Unplanned Marriage - Bab 355 Mengganggu Warga

"Sudah dibilang kan. Dia bilang mau ngantarin data tari solo. Aku pun memberitahunya alamat ini." Wenny menjawab, "Siapa tahu dia benar-benar datang."

Wenny merasa pinggangnya dipeluk Dennis semakin erat, dia pun mengerang kesakitan dan menoleh melihatnya.

Dennis pun berkata dengan tatapan sinis: "Bukannya sudah kubilang jauhi dia?"

"Kenapa, kamu tidak suka ya ada orang menyukaiku!" Teriak Wenny, "Lagipula dia juga temanmu, dia selalu memanggilku keponakan kecilnya, masa aku harus mengusirnya?"

Melihat Dennis mengganti topik pembicaraan ke Arnold, Wenny malah merasa bersalah kepadanya, tapi di tangannya sendiri masih ada bukti yang lebih hebat, atas dasar apa Dennis mengatakannya!

Wenny pun menggigit leher Dennis dan berkata: "Dibandingkan dengan Arnold, bagaimana dengan Hanny?? Aku tidak menyuruh Arnold melakukan apa-apa untukku, kamu justru lebih hebat, Hanny sudah seperti istrimu!! Dia juga menaruh durex di rumah ini!!! Ibuku menemukannya dan aku terkejut!!"

Dennis terpaksa menoleh dan menenangkan Wenny, "Oke deh, aku sudah tahu, aku sudah menjelaskan kepadanya, termasuk pekerjaannya sekarang, aku juga sudah menyuruhnya menulis surat pengunduran diri, ada lagi?"

Wenny tidak mempedulikannya.

Dennis masih ingin menasehatinya, "Sekarang kita sama-sama mengalah."

"Tidak, aku tidak mengalah, kamu yang mengalah." Wenny menjawab, "Apa yang kamu lakukan lebih keterlaluan dariku, kalau punyaku itu hanya salah paham, aku tidak sama seperti seseorang itu, aku memang wanita yang ingin dinikahi, kalau suatu hari nanti aku ingin menikah dengan Arnold, kamu boleh memperhitungkan siapa benar dan siapa yang salah."

"Oke deh, aku mengalah." Jawab Dennis.

Wenny pun tersenyum.

Lalu dia pun berdiri dan meregangkan pinggangnya, "Aduh capek sekali, hari ini benar-benar sangat sibuk, tidak ada apapun di dapur, ibuku hampir curiga, benar-benar menakutkan..."

"Kalau begitu pulang saja dulu." Kata Dennis.

Wenny mengerutkan alisnya, "Begini saja dulu, koperku juga sudah disini, repot kalau bolak-balik, malam ini aku tidur disini saja."

Dia pun mengingat di bawah ada mini market 24jam yang menjual air, dia tidak perlu mempersiapkan yang lainnya, karena kalau tidak ada sumpit pun dia bisa memesan makanan delivery.

Setelah dia berkeliling dan kembali, Dennis masih duduk di sofa dan tidak pergi, dia pun merasa bingung dan bertanya: "Kenapa kamu masih disini?"

Dennis berdiri, memeluk Wenny dan mencubit hidungnya, "Bukannya aku harus mengikuti kemanapun pacarku pergi?"

"Tapi disini tidak ada apa-apa."

"Tapi, sepreiku sudah kamu bawa kesini."

Perkataan Dennis membuat Wenny merasa canggung, dia melihat sekilas ke kamar tidur, memang benar seprei Dennis yang berwarna hijau rumput itu yang dibawanya, dia pun berpikir kalau saja Hanny tahu Dennis datang kesini dan tinggal bersamanya, apakah Hanny akan marah.

"Di bawah ada mini market 24jam, tolong kamu ke bawah dan beli sebotol air, di rumah ini tidak ada air." Wenny berkata: "Aku mau hidupin pemanas air, aku sudah ngantuk, ingin cepat-cepat mandi dan tidur."

Hari ini dia sangat capek, karena membersihkan rumah ini sudah menghabiskan banyak tenaga, dia tidak ingin memikirkan lagi apakah Dennis ingin tinggal disini atau tidak, karena yang diinginkannya sekarang hanyalah tidur.

Wenny pun selesai mandi dan langsung tidur di atas ranjang, saat itu, Dennis masih belum pulang, tidak lama kemudian Dennis pun pulang dan melihat Wenny yang sudah terlelap.

Dennis menaruh air di sudut dapur, sebenarnya mungkin tidak akan digunakan, tapi Wenny takut akan muncul situasi yang sama, jadi akan lebih baik jika ada persiapan.

Dia sudah lupa kapan dia membeli rumah ini, sepertinya karena saat itu temannya butuh uang dan menjual kepadanya, dia pun langsung membelinya.

Awalnya dia berencana untuk menjualnya, tapi akhirnya dia merasa walaupun rumah ini kecil, tapi lingkungan di sekitar rumah ini lumayan baik.

Tidak disangka hari ini dia malah tinggal di rumah ini.

Tapi rumah kecil memang tidak nyaman, terutama Dennis yang sudah terbiasa dengan tempat luas, dia benar-benar merasa tidak nyaman.

Apalagi, ranjang Wenny sangat kecil.

Ini adalah ranjang untuk satu orang.

Kalau bukan karena Wenny disini, Dennis sama sekali tidak ingin disini.

Wenny merasa ada tubuh yang dingin mendekatinya, tapi aroma tubuh ini membuatnya sangat nyaman, dia pun segera menempelkan diri kesana, dan menggunakan pipinya menggesek dadanya.

"Dasar tidak tahu malu ya paman kecil, kamu tidak pakai baju." Wenny meraba tubuhnya.

Dennis pun memegang tangannya, "Jangan ribut. "Disini tidak ada baju ganti."

"Ada kok. Hanny menyimpan celana dalammu~" Membicarakan topik ini, Wenny pun tersadar kembali, dia ingin mengambilnya, tapi berhasil ditekan Dennis.

Dennis merasa canggung dan berkata, "Wenny, sampai kapan kamu mau mengatakan ini terus."

Wenny memurungkan mulutnya, "Aku ingin mengatakan ini selamanya. Biar kamu kesal seumur hidupmu."

Tapi mengatakan tentang selamanya, Wenny pun tiba-tiba menghela nafasnya, dia mengingat perkataan Veronica, Veronia mengatakan kalau sejak kecil hubungannya dengan Dennis sangat baik, seberapa baik? Sampai-sampai tidur pun harus di samping Dennis.

Saat Dennis masih berumur belasan tahun, dia sama sekali tidak tahu mengurus anak kecil, tapi Wenny mengikutinya kemana-mana, anehnya, Dennis juga tidak menolak untuk menjaga Wenny, ini membuat orang-orang merasa bingung.

Masa-masa di luar negeri, kalau bukan Dennis dan Chandra, Veronica tidak tahu harus bagaimana mengurus Wenny.

Saat kecil Wenny sering sakit, terkadang dia juga sangat ribut sehingga Veronica tidak tahu harus bagaimana lagi, untunglah ada Dennis.

Hingga akhirnya saat Dennis membawa Wenny yang berumur empat tahun pulang ke rumah, Charles pun mulai mengingatkan Wenny kalau tidak boleh membiarkan pria membantunya mandi.

Wenny pun tiba-tiba masuk ke dalam pelukan Dennis, menggunakan jarinya untuk menggambar di dadanya, "Paman kecilku... Sejak kecil kita memang sudah berjodoh, kamu pernah membantuku mandi, kamu pernah melihat tubuhku, kamu sudah menjadi milikku."

Dennis merasa sedikit gatal, dia menarik tangan Wenny ke bagian bawah tubuhnya untuk menyentuh sesuatu yang keras itu, wajah Wenny seketika memerah dan panas membuatnya tidak berani memegangnya.

"Paman kecil..."

"Apa yang kamu katakan benar, kita berjodoh sejak kecil."

Sebenarnya Dennis juga bisa merasakan, bertahun-tahun lamanya, gadis mana lagi yang pernah membuatnya seserius ini, Wennylah satu-satunya.

Dulu tidak berkaitan dengan cinta, karena dia adalah pamannya, tapi tidak tahu sejak kapan dia menyadari kalau Wenny sudah menjadi seorang wanita, tidak pantas kalau dia masih begitu dekat dengannya.

Sepertinya dimulai sejak Wenny pertama kali menstruasi?

Hari itu memang sedikit di luar dugaan, dia disuruh membeli pembalut, tapi dia tidak menemukannya dan malah membeli popok bayi, lelucon ini pun sering diungkit Wenny selama bertahun-tahun.

Wenny melihat Dennis, dia tidak tahu apa yang dipikirkannya, dia menendang-nendang betisnya dan berkata, "Kamu sudah menekanku."

"Ranjang ini kekecilan." Dennis pun meraba rambut panjang Wenny, "Tapi, walaupun sempit tapi menyenangkan."

"Dasar, otak mesum." Wenny memijit-mijit bagian bawahnya itu, "Dulu aku tidak tahu kalau paman kecilku sangat membutuhkan ini."

Dennis mengambil durex itu, Wenny pun tertawa, "Aduh, kalau saja Hanny tahu barangnya ini dipersiapkan untukku, dia pasti akan muntah darah."

Dennis tersenyum, menyuruh Wenny membantunya memakainya.

Setelah memakainya, Dennis pun langsung masuk ke dalam, Wenny merasa masih nyaman seperti dulu, baru bergerak beberapa kali saja, dia pun sudah kegirangan dan menjerit.

Sebaliknya, Dennis malah menghela nafas, setelah beberapa kali dia pun berbisik ke telinga Wenny: "Dulu tidak pernah pakai, sekarang memakai ini rasanya tidak nyaman."

"Hah? Kenapa?" Wenny juga merasakannya dan berkata, "Dulu lebih terasa karena langsung bersentuhan, sekarang dilapisi pembatas makanya tidak nyaman."

Dennis menjawab pelan "ya", "Tapi tidak apa-apa, memang harus pakai alat kontrasepsi."

Wenny tiba-tiba seperti telah mengingat sesuatu, tiba-tiba dia mendorong Dennis, menarik kondom itu dengan kedua tangannya, "Tidak, tidak, tidak boleh dipakai. Masalahnya karena Hanny yang beli, aku merasa jijik."

Dia pun kembali berbaring dan berkata manja, "Ranjang satu orang ini cocok untuk posisi satu di atas satu di bawah, ayo sini."

Dennis pun meliriknya dengan genit, pacar sebaik ini, tidak pernah ditemukannya dimanapun.

Tidak lama kemudian, di dalam rumah langsung terisi dengan suara erangan-erangan pria dan wanita saat berhubungan.

Dan juga suara ranjang yang terguncang kencang.

Tapi tidak lama kemudian, dari sebelah rumah tiba-tiba terdengar suara ketukan yang keras, diikuti suara teriakan pria yang kasar, "Dasar, mau berhubungan ya berhubungan saja sana, jangan teriak kencang-kencang dong?? Mau ngejekin aku yang masih single ya???"

Wenny terkejut dan hampir terjatuh dari atas tubuh Dennis, dia pun memeluk lehernya, mereka berdua hanya bisa tersenyum pasrah.

Dia sudah lupa kalau ini adalah rumah sewa, bukan rumah Dennis yang besar itu.

Mereka hampir melakukan hal yang mengganggu warga.

Keesokan harunya Wenny langsung mengusir Dennis, dia mencari gaun yang cantik dan dipakainya ke rumah.

Veronica sudah bilang kalau Charles sakit karena Lavenia, kalau dia tidak pulang ke rumah, mungkin ayahnya akan menganggapnya sebagai anak yang tidak berbakti.

Sebenarnya Wenny sejak kecil sudah sangat menyukai ayahnya, juga sangat mengagumi ayahnya, saat kecil ayahnya juga sangat memanjakannya, walaupun Lavenia sudah lahir, ayahnya tetap menyayanginya.

Tapi sifat ayahnya memang sedikit keras kepala.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu