Unplanned Marriage - Bab 374 Asalkan Kamu Memberikan Aku Kesempatan

Awalnya Lavenia Tsi kurang menghormatinya, bahkan pernah sedikit menghindarinya. Tapi setelah pria itu jujur padanya, dia tiba-tiba berubah pikiran.

Dia menyadari sebenarnya dia tidak begitu membenci pria itu. Lebih banyak adalah perasaan tidak nyaman. Karena dia menyukai pria itu, bahkan adalah wanitanya. Tapi pria itu malah tidak menyukainya ....

Fernand Meng terdiam, lalu mendadak menunduk melihat perempuan yang rapuh itu.

Fernand Meng harus menggunakan kata rapuh untuk menggambarkan Lavenia Tsi, karena dia tidak akan menyentuh perempuan seperti ini.

Kalau bukan yang malam itu yang merusak prinsipnya, dia takutnya juga tidak akan menyadari keberadaan wanita ini. Bahkan sangat memungkinkan setelah Lavenia Tsi pergi, baru akan melihat yang malam itu berkata, sebelumnya pernah berpacaran sekali, tapi hanya beberapa hari saja sudah putus.

Tapi yang tidak terpikir adalah, Lavenia Tsi masuk ke kehidupannya seperti ini. Bahkan sebelum dia mempunyai perasaan pada wanita ini, dia harus menerima wanita ini di sisinya.

Karena dia adalah putri keluarga Tsi, adalah putri yang paling disayang Veronica Gu, juga adalah adik perempuan dari Wenny Gu.

Melihat Fernand Meng tidak ada reaksi apapun, Lavenia Tsi tanpa sadar berkata dengan sedih, "Kelihatannya kamu benar-benar tidak menyukai aku ... aku juga sudah berusaha, tapi aku tidak tahu harus bagaimana baru kamu bisa menyukaiku ..."

"Jangan berpikir seperti itu." Fernand Meng mengelus rambutnya lalu berkata dengan suara kecil, "Aku tidak membencimu. Sungguh. Mungkin, butuh waktu lagi agar aku bisa mencintaimu. Tapi kamu harus berikan aku waktu."

Lavenia Tsi tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu. Lavenia Tsi memandang Fernand Meng dengan senang, sedangkan pria itu tertawa,

"Iya, asalkan kamu memberi aku kesempatan, aku pasti akan berusaha."

Fernand Meng menundukkan kepala lagi. Kali ini akhirnya mereka saling bertatapan.

Dalam tatapan Fernand Meng, tubuh Lavenia Tsi yang putih, sedang telanjang berbaring dalam pelukannya. Awalnya karena mengobrol hasratnya sudah hilang, tapi kini kembali lagi hadir.

Lavenia Tsi tiba-tiba merasa, wajahnya memerah lagi.

Lavenia Tsi tidak tahu harus bagaimana terlepas dari pria ini, malah pria itu yang berdiri, "Kamu istirahat saja, aku mandi dulu."

Saat Fernand Meng bicara, suaranya sedikit serak, jelas-jelas karena nafsu yang belum tersalurkan.

Lavenia Tsi tahu pria itu mungkin mau mandi air dingin untuk menghilangkannya.

Jadi dia segera menarik baju pria itu, "Kakak Bai ..."

"Ya?"

Lavenia Tsi menggigit bibirnya, lalu menyibak selimut yang ada di atas tubuhnya. Pelan-pelan mendekat ke Fernand Meng, lalu berdiri, dan memeluk leher pria itu.

Setelah melakukan ini, Lavenia Tsi bahkan tidak tahu wajahnya harus ditaruh dimana.

Tapi dia tetap berkata dengan memberanikan diri, "Aku tidak apa-apa. Tidak perlu pedulikan aku. Bagiku, kamu adalah priaku. melakukan atau tidak, tidak ada bedanya bagiku. Daripada menenangkan diri dengan air dingin, lebih baik selesaikan saja."

"Kamu ..."

Lavenia Tsi tentu tahu daerah sensitif di tubuh pria ini. Dia membungkukkan badan lalu menjilat dada pria itu. Dalam sekejap, dia mendengar suara helaan dan sesuai harapan jatuh ke atas ranjang.

Lavenia Tsi terbangun di tengah-tengah suara musik. Dia menutupi mata dulu, setelah memastikan di sekelilingnya tidak ada orang, baru membalikkan badan dengan wajah merah, lalu dengan kuat membenamkan mata ke dalam bantal.

Fernand Meng mendengar ada pergerakan di dalam ruangan, jadi menghentikan CD yang sedang diputar lalu berdiri dan berjalan ke depan pintu. Dia mengetuk pintu dan bertanya, "Sudah bangun?"

Lavenia Tsi membalikkan badan dengan panik lalu berdiri dan menjawab dengan tidak enak hati, "Iya."

"Lapar tidak?" Fernand Meng bertanya lembut, "Kalau lapar cepat siap-siap. Aku bawa kamu pergi makan."

Lavenia Tsi memandangnya dengan terkejut. Hingga sangat lama dia tidak sadar juga apa yang terjadi? Sejak kapan pria ini menjadi begitu baik.

Sebelumnya pria ini tidak berencana mempedulikannya. Meninggalkannya di kamar. Terserah apa yang mau dia lakukan.

Fernand Meng melihat Lavenia Tsi masih bengong, bertanya dengan bingung, "Atau, kamu mau makan di dalam kamar saja? Kalau begitu aku panggil delivery saja."

"Tidak perlu, tidak perlu." Lavenia Tsi turun dengan cepat, namun karena kurang berhati-hati, tubuhnya oleng dan langsung bertopang pada meja di sebelah ranjang, "Aku segera berganti pakaian. Kakak Bai tunggu aku sebentar ya?"

"Ok. Tidak usah buru-buru." Fernand Meng juga tidak diam di tempat melihat pria itu berganti pakaian, melainkan kembali ke ruang tamu. Sebelumnya juga berkata, "Aku tunggu kamu."

Wajah Lavenia Tsi merona. Dia merasa dunia ini berubah terlalu cepat. Apa hanya karena di antara mereka ada hubungan, sikap pria itu tiba-tiba berubah?

Tapi dia memang pernah melakukan itu dengan Fernand Meng, bukan pertama kalinya ....

Apa mungkin sisi yang ini belum pernah merasakannya?

Karena pikiran itu, Lavenia Tsi semakin berterima kasih pada pikiran dia itu. Meski hanya sekilas saja, tapi sepertinya benar-benar sangat berguna.

Pantas saja di waktu sebelum-sebelumnya, Wenny Gu memberikan lelucon padanya. Tapi waktu itu dia tidak mengerti. Sekarang akhirnya mengerti.

Tanya: Bagaimana kamu mendapatkan hati paman kecil.

Jawab: Tidur dengannya.

Dia rasa dia juga sudah mau mencapai hasil seperti itu.

Fernand Meng duduk di ruang tamu. Dia mengganti channel TV dengan remote, terakhir berhenti di channel kartun.

Itulah yang dilihat Lavenia Tsi ketika keluar dengan dibungkus handuk.

Dia terkejut. Sebelumnya tidak pernah menyadari, sekarang pertama kalinya menyadari. Fernand Meng yang duduk menonton kartun dengan tenang itu, benar-benar sangat tampan.

Lavenia Tsi berbalik lalu membuka kopernya. Dia membawa beberapa dress yang dipakai sehari-hari. Karena ini pertama kalinya dia nge-date bersama Fernand Meng, dia diam-diam mengambil dress tanpa lengan milik Wenny Gu.

Dress ini dibeli Wenny Gu saat berumur 20 tahun, tapi agak besar. Lavenia Tsi sangat suka model ini, rasanya sedikit seksi.

Wanita demi orang yang disuka, berdandan hingga sangat cantik. Lavenia Tsi membuka handuk, lalu mulai mengganti pakaian.

Fernand Meng yang awalnya sedang menonton kartun, karena mendengar ada pergerakan di belakangnya, dia membalikkan badan dan melihat pemandangan yang sangat menggoda.

Lavenia Tsi baru selesai mandi. Wanita itu melepas handuk yang melilit tubuh, dan menunjukkan bentuk tubuh yang indah. Tubuh Lavenia Tsi bisa dikatakan berisi pas di bagiannya.

Wenny Gu sangat kurus, tapi Lavenia Tsi berisi. Setelah dewasa pasti akan sangat menggoda, bukanlah gendut.

Dadanya sangat besar, pantat juga tebal. Sedangkan kulitnya sangat baik, sangat lembut. Ingatan Fernand Meng tentang Lavenia Tsi tidak dalam, karena yang berhubungan paling banyak dengan wanita ini adalah yang di malam hari.

Mereka dua sifat memakai tubuh yang sama. Sedangkan dia sebagai tuan, seharusnya memegang hak lebih besar. Tapi dia mau tidak mau harus mengakui, dalam beberapa segi, dia kalah pada yang di malam itu.

Misalnya dalam hal mendapat wanita. Dia kurang berpengalaman.

Tapi setelah merasakan sendiri indah tubuh Lavenia Tsi, pria manapun tidak akan begitu mudah melupakannya. Tubuh perempuan yang sedang muda-mudanya berisi padat. Hanya melihat saja, Fernand Meng merasa hidungnya sedikit sesak, dan tenggorokannya menjadi panas.

Dia berdiri, lalu berjalan di belakang Lavenia Tsi. Lalu dengan pelan memeluk pinggang wanita itu dari belakang. Setelah itu dia mencubit paha wanita itu, "Memakai baju diluar, sengaja menggodaku bukan?"

Lavenia Tsi tersentak oleh suara serak itu. Baru saja dia mau membalikkan badan, malah dihentikan oleh pria itu. Dia menjawab dengan wajah merona, "Tapi ... aku lihat kamu sedang menonton kartun dengan serius ... jadi aku juga tidak memperhatikan begitu banyak ... apalagi ..."

Selain itu sebelumnya Lavenia Tsi terbuka di depan pria itu, jadi benar-benar lupa akan hal ini.

Fernand Meng baru melepaskan tangannya setelah agak lama, "Aku tahu kamu sudah lapar."

"Hm?" Lavenia Tsi memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai celana dalam, setelah itu memakai dress. Namun setelah itu, dia lupa kalau dia belum pakai BH. Dia melepas lagi dress dengan wajah merona.

Pemandangan itu membuat Fernand Meng sedikit malu. Jadi dia berjalan mundur beberapa langkah lalu mengambil minuman dingin dari dalam kulkas dan meminumnya. Setelah itu dia membuka tirai jendela dan melihat pemandangan di luar.

Lavenia Tsi segera memakai baju, lalu berjalan ke depan meja rias, menyisir rambut, lalu memakai suncream dan lipstick berwarna pink. Setelah itu baru berdiri menghadap Fernand Meng, "Kakak Bai, aku sudah siap."

Fernand Meng membalikkan kepala. Dress Lavenia Tsi itu membuatnya terlihat jauh lebih dewasa dari biasanya. Wanita yang pernah mengalami persoalan hidup memang lebih tenang dari orang-orang pada umumnya. Lavenia Tsi yang terlihat tenang, patuh itu, membuat Fernand Meng suka. Fernand Meng menggandeng tangan Lavenia Tsi lalu berkata, "Ayo jalan. Kamu mau makan apa?"

"Bukan ke restoran yang ada di bawah?" Lavenia Tsi mengingat kejadian tidak menyenangkan di restoran kemarin, tanpa sadar menggelengkan kepala dan berkata, "Lebih baik jangan. Orang-orang di restoran bawah suka membicarakan aku. Aku tidak ingin ke sana."

Mereka keluar, tapi kebetulan bertemu dengan Michael Tsu yang sedang naik ke atas.

Michael Tsu melihat Fernand Meng menggandeng tangan Lavenia Tsi dan merasa sedikit terkejut. Dia jelas-jelas ingat, yang di pagi hari ini tidak suka berdekatan dengan Lavenia Tsi, bahkan karena sifat yang satu lagi bertindak seenaknya, membenci Lavenia Tsi.

Masalah kemarin, sebenarnya, juga ada hubungannya dengan Fernand Meng.

Kalau Fernand Meng membawa Lavenia Tsi kemanapun dia berada, maka tidak akan terjadi Anna yang salah mengira Lavenia Tsi tidak dihormati.

Lavenia Tsi tetap sedikit gugup. Dilihat oleh Michael Tsu seperti itu membuat dia semakin gugup. Michael Tsu malah langsung bertanya, "Membawa Lavenia pergi makan?"

Fernand Meng menggelengkan kepala, "Aku pergi makan sama dia. Kamu yang antar kami."

Michael Tsu menarik napas lelah. Ini tanda-tanda menjadi nyamuk nih. Jangan-jangan tuan besar ini mau berpacaran dengan Lavenia Tsi!

Fernand Meng melihat Michael Tsu yang tidak percaya, malas menjelaskannya pada pria itu, dan menggandeng tangan Lavenia Tsi terus berjalan keluar.

Michael Tsu takut kalau dua orang itu keluar akan bertemu masalah, jadi segera menghentikan mereka dan berkata, "Ya sudah, aku saja yang antar."

Makanan di Kota H sedikit manis, Lavenia Tsi sedikit tidak terbiasa memakannya. Untung saja Michael Tsu menemukan restoran yang menjual ikan bakar, rasanya juga sangatlah enak.

Michael Tsu mengingatkan Fernand Meng jangan makan terlalu banyak karena malam nanti Fernand Meng masih harus petunjukkan live. Kalau Lavenia Tsi mah bebas.

Setelah Michael Tsu selesai mengantar mereka, dia pergi duluan dan tidak mengganggu mereka apalagi menjadi nyamuk.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu