lalu memukul meja dengan keras. Gelas teh diatas meja itu bergetar. Isinya pun tumpah.

Hanny Ruan langsung diam. Dia ketakutan, “Nona Gu, apa aku salah?”

“Apa kamu perlu memberitahuku baju dan peralatan yang Pamanku gunakan? Tanya Wenny Gu dengan geram, “Atau, kamu haya ingin menyombongkan kedekatanmu dengan Pamanku?”

“Wenny—” Dennis Zhou ingin menghentikannya. Namun, Wenny Gu mentapanya dengan tajam.

“Jangan bermain-main denganku. Bukannya aku pernah memberitahumu?” Wenny Gu menyeringai, “Mengapa kamu harus memberitahuku baju apa yang Direktur Zhou harus kenakan? Bukannya dia bisa memberitahuku sendiri? Mengapa kamu bersikap seperti ini? Dennis Zhou, wanita ini sudah berada di sisimu selama bertahun-tahun. Jika kamu masih berpikir kalau wanita ini tidak memiliki niatan apapun padamu, kamu pasti sangat naif!”

Wenny Gu mendorong meja teh itu lalu berjalan keluar.

Apa Hanny Ruan berniat membuat iri dengan cara itu? Dia payah sekali.

Dennis Zhou berjalan keluar, “Hanny, kamu benar-benar kelewatan tadi.”

Hanny Ruan tidak berani berbalik badan dan menatap Dennis Zhou.

Dia telah meremehkan Wenny Gu. Wenny Gu pernah memperingatkannya, namun dia tetap saja memprovokasinya.

Hanny Ruan berpikir Wenny Gu setidaknya punya malu dan tidak akan marah di depan Dennis Zhou. Bukannya dia akan tinggal dengan Dennis Zhou? Bukannya dia harusnya bersikap baik di depan pria itu dan menerima nasehatnya lalu mencacat kata-katanya barusan?

Hanny Ruan sangat membenci Wenny Gu.

Wenny Gu turun ke lantai bawah. Dia mengabaikan Dennis Zhou yang berjalan menyusulnya.

Banyak staff melihatnya. Hanny Ruan baru saja datang. Wenny Gumarah dan turun dari lantai atas. Namun, karena Dennis Zhou mengejarnya, Dennis Zhou pasti lebih memilih Wenny Gu.

Wenny Gu memautkan bibirnya. Dia tidak ingin berbicara dengannya.

“Wenny, tidak ada apa-apa antara aku dan Hanny.”

“Lalu?” Wenny Gu menangis, “Kamu dulu tidak menginginkanku membantu pekerjaanmu. Kamu lebih memilih dia. Kamu tahu aku susah memaafkan orang. Jangan salahkan aku jika aku bersikap seperti itu. Dia memprovokasiku lebih dulu.”

Dennis Zhou tersenyum. Wenny Gu mengerutkan dahinya, “Aku tanya padamu. kamu pikir aku senang mendengarnya mengatakan semua itu tadi? Menurutmu, apa maksudnya dia mengatakan hal itu tadi? Apa dia pikir aku simpananmu jadi dia harus menjelaskan semu aitu padaku? Dennis Zhou, jika kamu menginginkannya, kamu bisa mengerjarnya, aku tidak akan pernah bisa menjadi dia.”

“Aku tahu.” Dennis Zhou menarik Wenny Gu kedalam pelukannya. Wenny Gu tidak menolak, namun dia membuang muka.

“Aku tidak pernah memintamu untuk menjadi dirinya. Apa kamu tidak paham juga?”

“Bukannya dia terpandang di industri kalian?”

“Wenny, itu semua hanyalah masa lalu.” Dennis Zhou menggenggam tangannya, “Aku berjanji aku tidak akan menempatkanmu dalam posisi seperti itu lagi, ya?”

“Apa kamu tahu dia memiliki niat jahat padamu? Aku benar-benar tidak ingin berurusan dengan wanita itu.”

Dennis Zhou masih memeluk Wenny Gu. Dia lalu teringat Hanny Ruan masih ada disini. Dia tidak ingin hal tadi terjadi lagi. Dia lalu mengajaknya ke mobil, “Kamu ingin makan apa siang ini? Aku akan mengantarmu kesana.”

Wenny Gu mengangguk dengan enggan lalu membiarkan Dennis Zhou mengajaknya kemanapun dia suka.

Dia merasa Dennis Zhou mungkin tidak mencintainya seperti dia mencintai pria itu. Wenny Gu memutuskan untuk melindungi perasaanya.

Wenny Gu pernah menyerah. Namun, Dennis Zhou ingin mereka melanjutkan hubungannya.

Dennis Zhou yang memulai hubungan ini, jadi dia harus bertanggung jawab.

Wenny Gu tidak ingin terluka lagi. Dia tahu Hanny Ruan berbeda dengan Dhea Meng. Hanny Ruan bisa memanfaatkan wajahnya yang melas dan suaranya yang lembut. Lelaki yang tidak awas bisa dengan mudah terjebak.

Wenny Gu tahu betul cara menghadapi wanita semacam itu.

Semakin Dennis Zhou mencintai Wenny Gu, semakin putus asa wanita itu.

Siang itu, Wenny Gu meminum brandy yang dibuat di barnya langsung. Dia sedikit mabuk, namun suasana hatinya jauh lebih baik. Dia tersenyum pada Dennis Zhou, “Paman, apa Paman ingin kembali ke kantor? Kalau iya, antar aku pulang, aku ingin tidur.”

Dennis Zhou mengangguk.

Dennis Zhou memarkir mobilnya di garasi bawah. Dia baru saja akan mengantar Wenny Gu kembali ke kamarnya ketika gadis itu bicara, “Tidak. Aku ingin keatas sendiri. aku bukan anak-anak lagi. Kamu belum bekerja seharian ini. Kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu di kantor.”

Wenny Gu mencium bibir Dennis Zhou lalu berlari ke lantai atas.

Dia tidak peduli dengan Hanny Ruan. Dia tahu wanita itu tidak akan berani macam-macam untuk saat ini. Wenny Gu sudah menebak niatnya. Hanny Ruan akan menunggu sampai orang-orang ini lupa baru dia akan beraksi lagi.

Wenny Gu tiba didepan pintu apartemennya. Dia mencari kunci lalu membukanya. Dia berjalan dengan linglung memutari ruangan itu. Bukannya Paman membawa masuk kopernya tadi? Mengapa tidak ada?

Wenny Gu berjalan memutari ruangan itu. Kopernya tidak ada. Dennis Zhou meneleponya. Dia bilang dia sudah meletakkan kopernya di dalam kamar.

Wenny Gu menutup teleponnya sambil tertawa.

Dennis Zhou terdengar tenang.

Wenny Gu berbalik badan lalu masuk ke kamar Dennis Zhou. Dia lalu mengambil baju yang baru saja dibelinya.

Dia tidak lagi mempedulikan kopernya. Dia mengambil baju dari lemari Dennis Zhou lalu melemparnya keluar. Dia tidak ingin tinggal disini lagi.

Dennis Zhou harusnya tahu apa yang sedang dia rasakan. Jika Dennis Zhou tidak menginginkannya, dia pasti akan memilih Hanny Ruan.

Dennis Zhou sudah menebak kegelisahan Wenny Gu. Jalan pikirannya sangat sederhana.

Wenny Gu melipat baju-baju itu dan menatanya di dalam kardus. Dia lalu ingat Dennis Zhou belum ganti baju dua hari ini. dia lalu mengeluarkan dua buah.

Ketika sedang membersihkan ruangan itu, dia menerima telepon dari Lavenia Tsi. Dia bertanya apakah Wenny Gu berhasil menyingkirkan wanita itu.

Wenny Gu duduk di sofa, “Apa kamu pikir wanita itu akan kembali untuk mengais empati Paman? Dia sangat licik.”

“Kamu masih bisa tertawa?” tanya Lavenia Tsi, “Bagaimana wanita itu bisa kembali?”

“Dia tidak mudah disingkirkan.” Wenny Gu melepas mantelnya lalu kembali duduk di sofa itu, “Wanita itu suka mencari masalah denganku. Dia merasa lebih berpengalaman karena telah bekerja lama untuk Dennis Zhou. Aku tidak tahu aku telah mengetahui niat buruknya. Tapi, aku masih saja bertengkar dengan Dennis Zhou.”

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu